• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iklan Politik Partai Gerindra Dan Partisipasi Masyarakat Tani (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Politik Partai Gerindra Terhadap Partisipasi Masyarakat Tani Pada Pemilu 2009 di Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Iklan Politik Partai Gerindra Dan Partisipasi Masyarakat Tani (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Politik Partai Gerindra Terhadap Partisipasi Masyarakat Tani Pada Pemilu 2009 di Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang)"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

IKLAN POLITIK PARTAI GERINDRA DAN

PARTISIPASI MASYARAKAT TANI

(Studi Korelasional Pengaruh Iklan Politik Partai Gerindra Terhadap Partisipasi Masyarakat Tani Pada Pemilu 2009 di Desa Paya Bakung

Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang)

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

SKRIPSI

Diajukan Oleh

YUSRA MUHARAMI LESTARI

NIM: 070922018

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Iklan Politik Partai Gerindra dan Partisipasi Masyarakat Tani (studi Korelasional di Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara iklan politik Partai Gerindra dengan partisipasi masyarakat tani di Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang dan besarnya pengaruh iklan politik tersebut terhadap partisipasi masyarakat tani. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Komunikasi, Komunikasi Massa, Komunikasi Pemasaran, Iklan dan Iklan Politik, Televisi, Sikap, Partisipasi dan Partisipasi Politik, Teori Efek Komunikasi Massa yang terdiri dari Teori S-O-R dan Teori Kultivasi.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Metode korelasional bertujuan untuk meneliti hubungan diantara variabel-variabel dan sejauh mana variasi pada salah satu faktor berkaitan dengan faktor lain. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat tani di Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang yang tergabung dalam 16 kelompok tani dengan jumlah populasi sebesar 640 orang. Untuk menghitung jumlah sampel dari data populasi yang ada, digunakan rumus dari Arikunto dengan mengambil 15% dari populasi sehingga diperoleh sampel sebanyak 96 orang. Untuk menentukan jumlah sampel dari tiap kelompok tani digunakan teknik Stratified Proporsional Sampling dan teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling.

Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian kepustakaan, dengan mempelajari buku-buku, serta sumber yang relevan dan mendukung serta penelitian lapangan untuk memperoleh data di lokasi penelitian melalui kuesioner. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan bentuk analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang oleh Spearman dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and System Solutions) versi 15.0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara iklan politik Partai Gerindra dengan partisipasi masyarakat tani di Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Hasil rs yang diperoleh adalah 0.658. Berdasarkan skala Guilford,

maka hasil rs = 0.658 berada pada skala 0.41 – 0.70 yang menunjukkan

hubungan yang cukup berarti. Untuk mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel X dan Y digunakan uji determinan korelasi.

(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena

rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini

serta salawat dan salam atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang

telah memberikan teladan yang baik kepada seluruh umat manusia.

Adapun judul dari skripsi ini adalah Iklan Politik Partai Gerindra Dan

Partisipasi Masyarakat Tani (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Politik Partai

Gerindra Terhadap Partisipasi Masyarakat Tani Pada Pemilu 2009 di Desa Paya

Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang). Penulisan skripsi

ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. DR. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Amir Purba, MA selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Humaizi, MA selaku pembantu Dekan I yang telah banyak

memberikan arahan kepada penulis selama menjalani masa perkuliahan.

4. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, MSi selaku dosen pembimbing yang penuh

perhatian dan kesabaran serta meluangkan waktu untuk memberikan

dorongan, pengetahuan, bimbingan dan saran demi tercapainya penulisan

(4)

5. Bapak Drs. Abdi Sitepu, MSP selaku dosen wali yang telah banyak

memberi masukan selama masa perkuliahan berlangsung.

6. Seluruh dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmunya dan juga

membimbing dengan ikhlas selama penulis menjalani perkuliahan.

7. Bapak Paidi S. Ag selaku Kepala Desa Paya Bakung yang telah banyak

membantu penulis dalam memberikan data dan arahan sehingga penelitian

berlangsung dengan baik.

8. Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya Departemen Ilmu

Komunikasi, Kak Ros, Kak Icut, Kak Hanim, Kak Puan dan Maya yang

banyak membantu penulis dalam segala urusan perkuliahan dalam

penyelesaian skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat terbaik dan teman-teman seperjuangan, Rere, Eri, Ika,

Julia, Kak Ami, Kak Dhidi, Kak Lusi, Tetty, Eci dan Kak Desi yang telah

bersedia membantu, berbagi ilmu, dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan skripsi ini. Ingat terus semangat kebersamaan kita. Kalian

semua yang terbaik. Semoga kita bersahabat selamanya.

