• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi metode lightening the learning climate sebagai upaya meningkatkan kemampuan koneksi siswa pada mata pelajaran PAI di kelas v Sekolah Dasar PUI Lebaksirna

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi metode lightening the learning climate sebagai upaya meningkatkan kemampuan koneksi siswa pada mata pelajaran PAI di kelas v Sekolah Dasar PUI Lebaksirna"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI METODE

LIGHTENING THE

LEARNING CLIMATE

SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI SISWA

PADA MATA PELAJARAN PAI

Di Kelas V Sekolah Dasar PUI Lebaksirna

S K R I P S I

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

.

Oleh

Nurfatimah Fitriyani NIM 18100110000057

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)

i

Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena berkat rahmat dan karunia-Nya segala sesuatu dapat berjalan baik. Tak lupa saya panjatkan shalawat serta salam kepada nabi Muhammad SAW yang mengiringi selesainya penyusunan skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI“ (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD PUI Lebaksirna, Sukabumi) .

Penyusunan Skripsi ini merupakan salahsatu syarat dalam mengikuti pendidikan Sarjana jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selesainya penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak baik berupa bimbingan, pengarahan, dorongan semangat, informasi dan data yang sangat di perlukan sehingga proses penelitian ini dapat berjalan dengan baik.

Dalam kesempatan ini juga penulis mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya dan penghargaan yang tak terhingga kepada yang terhormat :

1. Drs. Nurlena Rifa’i, MA, Ph. D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis sehubungan dengan penyusunan Skripsi ini.

2. Dr.H. Majid Khon, M.A selaku Ketua Jurusan/Program Studi dan seluruh staff Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Drs. Masan AF. M.Pd. , selaku pembimbing I penyusunan Skripsi ini. 4. Kepala/Dewan Guru/Staff SD PUI Lebaksirna Kec. Cisaat Kab. Sukabumi. 5. Keluarga tercinta yang banyak memberikan dukungan baik materi maupun

moral yang tulus.

(5)

ii

7. Semua pihak yang dengan tulus membantu penyusunan Skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penyusunan Skripsi ini, karena itu merupakan keterbatasan selaku manusia dan tegur sapa dari berbagai pihak, penyusun terima dengan senang hati demi kesempurnaan Skripsi ini. Akhirnya semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi yang berkepentingan, amiin. Terimakasih.

(6)

iii

METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI”

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD PUI Lebaksirna, Sukabumi)

(7)

iv ABSTRACT

NURFATIMAH Fitriyani (18100110000057) "IMPLEMENTATION OF THE LEARNING METHOD Lightening CLIMATE EFFORTS TO INCREASE CAPACITY AS A STUDENT CONNECTIONS IN SUBJECT PAI"

(Classroom Action Research in Class V SD Pui Lebaksirna, Sukabumi)

(8)

iv

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 3

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran PAI 1. Pengertian Belajar PAI ... 6

2. Pengertian Pembelajaran ... 8

B. Koneksi PAI 1. Pengertian Koneksi PAI ... 9

2. Indikator Koneksi PAI ... 9

C. Teori yang melandasi Pembelajaran Kooperatif ... 10

D. Lightening The Learning Climate sebagai strategi Pembelajaran Kooperatif ... 12

(9)

v

B. Metode Penelitian ... 14

C. Teknik Pengumpulan Data ... 14

D. Instrument Penelitian ... 15

E. Teknik Analisis Data ... 19

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian SD PUI Lebak Sirna 22 B. Gambaran proses belajar mengajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Lightening the Learning Climate dalam meningkatkan kemampuan koneksi PAI siswa ... 25

C. Kemampuan Koneksi PAI Siswa Pada Tiap Siklus Pembelajaran dengan Model Lightening The Learning Climate ...... 42

D. Kemampuan Koneksi PAI Siswa Setelah Mengikuti Seluruh Siklus Pembelajaran ... 49

E. Pembahasan Penelitian ... 53

BAB V: SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 54

B. Implikasi ... 54

C. Saran ... 55

(10)

vi

3.1 Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.2 Kriteria Validitas ... 25

3.3 Klasifikasi Derajat Reliabilitas ... 26

3.4 Klasifikasi Daya Pembeda ... 27

3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 28

3.6 Kriteria Penilaian Koneksi PAI ... 30

3.7 Klasifikasi Kualitas Kemampuan Koneksi PAISiswa ... 30

4.1 Jadwal penelitian ... 31

4.2 Aktivitas Siswa Pada Siklus I ... 32

4.3 Aktivitas Siswa Pada Siklus II ... 38

4.4 Aktivitas Siswa Pada Siklus III ... 43

4.5 Identifikasi Masalah dan Refleksi Seluruh Siklus ... 47

4.6 Kemampuan Koneksi PAI Siswa pada Siklus I ... 48

4.7 Kriteria Ketuntasan belajar Siswa pada Siklus I ... 49

4.8 Kemampuan Koneksi PAI Siswa pada Siklus II ... 50

4.9 Kriteria Ketuntasan belajar Siswa pada Siklus II ... 51

4.10 Kemampuan Koneksi PAI Siswa pada Siklus III ... 53

4.11 Kriteria Ketuntasan belajar Siswa pada Siklus III ... 54

4.12 Kemampuan Koneksi PAI Siswa pada posttest ... 55

4.13 Kriteria Ketuntasan belajar Siswa pada posttest ... 56

4.14 Perkembangan Koneksi PAI Seluruh Siswa Tiap Siklus ... 57

(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 11

4.1 Persentase Aktifitas Siswa pada Siklus I ... 32

4.2 Grafik Aktifitas Siswa pada Siklus I ... 33

4.3 Aktifitas Siswa pada Siklus I ... 34

4.4 Kegiatan Diskusi Kelompok ... 34

4.5 Persentasi di depan Kelas ... 35

4.6 Test Evaluasi Siklus I ... 36

4.7 Persentase Aktifitas Siswa pada Siklus II ... 38

4.8 Grafik Aktifitas Siswa Pada siklus II ... 38

4.9 Aktifitas Siswa pada Siklus II ... 40

4.10 Kegiatan Diskusi Kelompok ... 40

3.11 Persentasi di depan Kelas ... 41

4.12 Tes Evaluasi Siklus II ... 42

4.13 Persentase Aktifitas Siswa pada Siklus III ... 43

4.14 Grafik Aktifitas Siswa Pada siklus III ... 44

4.15 Persentasi di depan Kelas ... 45

4.16 Tes Evaluasi Siklus III ... 46

4.17 Grafik Klasifikasi Kemampuan Koneksi PAI Seluruh siswa pada siklus I ... 49

4.18 Grafik Klasifikasi Kemampuan Koneksi PAI Tiap Siswa pada siklus I ... 50

4.19 Grafik Klasifikasi Kemampuan Koneksi PAI Seluruh Siswa pada siklus II ... 51

4.20 Grafik Klasifikasi Kemampuan Koneksi PAI Tiap Siswa pada siklus II ... 52

(12)

viii

4.24 Grafik Klasifikasi Kemampuan Koneksi PAI Tiap

Siswa pada posttest ... 57 4.25 Grafik Persentase Koneksi PAI Seluruh

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

LAMPIRAN A

1. RPP ... 65

2. Tugas Siswa ... 72

LAMPIRAN B 1. Kisi-kisi Uji Coba Soal ... 73

2. Soal Uji Coba ... 74

3. Test Formatif ... 75

4. Postest ... 76

LAMPIRAN C 1. Lembar Observasi Aktifitas Guru ... 77

2. Lembar Observasi Aktifitas Siswa ... 80

LAMPIRAN D 1. Analisis Hasil Uji Coba ... 81

(14)

1 A. Latar Belakang Masalah

Islam sebagai ajaran yang sempurna dan merupakan rahmat bagi seluruh alam merupakan solusi yang tepat guna meletakkan landasan-landasan dalam berfikir, bersikap, dan berprilaku. Islam sebagai agama yang universal sangat memperhatikan semua aspek perkembangan baik itu fisik, emosi, sosialisasi, bahasa, intelektual, moral, seni, disiplin dan lain sebagainya, yang transformasi nilai-nilainya tetap dilakukan secara benar melalui proses pengajaran dan pendidikan yang dapat dilakukan baik secara formal di lingkungan Sekolah maupun non formal di lingkungan masyarakat serta informal di lingkungan keluarga.

