• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perawatan Maloklusi Klas II Dengan Herbst Appliance

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perawatan Maloklusi Klas II Dengan Herbst Appliance"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PERAWATAN MALOKLUSI KLAS II DENGAN

HERBST APPLIANCE

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

CHEW WEI SHENG NIM : 070600161

DEPARTEMEN ORTODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ortodonsia

Tahun 2011

Chew Wei Sheng

Perawatan Maloklusi Klas II dengan Herbst Appliance.

xi + 29 halaman

Pesawat Herbst merupakan pesawat fungsional cekat yang sering digunakan

dalam perawatan maloklusi Klas II skeletal atau dental. Selama perawatan

menggunakan pesawat Herbst terjadi perubahan yang menyebabkan terkoreksinya

hubungan maloklusi. Berdasarkan hal tersebut timbul permasalahan apakah terjadi

perubahan skeletal dan dental perawatan maloklusi Klas II dengan pesawat Herbst.

Tujuan penulisan ini untuk mengetahui mekanisme pesawat Herbst dalam

mengoreksi maloklusi Klas II.

Perawatan dengan pesawat Herbst menyebabkan perubahan skeletal dan

dental dan profil wajah pasien serta memberikan hasil perawatan yang baik, berupa

mandibula bergerak ke depan juga disertai remodeling pada TMJ yang menyebabkan

hubungan oklusal dental Klas I, terkoreksinya gigi insisivus dan overjet.

(3)

PERAWATAN MALOKLUSI KLAS II DENGAN

HERBST APPLIANCE

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

CHEW WEI SHENG NIM : 070600161

DEPARTEMEN ORTODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan

di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 23 Mei 2011

Pembimbing: Tanda tangan

(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji

pada tanggal 23 Mei 2011

TIM PENGUJI

KETUA : Muslim Yusuf, drg., Sp.Ort (K) ANGGOTA : 1. Mimi Marina Lubis, drg

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada kedua

orang tua tercinta yaitu Ayahanda Chew Che Bin dan Ibunda Lim Bee Geok yang

telah membesarkan serta memberikan kasih sayang yang tak terbatas, doa, semangat

dan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis. Penulis juga

menyampaikan terima kasih kepada segenap keluarga yang senantiasa memberikan

dukungan kepada penulis.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan,

bantuan dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu dengan kerendahan hati serta

penghargaan yang tulus penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Prof. H. Nazruddin, drg., C.Ort., Sp.Ort., Ph.D selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara atas kesempatan dan dukungan yang

diberikan sehingga skripsi ini dapat berjalan lancar.

2. Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort (K) selaku Ketua Departemen Ortodonsia

FKG-USU atas kesempatan dan bantuan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat

(7)

3. Muslim Yusuf, drg., Sp.Ort (K) sebagai dosen pembimbing skripsi yang

telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, masukan, petunjuk,

motivasi dan perhatian kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

4. Nurhayati Harahap, drg., Sp.Ort (K) selaku koordinator skripsi yang telah

memberikan perhatian dan motivasi kepada penulis selama menjalani pendidikan di

FKG-USU.

5. Mimi Marina Lubis, drg. dan Ervina Sofyanti, drg., Sp.Ort selaku anggota

tim penguji skripsi atas bantuan, kritik dan saran yang telah diberi.

6. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Sumatera Utara terutama di Departemen Ortodonsia atas dukungan dan masukan

yang bermanfaat kepada penulis.

7. Oktavia Dewi, drg., M. Kes selaku penasehat akademik yang telah

memberikan bimbingan kepada penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

8. Terima kasih kepada Anthony dan Andrew yang telah meluangkan waktu

dalam memberi bantuan dalam penulisan skripsi ini.

9. Terima kasih kepada Albert, Gusmalini, Andy, Wee Chun, Kak Amy dan

teman-teman seangkatan yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu atas

dukungan dan dorongan yang diberikan dalam suka dan duka.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan, karena itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila

(8)

ini dapat bermanfaat bagi pergembangan ilmu, masyarakat dan Fakultas Kedokteran

Gigi Universitas Sumatera Utara.

