• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Arus Kas

1. Arus Kas dari Aktifitas Operasi a. Arus Kas Masuk

Dalam Tahun Anggaran 2011 jumlah arus masuk kas dari aktivitas operasi antara lain dari Pendapatan Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah, Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus dan Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Lainnya sebesar Rp837.418.488.518,25 mengalami peningkatan sebesar Rp176.358.763.180,95 atau 26,68% dibanding dengan tahun 2010 hanya memperoleh Rp661.059.725.337,30 dengan uraian pendapatan sebagai berikut:

(dalam rupiah)

No Uraian 2011 2010 Kenaikan

/(Penurunan) 1 Pendapatan Pajak

Daerah 10.560.918.500,00 5.881.530.552,00 4.679.387.948,00 2 Hasil Retribusi Daerah 14.460.845.228,00 10.329.913.980,00 4.130.931.248,00 3

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

56.407.147.255,00 13.438.333.827,00 42.968.813.428,00

4 Lain-lain Pendapatan

Asli Daerah yang Sah 7.583.922.588,60 6.058.920.690,00 1.525.001.898,60 5 Bagi Hasil

Pajak/Bukan Pajak 49.614.028.870,00 49.395.657.661,00 218.371.209,00 6 Dana Alokasi Umum 495.852.276.000,00 436.347.143.000,00 59.505.133.000,00 7 Dana Alokasi Khusus 58.720.900.000,00 56.562.200.000,00 2.158.700.000,00 8

Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda Lainnya

15.246.874.440,65 19.860.962.885,30 (4.614.088.444,65)

9 Dana Penyesuaian dan

Otonomi Khusus 126.369.708.680,00 59.935.629.400,00 66.434.079.280,00 10

Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda Lainnya

2.221.080.000,00 2.517.750.000,00 (296.670.000)

11

Penerimaan/Setoran dr Bendahara Pengeluaran selama tahun 2010

380.786.956,00 731.683.342,00 (350.896.386) Jumlah 837.418.488.518,25 661.059.725.337,30 176.358.763.180,95

51 b. Arus Keluar Kas

Dalam Tahun Anggaran 2011 jumlah arus keluar kas dari aktivitas operasi antara lain dari Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, dan Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa sebesar Rp627.481.246.299,55 mengalami peningkatan sebesar Rp56.676.100.211,67 atau 9,93% dibanding dengan tahun 2010 hanya memperoleh Rp570.805.146.087,88 dengan uraian belanja sebagai berikut:

(dalam rupiah)

No Uraian 2011 2010 Kenaikan

/(Penurunan) 1 Belanja Pegawai 450.751.305.536,83 405.359.550.026,00 45.391.755.510,83 2 Belanja Barang 121.450.347.829,00 97.766.223.826,00 23.684.124.003,00

3 Belanja Subsidi 0,00 300.000.000,00 (300.000.000)

4 Belanja Hibah 9.673.048.000,00 29.531.156.960,00 (19.858.108.960,00) 5 Belanja Bantuan Sosial 12.000.921.603,72 7.823.795.928,88 4.177.125.674,84 6

Belanja Bagi Hasil kepada Prov/Kab/ Kota dan Pemdes

329.600.000,00 317.100.000,00 12.500.000,00

7

Belanja Bantuan Keuangan kepada Prov/Kab/Kota dan Pemerintahan Desa

32.856.114.430,00 29.707.319.347,00 3.148.795.083,00 8 Belanja Tidak Terduga 419.908.900,00 0,00 419.908.900,00 Jumlah 627.481.246.299,55 570.805.146.087,88 56.676.100.211,67

2. Arus Kas dari Aktifitas Investasi Aset Non Keuangan a. Arus Masuk Kas

Arus masuk kas dari aktivitas investasi aset non keuangan tahun 2011 sebesar Rp61.029.850,00 mengalami penurunan sebesar Rp204.967.782,00 atau 77,06% dibanding dengan tahun 2010 memperoleh sebesar Rp265.997.632,00 dengan uraian sebagai berikut:

(dalam rupiah)

No Uraian 2011 2010 Kenaikan

/(Penurunan) 1 Penjualan peralatan kantor

yang tak terpakai 0,00 0,00 0,00

2 Penjualan mesin/alat-alat

berat tak terpakai 0,00 0,00 0,00

3 Penjualan kendaraan dinas

roda dua 2.207.000,00 5.937.000,00 (3.730.000,00)