10.Seluruh teman-temanku seangkatan di jurusan Ilmu Komunikasi

(Ekstensi) 2007 kelas A dan B, Frans, Gondel, Dhea, Mamit, Farha, Mega

dan teman-teman yang tak bisa disebut kan satu-persatu. Terima kasih

untuk hari-hari yang menyenangkan.

11.Seluruh teman-teman pramugari haji 2006-2007 dan 2007-2008, Kak Acil,

Kak Rei, Kak Putri dan Dhebby. Terima kasih buat semangat dan

(5)

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada ayahanda tercinta H. Ir. Yusri Muhammad Yusuf, MS dan ibundaku

tercinta, ibu terbaik di dunia Hj. Dra. Ramainas, MPd. Terima kasih atas segala

doa yang telah dipanjatkan, segala kesabaran yang telah diberikan. Mohon maaf

atas segala kesalahan yang telah penulis perbuat selama ini dan terima kasih telah

membesarkan penulis sehingga Insyaallah penulis bisa membalas segala jasa dan

menjadi anak yang berbakti.

Terima kasih kepada kedua kakak-kakakku yang sangat ku sayangi, Yusra

Rezeki SE.Ak beserta suami dan Dr. Yusra Septivera, untuk segala dukungan,

semoga Allah SWT dapat membalas segala doa. Ponakan kecil ku tersayang

Vania Yasmin Safa dengan senyum terindahnya dan Sahabat hati terbaikku Rizky

Eskarian B. yang selalu siap membantu, membuat hati tenang, senang dengan

selalu tertawa bersama dan selalu menjadi tempat teduhan hati. Hanya dengan

usaha, kerja keras dan dukungan doa, moril serta materil merekalah yang

membuat penulis dapat terus menjalani perkuliahan dan akhirnya

menyelesaikannya dengan harapan akan mencapai kehidupan yang lebih baik.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, penulis menyadari bahwa

skripsi ini jauh dari sempurna, maka dari itu penulis menerima kritikan dan saran

yang membangun dari para pembaca. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi

ini bermanfaat bagi penulis sendiri serta bagi para pembaca semua dan semoga

ilmu yang penulis peroleh dibangku kuliah dapat berguna dimasa sekarang dan

yang akan datang. Amin Ya Robbal Alamin...

(6)

DAFTAR ISI

I.2 Perumusan Masalah... 5

I.3 Pembatasan Masalah... 5

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian... 6

I.5 Kerangka Teori... 7

I.5.1) Komunikasi dan Komunikasi Massa... 7

I.5.2) Komunikasi Pemasaran... 9

I.5.3) Iklan dan Iklan Politik... 10

I.5.4) Televisi... 12

I.5.5) Sikap... 13

I.5.6) Partisipasi dan Partisipasi Politik... 14

I.5.7) Teori I.5.7) a. Teori S-O-R………..…. 15

I.5.7) b. Teori Kultivasi... 17

I.6 Kerangka Konsep... 19

I.7 Model Teoritis... 20

I.8 Variabel Operasional... 20

I.9 Definisi Variabel Operasional... 22

I.10 Hipotesis... 23

I.11 Sistematika Penulisan... 24

BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi... 26

II.1.1) Pengertian Komunikasi... 26

II.1.2) Ruang Lingkup Komunikasi... 28

II.1.3) Fungsi Komunikasi... 31

II.2 Komunikasi Massa... 33

II.2.1) Pengertian Komunikasi Massa... 33

II.2.2) Fungsi Komunikasi Massa... 34

II.2.3) Efek Komunikasi Massa... 35

II.3 Komunikasi Pemasaran... 37

II.3.1) Pengertian Pemasaran... 37

II.3.2) Bauran Pemasaran... 38

(7)

