• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA

B. Metode Penelitian

1. Laporan Hasil Wawancara

Narasumber wawancara ini adalah pengurus DPP dan ketua lingkungan di stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah. Ada 10 hal yang menjadi fokus pertanyaan dalam wawancara ini. Sepuluh pertanyaan tersebut yaitu: (a) Arti dari Perayaan Ekaristi (b) Tujuan mengikuti Perayaan Ekaristi (c) Yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi (d) Cara umat melibatkan diri dalam Perayaan Ekaristi (e) Kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki (f) Dampak dari keterlibatan umat mengikuti Perayaan Ekaristi (g) Keaktifan umat dalam melibatkan diri diberbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki (h) Faktor pendukung yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki (i) Faktor penghambat yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki (j) Harapan sehubungan pelaksanaan Perayaan Ekaristi, agar mendorong umat semakin terlibat dalam hidup menggereja di stasi pusat paroki.

Hal pertama, ditanyakan tentang apa arti dari Perayaan Ekaristi. Menurut Narasumber 1 yang mengatakan bahwa Perayaan Ekaristi adalah perkumpulan para umat untuk berdoa dan menyambut Tubuh Kristus {Lampiran wawancara halaman (3)}. Hal serupa juga diungkapkan oleh Narasumber 2 bahwa Perayaan Ekaristi ialah Perkumpulan para umat pada hari Raya {Lampiran wawancara halaman (4)}. Begitu juga yang dikatakan oleh Narasumber 4 bahwa Perayaan

Ekaristi adalah Perayaan bagian dari Tubuh dan Darah Kristus {Lampiran wawancara halaman (6)}. Pernyataan lain diungkapkan oleh Narasumber 6 yang mengatakan bahwa Perayaan Ekaristi yaitu Perayaan besar, Perayaan yang berbeda dari Perayaan biasanya yaitu Perayaan berjumpa dengan Tuhan {Lampiran wawancara halaman (9)}. Sedangkan pendapat yang dinyatakan oleh Narasumber 5 tentang Perayaan Ekaristi ialah Perayaan berjumpa dengan Tuhan, Perayaan menyambut Tubuh dan darah Kristus {Lampiran wawancara halaman (8)}. Pernyataan Narasumber 7 Perayaan Ekaristi ialah Puncak dari tubuh dan darah Kristus {Lampiran wawancara halaman (10)}. Pernyataan serupa diungkapkan oleh Narasumber 8 Perayaan Ekaristi adalah Puncak hidup orang katolik karena dalam Perayaan Ekaristi mengenang kembali Kristus dalam rupa Roti dan Anggur yang kita sambut {Lampiran wawancara halaman (11)}. Pernyataan lain diungkapkan oleh Narasumber 3 Perayaan Ekaristi ialah Perayaan Kudus, Perayaan sakral bukan sekedar lambang” {Lampiran wawancara halaman (5)}.

Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian ini dapat digambarkan bahwa pemahaman umat mengenai Perayaan Ekaristi sudah cukup baik, umat sudah mengerti dengan merayakan Perayaan Ekaristi selain berjumpa dengan saudara dan saudari seiman juga untuk mengenang kembali peristiwa Perjamuan Kristus pada malam terakhir.

Hal kedua yang ditanyakan tentang tujuan umat mengikuti Perayaan Ekaristi. Menurut Narasumber 1 yang mengatakan bahwa Tujuan umat mengikuti Perayaan Ekaristi ialah sebagai umat yang beriman bukan hanya sebagai

kewajiban saja namun adanya kesadaran dari individu seseorang untuk datang merayakan Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (3)}. Menurut narasumber 2 mengatakan bahwa tujuan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi ialah melalui sabda dengan membuka harapan dan pikiran untuk memahami bagaimana aku menyambut Tubuh dan Darah Kristus {Lampiran wawancara halaman (4)}.