Pelaksanaa pendidikan Agama Islam masih dirasakan sulit, karena belum menyentuh kehidupan sehari-hari. Masih banyak guru yang mengajar dengan metode yang monoton, sehingga membuat siswa tidak menikmati belajar. Kunci keberhasilan guru dalam proses pembelajaran terletak pada kreativitasnya. Saat ini banyak siswa menganggap pelajaran di kelas sebagai beban, karena siswa kurang dilibatkan, sehingga nilai rata-rata ulangan harian siswa selalu di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata ulangan harian siswa selama semester ganjil untuk mata pelajaran PAI di SD PUI Lebaksirna Kabupaten Sukabumi, ulangan ke-1 rata-rata 60,9, ulangan ke-2 rata-rata 66,2, ulangan ke-3 rata-rata 69,5, maka setelah dijumlah dan diperoleh nilai rata-rata seluruhnya adalah 65,5, sedangkan KKM untuk mata pelajaran PAI adalah 75.

(15)

2

menghadapi tingkah laku, sikap, emosi dan respon dari siswanya. Siswa kadangkala tidak peduli dengan bimbingan yang diberikan guru, tugas yang diberikan guru kadang tidak dikerjakan dengan baik.

Guru selalu membimbing dan mengarahkan siswa dengan cara mengingatkan siswa yang tidak melaksanakan tugas piket di kelas, misalnya kelas yang kotor, meja guru yang belum tertata dengan baik, susunan bangku-bangku yang tidak teratur, papan tulis yang belum dihapus dan lain-lain. Pembinaan di kelas berlangsung kurang menyenangkan, sehingga hasil pembelajaran masih belum memenuhi tujuan yang diharapkan.

Metode pembelajaran yang membosankan berpengaruh pula terhadap hasil belajar siswa, akibatnya hasil belajar siswa selalu rendah khususnya dalam pelajaran PAI, siswa seringkali mendapat nilai di bawahKKM.

Pada saat proses pembelajaran berlangsung, kerja kelompok tidak berlangsung dengan baik, hal ini berpengaruh pada hasil belajar siswa secara individu. Hal inilah tentunya mendorong guru untuk melakukan inovasi pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif dengan harapan suasana pembelajaran dapat menjadi lebih aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan, khususnya di SD PUI Lebaksirna yang akan dijadikan objek penelitian.

Salah satu standar kurikulum yang dikemukakan oleh NCTM” 1 adalah koneksi Pelajaran yang bertujuan untuk membantu pembentukan persepsi siswa, dengan cara melihat Pelajaran sebagai bagian terintegrasi dengan kehidupan.

Susilawati mengemukakan “bahwa koneksi terdiri dari tiga macam, yaitu: (1) koneksi antar topik Pelajaran (PAI), (2) koneksi dengan ilmu yang lain, (3) koneksi dengan kehidupan sehari-hari.” 2

Untuk dapat melakukan koneksi, siswa harus mampu memandang, menggali permasalahan, mencoba mencari pemecahan masalah degan menggunakan ide atau konsep untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, baik yang berkaitan dengan konsep PAI itu sendiri, dengan ilmu lain, maupun dengan kehidupan sehari-hari.

1

NCTM, Mathematical Connection, (Bandung: NCTM, 1989) h.84

2

(16)

Berdasarkan observasi awal di SD PUI Lebaksirna Kabupaten Sukabumi ternyata kemampuan koneksi PAI siswa sangat rendah, hal ini ditunjukkan oleh ketidakmampuan mereka dalam mengerjakan soal-soal koneksi. Oleh karena itu diperlukan variasi pembelajaran berupa model pembelajaran, salah satunya yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif Lightening The Learning Climate.

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan, maka peneliti mencoba menerapkan Metode pembelajaran kooperatif Lightening The Learning Climate dalam pembelajaran PAI, yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan koneksi PAI siswa dalam sebuah penelitian. Adapun judul penelitiannya adalah:

“IMPLEMENTASI METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di Kelas V SD PUI Lebaksirna)

B. Identifikasi Masalah

Pengetahuan koneksi Pemdidkan agama Islam dipengaruhi olehbanyak hal, yang dapat diidentifikasisebagai :

1. Metode pembelajaran yang diterapkan guru monoton. 2. Hasil belajar masih dibawah KKM.

3. Penilaian hasil belajar belum sesuai dengan tujuan pembelajaran. 4. Hasil pembelajaran PAI belum mencerminkan kehidupan sehari-hari. 5. Perhatian orang tua terhadap anak di sekolah dan di rumah masih kurang

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, masalah yang ada hanya akan dibatasi sebagai berikut :

(17)

4

2. Hasil belajar siswa memenuhi standar KKM 75, yaitu keberhasilan kemampuan koneksi siswa tentang pelajaran PAI tehadap mata pelajaran lain.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan masalah penelitian ini sebagai hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI masih di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), Maka muncul keinginan untuk melakukan penelitian. Masalah utama dalam penelitian ini adalah pencarian alternatif melalui Metode pembelajaran kooperatif Lightening The Learning Climate dalam rangka meningkatkan kemampuan koneksi siswa pada mata pelajaran PAI. Rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut:

1. Bagaimana aktifitas siswa dan guru selama pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif Lightening The Learning Climate dalam tiap siklus?

2. Bagaimana kemampuan koneksi PAI siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif Lightening The Learning Climate pada setiap siklusnya?

3. Bagaimana peningkatan kemampuan koneksi PAI siswa setelah selesai seluruh proses pemnbelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif Lightening The Learning Climate?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi objektif mengenai kemampuan koneksi PAI dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif Lightening The Learning Climate. Secara rinci tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengeahui aktifitas siswa dan guru selama pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif Lightening The Learning Climate pada setiap siklusnya.

(18)

3. Mengetahui peningkatan kemampuan koneksi Pai siswa setelah proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif Lightening The Learning Climate secara keseluruhan.

F. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis:

a. Dapat dipakai dalam pengembangan teori penelitian dan sebagai alternatif dalam metode pembelajaran.

b. Mampu menciptakan kreatifitas pembelajaran yang lebih luas seperti : 1). Dengan mengetahui kualitas kemampuan koneksi PAI siswa, diharapkan dapat memberikan gambaran bagi para pendidik tentang kemampuan koneksi PAI siswa.

2). Diharapkan metode Lightening The Learning Climate ini sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah.

2. Secara Praktis:

a. Bagi Kepala Sekolah sebagai penentu kebijakan pendidikan di sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program kerja sekolah, antara lain melengkapi media pembelajaran yang diperlukan guru untuk mengembangkan model pembelajaran.

b. Bagi Guru, dapat digunakan sebagai acuan dan model pembelajaran alternatif di kelas, dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran untuk mengembangkan inovasi pembelajaran demi tercapainya pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

(19)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Belajar dan Pembelajaran PAI 1. Pengertian BelajarPAI

Belajar merupakan kegiatan inti dari pendidikan, belajar adalah key term, „istilah kunci‟ yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar yang sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan, misalnya psikologi pendidikan dan psikologi belajar. Karena demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikologi belajar pun diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia.1

Pengertian belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan demikian proses belajar bersifat internal dan unik dalam diri individu siswa, sedang pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa prilaku.2 Sedangkan menurut Bell-Gredler pengertian belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competency, skill, andattitude. Kemampuan (competency), keterampilan (skill) dan sikap (attitude) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.3

Dari pernyataan di atas, peneliti mencoba menyimpulkan bahwa pengertian belajar adalah proses perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku yang diperoleh secara bertahap dari mulai masa bayi sampai ke liang lahat.

1

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Bandung: Epsilon, 2007) h. 24

2

Fontana, Skripsi(Bandung: UIN SGD Bandung, 1981) h.47

3

(20)

Untuk mata pelajaran PAI, belajar PAI merupakan sebuah kewajiban yang harus dipahami oleh setiap siswa, karena akan mempengaruhi kehidupan mereka sehari-hari yang berkaitan dengan akhlak, moral, dan tata cara beribadah.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa terhadap pelajaran Agama Islam sehingga siswa bisa meningkatkan mutu belajarnya adalah:

a. Kesenangan Terhadap Pelajaran

Adapun makna dari kesenangan terhadap pelajaran Agama Islam bahwa perasaan suka terhadap materi-materi yang terdapat dalam pelajaran. Disini siswa lebih cendrung menyukai makna dan aplikasi dari materi-materi yang diajarkan. Seseorang yang tidak menyukai materi pelajaran tentu akan merasa tidak nyaman untuk memahami pelajaran tersebut. Dalam hal ini tentunya belajar pun tidak akan menjadi efektif.

b. Metode Pembelajaran yang Memuaskan dan Menyenangkan

Metode pembelajaran yang memuaskan dan menyenangkan mengandung artibahwa metode yang dibawakan oleh guru dapat menyenangkan siswa dan bisa menarik siswa sehingga siswa bisa menangkap pelajaran yang diberikan oleh guru dengan mudah. Metode yang baik dan menyenangkan merupakan faktor yang cukup penting bagi pelajaran siswa. Diharapkan siswa bisa belajar lebihgiat dan tidak mudah bosan.

c. Keprihatinan dan motivasi dari orang-orang sekitar yang baik

(21)

8

d. Kesehatan Jasmani

Siswa hendaknya memenuhi sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah. Karena dengan demikian berpengaruh terhadap daya tahan tubuh saat siswa nanti belajar di sekolah.

e. Kemampuan Siswa yang Baik

Siswa mempunyai potensi dan kecakapan dasar dimana siswa tersebut terhadap pelajaran PAI lebih menyukai memahami daripada menghafal.

