• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device Ez Module

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device Ez Module"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

Trixi Yesika : Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device Ez Module, 2008.

USU Repository © 2009

PERAWATAN MALOKLUSI KLAS II DIVISI 1 DENGAN

PESAWAT FORSUS FATIGUE RESISTANT DEVICE

EZ MODULE

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

TRIXI YESIKA M NIM: 040600047

DEPARTEMEN ORTODONTI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Trixi Yesika : Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device Ez Module, 2008.

USU Repository © 2009

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI UNTUK DISEMINARKAN PADA TANGGAL 2 DESEMBER 2008

OLEH:

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

(Prof. Nazruddin, drg., Ph.D) (Siti Bahirrah, drg) NIP : 130 809 958 NIP : 132 299 897

Mengetahui,

Ketua Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

(3)

Trixi Yesika : Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device Ez Module, 2008.

USU Repository © 2009

LEMBAR PERSETUJUAN Skripsi Berjudu l

PERAWATAN MALOKLUSI KLAS II DIVISI 1 DENGAN PESAWAT

FORSUS FATIGUE RESISTANT DEVICE EZ MODULE

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

(TRIXI YESIKA M) NIM : 040600047

Telah Dipertahankan Di Depan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 15 Januari 2009 dan Dinyatakan

Telah memenuhi Syarat Untuk Diterima Susunan Tim Penguji Skripsi

Ketua Penguji,

(Prof. Nazruddin, drg., Ph.D) (Siti Bahirrah, drg) NIP : 130 809 958 NIP : 132 299 897

Anggota Tim Penguji,

(Nurhayati Harahap, drg.,Sp.Ort) (Muslim Yusuf, drg., Sp.Ort)

NIP : 130 675 620 NIP : 131 785 638

Medan, 15 Januari 2009

Ketua Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

(4)

Trixi Yesika : Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device Ez Module, 2008.

USU Repository © 2009

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ortodonti Tahun 2008

Trixi Yesika M

Perawatan Maloklusi Klas II divisi 1 dengan Pesawat Forsus Fatigue

Resistant Device EZ Module

xi + 39 halaman

Maloklusi Klas II menurut klasifikasi Angle ditandai dengan hubungan tonjol distobukal molar pertama maksila beroklusi pada groove bukal molar pertama mandibula. Maloklusi Klas II divisi 1 merupakan kelainan hubungan maksila dan mandibula disertai dengan proklinasi insisivus maksila, profil yang cembung, overjet yang besar bahkan tidak jarang disertai overbite yang dalam atau deepbite. Maloklusi Klas II dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor prenatal, natal, dan postnatal.

Forsus merupakan suatu alat ortodonti cekat fungsional yang berbentuk

spring dan dipasang melekat pada molar atas dan lengkung rahang bawah. Alat ini

ada tiga jenis yaitu Forsus Fatigue Resistant Device L-Pin Module, Forsus Fatigue

Resistant Device EZ Module dan Forsus Nitinol Flat Spring.

Forsus dapat digunakan untuk memperbaiki distoklusi, overjet yang besar,

overbite yang dalam dan khususnya dipakai pada pasien non-kooperatif. Forsus

(5)

Trixi Yesika : Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device Ez Module, 2008.

USU Repository © 2009

meningkat, dan ANB menurun, serta menghambat pertumbuhan maksila dan meningkatkan pertumbuhan mandibula. Perubahan dentoalveolar menyebabkan insisivus maksila retrusi, ekstrusi dan tipping ke palatal, sementara insisivus mandibula protrusi, intrusi dan tipping ke labial. Molar maksila bergerak ke distal dan intrusi, molar mandibula bergerak ke mesial dan ekstrusi. Perubahan dental menyebabkan terjadi penurunan overjet dan overbite.

(6)

Trixi Yesika : Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device Ez Module, 2008.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Pengasih yang telah memberkati penulis dalam penyelesaian skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dengan hati yang tulus, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Nazruddin, drg., Ph.D dan Ibu Siti Bahirah, drg yang telah banyak meluangkan waktu dan bersusah payah dalam membimbing penulis demi selesainya skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua tercinta ayahanda Biliam Manurung dan Ibunda Manta Rosma br. Sirait, S.Pd yang telah mendidik, memberi kasih sayang, dorongan semangat dan doa sehingga pendidikan S-1 dapat diselesaikan. Demikian juga kepada kakanda Melda Ruji Manurung, S.P, Basaria Manurung, drg., adinda Pangeran Manurung dan Kartini Manurung yang juga banyak memberikan bantuan dan dorongan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Ismet Danial, drg., Ph.D, Sp.Prost selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Cek Dara Manja, drg selaku pembimbing akdemik.

(7)

Trixi Yesika : Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device Ez Module, 2008.

USU Repository © 2009

4. Nurhayati Harahap, drg., Sp.Ort selaku Koordinator Skripsi Departemen Ortodonti dan Tim Penguji Skripsi.

5. Muslim Yusuf, drg., Sp.Ort selaku Tim Penguji Skripsi.

6. Seluruh Staf pengajar dan pegawai di Departemen Ortodonti dan Fakultas Kedokteran Gigi USU.

7. Teman-teman yang selalu memberikan bantuan dan semangat selama ini terutama Ruth, Nina, Hana, Yanti, Cahaya, Lisa, Flora, Dorlina, KK Jehovah Jireh (Kak Lasmi, Olyvia, Wanie), serta teman-teman lainnya khususnya angkatan 2004 yang tidak dapat penulis sebutkankan satu-persatu.