Narasumber 4 memberi keterangan mengenai tujuan umat mengikuti Perayaan Ekaristi yakni untuk mengingat kembali akan Peristiwa Kristus melalui Perayaan Ekaristi, tanpa kehadiran Kristus merasa ada yang kurang dalam diri umat namun dengan hadirnya seorang Imam sebagai perantara untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus yang memimpin dalam Perayaan Ekaristi akan menjadi pelengkap bagi umat dalam merayakan Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (6)}. Selain itu keterangan Narasumber 8 mengungkapkan bahwa tujuan umat merayakan Perayaan Ekaristi ialah untuk bertemu dan merasakan kehadiran Tuhan lewat Perjamuan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (11)}.

Narasumber 5 memberi keterangan mengenai tujuan umat mengikuti Perayaan Ekaristi ialah supaya umat merasa damai, tenang dan berjumpa dengan saudara-saudari seiman {Lampiran wawancara halaman (8)}. Pendapat dari Narasumber 7 mengatakan bahwa berkumpul bersama saudara Kristus sebagai umat Allah {Lampiran wawancara halaman (10)}. Menurut Narasumber 6 tentang tujuan umat merayakan Perayaan Ekaristi adalah supaya doa untuk keluarga dapat dikabulkan dan menyambut Tubuh Tuhan {Lampiran wawancara halaman (9)}.

Pernyataan dari Narasumber 3 tujuan umat Merayakan Perayaan Ekaristi adalah mempersatukan diri dengan Tuhan {Lampiran wawancara halaman (5)}.

Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian ini dapat digambarkan bahwa umat mengetahui apa tujuan sebenarnya untuk mengikuti Perayaan Ekaristi selain merayakan Perayaan Ekaristi sebagai kewajiban, umat juga dapat mempersatukan diri dengan Tuhan sehingga merasa damai, tenang dan Iman akan Kristus semakin diperdalam dan harapan akan hidupnya semakin dipenuhi. Menyambut Tubuh dan Darah Kristus juga menjadi salah satu pelengkap bagi Umat untuk menghadirkan dan mengenang kembali Peristiwa Kristus.

Hal ketiga yang ditanyakan mengenai apa saja bagian-bagian yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi. Menurut Narasumber 1 bagian-bagian yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekatisti ialah bahwa Ada kelompok umur yang mengerti bagian-bagian Tata Perayaan Ekaristi, bahkan sebelum Perayaan Ekaristi dimulai terlebih dahulu dibacakan katekese (penjelasan mengenai Tata Perayaan Ekaristi) dengan tujuan supaya umat lebih memahami bagian-bagian Perayaan Ekaristi, dalam setiap mingguan selalu dibacakan bagian-bagian Tata Perayaan Ekaristi karena umat yang datang ke Perayaan Ekaristi tidak sekedar untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus namun umat juga harus mengerti bagian-bagian Tata Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (3)}. Keterangan juga diberikan oleh Narasumber 3 yaitu bahwa umat sudah mengerti bagian-bagian Tata Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (5)}. Menurut Narasumber 4 menerangkan bahwa pemahaman umat mengenai

bagian-bagian yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi ialah sekitar 60% sudah memahami, karena dipengaruhi oleh pendidikan yang dimiliki setiap umat, 40% non pendidikan, secara pelan-pelan umat sudah bisa memahami tentang liturgi Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (6)}. Pernyataan diungkapkan oleh narasumber 6 mengenai bagian-bagian yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi umat memahami sekitar 70% dan 30% hanya mengikuti saja {Lampiran wawancara halaman (9)}.

Narasumber 8 mengatakan bahwa umat mengerti bagian-bagian yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi yaitu bagian Persembahan kudus, doa syukur, Anak domba Allah, komuni, doa sesudah komuni, namun masih ada juga umat yang belum memahami dan mengerti bagian-bagian yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (11)}. Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Narasumber 5 bahwa umat mengerti bagian Doa persembahan, kudus, Bapa kami, anak Domba Allah, komuni, doa sesudah komuni, namun ada juga umat yang mengerti bagian-bagian Tata Perayaan Ekaristi tidak secara teori {Lampiran wawancara halaman (8)}. Pernyataan yang diungkapkan oleh Narasumber 7 tentang bagian-bagian yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi ialah Salam, doa pembuka, doa tobat, Tuhan Kasihanilah, umat hanya mengikuti dan ada sebagian umat yang paham” {Lampiran wawancara halaman (9)}.

Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian ini dapat digambarkan bahwa umat sudah mengetahui bagian mana saja yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi jadi umat tidak hanya sekedar mengikuti Perayaan Ekaristi saja namun tugas umat juga wajib untuk mengetahui bagian-bagian yang

termasuk di dalamnya, sehingga pada saat umat ditugaskan terutama pada saat tugas bacaan, Mazmur, doa umat, sudah tau pada saat mana umat harus mempersiapkan diri dengan baik, meskipun tidak banyak umat mengetahui secara teori namun setidaknya umat sudah paham dan mengerti.

Hal keempat yang ditanyakan bagaimana keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi. Menurut keterangan dari Narasumber 1 bahwa keterlibatan umat sudah cukup baik, umat sudah bisa mengambil bagian ketika mendapat tugas dalam Perayaan Ekaristi, kecuali ada limpahan dari umat lain yang tidak siap bertugas, umat yang mendapat limpahan tersebut sudah bisa menyiapkan diri dengan baik walaupun persiapan dengan waktu yang sangat singkat {Lampiran wawancara halaman (3)}. Menurut Narasumber 2 mengungkapkan mengenai keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi bahwa semua umat terlibat, meskipun masih lemah dalam persiapan terutama dalam tugas bacaan dan mazmur, namun sebagian besar umat mau terlibat. Umat yang terlibat tanpa mengharapkan jasa dan ada inisiatif dari umat sendiri untuk mengambil bagian-bagian dalam Tugas Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (4)}. Hal serupa juga diungkapkan oleh Narasumber 8 yaitu umat mengikuti Perayaan Ekartisti dengan penuh khidmat/perhatian penuh, menyambut komuni, menjadi petugas liturgi, lektor, misdinar dan kolekte {Lampiran wawancara halaman (11)}. Menurut Narasumber 6 keterlibatan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi yaitu bahwa semua umat ambil bagian dan bertanggungjawab dalam tugas liturgi, dan juga di setiap lingkungan umat terlibat {Lampiran wawancara halaman (9)}. Pernyataan juga diberikan oleh Narasumber 5 mengenai keterlibatan umat dalam Perayan

Ekaristi sebagai berikut: “Dengan cara ikut bernyanyi, ikut berdoa, ikut terlibat dalam tugas-tugas Perayaan Ekaristi” {Lampiran wawancara halaman (8)}.

Narasumber 7 mengungkapkan mengenai keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi yaitu sudah cukup baik, namun ada juga umat yang terlibat ketika ada tugas dalam Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (10)}. Pernyataan diungkapkan oleh Narasumber 3 sebagai berikut: “umat terlibat di saat ditunjuk atau mendapatkan jadwal ditugaskan” {Lampiran wawancara halaman (5)}. Keterangan juga diberikan oleh Narasumber 4 yang mengatakan bahwa umat yang terlibat dalam Perayaan Ekaristi ialah:

Belum ada persiapan ketika mendapat tugas bacaan, mazmur yang sudah mulai berkembang sejak 2 tahun ini, persiapan koor yang baik, pemeriksaan batin 60%, persiapan untuk menerima Hosti, dalam bacaan belum menyimak dengan baik, suasana belum kusuk/tidak konsentrasi {Lampiran wawancara halaman (6)}

Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian ini dapat digambarkan bahwa ketika umat mendapatkan tugas terutama pada saat Perayaan Ekaristi umat selalu siap sedia baik itu mendapatkan tugas yang terjadwal ataupun mendapatkan tugas limpahan dari pertugas lain yang belum siap. Umat sudah punya kesadaran dan inisiatif tanpa harus diperintah ataupun diminta tolong dengan sangat yang berlebihan, selain keterlibatan dalam Perayaan Ekaristi, umat juga terlibat dalam kegiatan apapun tanpa harus diundang umat juga punya inisiatif untuk terjun langsung bersama umat yang lain dan tanpa sedikitpun mengharapkan balasan jasa karena umat sudah punya kesadaran sebagai anggota Gereja wajib untuk ikut terlibat dalam membangun Gereja bersama umat yang lainnya.