2. Pengertian Pembelajaran

Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

“Pembelajaran diartikan sebagai proses pengaturan lingkungan yang diarahkan untuk merubah perilaku siswa ke arah positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa.” 4

Adapun ciri-ciri utama dari pembelajaran adalah inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses belajar siswa. Sedangkan komponen-komponen dalam pembelajaran adalah tujuan, materi, kegiatan, dan evaluasi pembelajaran.

Maka dari itu, peneliti mencoba menyimpulkan bahwa pembelajaran PAI adalah proses pengaturan lingkungan belajar-mengajar antara pendidik dan peserta didik untuk merubah pola berpikir kemampuan peserta didik terhadap mata pelajaran PAI.

Bruce Well mengemukakan tiga prinsip penting dalam proses pembelajaran matematika, diantaranya:

a. Proses pembelajaran adalah membentuk kreasi lingkungan yang dapat membentuk atau merubah struktur kognitif siswa melalui pengalaman belajar. Oleh karena itu, proses pembelajaran menuntut aktifitas siswa secara utuh mencari dan menenmukan sendiri.

b. Berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajari, fisis, social dan logika.

c. Proses pembelajaran harus melibatkan peran lingkungan sosial. Anak lebih baik belajar dari temannya sendiri (cooperative learning).5

4

(22)

B. Koneksi PAI

l. Pengertian Koneksi PAI

Untuk dapat melakukan koneksi, siswa harus mampu memandang penting sebuah materi, mencoba mencari pemecahan masalah degan menggunakan ide untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, baik yang berkaitan dengan konsep PAI itu sendiri, dengan ilmu lain, maupun dengan kehidupan sehari-hari.

Dalam pembelajaran PAI, ketika sebuah konsep diberikan oleh seorang guru kepada siswa, maka siswa dilibatkan secara aktif dalam mengerjakan materi, memikirkan ide-ide atau kaitan-kaitan dengan topik lain, berdiskusi dengan yang lain dan mendengarkan siswa lain dalam berbagi ide, maka padasaat itu siswa dibiasakan untuk mampu mengkonstruksi bahkan memahami keterkaitan-keterkaitan pada konsep yang dibahas.

2. Indikator Koneksi

Indikator koneksi PAI adalah sebagai berikut:

a. Mencari hubungan berbagai representasi (gambaran) konsep dan prosedur (prasyarat)

b. Menggunakan koneksi antar topik materi

c. Menggunakan materi dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari. 6 d. Memahami representasi akuivalen konsep atau prosedur yang sama

e. Mencari koneksi satu prosedur ke prosedur lain dalam representasi yang ekuvalen.

Dari lima indikator di atas, peneliti hanya mengambil tiga indikator saja, dikarenakan untuk bisa memenuhi syarat penelitian yang hanya sampai tiga siklus dan lebih bisa terfokus dalam pembelajaran. Tiga indikator tersebut diantaranya: a. Koneksi antar topik materi

Koneksi antar topik materi ini dimaksudkan untuk dapat memahami kaitan antar topik, baik dalam pokok bahasan materi PAI itu sendiri ataupun diluar pokok bahasan PAI. Seperti perhitungan bulan Hijriah yang menggunakan tata surya.

5

Susilawati, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: UIN Sunan Gunung Djat, 2007), h. 24

6

(23)

10

b. Koneksi dengan ilmu lain.

Dalam indikator ini, menghubungkan konsep materi PAI dengan bidang studi lain. Contonya suri tauladan Nabi dengan PPKn (Budi Pekerti).

c. Koneksi PAI dengan kehidupan sehari-hari.

Untuk indikator ini, mengaplikasikan konsep materi PAI dengan kehidupan sehari-hari siswa, baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

C. Teori yang Melandasi Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Menurut Slavin “ pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur heterogen.” 7 Sedangkan Jhonson berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif mengandung arti bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.8

Dari beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan mengelompokkan siswa ke dalam kelompok kecil yang beranggotakan 4-6 orang dengan struktur heterogen yang bekerjasama dengan kemampuan yang mereka miliki untuk mencapai tujuan bersama.

Adapun ciri-ciri dari pembelajaran kooperatif antara lain: 1. Setiap anggota memiliki peran.

2. Terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa.

3. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman teman sekelompoknya.

4. Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok.

5. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

7

Nurdianty, Skripsi (Bandung: UIN SGD Bandung, 2003), h. 26

8

(24)

Setiap model belajar mengajar tentu memiliki kelebihan dan kekurangan termasuk pembelajaran kooperatif.Kelebihan dari pembelajaran kooperatif adalah: 1. Membiasakan siswa untuk bersikap tegas dan terbuka.

2. Membiasakan siswa untuk menemukan konsep sendiri dan berpikir kritis dalam menyelesaikan suatu masalah.

3. Menumbuhkan semangat bersaing yang positif karena dalam kelompoknya masing-masing siswa akan lebih giat dan sungguh-sungguh dalam bekerja. 4. Menciptakan kreativitas siswa untuk belajar sehingga tercipta suasana belajar

yang kondusif.

5. Menanamkan rasa persatuan dan solidaritas yang tinggi, karena siswa yang pandai dalam kelompok dapat membantu temannya yang kurang pandai terutama dalam membantu mempertahankan nama baik kelompoknya.

6. Memudahkan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran karena langkah-langkah model pembelajaran mudah diterapkan dalam pembelajaran.

Berdasarkan kelebihan dari pembelajaran kooperatif di atas, peneliti berpendapat bahwa dengan belajar berkelompok dapat mengembangkan ide-ide berpikir siswa karena setiap siswa saling bertukar pikiran ketika diskusi kelompok sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal PAI yang dianggap sulit oleh siswa.

Sedangkan kelemahan dari pembelajaran kooperatif adalah: 1. Diperlukan waktu yang lebih lama agar proses diskusi lebih leluasa.

2. Siswa belum terbiasa belajar kelompok agan merasa asing dan sulit untuk menguasai konsep.

3. Jika terjadi persaingan yang negatif baik antar siswa dalam kelompok atau antar kelompok dengan kelompok lain hasilnya akan berdampak buruk bagi siswa.

4. Jika terdapat siswa yang pemalas atau yang ingin berkuasa dalam kelompok, besar kemungkinan akan mempengaruhi peranan kelompok.

(25)

12

Guru yang bertugas sebagai fasilitator harus selalu memantau jalannya kerja kelompok agar persaingan tidak sehat dalam kelompok dapat dihindari.

Selain itu guru harus menjelaskan kepada siswa bahwa setiap siswa dalam kelompok harus saling membantu,karena pembelajaran kooperatif bagaikan dua orang yang memikul balok.Balok dapat dipikul bersama-sama jika kedua orang tersebut berhasil memikulnya.Kegagalan salah satu saja dari kedua orang tersebut berarti kegagalan keduanya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif sangat baik untuk diterapkan dalam proses pembelajaran termasuk pembelajaran PAI. Karena pembelajaran kooperatif dapat mendidik siswa untuk senantiasa aktif dalam proses pembelajaran, menuntut siswa untuk mau bekerja sama dengan siswa lain, melatih siswa untuk biasa mengemukakan pendapatnya secara lisan, dengan berdiskusi dapat memperdalam pemahaman siswa dan dengan bekerjasama mengurangi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal PAI yang sulit sekali pun.

D. Liightening The Learning ClimateSebagai MetodePembelajaran Kooperatif.

Liightening the learning climate adalah model yang diperkenalkan Mel Silberman, model ini pada dasarnya dibangun untuk meringankan atau mengurangi suasana belajar formal atau dalam istilah lain sering digunakan untuk menjelaskan suatu rangkaian pendekatan praktis dalam upaya meningkatkan hasil proses pembelajaran. Modellightening the learning climatemerupakan model pembelajaran yang informal dan tidak menakutkan dengan meminta siswa untuk membuat humor-humor kreatif yang berhubungan dengan materi pelajaran, akan tetapi pada waktu yang sama juga dapat mengajak siswa untuk berpikir.