Medan, 23 Mei 2011 Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Penulisan 2

1.4 Ruang Lingkup 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Maloklusi Klas II Dental 3

3.2 Komponen Pesawat Herbst 8

3.3 Indikasi dan Kontraindikasi 9

3.4 Kelebihan dan Kekurangan 10

(10)

BAB 4 LAPORAN KASUS 13

BAB 5 KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan 26

DAFTAR PUSTAKA 27

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Jenis profil wajah 4

2 Retensi Pesawat Herbst 7

3 Pesawat Herbst Crown dengan cantilever 7

4 Pesawat Herbst Splint Arkrilik 8

5 Pesawat Herbst Cincin 8

6 Komponen pesawat Herbst: A, Tube; B, Rod; C, Screw 9

7 Gambaran ekstraoral sebelum perawatan: A, Lateral; B, Anterior 14

8 Sefalogram lateral sebelum perawatan 14

9 Gambaran intraoral sebelum perawatan: A, Kanan; B, Anterior; C, Kiri 15

10 Gambaran intraoral 15

11 Pesawat Herbst Cincin 15

12 Analisa TMG menggunakan Dolphin Software 17

13 Analisa tomogram airway: A, sebelum dan B, setelah perawatan 18

14 Gambaran lateral setelah perawatan: A, Kanan; B, Kiri 18

15 Gambaran ekstraoral setelah perawatan: A, Lateral; B, Anterior 19

16 Sefalogram setelah perawatan 19

17 Pesawat Herbst disertai multibracket 20

18 Sebelum perawatan 21

(12)

20 Sefalogram sebelum dan setelah perawatan 22

21 Sefalogram TMJ sebelum dan setelah perawatan 24

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

(14)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ortodonsia

Tahun 2011

Chew Wei Sheng

Perawatan Maloklusi Klas II dengan Herbst Appliance.

xi + 29 halaman

Pesawat Herbst merupakan pesawat fungsional cekat yang sering digunakan

dalam perawatan maloklusi Klas II skeletal atau dental. Selama perawatan

menggunakan pesawat Herbst terjadi perubahan yang menyebabkan terkoreksinya

hubungan maloklusi. Berdasarkan hal tersebut timbul permasalahan apakah terjadi

perubahan skeletal dan dental perawatan maloklusi Klas II dengan pesawat Herbst.

Tujuan penulisan ini untuk mengetahui mekanisme pesawat Herbst dalam

mengoreksi maloklusi Klas II.

Perawatan dengan pesawat Herbst menyebabkan perubahan skeletal dan

dental dan profil wajah pasien serta memberikan hasil perawatan yang baik, berupa

mandibula bergerak ke depan juga disertai remodeling pada TMJ yang menyebabkan

hubungan oklusal dental Klas I, terkoreksinya gigi insisivus dan overjet.

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawatan maloklusi Klas II dengan pesawat bite jumping pertama kali

diperkenalkan oleh Emil Herbst pada tahun 1901, namun perawatan ini tidak populer

pada zaman tersebut.1 Pada tahun 1970-an, Pancherz kemudian memperkenalkan

Herbst Appliance yang menggunakan cincin dan menitikberatkan penggunaan

pesawat Herbst untuk memicu pertumbuhan kondilus mandibula. Pada tahun

1980-an, diperkenalkan pesawat Herbst yang menggunakan crown untuk mengatasi

kekurangan pesawat Herbst dengan cincin.2,3

Pesawat Herbst merupakan pesawat fungsional cekat yang terdiri dari

teleskopik bilateral untuk mempertahankan mandibula dalam posisi protrusi.

Berdasarkan desainnya, pesawat Herbst dapat dibedakan menjadi jenis cincin, crown,

splint acrylic atau pesawat cantilever bite jumper. Pada pesawat Herbst jenis crown

dan cantilever bite jumper dilakukan penyemenan sedangkan pada jenis splint acrylic

penyemenan tidak dilakukan namun apabila diperlukan penambahan retensi

penyemenan dapat dilakukan pada splin maksila.4,5

Perawatan maloklusi Klas II dengan pesawat Herbst biasanya dilanjutkan

perawatan tahap dua dengan menggunakan multibracket appliance untuk mencapai

hasil perawatan yang diinginkan. Setelah perawatan aktif, tooth positioner digunakan

(16)

retensi ini diperlukan untuk menghindari pola pertumbuhan yang abnormal serta

adanya kebiasaan dalam disfungsi bibir-lidah. 6,7

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terjadi perubahan skeletal dan dental perawatan maloklusi Klas II

dengan pesawat Herbst?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui mekanisme pesawat Herbst dalam mengoreksi maloklusi

Klas II.