4 Penjualan kendaraan dinas

roda empat 23.000.000,00 70.899.000,00 (47.899.000,00) 5 Pengamanan harga gabah 16.000.000,00 12.000.000,00 4.000.000,00 6 Penjualan bahan-bahan

bekas bangunan 1.675.000,00 11.500.000,00 (9.825.000,00) 7

Penerimaan/Setoran dr Bendahara Pengeluaran selama tahun 2010

18.147.850,00 165.661.632,00 (147.513.782,00) Jumlah 61.029.850,00 265.997.632,00 (204.967.782,00)

52 b. Arus Keluar Kas

Arus keluar kas dari aktivitas investasi aset non keuangan tahun 2011 sebesar Rp171.645.640.131,00 mengalami peningkatan sebesar Rp74.563.853.918,00 atau 76,80% dibanding dengan tahun 2010 sebesar Rp97.081.786.213,00 dengan uraian sebagai berikut:

(dalam rupiah)

No Uraian 2011 2010 Kenaikan

/(Penurunan) 1 Belanja Modal Tanah 6.196.501.658,00 1.580.215.830,00 4.616.285.828,00 2 Belanja Modal

Peralatan dan Mesin 48.353.760.672,00 14.205.197.564,00 34.148.563.108,00 3 Belanja Modal

Gedung dan Bangunan 28.045.792.748,00 21.835.030.900,00 6.226.673.848,00 4 Belanja Modal Jalan,

Irigasi dan Jaringan 73.261.888.265,00 58.995.982.519,00 14.265.905.746,00 5 Belanja Modal Aset

Tetap Lainnya 15.787.696.788,00 465.359.400,00 15.306.425.388,00 Jumlah 171.645.640.131,00 97.081.786.213,00 74.563.853.918,00

3. Arus Kas dari Aktifitas Pembiayaan a. Arus Masuk Kas

Arus masuk kas selama periode tahun 2011 sebesar Rp37.104.500,00 mengalami penurunan sebesar Rp29.862.215,00 atau 44,59% dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar Rp66.966.715,00 dengan uraian sebagai berikut :

(dalam rupiah)

No Uraian 2011 2010 Kenaikan/

(Penurunan) 1 Penerimaan Kembali

Pemberian Pinjaman 37.104.500,00 66.966.715,00 (29.862.215,00) Jumlah 37.104.500,00 66.966.715,00 (29.862.215,00)

b. Arus Keluar Kas

Arus keluar kas selama periode tahun 2011 sebesar Rp9.983.722.874,00 mengalami kenaikan sebesar Rp3.047.612.179,00 atau 43,94% dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar Rp6.936.110.695,00 dengan uraian sebagai berikut:

(dalam rupiah)

No Uraian 2011 2010 Kenaikan/

(Penurunan) 1 Penyertaan Modal

Pemerintah Daerah

9.961.574.474,00 6.500.000.000,00 3.461.574.474,00 2 Pembayaran Pokok

Hutang

22.148.400,00 436.110.695,00 (413.962.295,00) Jumlah 9.983.722.874,00 6.936.110.695,00 3.047.612.179,00

53 4. Arus Kas dari Aktifitas Non Anggaran Pada Penguasaan BUD

a. Arus Masuk Kas

Arus masuk kas selama periode tahun 2011 sebesar Rp32.615.545.003,00 mengalami kenaikan sebesar Rp4.249.538.096,00 atau 14,98% dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar Rp28.366.006.907,00 dengan uraian sebagai berikut:

(dalam rupiah)

No Uraian 2011 2010 Kenaikan

/(Penurunan) 1

Penerimaan perhitungan Fihak ketiga (PFK)

32.545.394.990,00 28.234.555.997,00 4.310.838.993,00

2

Penerimaan setoran sisa kas di Bendahara pengeluaran TA 2009 dan sebelumnya

70.150.013,00 131.450.910,00 (61.300.897)

Jumlah 32.615.545.003,00 28.366.006.907,00 4.249.538.096,00 b. Arus Keluar Kas

Arus keluar kas selama periode tahun 2011 sebesar Rp32.545.394.990,00 mengalami kenaikan sebesar Rp4.310.838.993,00 atau 15,27% dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar Rp28.234.555.997,00 dengan uraian sebagai berikut:

(dalam rupiah)

No Uraian 2011 2010 Kenaikan

/(Penurunan) 1 Penerimaan perhitungan

Fihak ketiga (PFK) 32.545.394.990,00 28.234.555.997,00 4.310.838.993,00 Jumlah 32.545.394.990,00 28.234.555.997,00 4.310.838.993,00

5. Kenaikan/Penurunan Kas Selama Periode

Selama Tahun Anggaran 2011 terjadi kenaikan kas bersih sebesar Rp28.476.163.576,70.