II.4 Iklan... 41

II.4.1) Definisi Iklan... 41

II.4.2) Sejarah Iklan... 42

II.4.3) Fungsi Iklan... 43

II.4.4) Jenis-jenis Iklan... 45

II.4. 5) Iklan Politik... 47

II.5 Televisi... 51

II.5.1) Televisi Sebagai Media Massa... 51

II.5.2) Televisi Sebagai Media Iklan... 52

II.5.3) Bentuk-bentuk Iklan Televisi... 54

II.6 Sikap... 55

II.6.1) Fungsi sikap... 57

II.7 Partisipasi dan Partisipasi Politik... 59

II.8 Teori Efek Komunikasi Massa...62

II.8.1) Teori S-O-R... 62

II.8.1) a. Implementasi Teori S-O-R Terhadap Iklan Politik Partai Gerindra...65

II.8.2) Teori Kultivasi... 67

II.8.2) a. Sejarah dan Perkembangan Teori Kultivasi... 67

II.8.2) b. Elemen-Elemen Teori Kultivasi... 69

II.8.2) c. Kelemahan dan Kritik Teori Kultivasi... 73

II 8.2) d. Implementasi Teori Kultivasi... 74

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Metode Penelitian... 77

III.2 Deskripsi Lokasi Penelitian... 77

III.2.1) Letak Geografis... 77

III. 2. 2) Keadaan Demografi... 78

III.2.3) Struktur Organisasi Desa Paya Bakung... 82

III.2.4) Rencana Kerja Kelompok Tani... 82

III.3 Populasi dan Sampel... 83

III.3.1) Populasi... 83

III.3.2) Sampel... 85

III. 4 Teknik Penarikan Sampel... 85

III. 4. 1) Sampel Stratifikasi Proporsional... 85

III.4.2) Purposive Sampling... 86

III.5 Teknik Pengumpulan Data... 87

III.6 Teknik Analisis Data ... 88

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data... 91

(8)

IV. 3.1) Karakteristik Responden... 93

IV. 3.2) Isi Pesan Iklan... 98

IV. 3.3) Partisipasi Masyarakat... 107

IV. 4 Analisis Tabel Silang...116

IV. 5 Uji Hipotesis... 122

IV. 6 Pembahasan... 125

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan... 128

V.2 Saran... 129

DAFTAR PUSTAKA... 130 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Iklan Politik Partai Gerindra dan Partisipasi Masyarakat Tani (studi Korelasional di Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara iklan politik Partai Gerindra dengan partisipasi masyarakat tani di Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang dan besarnya pengaruh iklan politik tersebut terhadap partisipasi masyarakat tani. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Komunikasi, Komunikasi Massa, Komunikasi Pemasaran, Iklan dan Iklan Politik, Televisi, Sikap, Partisipasi dan Partisipasi Politik, Teori Efek Komunikasi Massa yang terdiri dari Teori S-O-R dan Teori Kultivasi.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Metode korelasional bertujuan untuk meneliti hubungan diantara variabel-variabel dan sejauh mana variasi pada salah satu faktor berkaitan dengan faktor lain. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat tani di Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang yang tergabung dalam 16 kelompok tani dengan jumlah populasi sebesar 640 orang. Untuk menghitung jumlah sampel dari data populasi yang ada, digunakan rumus dari Arikunto dengan mengambil 15% dari populasi sehingga diperoleh sampel sebanyak 96 orang. Untuk menentukan jumlah sampel dari tiap kelompok tani digunakan teknik Stratified Proporsional Sampling dan teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling.

Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian kepustakaan, dengan mempelajari buku-buku, serta sumber yang relevan dan mendukung serta penelitian lapangan untuk memperoleh data di lokasi penelitian melalui kuesioner. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan bentuk analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang oleh Spearman dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and System Solutions) versi 15.0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara iklan politik Partai Gerindra dengan partisipasi masyarakat tani di Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Hasil rs yang diperoleh adalah 0.658. Berdasarkan skala Guilford,

maka hasil rs = 0.658 berada pada skala 0.41 – 0.70 yang menunjukkan

hubungan yang cukup berarti. Untuk mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel X dan Y digunakan uji determinan korelasi.

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 ada tiga puluh delapan Partai Politik

yang siap bertarung untuk memperoleh suara rakyat Indonesia.

9 April 2009 sebagai hari Pemilu untuk memperebutkan kursi legislatif di DPR

melalui pemungutan suara oleh warga negara Indonesia yang telah terdaftar dan

memiliki hak pilih dengan sistem pemilu berazaskan

Setelah itu dilanjutkan dengan Pemilu untuk pemilihan Presiden dan

Wakil Presiden masa bakti 2009-2014. Pemilu ini merupakan pemilu secara

langsung yang kedua kalinya diselenggarakan di Indonesia dan dijadwalkan akan

berlangsung di bula

Begitu banyaknya partai yang ikut serta dalam pemilu 2009 tentu

memberikan banyak variasi bagi para pemilih. Hal ini menjadi fenomena bagi

masyarakat dimana dengan banyaknya partai yang berpartisipasi tentu menuntut

para pemilih harus lebih selektif dalam memilih partai.

Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) sebagai partai politik (parpol)

baru cukup menarik perhatian publik. Iklan politiknya melalui media massa secara

terus-menerus, merasuk ke dalam benak masyarakat. Iklan yang muncul hampir

setiap hari juga memperlihatkan bahwa partai ini memiliki kemampuan dana.

Prabowo Subianto Djojohadikusumo adalah nama yang muncul dibalik

Partai Gerindra. Beliau Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI

(11)

kemudian menjadi seorang pengusaha. Dia pernah memimpin sejumlah

perusahaan dengan investasi di dalam dan luar negeri dan kini menjadi Presiden

Direktur PT. Kiani Kertas.

Partai Gerindra didirikan pada Februari 2008 serta tercatat di Departemen

Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) pada 3 April 2008. Secara resmi Prabowo

baru bergabung ke Partai Gerindra pada 12 Juli 2008. Melalui iklan di media

massa yang bertubi-tubi, pengelola Partai Gerindra terlihat tengah melekatkan

partai itu di benak rakyat (branding).

Iklan partai politik terbukti mempengaruhi sikap pemilih dalam

menentukan dukungan kepada tokoh maupun partai. Temuan Lembaga Survei

Indonesia (LSI) yang dipublikasikan di Jakarta pada hari Minggu tanggal 4

Januari 2009 menunjukkan sikap rasional pemilih sangat terkait dengan informasi

yang diperoleh pemilih.

Dalam Pemilu, para pemilih juga disebut

merekalah para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya

pada mas

mendapatkan perhatian dari para pemilih. Kampanye dilakukan dalam kurun

waktu yang telah ditentukan menjelang hari pemungutan suara yaitu selama 9

bulan 7 hari

Sejak pemilihan presiden dan kepala daerah dilakukan secara langsung,

para politikus berlomba-lomba mengiklankan diri agar populer dan dikenal

masyarakat. Ruang publik belakangan ini dikepung oleh iklan para politikus. Oleh

(12)

para pemilih dengan menampilkan suatu iklan yang menarik sehingga para

pemilih merasa tertarik dan kemudian memilih partai tersebut..

Sejauh ini, Partai Gerindra cukup membidik emosi publik dalam iklannya.

“Gerindra…Gerindra…Gerindra!” adalah tiga kata yang diucapkan dengan

intonasi meninggi oleh suara seorang wanita di akhir iklan politik. Tiga kata

tersebut berhasil menjadi sebuah mantra politik bagi Gerindra. Sentimen empatik

terhadap petani dan gambaran akan kebangkitan Indonesia menjadi sebuah stimuli

yang berhasil mendorong optimisme publik.

Stimulus emosi dari iklan Partai Gerindra disampaikan melalui visualisasi

semangat kerja para petani dan pekerja pasar. Hal itu berpengaruh terhadap ranah

emosi harap konstituen. Suara seorang wanita yang menyerukan dengan intonasi

semangat “Gerindra!” diiringi dengan lengkingan suara burung garuda menjadi

stimulus verbal yang turut memperkuat rangsangan emosi harap dari iklan

tersebut. Para kompetitor Partai Gerindra perlu menyadari bahwa besarnya

intensitas dan keindahan sebuah iklan tidak selalu berkorelasi dengan preferensi

publik. Kata yang puitis tidak menjamin efek mantra bagi psikologis publik. Di

sisi lain, visualisasi yang sinematik juga tidak menjamin munculnya

ketergugahan, sebab pesan yang membidik emosi audiens adalah mantra iklan

politik yang sesungguhnya.

Sebagai partai politik yang baru melakukan debutnya, Partai Gerindra

menjadi salah satu yang diperhitungkan kemunculannya. Hal ini terlihat dari hasil

survei LP3ES yang dipublikasikan di Jakarta tanggal 12 Maret 2009 bahwa Partai

Gerindra termasuk dalam lima besar partai yang mendapat dukungan terbanyak

(13)

dukungan yang kuat dari dua organisasi kemasyarakatan berbasis massa besar,

seperti Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan Kontak Tani Nelayan

Andalan (KTNA).

