• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan dibuat sesuai dengan pedoman

PANDUAN PENILAIAN

3. APP.POM.PFM.I.B.01.0001

4.1. Laporan dibuat sesuai dengan pedoman

4.2. Laporan hasil pengolahan data

disajikan dengan baik BATASAN VARIABEL

1. Konteks variabel

4.3. Unit kompetensi ini berlaku untuk mengolah, menganalisa dan memonitoring data berkaitan penilaian

4.4. Hasil dari pelaksanaan pekerjaan dalam unit kompetensi ini adalah laporan tentang data terkait penilaian

2. Peralatan dan perlengkapan 2.1. Perlengkapan

2.1.1. Alat tulis 2.1.2. Kalkulator 2.2. Peralatan

2.2.1. Komputer

2.2.2. Software untuk analisis data (Ms. Office) dan aplikasi registrasi online

3. Peraturan yang diperlukan

3.1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495). 3.2. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 1998 tentang

pengamanan sediaan farmasi dan kesehatan;

3.3. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 02001/SK/KBPOM tahun 2001 tentang Organisasi dana Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan

- 58 - 4.1. Norma

4.1.1. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Kode Etik dan Kode Perilaku Aparatur Sipil Negara Badan Pengawas Obat dan Makanan

4.2. Standar

4.2.1. SOP dan IK terkait Pengawasan Pre Market

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks penilaian

1.1. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan, yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dalam melakukan melakukan pengelolaan, analisa dan monitoring data berkaitan penilaian;

1.2. Penilaian dapat dilakukan dengan cara observasi pelaksanaan pekerjaan, ujian lisan, ujian tertulis, demontrasi/praktek, porto folio, dan/atau simulasi, mencakup proses dan hasil kerja;

1.3. Penilaian dapat dilakukan di bengkel kerja (workshop), tempat kerja, dan/atau tempat uji kompetensi (TUK).

2. Persyaratan kompetensi (tidak ada)

3. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan 3.1. Pengetahuan yang diperlukan

3.1.1. Mengetahui cara penggunaan komputer.

3.1.2. Berbagai istilah terkait penilaian terkait sediaan farmasi dan makanan

3.2. Ketrampilan yang diperlukan

3.2.1. Menyiapkan bahan secara sistematis

3.2.2. Menyusun bahan secara efektif dan efisien

3.2.3. Berkomunikasi dengan pihak internal dan eksternal. 3.2.4. Mengoperasikan software (Ms. Office) dan

mengoperasikan internet 4. Sikap kerja yang diperlukan

4.1. Teliti dan cermat dalam penyiapan bahan.

4.2. Berkontribusi produktif dan hubungan yang harmonis dengan staf internal dan eksternal direktorat.

4.3. Kemampuan berfikir kritis dan membuat keputusan secara cepat dan benar

5. Aspek kritis

- 59 -

5.2. Mengolah informasi untuk menyimpulkan 2. UNIT KOMPETENSI INTI FUNGSI PEMERIKSAAN

1. APP.POM.PFM.I.B.02.007.01

Melakukan pemeriksaan sarana produksi, distribusi, pelayanan sediaan farmasi dan makanan tingkat kesulitan I

KODE UNIT : APP.POM.PFM.I.B.02.007.01

JUDUL UNIT : Melakukan pemeriksaan sarana produksi, distribusi, pelayanan sediaan farmasi dan makanan tingkat kesulitan I

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan

pengetahuan keterampilan, dan sikap kerja yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan sarana produksi, distribusi, pelayanan sediaan farmasi dan makanan tingkat kesulitan I

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 1. Menyiapkan bahan

pemeriksaan.

1.1. Surat tugas pemeriksaan

disiapkan dengan baik

1.2. Bahan pemeriksaan (cheklist, peraturan/referen siterkait) disiapkan dengan baik

1.3. Peralatan pemeriksaan (laptop, printer dll)

disiapkan dengan baik

2. Melakukan pemeriksaan sarana

2.1. Temuan dan hasil observasi

dicatat dengan baik

2.2. Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dibuat dengan baik 3. Membuat laporan hasil

pemeriksaan

3.1. Temuan hasil pemeriksaan dalam BAP diinventarisasi dengan baik

3.2. Referensi yang berkaitan dengan temuan disiapkan dengan baik

3.3. Hasil pemeriksaan yang sudah final dientri ke dalam

- 60 -

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA sistem SIPT

BATASAN VARIABEL

1. Konteks variabel

1.1. Unit kompetensi ini berlaku untuk pemeriksaan obat dan makanan di:

1.1.1. Industri Makanan Low Risk, Industri Rumah Tangga/Jasa Boga Golongan C; atau

1.1.2. Usaha Menengah Obat Tradisional (UMOT) yang memproduksi Obat Tradisional dengan teknologi sederhana, misal bentuk Serbuk, Cairan Obat Luar; atau