8. Baringin simanjuntak yang selalu setia memberikan bantuan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna, karena itu saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan. Akhirnya, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi pengembangan disiplin ilmu di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ortodonti.

Medan, 15 Januari 2009 Penulis

(Trixie Yesika M)

(8)

Trixi Yesika : Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device Ez Module, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

LEMBAR PERSETUJUAN... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR TABEL... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

3.2 Jenis-jenis Pesawat Forsus... 9

3.2.1 Forsus Fatigue Resistant Device L-Pin Module... 9

3.2.2 Forsus Fatigue Resistant Device EZ Module... 10

(9)

Trixi Yesika : Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device Ez Module, 2008.

USU Repository © 2009

3.3 Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device EZ Module... 13

3.3.1 Bagian-Bagian dari Pesawat Forsus... 14

3.3.2 Persiapan Sebelum Pemasangan………... 15

3.3.3 Pemasangan pesawat Forsus Fatigue Resistant Device EZ Module………. 16

3.3.4 Aktivasi………. 20

3.3.5 Cara melepaskan pesawat Forsus Fatigue Resistant Device EZ Module………. 21

3.3.6 Mekanisme Kerja Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device EZ Module... 22

3.5 Indikasi dan kontraindikasi... 23

3.6 Instruksi Pemakaian... 23

3.7 Keuntungan dan Kerugian... 24

BAB IV LAPORAN KASUS... 25

BAB V KESIMPULAN... 35

(10)

Trixi Yesika : Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device Ez Module, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Maloklusi Klas II divisi 1... 4 2. Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device L-Pin Module……...…….. 9 3. Posisi pesawat Forsus Fatigue Resistant Device L-Pin Module pada

saat pembukaan rahang maksimal……… 10

4. Desain clip pesawat Forsus Fatigue Resistant Device EZ Module….. 11 5. Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device EZ Module………. 12 6. Pesawat Forsus Nitinol Flat Spring……….. 12 7. Desain-desain kawat bypass Pesawat Forsus Nitinol Flat Spring…… 13 8. Bagian-bagian pesawat Forsus Fatigue Resistant Device EZ Module. 14 9. Pengikatan archwire pada bracket menggunakan ligature wire……... 15 10. Bagian distal dari archwire di-cinched back di bagian molar tube

(a) pada molar pertama mandibula, (b) pada molar kedua mandibula. 16 11. Penempatan stopper pada distal kaninus... 16 12. Cara menambah penjangkaran dengan mengikat seluruh gigi di

mandibula... 17 13. Cara pemasangan pesawat Forsus Fatigue Resistant Device EZ

(11)

Trixi Yesika : Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device Ez Module, 2008.

USU Repository © 2009

14. Cara mengukur jarak push rod menggunakan measurement guide,

ukuran push rod 32 mm... 18

15. Macam-macam ukuran push rod……….. 18

16. Cara penempatan loop push rod diantara kaninus dan premolar

pertama mandibula... 19 17. Ukuran push rod terlalu panjang ke distal dari modul spring... 19 18. Cara membengkokkan Push rod... 20 19. Cara mengaktivasi pesawat Forsus Fatigue Resistant Device

menggunakan split ring bushing... 20 20. Cara melepaskan pesawat Forsus EZ Module dari headgear tube…. 21 21. Cara melepaskan push rod, (a) push rod diputar mengarah ke atas

(b) push rod dibengkokkan menggunakan tang, (c) loop mesial

dibuka dan dilepaskan dari archwire... 22 22. Foto intraoral sebelum perawatan. (a) pandangan dari lateral kanan;

(b) pandangan dari depan; (c) pandangan dari lateral kiri; (d) pandangan dari oklusal rahang atas; (e) pandangan dari oklusal

rahang bawah... 25 23. Foto extra oral sebelum perawatan : (a-b) pandangan dari depan;

(c-d) pandangan dari lateral kanan……… 26 24. Foto pasien setelah pesawat Forsus spring dilepaskan dari mulut. (a)

(12)

Trixi Yesika : Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device Ez Module, 2008.

USU Repository © 2009

pandangan dari lateral kiri; (d) pandangan dari oklusal rahang atas;

(e) pandangan dari oklusal rahang bawah... 27 25. Foto intraoral setelah perawatan. (a) pandangan dari lateral kanan;

(b) pandangan dari depan; (c) pandangan dari lateral kiri; (d) pandangan dari oklusal rahang atas; (e) pandangan dari oklusal

rahang bawah. (f) foto ekstraoral setelah perawatan……… 28 26. Foto intraoral sebelum perawatan dari pandangan lateral kanan…... 28 27. Foto intraoral sebelum pemasangan pesawat Forsus Spring. (a).

pandangan dari lateral kanan; (b). pandangan dari depan; (c).

pandangan dari lateral kiri sisi kiri……… 30 28. Gambaran sefalometri dari pasien sebelum dan sesudah perawatan.... 31 29. Foto intraoral setelah perawatan. (a) pandangan dari lateral kanan;

(b) pandangan dari depan; (c) pandangan dari lateral kiri; (d) foto

(13)

Trixi Yesika : Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device Ez Module, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pengukuran variabel angular dan linear pada analisa sefalometri sebelum dan sesudah perawatan dan perubahan yang terjadi selama

perawatan dengan pesawat Forsus Spring... 32

2. Pengukuran yang diambil dari model gigi sebelum dan sesudah perawatan dan perubahan yang terjadi selama perawatan dengan

(14)

Trixi Yesika : Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device Ez Module, 2008.