Untuk lebih jelas, Mel Silberman dalam bukunya Active Learning memperkenalkanmodel tersebut dengan Prosedur:

(26)

2. Bagilah mereka ke dalam sub-sub kelompok. Berilah mereka sebuah penugasan yang dengan penuh pertimbangan meminta mereka bergembira dengan suatu konsep penting dalam pelajaran matematika.

3. Ajaklah sub-sub kelompok untuk menyampaikan “kreasi-kreasi” mereka. Berikan applaus atas hasil-hasilnya.

4. Tanyakan “apa yang telah kalian pelajari dari latihan ini?” sebelum guru menjelaskan apa yang kurang dari mereka dan menyempurnakan materi tersebut

Dengan bentuk Variasi :

5. Instruktur dapat membuat sedikit humor mengenai pelajaran matematika dengan sebuah kreasi buatan sendiri.

6. Buatlah sebuah pre-test pilihan ganda tentang pelajaran yang kira-kira akan guru ajarkan. Tambahkan humor terhadap pilihan-pilihan yang diberikan bagi masing-masing bagian. Untuk masing-masing pertanyaan, mintalah peserta didik memilih jawaban yang mungkin tidak dapat mereka pikir sebagai sesuatu yang benar.9

Model pembelajaran merupakan turunan dari pendekatan pembelajaran. Lebih model pembelajaran adalah sebagai pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.

Dari pengertian tadi jelas model pembelajaran bertujuan agar kegiatan belajar-mengajar berjalan dengan lancar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Berkenaan dengan itu dengan melihat langkah-langkah yang terdapat padamodel pembelajaran kooperatiflightening the learning climateyang digunakan adalah group individual learning. Artinya siswa belajar pada kelompoknya yang kemudian belajar sendiri sekaligus mengaplikasikan pengetahuan yang didapat dari kerja kelompok.

Langkah langkah yang tekandung dalam model pembelajaran kooperatif lightening the learning climatetersebut diatas diharapkan dapat menumbuh kembangkan kemampuan koneksi PAI siswa.

9

(27)

14 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas V SD PUI Lebaksirna Desa Lebaksirna Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi, pada tahun pelajaran 2013-2014. Adapun yang menjadi pertimbangan melakukan penelitian di lokasi tersebut adalah mengingat di lokasi ini tersedia data dan sumber yang dibutuhkan untuk penelitian ini, tempatnya dekat dengan tempat tinggal penulis, tidak menyita waktu yang banyak dan biaya yang tidak terlalu mahal.

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan Penelitian Tindakan kelas (PTK), menurut Hopkins “penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 tahap yaitu: merencanakan, melakukan tindakan, mengamati, dan refleksi.”1

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini berbentuk siklus dengan berpedoman pada model yang diadaptasi dari Sudikin dkk “dimana setiap siklus terdiri dari empat komponen kegiatan pokok, yaitu: 1) Perencanaan (planning); 2) Tindakan (acting); 3) Pengamatan (observing); 4) Refleksi (reflcting). Pada pelaksanaannya, keempat komponen kegiatan pokok itu berlangsung terus menerus.”2

C. Teknik Pengumpulan Data

Secara garis besar teknik pengumpulan data dalam penelitian ini akan terlihat pada table 1.1:

1

Maslahat, Skripsi (Bandung: UIN SGD Bandung, 2007) h.12

2

(28)

Tabel 3.1. Teknik Pengumpulan Data No Sumber

data

Jenis data Teknik Pengumpulan

Data

Instrumen yang Digunakan 1 Siswa  Hasil belajar pada

aspek kemampuan koneksi PAI  Hasil akhir untuk

seluruh siklus

Tes formatif pada siklus I,II,III. postest Perangkat tes formatif dan posttest

2 Siswa Aktifitas siswa dalam

KBM Observasi

Lembar observasi aktifitas siswa 3 Guru Langkah pembelajaran

Model LLC Observasi

Lembar observasi aktifitas guru

D. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data dari penelitian ini, instrumen penelitian yng akan digunakan adalah lembar observasi dan tes.observasi berupa aktifitas guru dan siswa, dan tes berupa test formatif untuk etiap siklus, dan pos test setelah selesai pelaksanaan seluruh siklus.

1. Observasi

Observasi ini dilaksanakan untuk melihat langkah-langkah pembelajaran guru dan aktifitas siswa pada saat pembelajaran. Pengamatan ini dilakukan oleh peneliti sebagai orang yang terlibat secara aktif dalam pelaksanaan tindakan dan dibantu oleh dua orang observer yaitu satu orang guru dari SD PUI Lebak Sirna (mengamati aktifitas peneliti) dan satu orang rekan kuliah penulis (mengamati aktifitas siswa).

2. tes

(29)

16

selesai dalam tiap siklus. Tes akhir (post test) digunakan untuk mengetahui kemampuan pemahaman koneksi siswa dalam memecahkan masalah selama pembelajaran melalui strategi pembelajaran kooperatif Lightening the Learning Climate untuk seluruh siklus. Untuk tes formatif terdiri dari 2 soal dalam waktu 15 menit, dan untuk tes akhir (posttest) terdiri dari 5 soal dalam waktu 60 menit. Untuk masing-masing tes diberikan kepada masing-masing individu.

Soal post test sebelumnya diujicobakan terlebih dahulu. Hasil analisa test digunakan untuk menguji validitas, reabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukarannya.

3. Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui secara empiris bahwa keseluruhan instrumen penelitian yang akan dipakai benar-benar digunakan untuk meneliti apa yang sebenamya sedang diteliti. Validitas suatu instrumen penelitian adalah derajat yang menunjukkan di mana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur.

Rumus yang digunakan untuk menentukan validitas adalah rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagai berikut:



2 2 2 2 XY

Y

Y

N

X

X

N

Y

X

-XY

N

r

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antar variable X dan Y

N = Jumlah siswa X = Skor total butir soal

Y = Skor total tiap siswa uji coba

X

Y  3

Kriteria derajat validitas soal adalah sebagai berikut:

3

(30)
[image:30.595.110.516.123.705.2]

Tabel 3.2. Kriteria Validitas

No Indeks Validitas

1  Sangat Tinggi 2  Tinggi 3  Cukup 4  Rendah 5  Sangat Rendah

4. Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui handal atau ajeg tidaknya instrumen penelitian yang digunakan.

Untuk menghitung reliabilitas tes soal uraian rumus yang digunakan adalah rumus Alpha menurut Suherman dan sukjaya sebagai berikut:

               

2

2 11 1 1 t i n n r   Keterangan:

r11 = reliabilitas yang di cari

n = banyak butir tes

∑ = jumlah varian skor tiap-tiap item

2

t

 = varians total.4

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi menurut Guilford5 dapat dilihat pada tabel 3.3:

Tabel 3.3. Klasifikasi Derajat Reliabilitas

Reliabilitas Interpretasi

r11≤ 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah 0,20 < r11≤ 0,40 Derajat reliabilitas rendah 0,40 < r11≤ 0,60 Derajat reliabilitas sedang 0,60 < r11≤ 0,80 Derajat reliabilitas tinggi 0,80 < r11≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi

4

Suherman, dkk , Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Penelitian, (Bandung: Wijaya Kusuma, 1990) h.177

5

(31)

18

5. Daya Beda (DB)

Analisis daya pembeda tiap butir soal bertujuan untuk mengetahui suatu soal dalam membedakan siswa yang tergolong tinggi, sedang, atau rendah prestasinya. Semakin besar daya pembeda suatu butir soal maka semakin baik pula soal tersebut. Untuk mengetahui indeks daya pembeda soal tersebut rumus yang digunakan adalah:

NA

x

SMI

X

X

D

B

A

B

_ _

Keterangan :

B

D = Daya Beda.

XA = Jumlah jawaban siswa kelompok atas

XA = Jumlah jawaban siswa kelompok bawah

SMI = Skor Maksimal ideal NA = Banyak Tes

[image:31.595.110.514.214.618.2]

Klasifikasi interpretasi daya pembeda digunakan kriteria sebagai berikut : Tabel 3.4. Klasifikasi Daya Pembeda

Angka Daya Pembeda Interpretasi

DP ≤ 0,00 0,00 <DP ≤ 0,20

0,20 < DP ≤ 0,40 0,40 < DP ≤ 0,70 0,70 < DP ≤ 1,00

Sangat jelek Jelek Cukup

Baik Sangat baik

6. Tingkat Kesukaran

Untuk mengetahui kesukaran tiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut:

NA x SMI

X IK

A

_

(32)

IK = Indeks kesukaran

⃐ = Banyaknya siswa yang menjawab benar SMI = jumlah seluruh siswa peserta tes

NA = Banyak tes.