Hal kelima yang ditanyakan tentang kegiatan apa saja yang ada di stasi pusat Paroki. Keterangan dari Narasumber 1 mengungkapkan bahwa kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki yaitu kegiatan menurut kelompok-kelompok yang ada, misalnya PIA ada sekolah minggu, Natal bersama. OMK ada kegiatan Misdinar, kegiatan DPP misalnya memprogramkan kegiatan-kegiatan gereja, gotong royong membersihkan lingkungan gereja, kegiatan Ibu-ibu WK yaitu Doa Rosario ibu WK {Lampiran wawancara halaman (3)}. Menurut Narasumber 4 mengatakan bahwa kegiatan-kegiatan rutin Ibu WK yang aktif, kegiatan gotong royong yang dilakukan oleh DPP, paskah bersama PIA, paskah bersama DPP, APP untuk seluruh umat yang dilaksanakan setiap masa Prapaskah, kegiatan OMK dan KMPK yaitu paskah bersama dalam bentuk kegiatan seperti lomba baca KS dan Khotbah {Lampiran wawancara halaman (6)}. Menurut Narasumber 2 mengatakan bahwa kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki yaitu Kegiatan liturgi, kegiatan gotong royong dan gawai (pesta) {Lampiran wawancara halaman (4)}. Keterangan juga diberikan oleh narasumber 7 yang mengatakan bahwa ada kegiatan Paroki CUP, kegiatan Natal bersama, Paskah bersama, doa Ibu WK dan kunjungan OMK {Lampiran wawancara halaman (10)}. Narasumber 8 juga memberi keterangan bahwa kegiatan-kegiatannya seperti BKSN, kegiatan memperingati bulan Rosario, gotong royong, sekami (natal anak-anak PIA, dan paskah) kunjungan OMK antar Paroki {Lampiran wawancara halaman (11)}. Kegiatan serupa juga diutarakan oleh Narasumber 3 mengungkapkan mengenai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki ialah Kerja bakti, merangkul umat, rapat persiapan untuk kedepan, Doa lingkungan” {Lampiran wawancara halaman (5)}.

Keterangan juga diberikan oleh Narasumber 6 tentang kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki yaitu kegiatan OMK setiap awal bulan ada Misa atau Ibadat di lingkungan-lingkungan, Masa Adven, Masa Prapaskah yang diisi dengan pendalaman Iman dan dipimpin oleh OMK {Lampiran wawancara halaman (9)}. Pernyataan juga diutarakan oleh Narasumber 5 tentang kegiatan yang adi di stasi pusat Paroki yaitu KPP, pertemuan Pemimpin umat, BKSN, Bulan Maria, bulan Rosario, Sekami, Doa lingkungan, kunjungan OMK {Lampiran wawancara halaman (8)}.

Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian ini dapat digambarkan bahwa kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki sudah disusun sangat baik sesuai dengan kelompok umat yang ada di stasi pusat Paroki. Kegiatan yang sudah pernah tiada dapat diadakan sehingga semangat umat pun semakin berkembang dengan kegiatan-kegiatan yang ada, terutama kelompok OMK yang sebelumnya belum ada kegiatan kunjungan OMK ketika diadakannya kunjungan OMK antar Paroki memberi semangat bagi OMK untuk turut terlibat didalamnya. Selain itu bagi kelompok Ibu-Ibu WK sudah menghidupkan kembali kegiatan doa keliling sehingga terlihat kembali ada kelompok Ibu-Ibu WK yang bersemangat untuk ikut serta dalam kegiatan yang ada. Begitu juga dengan kegiatan-kegiatan yang lain yang belum pernah maupun yang sudah lama ditiadakan ketika semua kegiatan itu diadakan kembali memberi semangat bagi semua umat yang ikut terlibat didalamnya dan organisasi Gereja dapat hidup kembali.