USU Repository © 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada bidang ortodonti, maloklusi didefenisikan sebagai bentuk oklusi yang menyimpang dari bentuk standar normal yang dapat diterima. Maloklusi digolongkan ke dalam kelompok-kelompok, dimana masing-masing kelompok ditandai oleh sifat-sifat khusus dan variasi-variasinya sehingga mudah ditandai. Berdasarkan hubungan molar pertama permanen, Angle mengklasifikasikan maloklusi menjadi tiga kelompok, yaitu maloklusi Klas I, II, dan III.1,2,3

Maloklusi Klas II disebut juga distoklusi, yaitu hubungan tonjol distobukal molar pertama maksila yang beroklusi pada groove bukal molar pertama mandibula. Berdasarkan posisi insisivus maloklusi Klas II dibagi menjadi dua bagian, yaitu divisi 1 dan 2.1,2,3

(15)

Trixi Yesika : Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device Ez Module, 2008.

USU Repository © 2009

diskrepansi mandibula dalam arah sagital. Maloklusi Klas II divisi 1 terkenal dengan sebutan “the most frequent treatment problem in the orthodontic practice” dan terjadi pada sepertiga populasi di Amerika yang rata-rata adalah anak-anak usia sekolah.4

Pesawat Forsus merupakan alat ortodonti cekat fungsional yang dikembangkan oleh Bill Vogt pada tahun 2001. Alat ini terdiri dari spring bar yang berdiameter 0,5 x 3,0 mm dan terbuat dari bahan nikel 45% dan titanium 55% yang dilapisi dengan plastik transparan. Penggunaan pesawat Forsus untuk perawatan maloklusi Klas II divisi 1 memberikan banyak keuntungan. Keuntungan pesawat

Forsus antara lain mampu mengoreksi maloklusi Klas II dalam waktu yang singkat,

pemasangan mudah, dan dapat digunakan pada pasien yang tidak kooperatif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nina Heinig dkk, ditemukan bahwa dua dari tiga remaja yang menggunakan pesawat Forsus memberikan hasil yang lebih baik untuk mengoreksi maloklusi Klas II dibandingkan dengan alat yang pernah digunakan sebelumnya, seperti headgear, aktivator atau Klas II elastik.5,6

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana mekanisme kerja pesawat Forsus Fatigue Resistant Device EZ

Module dalam mengoreksi maloklusi Klas II divisi 1?

(16)

Trixi Yesika : Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device Ez Module, 2008.

USU Repository © 2009

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui dengan jelas mekanisme kerja pesawat Forsus Fatigue Resistant Device EZ Module dalam mengoreksi maloklusi Klas II divisi 1.

1.4 Ruang Lingkup

(17)

Trixi Yesika : Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device Ez Module, 2008.

USU Repository © 2009

BAB 2

MALOKLUSI KLAS II DIVISI 1

Menurut klasifikasi Angle, maloklusi Klas II ditandai dengan hubungan tonjol distobukal molar pertama maksila beroklusi pada groove bukal molar pertama mandibula. Maloklusi Klas II divisi 1 merupakan kelainan hubungan maksila dan mandibula disertai dengan proklinasi insisivus maksila (Gambar 1).4,7

(18)

Trixi Yesika : Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device Ez Module, 2008.

USU Repository © 2009

Gambar 1. Maloklusi Klas II divisi 1.8

2.1 Karakteristik

2.1.1 Klinis

Moyers menyatakan, maloklusi Klas II divisi 1 ditandai oleh hubungan molar dan kaninus Klas II atau distoklusi dan disertai proklinasi gigi anterior maksila, profil yang cembung, overjet yang besar bahkan tidak jarang disertai overbite yang dalam atau deepbite. Selain itu dijumpai aktivitas otot yang abnormal, bibir atas biasanya hipotonik, pendek, dan kesukaran dalam menutup mulut.4,7,8

2.1.2 Sefalometri

Menurut Steiner, analisa sefalometri dilakukan melalui pengukuran sudut SNA, SNB dan ANB. Sudut SNA menggambarkan hubungan maksila terhadap basis kranium. Malokusi Klas II divisi 1 ditandai dengan pertumbuhan maksila yang berlebihan atau prognasi ditandai dengan sudut SNA yang lebih besar dari 820. Sudut SNB menggambarkan hubungan anteroposterior mandibula terhadap kranium. Pada Klas II mandibula kurang berkembang atau retrognasi dengan sudut SNB lebih kecil dari 800 dan sudut ANB lebih besar dari 20. 7,9

(19)

Trixi Yesika : Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device Ez Module, 2008.

USU Repository © 2009

pengukuran anguler lebih besar dari 220 dan pengukuran linear 1-NA menunjukkan nilai yang lebih besar dari 4 mm. Selain itu, retroklinasi insisivus mandibula dilihat melalui sudut 1 - NB lebih kecil dari nilai rata-rata 250 serta pengukuran linier 1 - NB menunjukkan nilai lebih kecil dari 4 mm. Sudut interinsisal digunakan untuk melihat hubungan insisivus pertama maksila dan mandibula. Maloklusi Klas II divisi 1 memperlihatkan sudut yang lebih kecil dari 1300-1310. 7,9

2.2 Etiologi

Maloklusi Klas II disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor prenatal, natal, dan postnatal.

2.2.1 Faktor Prenatal

(20)

Trixi Yesika : Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device Ez Module, 2008.