[image:32.595.111.516.220.660.2]

Tolak ukur untuk menginterpretasikan daya beda digunakan kriteria6 sebagaimana disajikan pada tabel 3.5:

Tabel 3.5. Kriteria tingkat Kesukaran

Angka Kriteria

Soal sangat sukar

< ≤ Soal sukar

< ≤ Soal sedang

< ≤ Soal mudah = Soal sangat mudah

E. Teknik Analisa Data 1. Teknik Analisis Data

Teknik memperoleh data dilakukan melalui observasi lapangan dan, tes. Antara lain dengan cara:

a. Mengobservasi Guru dan Siswa

Analisis ini di gunakan untuk mengetahui proses belajar mengajar PAI dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif Lightening The Learning Climate yang meliputi aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Analisis ini untuk menjawab rumusan masalah no 1. Dari hasil aktifitas guru kemudian dianalisis untuk diperbaiki pada pembelajaran selanjutnya. Adapun hasil observasi siswa secara individu dihitung dengan cara menjumlahkan aktifitas yang muncul, untuk setiap aktifitas tersebut dihitung rata-ratanya, dengan rumus sebagai berikut:

Aktivitas Siswa dalam KBM

6

(33)

20

b. Analisis Tes Kemampuan Koneksi PAI Siswa

Untuk mengetahui kemampuan Koneksi PAI siswa selama proses pembelajaran melalui penerapan strategi pembelajaran kooperatif Lightening The Learning Climate, dilakukan analisis tes kemampuan koneksi PAI PAI yang terdiri dari : tes pada setiap akhir siklus (tes formatif) dan post test. Tes tiap siklus (tes formatif) dan post test dianalisis dengan berpedoman pada kunci jawaban dan kriteria penilaian dari Komala7 seperti terlihat Pada Tabel 3.6. Tes tiap siklus (tes formatif) dan post test dianalisis dengan menggunakan kriteria belajar tuntas, yaitu seorang siswa dinyatakan telah tuntas belajar jika penguasaan konsepnya mencapai 65% dan sebuah kelas dinyatakan telah tuntas belajar secara klasikal jika 85% dari jumlah siswa kelas itu telah mencapai penguasaan konsep 65%8.

Langkah selanjutnya adalah mengubah skor mentah yang diperoleh siswa kedalam bentuk presentase berdasarkan rumus berikut:

Persentase ketercapaian individu =

100%

Persentase ketercapaian klasikal =

[image:33.595.111.513.292.625.2]

100%

Tabel 3.6. Kriteria Penilaian Koneksi PAI

Respon Siswa Tehadap Soal Skor

Tidak ada jawaban/menjawab tidak sesuai dengan pertanyaan atau

tidak ada yang benar 0

Jawaban salah tetapi ada alasan 1

Hanya sebagian aspek dari pertanyaan dijawab dengan benar 2 Hampir semua aspek dari pertanyaan dijawab dengan benar 3 Semua aspek pertanyaan dijawab dengan lengkap/jelas dan benar 4 Sedangkan untuk mengklasifikasi kualitas kemampuan koneksi PAI siswa, peneliti menggunakan sistem PAP skala lima9 yang dapat dilihat pada table 3.7.

7

Komala, Skipsi (Bandung: UIN SGD Bandung, 2005) h.20

8

Endang Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007) h.99

9

(34)
[image:34.595.111.514.135.705.2]

Tabel 3.7.Klasifikasi Kualitas Kemampuan Koneksi PAISiswa

Rentang Nilai Klasifikasi

90% X 100% Sangat Tinggi

75% X 90% Tinggi

55% X 75% Cukup

40% X 55% Rendah

0% 40% Sangat Rendah

(35)

22 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian SD PUI Lebak Sirna

Sekolah Dasar PUI Lebaksirna merupakan salah satu dari sekian banyak sekolah yang ada di Desa Nagrak Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi. SD PUI lebaksirna beralamat di Jl. Raya Cisaat, gang pendidikan, RT 07/07 Kp. Lebaksirna Desa Nagrak Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi, Nomor Statistik Sekolah yaitu 102020607039, didirikan pada tahun 1975 dan mulai beroperasi tahun itu pula, dengan Akreditasi B, luas tanah 635 m2 , luas bangunannya 554 m2 .

SD PUI Lebaksirna mempunyai Visi, Misi dan Tujuan Sekolah, yaitu:

1. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

a. Visi : Beriman, berilmu, beramal dengan ikhlas, bertaqwa kepada Allah SWT, berprestasi, Berakhlakur karimah.

b. Misi : 1. Mewujudkan pemiasaan beramal ilmiah berilmu amaliah yang dilandasi akhlakkul karimah dalam setiap aktifitas kesiswaan.

2. Mengimplementasikan Kurikulum 2013 melalui pendekatan PAIKEM.

3. Menerapkan budaya toleransi kepada sesama manusia, budaya hidup sehat, bersih indah serta ramah lingkungan di rumah, di sekolah dan di masyarakat.

(36)

5. Menerapkan manajemen prinsip partisipasi dengan mengikutsertakan partisipasi warga sekolah dan masyarakat.

c. Tujuan Sekolah

1) Siswa beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia

2) Siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, keterampilan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

3) Siswa sehat jasmani dan rohani serta mandiri

4) Mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat dan kebudayaannya 5) Mengamalkan dan menerapkan ilmu dan keterampilan untuk

membangun masyarakat bangsa dan Negara

6) Siswa kreatif, terampil dan bekerja untuk dapat mengembangkan potensi diri secara terus menerus.

7) Menyelenggarakan pendidikan, pembelajaran, pelatihan yang bermutu

(37)

24

[image:37.595.86.539.168.600.2]

2. Data Siswa

Tabel 4.1

Data Siswa 4 Tahun Terakhir

Tahun Pelajaran

Jlh

Pendaftaran Kelas 1 Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI

Jumlah Total Calon

Siswa

Jml Jlh Jml Jlh Jml Jlh Jml Jlh Jml Jlh Jml Jlh Jml Jlh Mrd Rbl Mrd Rbl Mrd Rbl Mrd Rbl Mrd Rbl Mrd Rbl Mrd Rbl 2009-2010 60 60 2 79 2 52 2 66 2 42 1 46 1 345 10 2010-2011 60 58 2 56 2 75 2 56 2 68 2 41 1 354 11 2011-2012 54 54 2 60 2 58 2 74 2 56 2 66 2 368 12 2012-2013 39 39 1 55 2 47 2 59 2 76 2 56 2 332 11 2013-2014 48 48 1 39 1 54 2 55 2 56 2 69 2 321 10

Sumber : Program Kerja Kepala Sekolah SD PUI Lebak Sirna

3. Data Kondisi Ruang/Moubeler

Tabel 4.3

Data Kondisi Ruang/Moubeler (a) Data Ruang Kelas

Ruang

Jumlah

Ruang

Ruang Kelas Asli (a) 5

Ruang lain yang digunakan untuk/

7 sbg Ruang Kelas (b)

Jumlah Ruang Kelas seluruhnya

(38)

(b) Data Kondisi Ruang/Meubeuler

Ruang Meubeuler

Jumlah/

Jumlah Ruang/

Jumlah Ruang/

Katagori Meubeuler

yg

Mebeubeuler yg Ruang

Buah

Kondisinya kondisinya

Berat Sedang

baik Rusak

Ruang Kelas 12 6 6 6

R. Perpustakaan 1 1

Meja 12 6 6 3 3

Kursi 345 230 115 70 45

Bangku 345 278 67 54 17

Lemari 3 1 2 1 1

Papan Tulis 12 6 6 2 4

Komputer 1 1 0

B. Gambaran Proses Belajar Mengajar dengan Model Pembelajaran KooperatifTipe Lightening the Learning Climate dalam Meningkatkan Kemampuan Koneksi PAI Siswa kelas V Dengan Topik Pengertian Nabi dan Rosul.