1.4 Ruang Lingkup

Membahas tentang perubahan dentokranofasial serta hasil akhir perawatan

(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Maloklusi Klas II Dental

Secara umum ada dua bentuk diagnosa maloklusi, yaitu dental dan skeletal.

Berdasarkan Klasifikasi Angle, maloklusi Klas II adalah adanya hubungan tonjol

mesiodistal lengkung gigi rahang bawah yang beroklusi lebih ke distal dari kondisi

normal. Pada kondisi maloklusi Klas II penuh, tonjol distobukal molar pertama

permanen atas beroklusi pada sulkus molar pertama permanen bawah. Hal ini

menyebabkan ketidakharmonisan pada regio gigi insisivus dan profil wajah.8,9

Maloklusi Klas II menjadi divisi 1 dan divisi 2. Maloklusi Klas II divisi 1 dan divisi 2

mempunyai subdivisi yaitu terdapat hubungan oklusi yang normal pada salah satu sisi

rahang dan hubungan Klas II pada sisi yang lain. Pasien maloklusi Klas II divisi 1

biasanya memiliki kebiasaan bernafas melalui mulut.8,9

2.1.1 Klas II Divisi 1

Maloklusi Klas II divisi 1 ditandai dengan penyempitan lengkung rahang atas,

gigi insisivus yang protrusi, aktivitas otot rongga mulut abnormal, fungsi bibir

(18)

2.1.2 Klas II Divisi 2

Maloklusi Klas II divisi 2 ditandai dengan inklinasi insisivus sentralis maksila

ke arah lingual dan insisivus lateral maksila ke arah labial, sedikit penyempitan

lengkung rahang atas, crowding pada gigi insisivus maksila yang disertai

overlapping, fungsi bibir dan hidung normal.8,9

2.2 Skeletal Klas II

Ada tiga bentuk profil wajah, yaitu orthognathic, retrognathic dan prognathic

(Gambar 1). Orthognathic adalah profil wajah Klas I yang normal, retrognathic

adalah profil wajah Klas II karena memiliki mandibula yang lebih ke distal dan

prognathic adalah profil wajah Klas III karena memiliki mandibula yang lebih ke

mesial. 10,11

(19)

Ciri-ciri dari maloklusi Klas II skeletal adalah meningkatnya konveksitas atau

bertambah besarnya sudut ANB. Pasien maloklusi skeletal Klas II yang masih dalam

tahap pubertas dapat dirawat secara ortopedik namun untuk pasien yang telah

melewati tahap pubertas, perawatan hanya dapat dilakukan dengan pembedahan.

Maloklusi skeletal Klas II dapat disebabkan oleh maksila prognasi yaitu

bertambahnya maxillary depth atau sudut yang dibentuk antara bidang Frankfurt

dengan garis N-A. Maloklusi skeletal Klas II juga dapat disebabkan oleh mandibula

retrognasi yaitu berkurangnya facial depth atau sudut yang dibentuk antara bidang

Frankfurt dengan bidang fasial, N-Pog. Kombinasi antara maksila prognasi dan

mandibula retrognasi juga merupakan maloklusi skeletal Klas II. Maloklusi Klas II

skeletal dapat dideteksi dengan mudah dengan melihat profil wajah pasien. Pada

maloklusi skeletal Klas II yang mandibulanya kecil atau maksilanya besar dapat

(20)

BAB 3

PESAWAT HERBST

3.1 Pengertian

Pesawat Herbst merupakan pesawat fungsional cekat yang dapat dibedakan

menjadi jenis crown, cincin, splint arcrylic disertai cantilever bite jumper. Dalam

penggunaannya, pesawat Herbst memilik dua faktor penting yaitu kontrol

penjangkaran dan daya tahan pesawat (Gambar 2,3,4,5). 1 ,14

Penjangkaran pesawat Herbst diperoleh dari pemasangan crown atau cincin

yang dipasangkan pada gigi molar pertama kiri kanan dan dihubungkan dengan kawat

di sepanjang permukaan palatal gigi geligi maksila. Pada mandibula, crown atau

cincin dipasangkan pada gigi premolar pertama kiri kanan atau gigi kaninus kiri

kanan dan dihubungkan dengan kawat di sepanjang permukaan lingual mandibula.