USU Repository © 2009

2.2.2 Faktor Natal

Pada proses kelahiran, bayi dapat mengalami trauma pada wajah akibat pemakaian tang obstetri yang tidak tepat. Trauma yang mengenai daerah kondilus akan menyebabkan ankilosis atau fibrosis pada daerah temporo mandibular joint (TMJ) sehingga perkembangan mandibula menjadi terhambat.3,27

2.2.3 Faktor Postnatal

Beberapa faktor postnatal dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada perkembangan struktur dentofasial. Trauma yang terjadi pada anak-anak karena jatuh atau terluka pada daerah dentofasial ketika belajar merangkak, berjalan atau bermain dapat mengakibatkan gangguan pada persendian mandibula sehingga pertumbuhan mandibula menjadi terhambat dan menghasilkan retrognasi mandibula, selain itu terapi radiasi jangka panjang juga dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan struktur dentofasial. Infeksi sendi (polyarthritis) dan peradangan telinga tengah (otitis

media) pada masa anak-anak, bila tidak dirawat dengan tepat dapat menyebar ke TMJ

(21)

BAB 3

PESAWAT FORSUS

Perawatan maloklusi Klas II divisi 1 dapat dilakukan dengan menggunakan pesawat lepas dan cekat. Pesawat Forsus merupakan alat ortodonti cekat fungsional yang menggunakan bantuan kekuatan otot-otot di sekitar mulut.

3.1 Pengertian

(22)

3.2 Jenis-jenis Pesawat Forsus

Pesawat Forsus dibagi atas tiga jenis, yaitu Forsus Fatigue Resistant Device

L-Pin Module, Forsus Fatigue Resistant Device EZ Module dan Forsus Nitinol Flat

Spring.

3.2.1 Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device L-Pin Module

Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device L-Pin Module memiliki desain

spring coaxial yang berfungsi untuk mencegah patahnya alat ini akibat pemberian

tekanan yang berulang-ulang pada coil spring. Alat ini didesain untuk tetap mempertahankan tekanannya pada batas minimum sehingga pemakaiannya lebih tahan lama (Gambar 2).12,13,14

Gambar 2. Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device L-Pin

Module12,14

Alat ini memiliki beberapa kelebihan dalam mengoreksi maloklusi Klas II, antara lain : 13

(23)

Gambar 3. Posisi pesawat Forsus Fatigue

Resistant Device L-Pin Module

pada saat pembukaan rahang maksimal.13

b. Menggunakan telescope stainless steel sehingga pasien lebih nyaman. c. Pesawat Forsus menghasilkan tekanan yang kecil sehingga pemakaian alat ini lebih tahan lama.

d. Ujung distal push rod yang bundar dan halus dapat mencegah kerusakan pada ikatan push rod.

Alat ini memiliki kekuatan yang konsisten dan dapat diperkirakan sehingga kita dapat mengontrol kekuatan yang digunakan selama proses perawatan yang sebelumnya tidak terdapat pada alat maloklusi Klas II lainnya.12,13

3.2.2 Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device EZ Module

(24)

meningkatkan produktivitas kerja dan mengurangi ketidaknyamanan pasien saat berada di dental unit (Gambar 4). 15,16,17

Gambar 4. Desain clip pesawat Forsus

Fatigue Resistant Device EZ Module.17

Pesawat Forsus EZ Module memiliki anti rotational arm yang dapat mencegah alat ini berputar sehingga tidak terjadi iritasi mukosa pada pasien. Alat ini juga memiliki 3-piece telescoping spring yang yang sama seperti pesawat Forsus

Fatigue Resistant Device L-Pin Module. 15,16,17

Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device EZ Module merupakan modifikasi dari pesawat Forsus Fatigue Resistant Device L-Pin Module yang baru dan terpercaya dalam mengoreksi maloklusi Klas II. Penggunaan pesawat Forsus EZ

Module lebih efisien karena alat ini menggunakan Fatigue Resistant yang memiliki

(25)

Gambar 5. Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device EZ

Module. 16,17

3.2.3 Pesawat Forsus Nitinol Flat Spring

Pesawat Forsus Nitinol Flat Spring memiliki permukaan yang datar, tipis, dan terbuat dari super elastik nitinol. Alat ini memiliki desain link dan loop yang meningkatkan kenyamanan pasien, pergerakan rahang, dan untuk mengurangi kerusakan spring. Pesawat Forsus Nitinol Flat Spring tersedia dalam berbagai ukuran sehingga dapat disesuaikan dengan pasien (Gambar 6).18,19,20

Gambar 6. Pesawat Forsus Nitinol Flat Spring.20

Pesawat Forsus Nitinol Flat Spring menghasilkan kekuatan yang kontiniu dengan level yang konstan sejak awal pemasangan sampai saat pelepasan

alat. Dengan demikian alat ini memberikan hasil yang cepat dan perawatan yang lebih efisien. 18,19,20

Kawat

(26)

Pesawat Forsus Nitinol Flat Spring tersedia dalam tiga desain kawat bypass yang berbeda sehingga memungkinkan perlekatan molar yang bervariasi. Kawat

bypass memberikan kenyamanan karena pasien dapat membuka rahangnya dengan

sedikit hambatan dibandingkan alat spring lainnya. Kawat bypass lebih menghemat waktu karena tidak memerlukan pemindahan archwire atau bracket premolar mandibula. Selain itu kawat bypass dapat memberikan kekuatan untuk mengontrol

archwire selama proses perawatan sehingga hasilnya efektif dan konsisten (Gambar

7).19,20

Gambar 7. Desain-desain kawat bypassPesawat

Forsus Nitinol Flat Spring.21

3.3 Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device EZ Module

Pada sub bab ini akan dibahas lebih mendalam mengenai pesawat Forsus

Fatigue Resistant Device EZ Module, antara lain meliputi bagian-bagian Forsus

Fatigue Resistant Device EZ Module, persiapan sebelum pemasangan, pemasangan

(27)

3.3.1 Bagian- bagian dari Pesawat Forsus Fatigue Resistan Device EZ

Module

Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device EZ Module memiliki bagian-bagian yang terdiri dari : (Gambar 8) 17

1. Direct push rod dicekatkan langsung ke archwire.

2. Fatigue resistant berfungsi untuk mengurangi kerusakan alat ini.

3. Forsus EZ Module clip yang dipasang pada headgear tube.

4. Anti Rotational arm berfungsi untuk mencegah alat ini berputar.

5. Buccally-offset occlusal headgear tube sebagai tempat pemasangan modul

clip.