6. Saldo Awal Kas per 1 Januari 2011

Saldo Awal Kas di BUD per 1 Januari 2011 adalah sebesar Rp52.724.995.724,66 yang merupakan Saldo Awal Kas di BUD.

7. Saldo Akhir Kas per 31 Desember 2011

Saldo akhir kas per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp81.639.453.190,36 yang terdiri atas Kas di BUD sebesar Rp81.201.159.301,36, Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar Rp438.293.889,00 dan Kas di Bendahara Penerimaan sebesar Rp0,00.

BPK RI PERWAKILAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 55 GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN

1. Dasar Hukum Pemeriksaan

a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan

c. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

d. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;

2. Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan LKPD TA 2011 adalah untuk memberikan opini atas tingkat kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah daerah yang didasarkan pada kriteria:

a. Kesesuaian terhadap Standar Akuntansi Pemerintahan;

b. Kecukupan pengungkapan (adequate disclosures);

c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan;

d. Efektivitas sistem pengendalian intern.

3. Sasaran Pemeriksaan

Sasaran pemeriksaan LKPD TA 2011 meliputi pengujian atas;

a. Efektivitas desain dan implementasi sistem pengendalian intern termasuk Pertimbangan hasil pemeriksaan sebelumnya;

b. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. Penyajian saldo akun-akun dan transaksi-transaksi pada Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas TA 2011 sesuai dengan SAP;

d. Penyajian saldo akun-akun dalam neraca per 31 Desember 2011;

e. Pengungkapan informasi keuangan pada Catatan atas Laporan Keuangan;

Pengujian atas Laporan Keuangan bertujuan untuk menguji semua pernyataan manajemen (asersi manajemen) dalam informasi keuangan, efektivitas pengedalian intern dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku meliputi;

a. Keberadaan dan keterjadian

Bahwa seluruh aset dan kewajiban yang disajikan dalam Neraca per 31 Desember 2011 dan seluruh transaksi penerimaan, belanja dan pembiayaan anggaran yang disajikan dalam LRA TA 2011 benar-benar ada dan terjadi selama periode tersebut serta telah didukung dengan bukti-bukti yang memadai.

b. Kelengkapan

Bahwa seluruh aset, kewajiban dan ekuitas dana yang dimiliki dan telah dicatat dalam neraca dan seluruh transaksi penerimaan daerah, belanja daerah dan pembiayaan yang terjadi selama Tahun Anggaran 2011 telah dicatat dalam LRA.

c. Hak dan Kewajiban

Bahwa seluruh aset yang tercatat dalam neraca benar-benar dimiliki atau hak dari pemerintah daerah dan utang yang tercatat merupakan kewajiban pemerintah daerah pada tanggal pelaporan

d. Penilaian dan Alokasi

Bahwa seluruh aset, utang, penerimaan dan belanja daerah serta pembiayaan telah disajikan dengan jumlah dan nilai semestinya; diklasifikasi sesuai dengan

BPK RI PERWAKILAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 56 standar/ketentuan yang telah ditetapkan; dan merupakan alokasi biaya/anggaran Tahun Anggaran 2011.

e. Penyajian dan pengungkapan

Bahwa seluruh komponen laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan ketentuan dan telah diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

4. Standar Pemeriksaan

Peraturan BPK RI Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)

5. Metode Pemeriksaan

Metodelogi pemeriksaan atas LKPD Tahun 2011 meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil pemeriksaan, yaitu sebagai berikut;

a. Perencanaan Pemeriksaan

1) Pemahaman Entitas dan Sistem Pengendalian Intern

Pemahaman atas entitas dan sistem pengendalian intern dapat diperoleh dari laporan hasil pemeriksaan sebelumnyaa, laporan hasil pemeriksaan pendahuluan, catatan atas laporan keuangan yang diperiksa, pemantauan tindak lanjut, dan database yang telah dimiliki serta peraturan atau kebijakan tertulis/formal kepala daerah terkait.

Pemahaman atas entitas tersebut meliputi pemahaman atas latar belakang/dasar hukum pendirian pemerintah daerah, kegiatan utama entitas termasuk sumber pendapatan daerah, lingkungan yang mempengaruhi, pejabat terkait sampai dengan dua tingat vertikal ke bawah di bawah kepala daerah, dan kejadian luar biasa yang berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan daerah. Pemeriksa perlu mengindentifikasi kelemahan-kelemahan signifikasn atau area-area kritis yang memerlukan perhatian mendalam, sehingga membantu pemeriksa untuk (1) mengidentifikasi jenis potensi kesalahan, (2) mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji material, (3) mendesain pengujian sistem pengendalian intern dan (4) mendesain prosedur pengujian substantif.