Seperti sering disampaikan melalui iklan di sejumlah media massa

terutama televisi, Partai Gerindra mencoba menawarkan jalan keluar atas

persoalan yang terus dihadapi bangsa ini seperti kemiskinan, kekurangan pangan,

krisis energi, dan banyak lagi yang lain. Yang ditawarkan salah satunya adalah

membangun kemandirian bangsa baik terkait masalah ketahanan pangan maupun

energi. Bangsa ini sebenarnya kaya dengan sumber daya alam dan sumber daya

manusia yang berlimpah.

Berdasarkan program-program yang ditawarkan oleh Partai Gerindra dapat

dilihat sedikit banyaknya partai ini memfokuskan diri untuk menarik perhatian

para petani. Hal ini terlihat dari bentuk iklan yang dapat menggugah hati para

petani walaupun petani itu sendiri sebenarnya memiliki pendidikan politik yang

rendah.

Petani yang terdapat di Desa Paya Bakung adalah petani yang aktif, karena

mereka tergabung dalam beberapa kelompok tani yang sudah terorganisir dengan

baik di bawah bimbingan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Tingkat

pendapatan mereka juga baik sehingga setiap rumah sudah memiliki televisi dan

mereka dapat menyaksikan berbagai iklan politik termasuk iklan politik Partai

Gerindra.

Dari uraian di atas ingin diketahui tingkat partisipasi masyarakat tani

(14)

membuat suatu penelitian yang berjudul ”Studi Korelasional Pengaruh Iklan

Politik Partai Gerindra Terhadap Partisipasi Masyarakat Tani Pada Pemilu 2009 di

Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang”.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

”Sejauhmanakah iklan politik Partai Gerindra berpengaruh terhadap partisipasi

masyarakat tani pada pemilu 2009 di Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan

Perak Kabupaten Deli Serdang?”

I.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat

mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti.

Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

a. Penelitian terbatas pada iklan politik yang dilakukan Partai Gerindra di

Televisi Swasta.

b. Objek penelitian adalah masyarakat tani Desa Paya Bakung Kecamatan

Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang yang tergabung dalam beberapa

kelompok tani dan pernah melihat iklan politik Partai Gerindra.

c. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh iklan politik Partai

Gerindra terhadap partisipasi masyarakat tani pada pemilu 2009.

Partisipasi terbatas pada keterlibatan mental dan emosional pada

(15)

d. Penelitian ini dilakukan di Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak

Kabupaten Deli Serdang dan pada bulan Maret-April 2009.

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

I.4.1) Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh iklan politik Partai

Gerindra terhadap partisipasi masyarakat tani Desa Paya Bakung

Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang pada 2009.

b. Untuk mengetahui ketertarikan masyarakat tani Desa Paya Bakung

Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang terhadap iklan

politik Partai Gerindra.

c. Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat tani Desa Paya Bakung

Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang pada pemilu 2009.

d. Untuk mengetahui tingkat kesadaran pada masyarakat tani untuk

mensukseskan pemilu 2009.

I.4.2) Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

mahasiswa FISIP khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka

memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan.

b. Secara teoritis, penelitian ini dapat memperluas cakrawala penulis tentang

tingkat partisipasi masyarakat tani Desa Paya Bakung Kecamatan

(16)

c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi motivasi kepada

masyarakat tani Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak

Kabupaten Deli Serdang untuk berpartisipasi dalam mensukseskan pemilu

2009.

I.5 Kerangka Teori

Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti perlu menyusun suatu

kerangka teori, kerangka teori merupakan landasan berfikir untuk

menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti.

Menurut Singarimbun (2006: 37), teori adalah serangkaian asumsi,

konsep, kontrak, defenisi dan posisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial

secara sistematis dengan merumuskan hubungan antara konsep. Dengan adanya

kerangka teori akan mempermudah peneliti dalam menganalisa masalah

penelitian.

Adapun teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah:

Komunikasi dan Komunikasi Massa, Komunikasi Pemasaran, Iklan dan Iklan

Politik, Televisi, Sikap, Partisipasi dan Partisipasi Politik, Teori Efek Komunikasi

Massa yang terdiri dari Teori S-O-R dan Teori Kultivasi.

I.5.1) Komunikasi dan Komunikasi Massa

Carl I. Hovland (dalam Widjaja, 2000: 26-27) mendefinisikan komunikasi

sebagai suatu proses dimana seseorang memindahkan perangsang yang biasanya

berupa lambang kata-kata untuk mengubah tingkah laku orang lain. Jadi, dengan

(17)

maka orang harus mempengaruhi orang lain dahulu sebelum orang lain itu

berpendapat, bersikap dan bertingkah laku yang sama dengan kita.