6. 3-pieces telescoping coaxial spring berfungsi untuk meningkatkan

pembukaan rahang.

Gambar 8. Bagian-bagian pesawat Forsus Fatigue Resistant Device EZ

Module 18

4. Anti Rotational arm

(28)

Buccally-3.3.2 Persiapan Sebelum Pemasangan

Sebelum memasang pesawat Fatigue Resistant Device EZ Module ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu : 22,23

1. Ukuran archwire yang digunakan :

a. Jika menggunakan archwire berdiameter 0,017 x 0,025 inci maka digunakan bracket dengan slot berdiameter 0,018 inci.

b. Jika menggunakan archwire berdiameter 0,019 x 0,025 inci maka digunakan bracket dengan slot berdiameter 0,022 inci.

2. Semua bracket diikat dengan ligature wire yang terbuat dari stainless steel atau elastomeric (Gambar 9).

Gambar 9. Pengikatan archwire pada bracket menggunakan ligature wire.22

3. Untuk menjaga posisi gigi mandibula bagian distal archwire harus

(29)

(a) (b)

Gambar 10. Bagian distal dari archwire di-cinched back di bagian molar tube (a) pada molar pertama mandibula, (b) pada molar kedua mandibula.22

3.3.3 Pemasangan pesawat Forsus Fatigue Resistant Device EZ Module

Cara pemasangan pesawat Forsus Fatigue Resistant Device EZ Module adalah sebagai berikut : 22,23

1. Tempatkan stopper pada distal kaninus untuk menghindari kontak dengan bracket kaninus (Gambar 11).

Gambar 11. Penempatan stopper pada distal kaninus.22

(30)

mandibula diikat dan kekuatan labial torque akar gigi anterior mandibula ditingkatkan (Gambar 12).

Gambar 12. Cara menambah penjangkaran dengan mengikat seluruh gigi di mandibula.22

3. Bagian mesial pesawat Forsus Fatigue Resistant Device EZ Module dipegang dengan tang, kemudian dipasang ke dalam headgear tube dari mesial ke distal sampai tepat pada tempatnya (Gambar 13).

Gambar 13. Cara pemasangan pesawat Forsus

(31)

4. Ukur jarak dari distal tube molar maksila sampai distal bracket kaninus mandibula dalam keadaan oklusi sentrik. Gunakan measurement guide (REF 807-014) seperti yang ditunjukkan pada gambar dan catat ukuran push rod yang sesuai (Gambar 14).

Gambar 14. Cara mengukur jarak push rod menggunakan

measurement guide, ukuran push rod 32 mm.22

5. Pilih ukuran push rod yang sesuai sehingga dapat memberikan tekanan pada spring tanpa mengubah posisi mandibula (Gambar 15).

(32)

6. Pada saat pasien membuka mulut, loop push rod ditempatkan diantara kaninus dan premolar pertama mandibula, kemudian spring ditekan ke distal dan

push rod dipasang (Gambar 16).

Gambar 16. Cara penempatan loop push rod diantara kaninus dan premolar pertama mandibula. 22

7. Perhatikan ukuran push rod, jika push rod lebih memanjang ke distal dari modul spring dalam posisi oklusi sentrik, berarti push rod terlalu panjang (Gambar 17).

(33)

8. Bagian mesial push rod dibengkokkan sehingga membentuk loop sampai mengelilingi kawat (Gambar 18).

Gambar 18. Cara membengkokkan Push rod.22

3.3.4 Aktivasi

Cara mengaktivasi pesawat Forsus Fatigue Resistant Device adalah dengan menggunakan split ring bushing. Spring didorong ke distal 2 - 3 mm sehingga push

rod terlihat, kemudian split ring bushing ditempatkan pada push rod (Gambar 19).

Gambar 19. Cara mengaktivasi pesawat Forsus Fatigue

(34)

3.3.5 Cara Melepaskan Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device EZ

Module

Pada saat pasien membuka mulut lebar, spring ditekan dan spring dilepaskan dari push rod. Kemudian bagian distal dari pesawat Forsus dipegang dengan tang, tarik pesawat Forsus ke arah oklusal/mesial untuk melepaskannya dari headgear tube (Gambar 20). 22,23

Gambar 20. Cara melepaskan pesawat Forsus EZ

Module dari headgear tube.22

Kemudian push rod dilepaskan dengan cara push rod diputar mengarah ke atas seperti yang ditunjukkan dalam gambar 21a.11

(35)

(a)

(b) (c)

Gambar 21. Cara melepaskan push rod, (a) push rod diputar mengarah ke atas (b) push

rod dibengkokkan menggunakan tang, (c) loop mesial dibuka dan

dilepaskan dari archwire. 22

3.3.6 Mekanisme Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device EZ Module

Pesawat Forsus terdiri dari spring yang melekat secara cekat pada headgear

tube pada molar pertama maksila. Push rod ditempatkan secara langsung pada

mandibula di bagian distal bracket kaninus dan akan meluncur ke dalam 3-pieces

telescoping coaxial spring. Ketika mulut tertutup, push rod akan berkontak langsung