[image:38.595.109.515.132.727.2]

Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 3 April 2014 sampai tanggal 1 Mei 2014. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif lightening the learning climate yang dilakukan 3 kali pertemuan (3 siklus). Secara rinci kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1Jadwal Penelitian

No Hari,Tanggal Waktu Kegiatan

1 Kamis, 3 April 2014 10.20 – 11.40 Pembelajaran Siklus I dan Tes Formatif I

2 Kamis, 10April 2014 07.15 – 08.45 Pembelajaran Siklus II dan Tes Formatif II

3 Kamis, 17 April 2014 10.20 – 11.40 Pembelajaran Siklus III dan Tes Formatif III

(39)

26

a. Siklus I

1) Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran

[image:39.595.111.512.248.729.2]

Hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada Tabel 4.2dengan parameter pengamatan meliputi: (1)berdiskusi kelompok pada modelpembelajaran kooperatiflightening the learning climate pada siklus I tentang pengertian Nabi dan Rosul;(2) bergembira dalam mengikuti pelajaran selama pembelajaran berlangsung melaui model pembelajaran kooperatiflightening the learning climatepada siklus I;(3) mengerjakan tugas, baik dalamtugas berkelompok ataupun tugas individu selama pembelajaran melalui modelpembelajaran kooperatiflightening the learning climatepada siklus I; dan (4) mempersentasikan hasil kreasi siswa, yaitu mempersentasikan hasil dari kegiatan belajar siswa selama pembelajaran berlangsung melalui modelpembelajaran kooperatiflightening the learning climatepada siklus I.Adapun gambaran aktifitas seluruh siswa siklus I dapat di lihat dalam Gambar 4.1 dan 4.2.

Tabel 4.2Aktivitas Siswa Pada Siklus I

Aktivitas Siswa Persentase Aktivitas Siswa

Berdiskusi kelompok 87%

Bergembira dalam mengikuti pelajaran 85,50% Mengerjakan tugas Menghitung Jumlah

Nabi dan Rosul

82,60% Mempresentasikan hasil kreasi siswa 43,47%

Rata-rata 74,64%

Gambar 4.1 Persentase Aktifitas Siswa pada Siklus I

(40)

Gambar 4.2 Grafik Aktifitas tiap Siswa Pada Siklus I

Dari Gambar 4.1 menunjukan bahwa aktifitas-aktifitas siswa yang meliputi 4 kriteria di atas menunjukan nilai yang bagus, hal tersebut terlihat dari rata-rata aktifitas siswa yang mencapai rata-rata 74,64 %, begitu pula untuk masing-masing siswa yang ditunjukkan pada Gambar 4.2, 4 kriteria aktifitas tersebut dapat diterima dengan baik, hal tersebut ditunjukan dengan rata-rata masing-masing siswa mencapai 77,43%.

2) Aktivitas guru selama pembelajaran a) Pendahuluan

Pada awal pembelajaran guru menginformasikan kepada siswa tentang model pembelajaran yang akan digunakan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif lightening the learning climatedan menyampaikan tujuan pembelajaran (1) siswa dapat menyebutkan pengertian Nabi dan Rosul; (2) siswa dapat menyebutkan dalil Nakli terhadap Nabi dan Rosul yang akan dibahas serta memberikan motivasi kepada siswa untuk senantiasa aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung.Setelah itu guru megelompokkan siswa secara heterogen yang terdiri dari 4 kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa.Tujuannya adalah agar siswa yang pandai dapat memberikan pengajaran terhadap siswa yang kurang pandai.

0 2 4 6 8 10 12

(41)

28

b) Kegiatan Inti

1) Guru menyampaikan materi dasar secara klasikal

Yang pertama dilakukan pada kegiatan inti adalah guru menyampaikan maateri secara klasikal, tujuannya adalah agar semua siswa mempunyai gambaran untuk menjelaskan materi kepada kelompoknya masing-masing.

2) Guru Menugaskan Siswa untuk MengerjakanSoal-Soal Latihan Secara Berkelompok

[image:41.595.109.517.143.752.2]

Secara berkelompok siswa mengerjakan Tugas Siswa yang telah diberikan berupa soal-soal, pada tahap ini siswa dituntut mampu mengerjakan semua soal karena semua siswa dihadapkan pada pengerjaan secara berkelompok.

Gambar 4.3Aktifitas Siswa pada Siklus I

Gambar 4.3 menunjukan keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas siswa I bersama kelompoknya.

3) Guru MemintaSiswa Mendiskusikan Jawaban Soal dalam Tugas Siswa Idengan Kelompoknya

Soal-soal yang terdapat pada Tugas I didiskusikan secara berkelompok di kelompoknya masing-masing, yang nantinya hasil diskusi tersebut akan dipersentasikan di depan kelas.

(42)

Terlihat jelas pada Gambar 4.4 seluruh siswa mendiskusikan tugas siswa Ibersama kelompoknya.

4) Guru meminta sub-sub kelompok menyampaikan kreasi-kreasi mereka sekaligus mempersentasekan hasil jawaban kelompok-kelompoknya.

[image:42.595.108.517.170.629.2]

Pada tahap ini, guru mempersilahkan siswa dari dua kelompok yaitu kelompok 1 dan 2 untuk maju ke depan guna mempersentasikan hasil jawabannya dengan kreasi-kreasi mereka, dengan tujuan agar siswa terbiasa menjelaskan kemampuan mereka di depan kelas.

Gambar 4.5Persentasi di Depan Kelas

Pada Gambar 4.5siswa laki-laki yang mewakili kelompok 1 dan siswi perempuan yang mewakili kelompok 2 terlihat sangat antusias dalam mempersentasikan hasil jawabannya, ini menunjukan bahwa siswa laki-laki dan perempuan memiliki kemampuan yang sama.

Setelah kedua siswa tersebut mempersentasikan hasil jawabannya, guru bertanya kepada seluruh siswa seperti ini: ”apakah jawaban teman kalian itu

benar?”, seluruh siswa menjawab:”benar”, dan setelah guru melihat seluruh jawaban kelompok lain, ternyata hasilnya sama dengan kedua siswa yang mempersentasikan didepan kelas.

5) Guru memberikan “applaus’’ serta apresiasi atas hasil -hasil mereka.

Sebagai bentuk apresiasi atas hasil kerja keras siswa, guru memberikan

applaus” yang meriah kepada seluruh siswa untuk menjadikan motivasi terhadap mereka dalam pembelajaran-pembelajaran selanjutnya.

(43)

30

Dalam kegiatan ini, guru memberikan kesempatan bagi siswa yang kurang mengerti terhadap materi.

7) Guru Memberikan Tes Evaluasi

[image:43.595.111.519.211.566.2]

Untuk mengetahui kemampuan koneksi PAI siswa, maka dberikan tes evaluasi siklus I selama 15 menit tujuannya adalah untuk mengetahui sejauhmana kemampuan koneksi PAI siswa setelah dilakukan pembelajaran PAI dengan menggunakan modellightening the learning climate.Selanjutnya guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

Gambar 4.6Tes Evaluasi Siklus I 8) Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam.

Kegiatan terakhir dalam pembelajaran siklus I yaitu guru menutup semua kegiatan dengan ucapan كي ع اسلا.

c) Tanggapan Observer

Dari lembar observasi siswa terhadap kegiatan pembelajaran, observer menyampaikan tanggapan bahwa:

1. Siswa masih kurang mengeluarkan ide-ide mereka, hal tersebut dikarenakan guru kurang memberikan umpan balik.

2. Tidak semua siswa memahami pembelajaran.

Sedangkan dari lembar observasi guru terhadap siswa, observer menyampaikan tanggapan bahwa:

(44)

2. Ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kelompoknya.

3. Siswa dalam kelompok belum bisa berdiskusi dengan maksimal, aktivitas kelompok masih didominasi oleh siswa yang pintar saja, sehingga siswa yang pintar lebih aktif dalam menjawab, mengerjakan soal-soal yang diberikan.

d) Reflesi Siklus I

Berdasarkan analisis data dari hasil pengamatan observer terhadap siswa dan guru yang tetulis pada lembar observasi siswa dan lembar observasi guru selama proses pembelajaran lightening the learning climatepada siklus I, maka dalam pembelajaran siklus II perlu diperhatikan hal-hal yang tercantum pada lembar obdervasi siswa.

b. Siklus II

1) Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran

Hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada Tabel 4.3 dengan parameter pengamatan meliputi: (1)berdiskusi kelompok pada modelpembelajaran kooperatiflightening the learning climate pada siklus II;(2) bergembira dalam mengikuti pelajaran selama pembelajaran berlangsung melaui model pembelajaran kooperatiflightening the learning climatepada siklus II; (3) mengerjakan tugas, baik dalamtugas berkelompok ataupun tugas individu selama pembelajaran melalui modelpembelajaran kooperatiflightening the learning climatepada siklus II; dan (4) mempersentasikan hasil kreasi siswa, yaitu mempersentasikan hasil dari kegiatan belajar siswa selama pembelajaran berlangsung melalui modelpembelajaran kooperatiflightening the learning climatepada siklus II.Adapun gambaran aktifitas seluruh siswa pada siklus II dapat di lihat dalam Gambar 4.7 dan 4.8.