1.1.3. Industri Kosmetika Golongan B; atau

1.1.4. Industri Kemasan Pangan atau Industri Pangan yang memproduksi kemasan pangan

1.1.5. Industri Rokok Tipe B 1.1.6. Minimarket

1.1.7. Toko / Kios Makanan

1.1.8. Toko / Kios Kosmetik, Pengecer Obat Tradisional 1.1.9. Salon, Klinik Kecantikan

1.1.10. Sarana Distribusi sektor pemerintah

1.1.11. Pedagang Besar Farmasi (PBF) Penyalur Obat Jadi Non Cold Chain Product (CCP)

1.1.12. Pedagang Besar Farmasi (PBF) Penyalur Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor; atau

1.1.13. Supermarket

1.1.14. Grosir Obat Tradisional

1.1.15. Stokist / Multi Level Marketing (MLM) 1.1.16. Pengecer Bahan Berbahaya

1.1.17. Pedagang Besar Farmasi (PBF) Penyalur Bahan Baku 1.1.18. Pedagang Besar Farmasi (PBF) Penyalur Certificate of

Pharmaceutical Product (CPP) serta Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor

1.1.19. Importir / Distributor Makanan 1.1.20. Importir / Distributor Simplisia

1.1.21. Importir / Distributor Bahan Berbahaya 1.1.22. Importir / Distributor Obat Tradisional 1.1.23. Importir / Distributor Obat Kuasi

- 61 -

1.1.25. Importir / Distributor Kosmetik

1.2. Hasil dari pelaksanaan pekerjaan dalam unit kompetensi ini adalah laporan hasil pemeriksaan sarana produksi, distribusi, pelayanan sediaan farmasi dan makanan tingkat kesulitan I 2. Peralatan dan perlengkapan

2.1. Peralatan 2.1.1. Laptop 2.1.2. Printer 2.1.3. Alat tulis 2.1.4. Kamera 2.1.5. Kaca Pembesar 2.2. Perlengkapan 2.2.1. Surat tugas 2.2.2. Checklist / Formulir-Formulir 2.2.3. Peraturan / PW / Referensi lain 2.2.4. Kertas Kop

3. Peraturan yang diperlukan

3.1 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 3495);

3.2 Undang-undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5360);

3.3 Undang-undang No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 45, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5512);

3.4 Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 138);

3.5 Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 3867);

3.6 Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 278, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5380);

3.7 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1010/Menkes/Per/XI/2008 tentang Registrasi Obat

- 62 -

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1120/MenKes/Per/XI/2008

3.8 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1787/Menkes/Per/XII/2010 tentang Iklan dan Publikasi Pelayanan Kesehatan

3.9 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1176/MENKES/PER/VIII/2010 Tentang Notifikasi Kosmetika 3.10 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 007

Tahun 2012 Tentang Registrasi Obat Tradisional

3.11 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau

3.12 Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 02396/A/SK/VIII/86 tanggal 7 Agustus 1986 Tentang Tanda Khusus Obat Keras Daftar G

3.13 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 068/Menkes/SK/II/2006 tentang Pencantuman Nama Generik pada Label Obat sebagaimana telah diubah dengan

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

314/MenKes/SK/V/2006

3.14 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 069/Menkes/SK/II/2006 tentang Pencantuman HET pada Label Obat

3.15 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pengadaan, Distribusi dan Pengawasan Bahan Berbahaya

3.16 Peraturan Bersama Kepala Badan POM dengan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 dan Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pengawasan Bahan Berbahaya yang Disalahgunakan dalam Pangan

3.17 Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 6355/Dirjend/SK/69 tentang Tanda Peringatan Obat Bebas Terbatas

3.18 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.41.1384 Tahun 2005 tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka

3.19 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.06.10.5166 tanggal 30 Juni 2010 tentang Pencantuman Informasi Asal Bahan tertentu, Kandungan Alkohol dan Batas Kadaluwarsa pada penandaan/ label obat, obat tradisional, suplemen makanan dan pangan

- 63 -

3.20 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK 00.05.52.0685 tahun 2005 tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Pangan Fungsional 3.21 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor

HK.03.1.23.12.10.12459 Tahun 2010 Tentang Persyaratan Teknis Kosmetika (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 653) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 44 Tahun 2013

3.22 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 41 Tahun 2013 tentang Pengawasan Produk Tembakau Yang Beredar, Pencantuman Peringatan Kesehatan Dalam Iklan dan Kemasan Produk Tembakau, dan Promosi

3.23 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.10.11.08481 tahun 2011 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat.