Pada kasus molar kedua permanen maksila belum erupsi, Herbst menyarankan untuk

memasang retensi lebih dengan cara memasang crown atau cincin pada kaninus

(21)

Gambar 2. Retensi Pesawat Herbst

(22)

Gambar 4. Pesawat Herbst Splint Arkrilik

Gambar 5. Pesawat Herbst Cincin

3.2 Komponen Pesawat Herbst

Pesawat Herbst terdiri dari beberapa komponen, yaitu rod, tube, screw dan

pivot (Gambar 6). Rod dipasangkan pada mandibula dan tube dipasangkan pada

maksila. Setiap rod dan tube memiliki lubang pada ujungnya yang berfungsi untuk

(23)

pergerakan lateral dapat terjadi. Ujung Rod yang lain dimasuk ke dalam tube

sehingga pasien masih dapat membuka dan menutup mulut setelah pemasangan.

Komponen lain pesawat Herbst adalah screw yang memiliki hex head kecil yang

membantu pemasangan pada pivot dengan cara memutar screw tiga sampai empat

kali. 21

Gambar 6. Komponen pesawat Herbst: A, Tube; B, Rod; C, Screw

3.3 Indikasi dan Kontraindikasi

Pesawat Herbst diindikasikan pada pasien maloklusi Klas II divisi 1 yang

masih dalam tahap pubertas dengan bentuk lengkung rahang yang baik. Pesawat

Herbst direkomendasikan untuk pasien yang memiliki kebiasaan bernafas dari mulut,

pasien yang sudah melewati masa pubertas dan pasien yang telah menggunakan

pesawat fungsional lepasan tetapi tidak mendapat hasil yang memuaskan. Perawatan

(24)

adalah perawatan orthopaedic dimana posisi mandibula dikoreksi dan tahap kedua

adalah perawatan orthodontic dimana gigi yang crowding dikoreksi dengan pesawat

cekat.5

Pesawat Herbst diindikasikan pada pasien Klas II noncompliance terutama

pada pasien muda untuk mendapat pola pertumbuhan yang diinginkan, pasien

overbite dalam, penyimpangan median line mandibula, anterior disc displacement,

serta Klas II dengan mandibula retrognathic dengan insisivus maksila yang

retroklinasi. 6

Kontraindikasi pesawat Herbst adalah pasien autis dan bruxism yang parah.

Pesawat Herbst juga dikontraindikasikan pada kasus open bite skeletal dan dental dan

pasien dengan sudut bidang maksilomandibula yang tinggi akibat pertumbuhan

vertikal serta lower facial height yang berlebihan. 6

3.4 Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan menggunakan pesawat Herbst adalah durasi perawatan singkat,

tidak terlalu tergantung pada kooperatif pasien dan penerimaan pasien yang lebih

mudah. Selain itu karena efek distalisasi molar pertama maksila menyebabkan tidak

perlu dilakukan ekstraksi pada kasus maloklusi Klas II yang disertai crowding. Selain

itu, keuntungan pesawat Herbst dapat memperbaiki profil wajah pasien secara cepat

dan dapat digunakan bersamaan pesawat cekat serta dapat dimodifikasi dalam

berbagai aplikasi klinis. 6,18

Kekurangan pesawat Herbst adalah ketidaknyamanan pengunyahan pada

(25)

menyebabkan terjadinya diastema antara kaninus dan premolar maksila, dan gigi-gigi

insisivus mandibula proklinasi, iritasi mukosa, pesawat yang tidak begitu kuat seperti

patah, kawat yang bengkok, dan cincin yang pecah atau longgar. 6,19

3.5 Efek Perawatan

Waktu ideal untuk perawatan maloklusi Klas II divisi 1 dengan pesawat

Herbst adalah usia pubertas atau setelah semua gigi permanen sudah erupsi.