(45)

32

Aktivitas Siswa Persentase Aktivitas Siswa

Berdiskusi kelompok 90%

Bergembira dalam mengikuti pelajaran 89,80%

Mengerjakan tugas 84,05%

Mempresentasikan hasil kreasi siswa 63,33%

[image:45.595.111.518.107.713.2]

Rata-rata 81,79%

Gambar 4.7 Persentase Aktifitas Siswa pada Siklus II

Gambar 4.8 Grafik Aktifitas tiap Siswa pada Siklus II

0% 50% 100%

(46)

Dari Gambar 4.7 menunjukan bahwa aktifitas-aktifitas siswa yang meliputi 4 kriteria di atas menunjukan nilai yang baik, hal tersebut terlihat dari rata-rata aktifitas siswa yang mencapai rata-rata 81,79 %, begitu pula untuk masing-masing siswa yang ditunjukan pada Gambar 4.8, 4 kriteria aktifitas tersebut dapat diterima dengan baik, hal tersebut ditunjukan dengan rata-rata masing-masing siswa mencapai 81,38%.

2) Aktivitas Guru Selama Pembelajaran a) Pendahuluan

Pada awal pembelajaran guru menginformasikan kepada siswa tentang model pembelajaran yang akan digunakan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif lightening the learning climate dan menyampaikan tujuan pembelajaran (1) siswa dapat menyebutkan pengertian Nabi dan Rosul; (2) siswa dapat menyebutkan dalil Nakli terhadap Nabi dan Rosulyang akan dibahas serta memberikan motivasi kepada siswa untuk senantiasa aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Setelah itu guru megelompokkan siswa secara heterogen yang terdiri dari 4 kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa tujuannya adalah agar siswa yang pandai dapat memberikan pengajaran terhadap siswa yang kurang pandai.

b) Kegiatan Inti

1) Guru menyampaikan materi dasar secara klasikal.

Yang pertama dilakukan pada kegiatan inti adalah guru menyampaikan materi secara klasikal, tujuannya adalah agar semua siswa mempunyai gambaran untuk menjelaskan materi kepada kelompoknya masing-masing.

2) Guru Menugaskan Siswa untuk MengerjakanSoal-Soal Latihan Secara Berkelompok

(47)

34

Gambar 4.9Aktifitas Siswa pada Siklus II

Gambar 4.9 menunjukan keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas siswa II.

3) Guru Meminta Siswa Mendiskusikan Jawaban Soal dalam Tugas Siswa II dengan Kelompoknya

Soal-soal yang terdapat pada Tugas Siswa II didiskusikan secara berkelompok dikelompoknya masing-masingtentang menyebutkan jumlah Nabi dan Rosul Ulul Azmi dan menyebutkan nama-nama Nabi dan Rosul Ulul Azmi, yang nantinya hasil diskusi tersebut akan dipersentasikan di depan kelas.

Gambar 4.10Kegiatan Diskusi Kelompok

Terlihat jelas pada Gambar 4.10 seluruh siswa mendiskusikan tugas siswa II bersama kelompoknya.

(48)

Pada tahap ini, guru mempersilahkan siswa dari dua kelompok yaitu kelompok 2 dan 3 untuk maju ke depan guna mempersentasikan hasil jawabannya dengan kreasi-kreasi mereka, dengan tujuan agar siswa terbiasa menjelaskan kemampuan mereka di depan kelas.

Gambar 4.11Persentasi di Depan Kelas

Pada Gambar 4.11 siswiperempuan yang mewakili kelompok 3 dan siswa laki-lakiyang mewakili kelompok 4 terlihat sangat antusias dalam mempersentasikan hasil jawabannya, ini menunjukan bahwa siswa laki-laki dan perempuan memiliki kemampuan yang sama.

5) Guru memberikan “applaus’’ serta apresiasi atas hasil kreasi-kreasi mereka. Sebagai bentuk apresiasi atas hasil kerja keras siswa, guru memberikan

applaus” yang meriah kepada seluruh siswa untuk menjadikan motivasi terhadap mereka dalam pembelajaran-pembelajaran selanjutnya.

7) Guru memberikan kesempatan kepada setiap siswa bertanya mengenai meteri yang baru saja dipelajari.

Dalam kegiatan ini, guru memberikan kesempatan bagi siswa yang kurang mengerti untuk bertanya.

8) Guru Memberikan Tes Evaluasi

(49)
[image:49.595.112.514.107.606.2]

36

Gambar 4.12Tes Evaluasi Siklus II 9) Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam.

Kegiatan terakhir dalam pembelajaran siklus I yaitu guru menutup semua kegiatan dengan ucapan كي ع اسلا.

c) Tanggapan Observer

Dari lembar observasi siswa terhadap kegiatan pembelajaran, observer menyampaikan tanggapan bahwa:

a. Siswa sudah mulai berani mengeluarkan ide-ide mereka, akan tetapi mereka masih sedikit malu dalam mengeluatkan ide-ide mereka.

b. Siswa sudah terlihat sedikit antusias dalam proses belajar mengajar yang telah diberikan.

Sedangakan dari lembar observasi guru, observer menyampaikan tanggapan bahwa Guru sudah bisa mengkondisikan kelas.

d) Refleksi Siklus II

Berdasarkan analisis data hasil pengamatan observer terhadap lembar observasi siswa dan guru selama proses pembelajaran pada siklus II, maka dalam pembelajaran siklus III perlu diperhatikan hal-hal yang tercantum pada lembar observasi siswa.

c. Siklus III

(50)
[image:50.595.111.513.197.714.2]

Hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada Tabel 4.4 dengan parameter pengamatan meliputi: (1)berdiskusi kelompok pada modelpembelajaran kooperatiflightening the learning climate pada siklus III;(2) bergembira dalam mengikuti pelajaran selama pembelajaran berlangsung melaui model pembelajaran kooperatiflightening the learning climatepada siklus III; (3) mengerjakan tugas, baik dalamtugas berkelompok ataupun tugas individu selama pembelajaran melalui modelpembelajaran kooperatiflightening the learning climatepada siklus III; dan (4) mempersentasikan hasil kreasi siswa, yaitu mempersentasikan hasil dari kegiatan belajar siswa selama pembelajaran berlangsung melalui modelpembelajaran kooperatiflightening the learning climatepada siklus III.Adapun gambaran aktifitas seluruh siswa pada siklus II dapat di lihat dalam Gambar 4.13 dan 4.14.

Tabel 4.4Aktivitas Siswa Pada Siklus III

Aktivitas Siswa Persentase Aktivitas Siswa

Berdiskusi kelompok 92,42%

Bergembira dalam mengikuti pelajaran 92,42%

Mengerjakan tugas 93,93%

Mempresentasikan hasil kreasi siswa 95,45%

Rata-rata 93,55%

Gambar 4.13Persentase Aktifitas Siswa pada Siklus III

0.00% 50.00% 100.00%

(51)
[image:51.595.157.468.112.324.2]

38

Gambar 4.14 Grafik Aktifitas tiap Siswa pada Siklus III

Dari Gambar 4.13 menunjukan bahwa aktifitas-aktifitas siswa yang meliputi 4 kriteria di atas menunjukan nilai yang bagus, hal tersebut terlihat dari rata-rata aktifitas siswa yang mencapai rata-rata 93,55 %, begitu pula untuk masing-masing siswa yang ditunjukkan pada Gambar 4.14, 4 kriteria aktifitas tersebut dapat diterima dengan baik, hal tersebut ditunjukan dengan rata-rata masing-masing siswa mencapai 83,69%.

2) Aktivitas Guru Selama Pembelajaran a) Pendahuluan

Pada awal pembelajaran guru menginformasikan kepada siswa tentang model pembelajaran yang akan digunakan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif lightening the learning climate dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dibahas serta memberikan motivasi kepada siswa untuk senantiasa aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Setelah itu guru megelompokkan siswa secara heterogen yang terdiri dari 4 kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa, tujuannya adalah agar siswa yang pandai dapat memberikan pengajaran terhadap siswa yang kurang pandai.

b) Kegiatan Inti

1) Guru menyampaikan materi dasar secara klasikal

(52)

2) Guru Menugaskan Siswa Untuk MengerjakanSoal-Soal Latihan Secara Berkelompok

Secara berkelompok siswa mengerjakan Tugas SiswaIII, pada tahap ini siswa dituntut mampu mengerjakan semua soal karena semua siswa dihadapkan pada pengerjaan secara berkelompok.