(36)

skeletal menyebabkan SNA menurun, SNB meningkat, dan ANB menurun, serta menghambat pertumbuhan maksila dan meningkatkan pertumbuhan mandibula. Perubahan dentoalveolar menyebabkan insisivus maksila retrusi, ekstrusi dan tipping ke palatal, sementara insisivus mandibula protrusi, intrusi dan tipping ke labial. Molar maksila bergerak ke distal dan intrusi, molar mandibula bergerak ke mesial dan ekstrusi. Perubahan dental menyebabkan terjadi penurunan overjet dan overbite.3,6

Dengan sedikit latihan, pemasangan alat ini dapat dilakukan tanpa pemindahan archwire dan hanya memerlukan waktu beberapa menit sampai selesai. Alat ini dapat digunakan setiap saat, termasuk selama waktu makan dimana terjadi pergerakan rahang.24

3.4 Indikasi dan Kontraindikasi

Untuk menunjang keberhasilan perawatan dengan pemakaian pesawat Forsus, harus diperhatikan beberapa hal yang menjadi indikasi dan kontraindikasi. Indikasi pemakaian pesawat Forsus adalah Maloklusi Klas II, maloklusi Klas II dengan kasus

deepbite, openbite, kasus non-ekstraksi, agenesis premolar kedua atau mikrodentia,

diastema, posisi mesialisasi lengkung rahang. Sedangkan kontraindikasi pemakaian

pesawat Forsus adalah pasien yang alergi terhadap bahan latex.24

3.5 Instruksi Pemakaian

Dalam pemakaian pesawat Forsus ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu : 25

(37)

tidak membuka mulut terlalu lebar pada saat pemakaian. Jika pembukaan mulut terlalu lebar, akan terjadi perubahan dan menyebabkan molar band lepas, maka pasien harus kembali mengunjungi praktek dokter gigi.

2. Alat ini didesain untuk tetap jauh dari gigi ketika membuka ataupun menutup mulut. Jika alat ini tergigit maka alat ini akan rusak atau patah. Hubungi dokter gigi jika terjadi masalah.

3. Sama seperti alat ortodonti lainnya yang dipasang di dalam mulut akan menimbulkan rasa tidak nyaman atau iritasi. Hubungi dokter gigi jika iritasi berkelanjutan atau jika luka berkembang di dalam mulut.

4. Selalu berhati-hati tentang apa yang dimakan. Hindari makanan keras atau lengket dan pastikan untuk mengurangi ukuran makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Gunakan perawatan yang khusus ketika menyikat gigi untuk menghindari kerusakan.

3.6 Keuntungan dan Kerugian

Pesawat Forsus memiliki beberapa keuntungan antara lain mudah dipasang, tidak mudah patah, tingkat kepuasan pasien tinggi,16,17 dapat dipakai oleh pasien non-kooperatif, dan waktu perawatannya singkat.5

(38)

BAB 4

LAPORAN KASUS

Pada bab ini akan dibahas mengenai laporan kasus dengan pemakaian pesawat

Forsus pada satu sisi rahang dan pemakaian pesawat Forsus pada kedua sisi rahang.

4.1 Pemakaian pesawat Forsus pada satu sisi rahang

Riwayat Kasus

Seorang wanita berusia 13 tahun dengan maloklusi Klas II divisi 1 disertai

overjet 6,5 mm dan overbite yang dalam dengan midline maksila sama seperti midline

wajah dan midline mandibula 3 mm lebih ke kanan dari midline wajah. Insisivus pertama maksila overlapped (Gambar 22). Kaninus dan insisivus kedua kanan maksila berotasi ke arah mesiopalatal, dan gigi posterior maksila bergerak ke mesial. Dalam kasus ini, pasien menunjukkan hubungan molar Klas II pada sisi kanan (Gambar 23).26

(39)

Gambar 23. Foto extra oral sebelum perawatan : (a-b) pandangan dari depan; (c-d) pandangan dari lateral kanan.26

Rencana Perawatan

Rencana perawatan antara lain memperbaiki overjet dan overbite, dan mendapatkan hubungan molar Klas I pada kedua sisi rahang tanpa melakukan pencabutan. 26

Prosedur Perawatan

Perawatan dimulai dengan pemasangan archwire nickel titanium ukuran 0,014 inci untuk levelling and aligning pada kedua lengkung gigi dan untuk rotasi gigi digunakan kawat stainles steel dengan ukuran 0,010 inci.26

(40)

Satu bulan kemudian kawat stainless steel dengan diameter 0,0175 x 0,022 inci dipasang pada lengkung maksila dan mandibula serta split ring bushing dipasang pada push rod (Gambar 24).26

Lima setengah bulan setelah perawatan selesai, pesawat Forsus Fatigue

Resistant Device dilepaskan dari headgear tube. Pada akhir perawatan dipasang

Klas II elastik pada archwire.26

Gambar 24. Foto pasien setelahpesawat Forsus spring dilepaskan dari mulut. (a) pandangan dari lateral kanan; (b) pandangan dari depan; (c) pandangan dari lateral kiri; (d) pandangan dari oklusal rahang atas; (e) pandangan dari oklusal rahang bawah.26

Hasil Perawatan

(41)

Gambar 25. Foto intraoral setelah perawatan. (a) pandangan dari lateral kanan; (b) pandangan dari depan; (c) pandangan dari lateral kiri; (d) pandangan dari oklusal rahang atas; (e) pandangan dari oklusal rahang bawah. (f) foto ekstraoral setelah perawatan. 26

4.2 Pemakaian pesawat Forsus pada kedua sisi rahang

Riwayat Kasus

Seorang pria berusia 15 tahun dengan maloklusi Klas II disertai overjet yang besar dan overbite yang dalam (Gambar 26).5

(42)

Rencana Perawatan

Rencana perawatan antara lain memperbaiki overjet dan overbite, dan mendapatkan hubungan molar Klas I pada kedua sisi rahang tanpa melakukan pencabutan.

