• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pesawat Herbst merupakan pesawat fungsional cekat yang bertujuan untuk mengatasi kekurangan pesawat fungsional lepas. Pesawat Herbst digunakan dalam perawatan maloklusi Klas II untuk menstimulasi pertumbuhan mandibula ke arah anterior untk mengoreksi maloklusi. Berikut ini akan dipaparkan dua laporan kasus perawatan maloklusi Klas II dengan pesawat Herbst yang menunjukkan efek berupa perubahan skeletal, dental, airway, remodeling pada TMJ dan adanya penambahan panjang mandibula.

Laporan Kasus 1

Seorang pria 16 tahun dengan keluhan dagu terlalu ke belakang yang dirawat di Araraquara School of Dentistry, Paulista State University. Analisa lateral menunjukkan profil wajah konvek yang disebabkan oleh mandibula yang

retrognathia disertai garis dagu-leher yang pendek. Pemeriksaan intraoral

Gambar 7. Gambaran ekstraoral sebelum perawatan: A, Lateral; B, Anterior

Gambar 9. Gambaran intraoral sebelum perawatan: A, Kanan; B, Anterior; C, Kiri

Pasien dirawat menggunakan pesawat Herbst jenis cincin selama 8 bulan. Untuk mengevaluasi perubahan skeletal dan dental dilakukan dua sefalogram lateral dan Cone-Beam CT scan (CBCT) dalam keadaan maximal habitual intercuspation (MHI) pada awal perawatan T1, dan 8 bulan setelah perawatan T2. CBCT dianalisa menggunakan Dolphin 10.5, Dolphin Imaging & Management Solutions, USA.

Pesawat Herbst jenis cincin yang digunakan disemenkan pada gigi menggunakan glass ionomer semen jenis light cure (Gambar 10,11). Komponen mekanisme teleskopik pada pesawat Herbst ini terdiri dari tube, piston dan

connectors.

Gambaran CT

Gambar CT diambil dengan menggunakan i-CAT scanner dimana mulut pasien tertutup dan berada dalam keadaan MHI. i-CAT scanner mengambil gambaran dalam rotasi 3600 selama 20 detik sebanyak 460 gambaran dengan ketebalan 0,5mm. Data dibikin dalam format DICOM dan dianalisa menggunakan Dolphin software®.

Posisi kepala yang standar penting dalam analisa CT dimana gambaran 3D bidang aksial, koronal dan sagital digunakan sebagai refrensi. Dalam gambaran CT frontal, bidang sagital dianggap sebagai bidang vertikal, bidang Frankfort dianggap sebagai bidang horizontal. Dalam gambaran CT lateral, bidang vertikal adalah garis Porion tegak lurus bidang Frankfort.

Analisa Gambaran CT Setelah Perawatan

Dari gambaran CT menunjukkan adanya penambahan diameter kondilar sebesar 0,8mm pada sisi kanan dan 0,7mm pada sisi kiri (Gambar 12,13). Hasil analisa menunjukkan daerah fossa glenoid dan kondilar mengalami remodeling. Dari gambaran CT anatomi dapat dilihat secara tiga dimensi sehingga memberikan informasi akurat mengenai ukuran, tekstur dan bentuk daerah yang dianalisa. Penelitian perawatan pesawat Herbst pada monyet menunjukkan terjadinya pembentukan tulang dan remodeling pada daerah fossa dan kondilar. Sebelum perawatan, volume nasopharyngeal pasien adalah 4324,5 mm3 dan setelah perawatan adalah 5108,5 mm3. Dengan kemajuan teknologi program komputer data-data volumetrik dapat diukur untuk menganalisa efektivitas suatu pesawat dalam merawat maloklusi (Gambar 13).

Gambar 13. Analisa tomogram airway: A, sebelum dan B, setelah perawatan

Setelah 8 bulan dirawat dengan pesawat Herbst, maloklusi pasien terkoreksi dan profil wajah bertambah baik. Dari hasil CT menunjukkan ada pengaruh pesawat

Herbst di daerah TMJ dan saluran udara tetapi tidak signifikan (Gambar 14,15,16).

Gambar 15. Gambaran ekstraoral setelah perawatan: A, Lateral; B, Anterior

Laporan Kasus 2

Seorang gadis 13 tahun dengan maloklusi Klas II divisi 1 dirawat di Clinic of

Orthodontics, School of Dentistry di Belgrade dengan menggunakan aktivator dan

tidak berhasil. Perawatan selama 18 bulan ini gagal karena pasien tidak koorperatif dan direkomendasikan perawatan menggunakan pesawat Herbst (Gambar 17 & 18).