2) Pertimbangan Hasil Pemeriksaan Sebelumnya

Pemeriksa harus mempertimbangkan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut hasil pemeriksaan sebelumnya. Pemeriksaan harus meneliti pengaruh hasi pemeriksaan sebelumnya dan tindak lanjutnya terhadap LKPD yang diperiksa, terutama terkait dengan kemungkinan temuan-temuan pemeriksaan yang berulang dan keyakinan pemeriksa atas saldo awal akun atau perkiraan pada neraca yang diperiksa.

3) Penentuan Metode Uji Petik

Penentuan metode uji petik berdasarkan pertimbangan profesional pemeriksa dengan memperhatikan beberapa aspek antara lain;

a) Tingkat risiko, jika hasil pengujian SPI disimpulkan pengendalian intern suatu akun lemah, maka sampel untuk pengujian substantif atas tersebut harus lebih besar. Jika akun-akun tertentu mempunyai risiko bawaan (inherent risk) yang lebih tinggi dari akun-akun lainnya, maka sampel untuk pengujian substantif untuk akun-akun tersebut harus lebih besar.

BPK RI PERWAKILAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 57 b) Tingkat materialitas yang telah ditentukan. Jika tingkat materialitas kecil, maka sampel yang diambil harus lebih besar dan begitu juga sebaliknya.

Jumlah sampel tidak hanya didasarkan pada nilai saldo akun, tetapi memperhatikan transaksi-transaksi yang membentuk saldo tersebut.

c) Saldo akun yang kecil bisa dibentuk dari transaksi-transaksi positif dan negatif yang besar;

d) Cost and benefit, manfaat uji petik atas suatu transaksi atau saldo akun harus lebih besar dari biaya pengujian tersebut.

b. Pelaksanaan Pemeriksaan 1) Pengujian Analitis

Pengujian analitis dalam pelaksanaan pemeriksaan dapat dilakukan dengan analisa data dan analisa rasio dan tren, sesuai dengan area yang telah ditetapkan sebagai uji petik. Pengujian analitis terinci ini diharapkan dapat membantu pemeriksa untuk menemukan hubungan logis penyajian akun pada LKPD dan menilai kecukupan pengungkapan atas setiap perubahan pada pos/akun/unsur pada laporan keuangan yang diperiksa, serta membantu menentukan area-area signifikan dalam pengujian sistem pengendalian intern dan pengujian substantif atas transaksi dan saldo.

2) Pengujian Pengendalian

Petunjuk pengujian pengendalian meliputi pengujian yang dilakukan pemeriksa terhadap efektivitas desain dan implementasi sistem pengendalian intern dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Dalam pengujian desain sistem pengendalian intern, pemeriksa mengevaluasi apakah sistem pengendalian intern telah didesain secara memadai dan dapat meminimalisasi secara relatif salah saji dan kecurangan. Sementara pengujian implementasi sistem pengendalian intern dilakukan dengan melihat pelaksanaan pengendalian pada kegiatan atau transaksi yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

Pengujian sistem pengendalian intern merupakan dasar pengujian substantif selanjutnya. Pengujian tersebut dilakukan baik pada saat pemeriksaan interim, maupun pemeriksaan laporan keuangan.

3) Pengujian Substantif atas Transaksi dan Saldo

Pengujian substantif meliputi atas transaksi dan saldo-saldo akun/perkiraan serta pengungkapannya daam laporan keuangan yang diperiksa. Pengujian tersebut dilakukan setelah pemeriksa memperoleh LKPD (unaudited) dan dilakukan untuk meyakini asersi manajemen atas LKPD yaitu; (1) keberadaan dan keterjadian, (2) kelengkapan (3) hak dan kewajiban, (4) penilaian dan pengalokasian, serta (5) penyajian dan pengungkapan.

4) Penyelesaian Penugasan

Hal-hal yang terkait dengan pekerjaan dalam menyelesaikan penugasan beserta form-form pelaporan pemeriksaan (Daftar koreksi, Form risalah pembahasan TP, Form TP, Form Tanggapan)

c. Pelaporan

Setelah melakukan pengujian terinci diatas, pemeriksa menyimpulkan hasil pemeriksaan dan dituangkan dalam laporan hasil pemeriksaan.

BPK RI PERWAKILAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 58 6. Jangka Waktu Pemeriksaan

Jangka waktu pemeriksaan adalah selama 30 (tiga puluh lima) hari kalender mulai tanggal 3 April sampai dengan 2 Mei 2012.

7. Objek Pemeriksaan

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Pemerintah Sumbawa Tahun Anggaran 2011 yang terdiri dari Neraca per 31 Desember 2011, Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Arus Kas (LAK) dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Dokumen terkait