Prosedur Perawatan

Pemasangan dimulai dengan pemasangan kawat stainless steel dengan ukuran 0,019 x 0,025 inci pada kedua lengkung gigi. Setelah dua bulan pesawat Forsus

Spring dipasang pada sisi kanan dan kiri dengan ukuran 0,021 x 0,025 inci

(Gambar 27).5

Setelah satu bulan, pesawat diperiksa dan disesuaikan dengan lengkung rahang. Serta pasien ditanya dengan mengisi kuesioner tentang masalah pengunyahan, pembukaan atau pembersihan mulut.5

Empat bulan setelah perawatan pesawat Forsus Spring dilepaskan dari

(43)

(a) (b)

(c)

Gambar 27 : Foto intraoral sebelum pemasangan pesawat Forsus Spring. (a). pandangan dari lateral kanan; (b). pandangan dari depan; (c). pandangan dari lateral kiri.5

Hasil

Analisa Sefalometri

(44)

Gambar 28 : Gambaran sefalometri dari pasien sebelum dan sesudah perawatan.5

Perubahan oklusal plane menunjukkan 4,20 rotasi diukur pada anterior basis kranium. Selama perawatan, gigi anterior maksila retrusi 5,30 dan gigi anterior mandibula protrusi 9,60.5

(45)

Tabel 1 : Pengukuran variabel angular dan linear pada analisa sefalometri

sebelum dan sesudah perawatan dan perubahan yang terjadi selama perawatan

dengan pesawat Forsus Spring. 5

Keterangan Sebelum Perawatan Sesudah Perawatan Selisih

(46)

Analisa Model gigi

Pada tabel 2 menunjukkan hasil pengukuran sebelum dan sesudah perawatan dengan pesawat Forsus Spring. Lengkung gigi maksila dan mandibula meluas selama perawatan pesawat Forsus, efeknya terlihat pada rahang maksila dengan 2,2 mm anterior dan posterior 2,5 mm. Mandibula meluas 0,6 mm pada anterior dan posterior 1,2 mm (Gambar 29).5

Tabel 2 : Pengukuran yang diambil dari model gigi sebelum dan sesudah

perawatan dan perubahan yang terjadi selama perawatan dengan pesawat

Forsus Spring. 5

Keterangan Sebelum Perawatan Sesudah Perawatan Selisih

UJ ATW 37,19 mm 39,42 mm +2,23 mm

UJ PTW 46,77 mm 49,31 mm +2,54 mm

LJ ATW 39,92 mm 37,50 mm +0,58 mm

LJ PTW 47,15 mm 48,35 mm +1,19 mm

Maloklusi kanan 0,60 lebar premolar -0,10 lebar premolar -0,70 lebar premolar Maloklusi kiri 0,62 lebar premolar -0,11 lebar premolar -0,74 lebar premolar

Overjet 5,42 mm 0,81 mm -4,62 mm

(47)

(a) (b)

(d)

(c)

(48)

BAB 5

KESIMPULAN

Maloklusi Klas II divisi 1 merupakan kelainan hubungan maksila dan mandibula disertai dengan proklinasi insisivus maksila. Maloklusi Klas II divisi 1 ditandai oleh proklinasi insisivus maksila dengan overjet yang besar, Overbite yang dalam, aktivitas otot yang abnormal, bibir maksila biasanya hipotonik, pendek, dan sulit menutup bibir.

Pesawat Forsus merupakan alat cekat ortodonti yang dapat mengoreksi maloklusi Klas II divisi 1. Pesawat ini berbentuk spring dan dipasang melekat pada molar maksila dan lengkung mandibula. Terdapat tiga jenis pesawat Forsus yaitu

Forsus Fatigue Resistant Device L-Pin Module, Forsus Fatigue Resistant Device EZ

Module, dan Forsus Nitinol Flat Spring.

Pesawat Forsus Fatigue Resistant Device L-Pin Module memiliki desain spring coaxial yang unik berfungsi untuk mencegah patahnya alat ini akibat pemberian tekanan yang berulang-ulang pada coil spring.

Pesawat Forsus EZ module memiliki desain yang kuat dan aman sehingga pasien lebih nyaman menggunakannya. Alat ini memiliki desain “click-in-place” (clip) sehingga pemasangannya pada headgear tube lebih mudah.

(49)

meningkatkan kenyamanan pasien, pergerakan rahang, dan untuk mengurangi kerusakan spring.

(50)

DAFTAR PUSTAKA

1. Foster TD. Textbook of orthodontics. 2nd ed. Oxford: Blackwell Scientific Publications, 1982 : 37, 42, 78.

2. Rostina T. Oklusi, maloklusi, etiologi maloklusi. Medan: Bag. Ortodonsia FKG USU, 1997 : 17.

3. Mills JRE. Principle and Practice of Orthodontics. 2nd ed. New York: Churchill Living Stone, 1987 : 23-32, 36, 156-8.

4. Marsiano YZ. Manfaat Bionator pada perawatan maloklusi Klas II divisi I

dengan retrusi mandibula pada usia pertumbuhan. Dentika Dent J 2004 : 58:

156-7.