Penggunaan pesawat Herbst dalam masa gigi bercampur tidak dianjurkan karena

molar pertama desidui tidak cukup kuat.5

Pesawat Herbst dapat menahan pertumbuhan maksila dan merangsang

pertumbuhan mandibula. Terjadi peningkatan pertumbuhan arah sagital tetapi tidak

terjadi perubahan pada pertumbuhan vertikal. Pancherz (1979) melaporkan

penggunaan pesawat Herbst dengan cincin menyebabkan koreksi molar dalam arah

sagital sebesar 43% akibat perubahan skeletal dan 57% karena perubahan

dento-alvolar. Perubahan skeletal terbesar terjadi ketika perawatan dilakukan pada periode

puncak pertumbuhan mandibula. Perubahan dento-alveolar meliputi proklinasi

insisivus mandibula serta distalisasi dan intrusi molar maksila. Openbite berkurang

karena terjadi intrusi pada insisivus mandibula dan bertambah erupsi molar

mandibula.5,20

Keberhasilan perawatan dengan pesawat Herbst dikaitkan dengan terjadinya

tiga proses adaptif pada sendi temporomandibula. Proses adaptif tersebut berupa

bertambahnya pertumbuhan kondilar karena remodeling, displacement fossa glenoid

(26)

anterior dan pertumbuhan kondilar ke posterior, kedua perubahan ini lebih diharapkan

akan menyebabkan pertumbuhan mandibula ke depan.12,13

Walaupun tujuan perawatan untuk mendapat Klas I dapat dicapai dengan

beberapa pesawat fungsional, namun mempertahankan hasil koreksi sampai semua

gigi permanen tumbuh terbukti sulit. Maloklusi Klas II yang terkoreksi sempurna

dapat relapse kembali ke maloklusi semula ketika gigi permanen tumbuh jika

(27)

BAB 4

LAPORAN KASUS

Pesawat Herbst merupakan pesawat fungsional cekat yang bertujuan untuk

mengatasi kekurangan pesawat fungsional lepas. Pesawat Herbst digunakan dalam

perawatan maloklusi Klas II untuk menstimulasi pertumbuhan mandibula ke arah

anterior untk mengoreksi maloklusi. Berikut ini akan dipaparkan dua laporan kasus

perawatan maloklusi Klas II dengan pesawat Herbst yang menunjukkan efek berupa

perubahan skeletal, dental, airway, remodeling pada TMJ dan adanya penambahan

panjang mandibula.

Laporan Kasus 1

Seorang pria 16 tahun dengan keluhan dagu terlalu ke belakang yang dirawat

di Araraquara School of Dentistry, Paulista State University. Analisa lateral

menunjukkan profil wajah konvek yang disebabkan oleh mandibula yang

retrognathia disertai garis dagu-leher yang pendek. Pemeriksaan intraoral

(28)

Gambar 7. Gambaran ekstraoral sebelum perawatan: A, Lateral; B, Anterior

(29)

Gambar 9. Gambaran intraoral sebelum perawatan: A, Kanan; B, Anterior; C, Kiri

Pasien dirawat menggunakan pesawat Herbst jenis cincin selama 8 bulan.

Untuk mengevaluasi perubahan skeletal dan dental dilakukan dua sefalogram lateral

dan Cone-Beam CT scan (CBCT) dalam keadaan maximal habitual intercuspation

(MHI) pada awal perawatan T1, dan 8 bulan setelah perawatan T2. CBCT dianalisa

menggunakan Dolphin 10.5, Dolphin Imaging & Management Solutions, USA.

Pesawat Herbst jenis cincin yang digunakan disemenkan pada gigi

menggunakan glass ionomer semen jenis light cure (Gambar 10,11). Komponen

mekanisme teleskopik pada pesawat Herbst ini terdiri dari tube, piston dan

connectors.

(30)

Gambaran CT

Gambar CT diambil dengan menggunakan i-CAT scanner dimana mulut

pasien tertutup dan berada dalam keadaan MHI. i-CAT scanner mengambil gambaran

dalam rotasi 3600 selama 20 detik sebanyak 460 gambaran dengan ketebalan 0,5mm.

Data dibikin dalam format DICOM dan dianalisa menggunakan Dolphin software®.

Posisi kepala yang standar penting dalam analisa CT dimana gambaran 3D

bidang aksial, koronal dan sagital digunakan sebagai refrensi. Dalam gambaran CT

frontal, bidang sagital dianggap sebagai bidang vertikal, bidang Frankfort dianggap

sebagai bidang horizontal. Dalam gambaran CT lateral, bidang vertikal adalah garis

Porion tegak lurus bidang Frankfort.