Hal keenam yang ditanyakan tentang dampak dari mengikuti perayaan Ekaristi. Menurut Narasumber 1 memberi keterangan mengenai dampak dari

mengikuti Perayaan Ekaristi ialah umat semakin terlibat aktif dalam mengikuti Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (3)}. Hal serupa juga diungkapkan oleh Narasumber 8 mengenai Dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi ialah umat semakin aktif {Lampiran wawancara halaman (11)}. Menurut Narasumber 5 dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi bahwa umat yang pernah bertugas tetap mau terlibat lagi, selain dalam perayaan Ekaristi juga mau terlibat dalam kegiatan lainnya {Lampiran wawancara halaman (8)}. Menurut Narasumber 7 yang mengatakan bahwa dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi yaitu umat semakin terlibat dengan adanya keikutsertaan dalam Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (10)}. Keterangan juga diberikan oleh Narasumber 6 yang mengatakan tentang dampak mengikuti Perayaan Ekaristi bahwa ada perubahan dari umat yang awalnya jarang terlibat menjadi aktif, semakin dekat dengan Gereja {Lampiran wawancara halaman (9)}. Keterangan diberikan oleh Narasumber 3 mengenai dampak dari mengukuti Perayaan Ekaristi bahwa umat Biasa-biasa {Lampiran wawancara halaman (5)}.

Keterangan yang diberikan oleh Narasumber 2 mengenai dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi sebagai berikut:

Pada saat ada teguran pada Perayaan Ekaristi tidak mau sembahyang, segi pakaian sudah berubah, segi dana sudah ada kemajuan dalam persembahan Ekaristi yang secara tidak langsung umat sudah terlibat melalui persembahan{Lampiran wawancara halaman (4)}.

Pernyataan juga diungkapkan oleh Narasumber 4 mengenai dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi sebagai berikut:

umat yang kurang aktif dalam Perayaan Ekaristi selalu ada rintangan, namun bagi umat yang aktif selalu melibatkan diri, rasa percaya diri, merasa ada panggilan, dihargai ketika mendapatkan tugas dalam Perayaan

Ekaristi akan mempengaruhi untuk terlibat dalam berbagai kegiatan yang ada di Paroki, sudah ada kesadaran umat untuk memberikan persembahan {Lampiran wawancara halaman (6)}.

Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian ini digambarkan bahwa dengan mengikuti dan keterlibatan dalam Perayaan Ekaristi memberi dampak kepada umat. Ketika ada kegiatan di gereja umat terlibat tidak berhenti pada saat keterlibatannya di Perayaan Ekaristi namun umat juga melibatkan diri pada kegiatan-kegiatan yang lain, bahkan umat yang jarang terlibat menjadi lebih terlibat lagi, apalagi ketika ada kegiatan yang sangat memberikan manfaat dan menyenangkan secara otomatis umat juga dengan senang hati untuk terlibat. Selain itu adapun umat yang jarang terlibat dikarenakan kesibukan umat namun tidak semata-mata dipandang bahwa umat tidak mau terlibat lagi.

Hal ketujuh yang ditanyakan mengenai seberapa keaktifan umat dalam melibatkan diri di berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki. Menurut Narasumber 1 mengatakan bahwa keaktifan umat sudah cukup baik, umat mempunyai kesadaran untuk terlibat dalam Perayaan Ekaristi dan ada dorongan dari orang tua untuk melibatkan anaknya dalam mengikuti kegiatan-kegiatan di Gereja {Lampiran wawancara halaman (3)}. Keterangan yang diberikan oleh Narasumber 4 mengenai seberapa keaktifan umat dalam melibatkan diri di berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki bahwa umat cukup aktif, saling bekerjasama dalam mengambil bagian sesuai dengan kemampuan yang dimiliki setiap umat {Lampiran wawancara halaman (5)}. Pernyataan juga diungkapkan oleh Narasumber 6 tentang seberapa keaktifan umat dalam melibatkan diri di

berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki ialah Aktif {Lampiran wawancara halaman (9)}. Keterangan menurut Narasumber 8 tentang seberapa keaktifan umat dalam melibatkan diri di berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki yaitu umat terlihat aktif ketika ada kegiatan yang membuat umat mau terlibat sehingga umat yang tidak aktif menjadi aktif lagi {Lampiran wawancara halaman (11)}. Menurut Narasumber 3 yang mengatakan tentang seberapa keaktifan umat dalam melibatkan diri di berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki bahwa keaktifan umat sekitar 50% {Lampiran wawancara halaman (5)}. Hal serupa yang diungkapkan oleh Narasumber 7 mengenai seberapa keaktifan umat dalam melibatkan diri di berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki bahwa umat aktif 50% sedangkan umat yang lain karena faktor waktu dan kesibukan dengan berbagai pekerjaan {Lampiran wawancara halaman (10)}. Pernyataan juga diungkapkan oleh Narasumber 5 mengeni seberapa keaktifan umat dalam melibatkan diri di berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki bahwa umat tertentu yang benar-benar aktif 70%-80%. Orang tua dan muda mau aktif. Secara keseluruhan umat aktif {Lampiran wawancara halaman (8)}. Keterangan juga diberikan oleh Narasumber 2 tentang seberapa keaktifan umat dalam melibatkan diri di berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki ialah yang terlibat orang-orang itu saja, tidak ada perkembangan dan bagi yang aktif mempunyai inisiatif untuk mengambil bagian tugas dalam kegiatan” {Lampiran wawancara halaman (4)}.

Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian ini digambarkan bahwa keaktifan umat sudah cukup baik, banyak dorongan ataupun

dukungan dari berbagai pihak sehingga umat menjadi lebih aktif lagi. Dengan mengikuti berbagai kegiatan umat sudah terlihat cukup aktif.

Hal kedelapan yang ditanyakan mengenai faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat di gereja Stasi pusat Paroki. Menurut keterangan dari Narasumber 3 mengenai Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat di stasi pusat Paroki bahwa ada kegiatan yang membuat umat senang untuk terlibat {Lampiran wawancara halaman (5)}. Keterangan juga diberikan oleh Narasumber 2 mengenai Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki bahwa tanpa ada yang mengkoordinir umat mempunyai inisiatif sendiri untuk terlibat, setiap ada kegiatan, OMK selalu aktif dan kegiatan berjalan dengan lancar {Lampiran wawancara halaman (4)}. Menurut Narasumber 1 yang memberikan keterangan mengenai Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki bahwa ketika ada dana yang mendukung berjalannya kegiatan dengan baik serta ada keaktifan dari umat yang mengikuti kegiatan tersebut {Lampiran wawancara halaman (3)}. Keterangan dari Narasumber 6 mengatakan tentang faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki bahwa fasilitas menjadi penunjang semangat umat untuk ikut serta maupun melaksanakan kegiatan yang ada seperti segi tempat, lingkungan yang mendukung dan kesadaran dari umat sehingga memberi perubahan sebagai faktor pendukung bagi umat dalam keterlibatan mengikuti berbagai kegiatan yang ada di gereja {Lampiran wawancara halaman (9)}.

Menurut narasumber 4 mengatakan mengenai faktor pendukung yang sering dijumpai oleh umat dengan keterlibatan dalam hidup menggereja di stasi Pusat Paroki ialah adanya pendidikan yang bisa membuka wawasan terutama bagi orang tua untuk mengerti Firman Tuhan, adanya dukungan dari Para Imam, adanya generasi muda sebagai generasi penerus Gereja yang sedang mengenyam pendidikan dapat menjadi sebuah faktor pendukung dalam keterlibatan umat di berbagai kegiatan, kesadaran dari umat terhadap persembahan tanpa adanya perhitungan serta perkembangan Gereja yang selama ini sudah baik {Lampiran wawancara halaman (6)}. Keterangan juga diberikan oleh Narasumber 8 mengenai faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki bahwa umat aktif karena Pastor Paroki mampu merangkul umat dan kegiatan-kegiatan yang diadakan menarik perhatian umat {Lampiran wawancara halaman (11)}. Keterangan serupa diungkapkan oleh Narasumber 5 mengenai Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki bahwa umat dekat dengan Pastor Paroki, faktor dari lingkungan, orang tua yang mendorong anak untuk terlibat sehingga ada generasi {Lampiran wawancara halaman (8)}. Keterangan dari Narasumber 7 mengenai faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki yaitu umat dekat dengan Gereja dapat mengajak umat terlibat

Dokumen terkait