3) Guru Meminta Siswa Mendiskusikan Jawaban Soal dalam Tugas SiswaIII dengan Kelompoknya

Soal-soal yang terdapat pada Tugas Siswa III di diskusikan secara berkelompok di kelompoknya masing-masing, yang nantinya hasil diskusi tersebut akan dipersentasikan di depan kelas.

4) Guru meminta sub-sub kelompok menyampaikan kreasi-kreasi mereka sekaligus mempersentasekan hasil jawaban kelompok-kelompoknya.

[image:52.595.111.514.195.603.2]

Pada tahap ini, guru mempersilahkan siswa dari dua kelompok yaitu kelompok 1 dan 3 untuk maju ke depan guna mempersentasikan hasil jawabannya dengan kreasi-kreasi mereka, dengan tujuan agar siswa terbiasa menjelaskan kemampuan mereka di depan kelas.

Gambar 4.15Persentasi di Depan Kelas

Pada Gambar 4.15siswi-siswi perempuan yang mewakili kelompok 1 dan 3 terlihat sangat antusias dalam mempersentasikan hasil jawabannya, ini menunjukan bahwa siswi-siswi di SD PUI lebaksirna siap bersaing dalam pembelajaran PAI.

(53)

40

Sebagai bentuk apresiasi atas hasil kerja keras siswa, guru memberikan

applaus” yang meriah kepada seluruh siswa untuk menjadikan motivasi terhadap mereka dalam pembelajaran-pembelajaran selanjutnya.

6) Guru memberikan kesempatan kepada setiap siswa bertanya mengenai meteri yang baru saja dipelajari.

Dalam kegiatan ini, guru memberikan kesempatan bagi siswa yang kurang mengerti.

7) Guru Memberikan Tes Evaluasi

[image:53.595.113.516.200.583.2]

Untuk mengetahui kemampuan koneksi PAI siswa, maka dberikan tes evaluasi siklus III tentang selama 15 menit, tujuannya adalah untuk mengetahui sejauhmana kemampuan koneksi PAI siswa setelah dilakukan pembelajaran PAI denan menggunakan modellightening the learning climate.Selanjutnya guru menginformasikan bahwa pasa pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan test akhir.

Gambar 4.16Tes Evaluasi Siklus III 8) Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam.

Kegiatan terakhir dalam pembelajaran siklus I yaitu guru menutup semua kegiatan dengan ucapan كي ع اسلا.

c) Tanggapan Observer

Dari lembar observasi siswa terhadap kegiatan pembelajaran, observer menyampaikan tanggapan bahwa:

(54)

b. Siswa sudah terlihat antusias dalam proses belajar mengajar yang telah diberikan.

Sedangakan dari lembar observasi guru, observer menyampaikan tanggapan bahwa:

a. Guru lebih bisa mengkoneksikan PAI dengan kehidupan sehari-hari yang lebih nyata.

b. Penerapan strategi pembeljaran sudah terlihat rapi. d) Refleksi Siklus III

Berdasarkan analisis data hasil pengamatan observer terhadap lembar observasi siswa dan guru selama proses pembelajaran pada siklus III, maka dalam pembelajaran yang sebenarnya perlu diperhatikan hal-hal yang tercantum pada Tabel4.5.

Tabel 4.5Identifikasi Masalah dan Refleksi Seluruh Siklus

No Identifikasi Masalah Refleksi Siklus III

1 Siswa sudah cukup berani mengeluarkan ide-ide mereka.

Guru harus memaksimalkan untuk memberikan motivasi lebih agar siswa bisa senang dalam proses belajar mengajar

2 Siswa sudah terlihat sedikit antusias dalam proses belajar mengajar yang telah diberikan.

Guru harus lebih bisa memaksimalkan waktu dalam mengatur pembelajaran supaya kegiatan pembelajaran lebih bisa optimal

3 Penerapan strategi pembeljaran sudah terlihat rapi.

Guru harus bisa

mempertahankan kondisi kelas seerti ini.

d. Post Test

(55)

42

C. KemampuanKoneksi PAI Siswa Pada Tiap Siklus Pembelajaran dengan ModelLightening The Learning Climate

Pelaksanaan tes formatif dilakukan sebanyak tiga kali yaitu tes siklus I, tes siklus II dan tes siklus III. Tes tiap siklus dilaksanakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahamanPAI siswa selama kegiatan proses pembelajaran PAI dengan menggunakan modelLightening The Learning Climate. 1. Siklus I

Pada akhir pembelajaran siklus I diadakan tes formatif untuk mengetahui kemampuan koneksipai siswa.Adapun hasil tes formatif pada siklus I disajikan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6.Kemampuan Koneksi PAI Siswa pada Siklus I UKURAN KONEKSI PAI

SISWA

JUMLAH SISWA

KRITERIA PENILAIAN

90 A  100 5 Sangat Tinggi

70 B < 90 6 Tinggi

50 C < 70 10 Cukup

40 D < 50 0 Rendah

0 E < 40 3 Sangat Rendah

[image:55.595.110.520.160.581.2]
(56)
[image:56.595.109.517.109.574.2]

Gambar 4.17 Grafik Klasifikasi Kemampuan Koneksi PAI Seluruh Siswa Pada Siklus I

Dari jumlah 23 siswa terdapat 20 siswa yang dinyatakan telah tuntas belajar dan 3 orang tidak memenuhi ketuntasan belajar. Adapun jumlah tersebut, dapat di lihat dalam bentuk Tabel 4.7

Tabel 4.7Kriteria Ketuntasan belajar Siswa pada Siklus I

Kriteria Jumlah Siswa Persentase

Siswa yang mengerjakan

soal ≥ 65% 20 Orang 86,95

Siswa yang mengerjakan

soal < 65% 3 Orang 13,04

Dari Tabel 4.7, terlihat bahwa kelas dinyatakan telah tuntas belajar secara klasikal karena telah memenuhi kriteria belajar tuntas yaittu penguasan konsep koneksi PAI mencapai 86,95% dari jumlah seluruh siswa.

Adapun nilai koneksi PAI tiap siswa pada siklus I dapat dilihat pada Gambar 4.18 berikut.

0 2 4 6 8 10

Sangat Tinggi

Tinggi Cukup Rendah Sangat

Rendah

(57)
[image:57.595.117.509.111.374.2]

44

Gambar 4.18 Grafik Klasifikasi Kemampuan Koneksi PAI Tiap Siswa Pada Siklus I

Dari Gambar 4.18 terlihat bahwa kemampuan koneksi PAI untuk seluruh siswa pada siklus I terlihat sangat baik, ini ditunjukan dengan hanya terdapat 3 orang yang tidak memenuhi ketuntasan belajar yaitu nina nuraeni, shahril sidiq dan sri mulyani.

2. Siklus II

[image:57.595.115.517.135.697.2]

Pada akhir pembelajaran siklus II diadakan tes formatif untuk mengetahui kemampuan koneksiPAI siswa.Adapun hasil tes formatif pada siklus II disajikan pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Kemampuan Koneksi PAI Siswa pada Siklus II UKURAN KONEKSI PAI

SISWA

JUMLAH SISWA

KRITERIA PENILAIAN

90 A  100 4 Sangat Tinggi

70 B < 90 5 Tinggi

50 C < 70 13 Cukup

40 D < 50 0 Rendah

0 E <

Gambar

Tabel 3.2. Kriteria Validitas
Tabel 3.4. Klasifikasi Daya Pembeda
Tabel 3.5. Kriteria tingkat Kesukaran
Tabel 3.6. Kriteria Penilaian Koneksi PAI
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data yang diperoleh di lokasi penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin memiliki umur 20-30 tahun yang merupakan umur aman untuk melahirkan.Hal ini

Dan pada analisis varian menunjukkan menunjukkan karakter biomasa jumlah cabang produktif, jumlah polong pertanaman, jumlah biji per tanaman, bobot biji, indeks

Dari hasil analisis pembubutan paduan titanium menggunakan konsep rasio S/N dan analisis varian, dapat disimpulkan bahwa Disain metoda Taguchi adalah sesuai untuk

Penulis menghaturkan puji syukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah senantiasa melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

Berdasarkan konsep- konsep yang ada dalam judul proposal penelitian ini maka dapat ditetapkan unit amatan dari penelitian ini adalah beberapa pihak yang terkait

Brooks dan Brooks (1993) menjelaskan bahwa pembelajaran kontruktivis mempunyai ciri-ciri: guru adalah salah satu dari berbagai macam sumber belajar, bukan

[r]

a) Adanya peningkatan motivasi belajar mahasiswa dalam pembelajaran mata kuliah aplikasi komputer menggunakan lembar praktikum terbimbing pada semester V-H IKIP PGRI