Analisa Gambaran CT Setelah Perawatan

Dari gambaran CT menunjukkan adanya penambahan diameter kondilar

sebesar 0,8mm pada sisi kanan dan 0,7mm pada sisi kiri (Gambar 12,13). Hasil

analisa menunjukkan daerah fossa glenoid dan kondilar mengalami remodeling. Dari

gambaran CT anatomi dapat dilihat secara tiga dimensi sehingga memberikan

informasi akurat mengenai ukuran, tekstur dan bentuk daerah yang dianalisa.

Penelitian perawatan pesawat Herbst pada monyet menunjukkan terjadinya

pembentukan tulang dan remodeling pada daerah fossa dan kondilar. Sebelum

perawatan, volume nasopharyngeal pasien adalah 4324,5 mm3 dan setelah perawatan

adalah 5108,5 mm3. Dengan kemajuan teknologi program komputer data-data

volumetrik dapat diukur untuk menganalisa efektivitas suatu pesawat dalam merawat

(31)
(32)

Gambar 13. Analisa tomogram airway: A, sebelum dan B, setelah perawatan

Setelah 8 bulan dirawat dengan pesawat Herbst, maloklusi pasien terkoreksi

dan profil wajah bertambah baik. Dari hasil CT menunjukkan ada pengaruh pesawat

Herbst di daerah TMJ dan saluran udara tetapi tidak signifikan (Gambar 14,15,16).

(33)

Gambar 15. Gambaran ekstraoral setelah perawatan: A, Lateral; B, Anterior

(34)

Laporan Kasus 2

Seorang gadis 13 tahun dengan maloklusi Klas II divisi 1 dirawat di Clinic of

Orthodontics, School of Dentistry di Belgrade dengan menggunakan aktivator dan

tidak berhasil. Perawatan selama 18 bulan ini gagal karena pasien tidak koorperatif

dan direkomendasikan perawatan menggunakan pesawat Herbst (Gambar 17 & 18).

(35)

Gambar 18: Sebelum perawatan.

Pemeriksaan awal menunjukkan pasien maloklusi Klas II divisi 1 dengan

overjet sebesar 8,5mm dan crowding pada mandibula dan maksila. Pemeriksaan

ekstraoral menunjukkan wajah konveks, extruded lips, sulkus mentolabial dalam dan

bibir yang kompeten. Analisa sefalogram menunjukkan hubungan skeletal Klas II

disebabkan oleh mandibula yang retrognasi (Gambar 19). Insisivus maksila protrusi

(Gambar 20). Pada pemeriksaan dental gigi pasien pernah direstorasi dan memiliki

(36)

Gambar 19: Sefalogram sebelum dan setelah perawatan.

(37)

Perawatan

Hubungan insisal edge-to-edge diambil dengan menggunakan gigitan kerja

atau constructive wax. Pasien memakai pesawat Herbst selama 6 bulan dan diikuti

dengan pesawat multibraket selama 8 bulan untuk mendapatkan hubungan oklusi

yang normal. (Gambar 22)

Selama perawatan, dijumpai sedikit inflamasi pada gingiva. Oleh karena itu,

dilakukan kontrol setiap minggu sehingga status hygiene dan gingival normal

diperoleh. Pemeriksaan reguler sampai akhir perawatan ortodonti dilakukan untuk

memotivasi pasien dalam menjaga oral hygiene.

Setelah perawatan, sefalogram lateral diambil dan menunjukkan posisi

mandibula yang telah terkoreksi. Gigi molar dan insisivus serta hubungan skeletal

intermaksila terkoreksi dan hal ini diperoleh dengan cara computerised

superimposition (Gambar 19,20) dan dari hasil analisa sefalogram lateral.

Terkoreksinya profil wajah yang konvex, bibir atas yang retrusi dan berkurangnya

kedalaman sulkus mentolabial adalah hasil perbaikan estetik selama perawatan.

Analisa tomografi TMJ (Gambar 21) sebelum dan setelah perawatan menunjukkan

bahwa remodelling pada fossa dan artikulasi kondilar terjadi akibat resorpsi pada sisi

(38)

Gambar 21: Sefalogram TMJ sebelum dan setelah perawatan.