5. Heinig N, Goz G. Clinical application and effects of the ForsusTM Spring.

J orofac orthop 2001; 62 : 436-50.

6. Karacay S, Akin E, Olmes H, Gurton U, Sagdic D. Forsus nitinol flat spring and

Jasper Jumper corrections of Class II division 1 malocclusions. Angle Orthod

2006; 76(4) : 666-72.

7. Bhalajhi SI. Orthodontics the art and science. 1st ed. New Delhi : Arya (Medi) Publishing House, 1997 : 79-81, 151-2, 164-9, 283-6.

8. Houston WJB. Walter’s orthodontic notes. 4th ed. Bristol : Wright, 1983 : 1, 46-9, 52-3, 138-46.

(51)

10.Kuppers Orthodontic. Forsus Appliance. <http://www.kupperortho.com/met/ index.html> (1 Sept 2007).

11.McElhinney R C. Types of appliance. <http://www.drmacbraces.com/index.html> (7 Sept 2007).

12.3M Unitek Orthodonti Products. ForsusTM FatigueRresistant Device L-Pin Module.2007.<http://solution.3m/wps/portal/3M/en_US/orthodontics/Unitek/solut

ion/Class II/Forsus-L-Pin.html> (3 Sept 2007).

13.3M Unitek Orthodonti Products. Somethimg powerful is forcing its way into your

practice. 2001 3M Unitek.

14.3M Unitek Orthodonti Products. ForsusTM Fatigue Resistant Device with Direct Push Rod. 2002 3M Unitek.

15.Jones G, Buschang PH, Kim BK, Oliver DR. Class II extraction patients treated

with the Forsus Fatigue Resistant Device versus intermaxillary elastis. Angle

orthod 2006; 78(2) : 332-38.

16.3M Unitek Orthodonti Products. ForsusTM Fatigue Resistant Device EZ Module.

2007.<http://solution.3m/wps/portal/3M/en_US/orthodontics/Unitek/solution/Cla ss II/Forsus.html> (3 Sept 2007).

17.3M Unitek Orthodonti Products. ForsusTM Fatigue Resistant Device EZ Module.

2006 3M Unitek.

(52)

19.3M Unitek Orthodonti Products. ForsusTM Nitinol Flat Spring. 2007.

<http://solution.3m/wps/portal/3M/en_US/orthodontics/Unitek/solution/Class II/Forsus-spring.html> (3 Sept 2007).

20.3M Unitek Dental Products Division. Forsus Nitinol Flat Spring. A New force to

be reckoned with. 2000. <http://solution.3m/wps/portal/3M/en_US/orthodontics/

Unitek/solution/Class\II/Forsus.html> (19 Des 2007).

21.3M Unitek Orthodonti Products. Forsus Nitinol Flat Spring: Bypass installation. 2003.<http://solution.3m/wps/portal/3M/en_US/orthodontics/Unitek/solution/Cla ss II/Forsus.html> (19 Des 2007).

22.3M Unitek Orthodonti Products. ForsusTM fatigue resistant device ez module –

installation guide. 3M unitec orthodontic product 2006.

23.3M Unitek Orthodonti Products. Forsus with direct push rod video. 2007.<http://solution.3m/wps/portal/3M/en_US/orthodontics/Unitek/solution/Cla ss II/Forsus.html> (3 Sept 2007).

24.Baron P. The ForsusTM Resistent Device: better than Elastic for Class II.

Orthodontic perspective 2007; 8(2): 5-8.

25.3M Unitek Orthodonti Products. Important patient information. 3M unitec orthodontic product 2003.

26.Rose PA, Gaffey JB, Quick AN RE. Breakages using a unilateral fixed functional

appliance: a classs II malocclusion: mase report using Forsus Fatigue Resistant

Gambar

Gambar 1. Maloklusi Klas II divisi 1.8
Gambar 2. Pesawat  Forsus Fatigue Resistant Device L-Pin Module12,14
Gambar 3. Posisi pesawat Forsus Fatigue Resistant Device L-Pin Module pada saat pembukaan rahang
Gambar 4. Desain  clip  pesawat Forsus Fatigue Resistant Device EZ Module.17
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada Tabel 4.3 dengan parameter pengamatan meliputi: (1)berdiskusi kelompok pada

We propose a new battery of dynamic specification tests for the joint hypothesis of iid-ness and density function based on the fundamental properties of independent random

Pada kutipan di atas yang menunjukkan tokoh utama yaitu tokoh lain sedang berbicara dengan Firdaus bahwasanya Firdaus adalah seorang wanita tak terhormat. Pada kutipan di atas

lebih besar sehingga akan terlempar lebih jauh kebagian luar dari sumbu putar. Dengan demikian, pemutaran dapat digunakan dalam berbagai proses untuk. pemisahan cairan-cairan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara iklan politik Partai Gerindra dengan partisipasi masyarakat tani di Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan

APLIKASI BAHASA PEMOGRAMMAN BASCOM PADA ALAT PENGUKUR JARAK BERBASIC MIKROKONTROLER AT89C2051.. Universitas

Seorang saudara perempuan (sekandung, seayah dan seibu) mendapat 1/2 bagian, dua orang atau lebih saudara perempuan sekandung atau seayah mendapat 2/3 bagian, jika saudara