3.24 Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.52.4321 tanggal 4 Desember 2003 tentang Pedoman Umum Pelabelan Produk Pangan

3.25 Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.4.3870 Tahun 2003 tentang Pedoman Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik

3.26 Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.23.3644 Tahun 2004 tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Suplemen Makanan 3.27 Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

Republik Indonesia Nomor HK.00/05.1.2569 tanggal 31 Mei 2004 tentang Kriteria dan Tata Laksana Penilaian Produk Pangan

3.28 Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.23.3644 Tahun 2004 tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Suplemen Makanan 3.29 Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

Republik Indonesia Nomor HK.00.05.41.1384 Tahun 2005 tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka.

3.30 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.03.1.23.08.11.07517 Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 597) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.03.1.23.06.12.3697 Tahun 2012

- 64 -

3.31 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.03.1.23.11.10052 Tahun 2011 tentang Pengawasan Produksi dan Peredaran Kosmetika

3.32 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.03.1.23.12.11.10719 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pemusnahan Kosmetik

4. Norma dan standar 4.1. Norma

4.1.1. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Kode Etik dan Kode Perilaku Aparatur Sipil Negara Badan Pengawas Obat dan Makanan

4.2. Standar

4.2.1. Pedoman Tindak Lanjut Pengawasan Obat dan Makanan

4.2.2. Petunjuk Penerapan Sanitasi, Higiene dan Dokumentasi

4.2.3. Pedoman Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya 4.2.4. Instruksi Kerja (IK) terkait dengan pemeriksaan sarana

obat dan makanan

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks penilaian

1.1. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan, yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dalam melakukan pemeriksaan sarana produksi, distribusi, pelayanan sediaan farmasi dan makanan tingkat kesulitan I; 1.2. Penilaian dapat dilakukan dengan cara observasi pelaksanaan

pekerjaan, ujian lisan, ujian tertulis, demontrasi/praktek, porto folio, dan/atau simulasi, mencakup proses dan hasil kerja;

1.3. Penilaian dapat dilakukan di bengkel kerja (workshop), tempat kerja, tempat simulasi, sarana dan/atau tempat uji kompetensi (TUK).

2. Persyaratan kompetensi (tidak ada)

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan 3.1. Pengetahuan

3.1.1. Aspek sanitasi, higiene dan dokumentasi sederhana CPOTB

- 65 - 3.2. Keterampilan

3.2.1. Keterampilan menulis

3.2.2. Keterampilan mengoperasikan kamera dan kaca pembesar

3.2.3. Keterampilan mengoperasikan komputer dan printer 4. Sikap kerja yang diperlukan

4.1. Jujur 4.2. Cermat 4.3. Objektif 4.4. Disiplin 4.5. Tanggung Jawab 4.6. Sabar

5. Aspek kritis penilaian

5.1. Kecermatan dan ketelitian dalam menuliskan temuan inspeksi dalam BAP.

5.2. Kecermatan dan ketelitian dalam mengentri laporan SIPT.

2. APP.POM.PFM.I.B.02.008.01 Melaksanakan pengambilan contoh tingkat kesulitan I

KODE UNIT : APP.POM.PFM.I.B.02.008.01

JUDUL UNIT : Melaksanakan pengambilan contoh tingkat kesulitan I

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang diperlukan untuk mampu melaksanakan pengambilan contoh di sarana Tingkat Kesulitan I

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 1. Menyiapkan bahan untuk

pengambilan contoh

1.1. Peralatan sampling

disiapkan dengan baik sesuai pedoman

1.2 Dokumen persiapan pengambilan contoh

disiapkan dengan baik sesuai pedoman

2. Melaksanakan

pengambilan contoh

2.1 Pengambilan contoh

- 66 -

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA pedoman

2.2 Berita Acara Pengambilan Contoh disusun dan ditandatangani

3. Mengelola contoh 3.1 Contoh diberi penandaan sesuai dengan pedoman 3.2 Surat permintaan uji

disiapkan dengan baik

3.3 Contoh dan surat permintaan uji dikirim ke laboratorium

3.4 Sampel didokumentasikan