(39)

Pesawat Herbst diindikasikan pada perawatan maksila prognasi, mandibula

retrognasi atau kombinasi maksila prognasi dan mandibula retrognasi, sudut ANB

yang besar, retrusi insisivus mandibula atau protrusi insisivus maksila atau

kombinasinya, serta crowding pada maksila. Perawatan dengan pesawat Herbst bisa

menjadi pilihan yang baik sebagai pengganti perawatan ortodontik camouflage,

growth adaptation dengan pesawat removable atau bedah orthognathic.

Pada kasus ini, perubahan skeletal dan dentoalveolar secara bersamaan

memberikan hasil perawatan yang baik. Mandibula bergerak ke depan disertai

remodeling pada TMJ. Selain itu, terjadi distalisasi molar maksila, hal ini

menyebabkan terjadinya hubungan oklusal dental Klas I, terkoreksinya gigi insisivus

dan overjet disertai perbaikan profil wajah pasien.

Fase penting perawatan dengan pesawat Herbst adalah pada saat pembuatan

gigitan kerja atau contsrtuction wax dalam posisi edge-to-edge. Posisi pesawat di

daerah bukal dan daerah yang difiksasi akan menyebabkan distalisasi dan intrusi gigi

(40)

BAB 5

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pemaparan pada tulisan ini terlihat perawatan maloklusi Klas II

dengan pesawat Herbst terjadi perubahan berupa penambahan panjang mandibula

yang signifikan, panjang maksila tetap dan tidak terjadi perubahan signifikan pada

lower anterior facial height, LAFH. Selain itu, terlihat adanya protrusi dan tipping

ke arah labial pada insisivus mandibula dan retrusi serta inklinasi ke arah lingual pada

insisivus maksila. Terjadi penambahan yang signifikan pada tinggi dentoalveolar

posterior dan terjadi ekstrusi pada molar maksila.

Gambaran CT dalam tiga dimensi yang akurat sangat membantu dalam

menegakkan diagnosis dan merencanakan suatu perawatan. CBCT memungkinkan

bagian TMJ seperti fossa kondilar dan glenoid untuk dianalisa sebelum dan setelah

perawatan dengan pesawat orthopedik.

Dengan demikian, perawatan dengan pesawat Herbst terbukti efektif dalam

(41)

DAFTAR PUSTAKA

1. Pancherz H, Ruf S. The Herbst Appliance Research-based Clinical Management.

Chicago : Quintessence Publishing Co Ltd, 2008 : 11.

2. VanLaecken R, Martin CA, Dischinger T, Razmus T, Ngan P. Treatment effects

of the edgewise Herbst Appliance : A Cephalometric and tomographic

investigation. American Journal of Orthodontics and Dentofacial Orthopedics

2010 ; vol(130) : 582-93.

3. Mir CF, Ayeh A, Goswani A, Charkhandeh S. Skeletal and Dental Changes in

Class II Division 1 Malocclusions Treated with Splint-Type Herbst Appliances.

Angle Orthodontist 2007: vol (77) : 376-81.

4. Omblus J, Malmgren O, Pancherz H. Long Term Effects of Class II Correction in

Herbst and Bass Therapy. European Journal of Orthodontics 1997: vol (19) :

185-93.

5. Mcsherry PF, Dent B, Bradley H. Class-II Correction-Reducing Patient

Compliance: a Review of the Available Techniques. Journal of Orthodontist 2000

; vol(27) : 219-25.

6. Papadopoulos MA. Orthodontic Treatment of The Class II Noncompliant Patient.

London : Mosby Elsevier, 2006:37-42.

7. Nedeljković N, Živojinović V, Ivanović M. Clinical Effects of Fixed Functional

Herbst Appliance in the Treatment of Class II/1 Malocclusion. Srp Arh Celok Lek

2009 : vol (137) : 675-80.

(42)

9. Bhalajhi SI. Orthodontics: The Art and Science. Aryamedi Publishing : New

Delhi, 1997: 75-80 , 374-6.

10.Echarri P. Treatment of Class II Malocclusions. Barcelona : Ladent Formacion,

2010:8-9.