Gambar 18: Sebelum perawatan.

Pemeriksaan awal menunjukkan pasien maloklusi Klas II divisi 1 dengan

overjet sebesar 8,5mm dan crowding pada mandibula dan maksila. Pemeriksaan

ekstraoral menunjukkan wajah konveks, extruded lips, sulkus mentolabial dalam dan bibir yang kompeten. Analisa sefalogram menunjukkan hubungan skeletal Klas II disebabkan oleh mandibula yang retrognasi (Gambar 19). Insisivus maksila protrusi (Gambar 20). Pada pemeriksaan dental gigi pasien pernah direstorasi dan memiliki

Gambar 19: Sefalogram sebelum dan setelah perawatan.

Perawatan

Hubungan insisal edge-to-edge diambil dengan menggunakan gigitan kerja atau constructive wax. Pasien memakai pesawat Herbst selama 6 bulan dan diikuti dengan pesawat multibraket selama 8 bulan untuk mendapatkan hubungan oklusi yang normal. (Gambar 22)

Selama perawatan, dijumpai sedikit inflamasi pada gingiva. Oleh karena itu, dilakukan kontrol setiap minggu sehingga status hygiene dan gingival normal diperoleh. Pemeriksaan reguler sampai akhir perawatan ortodonti dilakukan untuk memotivasi pasien dalam menjaga oral hygiene.

Setelah perawatan, sefalogram lateral diambil dan menunjukkan posisi mandibula yang telah terkoreksi. Gigi molar dan insisivus serta hubungan skeletal intermaksila terkoreksi dan hal ini diperoleh dengan cara computerised

superimposition (Gambar 19,20) dan dari hasil analisa sefalogram lateral.

Terkoreksinya profil wajah yang konvex, bibir atas yang retrusi dan berkurangnya kedalaman sulkus mentolabial adalah hasil perbaikan estetik selama perawatan. Analisa tomografi TMJ (Gambar 21) sebelum dan setelah perawatan menunjukkan bahwa remodelling pada fossa dan artikulasi kondilar terjadi akibat resorpsi pada sisi anterior dan aposisi pada sisi posterior.

Gambar 21: Sefalogram TMJ sebelum dan setelah perawatan.

Pesawat Herbst diindikasikan pada perawatan maksila prognasi, mandibula retrognasi atau kombinasi maksila prognasi dan mandibula retrognasi, sudut ANB yang besar, retrusi insisivus mandibula atau protrusi insisivus maksila atau kombinasinya, serta crowding pada maksila. Perawatan dengan pesawat Herbst bisa menjadi pilihan yang baik sebagai pengganti perawatan ortodontik camouflage,

growth adaptation dengan pesawat removable atau bedah orthognathic.

Pada kasus ini, perubahan skeletal dan dentoalveolar secara bersamaan memberikan hasil perawatan yang baik. Mandibula bergerak ke depan disertai

remodeling pada TMJ. Selain itu, terjadi distalisasi molar maksila, hal ini

menyebabkan terjadinya hubungan oklusal dental Klas I, terkoreksinya gigi insisivus dan overjet disertai perbaikan profil wajah pasien.

Fase penting perawatan dengan pesawat Herbst adalah pada saat pembuatan gigitan kerja atau contsrtuction wax dalam posisi edge-to-edge. Posisi pesawat di daerah bukal dan daerah yang difiksasi akan menyebabkan distalisasi dan intrusi gigi molar maksila, serta pergerakan mesial dan intrusi gigi molar mandibula.

BAB 5 KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pemaparan pada tulisan ini terlihat perawatan maloklusi Klas II dengan pesawat Herbst terjadi perubahan berupa penambahan panjang mandibula yang signifikan, panjang maksila tetap dan tidak terjadi perubahan signifikan pada

lower anterior facial height, LAFH. Selain itu, terlihat adanya protrusi dan tipping

ke arah labial pada insisivus mandibula dan retrusi serta inklinasi ke arah lingual pada insisivus maksila. Terjadi penambahan yang signifikan pada tinggi dentoalveolar posterior dan terjadi ekstrusi pada molar maksila.

Gambaran CT dalam tiga dimensi yang akurat sangat membantu dalam menegakkan diagnosis dan merencanakan suatu perawatan. CBCT memungkinkan bagian TMJ seperti fossa kondilar dan glenoid untuk dianalisa sebelum dan setelah perawatan dengan pesawat orthopedik.

Dengan demikian, perawatan dengan pesawat Herbst terbukti efektif dalam mengoreksi maloklusi Klas II baik secara dental atau skeletal.

Dokumen terkait