11.Scheid RC. Dental Anatomy Its Revelance to Dentistry. Maryland : Lippincott

Williams & Wilkins, 2007:360.

12.Pancherz H, Fischer S. Amount and Direction of Temporomandibular Joint

Growth Changes in Herbst Treatment: A Cephalometric Long-Term

Investigation. Angle Orthodontist 2003 ; vol (73) : 493-501.

13.Manfredi C, Cimino R, Trani A, Pancherz H. Skeletal Changes of Herbst

Appliance Therapy Investigated With More Conventional Cephalometrics and

European Norms. Angle Orthodontist 2001: vol (71) : 170-6.

14.Hagglund P, Segerdal S, Forsberg CM. The integrated Herbst Appliance –

treatment effects in a group of adolescent males with Class II malocclusions

compared with growth changes in an untreated control group. European Journal

of Orthodontics 2008 ; vol(30) : 120-7.

15.Bock N, Ruf S. Post-treatment occlusal changes in Class II division 2 subjects

treated with the Herbst Appliance. European Journal of Orthodontics 2008 ;

vol(30) : 606-13.

16.Bock N, Ruf S. Occlusal stability of adult Class II Division 1 treatment with the

Herbst Appliance. American Journal of Orthodontics and Dentofacial Orthopedics

(43)

17.Phan KLD, Bendeus M, Hagg U. Comparison of The Headgear Activator and

Herbst Appliance – Effects and Post-Treatment Changes. European Journal of

Orthodontics 2006: vol (28) : 594-604.

18.Pancherz H. The Herbst Appliance: A Paradigm Change in Class II Treatment.

World Champion Lecture 2005 : 8-10.

19.Du X, Hagg U, M.Rabie AB. Effects of headgear Herbst and mandibular

step-by-step advancement versus conventional Herbst Appliance and maximal jumping of

the mandible. European Journal of Orthodontics 2002 ; vol(24) : 167-74.

20.Rodrigues M, Fernando J, McNamara JA. Short-Term Treatment Effects

Produced by the Herbst Appliance in the Mixed Dentition. Angle Orthodontist

2005 ; vol(75) : 540-7.

21.Anonymous. Herbst Applinace Refrence Manual. Atlanta : Specialty Appliances

Orthodontics Laboratory, 1998:6.

22.Maia S, Raveli DB. Computed Tomographic evaluation of a young adult treated

(44)

Kerangka Konsep Skripsi

Perubahan dentocranialfacial perawatan maloklusi Klas II

Dental

Gambar

Gambar 1 Jenis profil wajah
Gambar 2.  Retensi Pesawat Herbst
Gambar 4.  Pesawat Herbst Splint Arkrilik
Gambar 6.  Komponen pesawat Herbst: A, Tube; B, Rod; C, Screw
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pesawat pendulum merupakan pesawat yang didisain untuk distaIisasi gigi molar pertama permanen maksila pada maloklusi Klas II dentaL Pesawat ini terdiri dari pegas pendulum, band

Netty Adeyanti Nasution: Pengaruh Perawatan Aktivator Pada Maloklusi Klas II Divisi I Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Mandibula, 2001... Netty Adeyanti Nasution:

Pasien didiagnosis Maloklusi Angle klas II divisi I dengan hubungan skeletal klas II disetai open bite, crowding dan protrusif gigi-gigi anterior rahang atas, diastemata

Diagnosis pasien adalah Maloklusi Angle Klas II divisi 1 dengan hubungan skeletal klas II maksila protrusif dan mandibula retrusif, protrusif gigi insisivus maksila

Perawatan dini terhadap kasus maloklusi Klas III pada usia tumbuh kembang dapat mencegah keparahan yang lebih lanjut2. Kata kunci : maloklusi Klas III, usia

Penelitian ini merupakan penelitian case control yang dilakukan untuk mengevaluasi dan membandingkan hasil perawatan ortodonti maloklusi skeletal Klas I dengan menggunakan

Tujuan dari artikel ini adalah untuk menyajikan hasil perawatan ortodontik dengan teknik Begg pada kasus maloklusi Angle klas III dengan hubungan skeletal klas III

Kasus maloklusi Angle klas III dengan skeletal klas III disertai open bite yang dirawat menggunakan alat cekat teknik Begg memberikan hasil yang baik dengan terkoreksinya