Para peminat komunikasi juga sering kali mengutip paradigma Laswell

yang menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari

pertanyaan yang diajukan, yaitu:

a. Komunikator (communicator, source, sender)

b. Pesan (message)

c. Media (channel, media)

d. Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient)

e. Efek (effect, impact, influence)

Jadi, berdasarkan paradigma Laswell tersebut komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang

menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2000: 10).

Proses dari sebuah komunikasi terbagi dalam dua tahapan. Pertama, proses

komunikasi secara primer yaitu proses penyampaian pikiran atau perasaan

seseorang pada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media.

Kedua, proses komunikasi secara sekunder yaitu proses penyampaian pesan oleh

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media

kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama (Effendy, 2000: 11).

Komunikasi massa merupakan bentuk dari komunikasi. Para ahli

komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan komunikasi massa (mass

communication) adalah komunikasi melalui media massa, jelasnya merupakan

(18)

media massa misalnya surat kabar, majalah, radio, televisi atau film (Nurudin,

2003: 2-3).

Komunikasi massa juga diartikan sebagai suatu jenis komunikasi yang

ditujukan kepada khalayak yang heterogen, tersebar dan anonim melalui media

cetak atau elektronik sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan

serempak dan sesaat (Rakhmat, 1992: 189).

Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa

timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu, efek

melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Efek komunikasi

massa terdiri dari efek kognitif, efek afektif dan efek behavioral.

I.5.2) Komunikasi Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu proses sosial dengan mana individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan

kelompok lain (Kotler, 1997: 5). Menurut Effendy (2000: 216), komunikasi

pemasaran adalah komunikasi yang dilakukan perusahaan atau lembaga secara

tatap muka maupun bermedia, dalam rangka upaya meningkatkan penjualan jasa

atau hasil produksi.

Adapun unsur komunikasi pemasaran meliputi apa yang ada dalam bauran

pemasaran (marketing mix) yaitu produk (product), harga (price), pasar dan

distribusi (place), dan promosi (promotion).

Kegiatan komunikasi pemasaran merupakan rangkaian kegiatan untuk

mewujudkan suatu produk, jasa, ide dengan menggunakan bauran pemasaran

(19)

selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan

publisitas (public relation dan publicity) serta pemasaran langsung (direct

marketing) (Purba Amir dkk, 2006: 127).

Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi

pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat tidak akan

mengetahui keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran juga menyedot

anggaran yang sangat besar, oleh karena itu pemasar perlu perhitungan yang tepat

dalam menyusun rencana pemasaran.

I.5.3) Iklan dan Iklan Politik

Menurut Kotler dan Amstrong (1997: 77), iklan adalah tiap-tiap bentuk

penyajian dan promosi bukan pribadi yang dibayar, mengenai gagasan, barang

atau jasa oleh sponsor yang teridentifikasi.

Iklan diarahkan untuk membujuk khalayak. Iklan merupakan suatu alat

yang digunakan dalam bauran promosi, sedangkan promosi adalah bagian dari

bauran pemasaran. Secara sederhana, iklan didefinisikan sebagai pesan yang

menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media

(Kasali, 1992:9). Selain itu iklan juga dapat didefinisikan sebagai upaya suatu

pesan penjualan baik produk atau jasa kepada para konsumen yang dilakukan oleh

orang-orang periklanan dengan biaya serendah mungkin dengan hasil yang

maksimal (Jefkins, 1997: 13).

Tujuan periklanan pada umumnya mengandung misi komunikasi yaitu

(20)

yaitu a) iklan merek, b) iklan eceran, c) iklan politik, d) iklan layanan masyarakat,

e) iklan kelembagaan, f) iklan bisnis, g) iklan respon langsung, dan h) iklan

directory (Syafrin, 2004: 39).

Iklan politik (political advertising) adalah kegiatan periklanan yang

dilakukan oleh partai-partai politik dalam rangka kegiatan pemilu. Iklan politik itu

bertujuan untuk mempengaruhi masyarakat agar memilih partai yang beriklan

tersebut (Syafrin, 2004: 40). Contoh dari iklan politik adalah iklan politik yang

dilakukan oleh Partai Gerindra. Sehingga masyarakat dapat memberikan penilaian

terhadap pesan yang disampaikan oleh iklan politik di media khususnya televisi.

Hal ini sesuai dengan teori Cutlip dan Center yang dikenal dengan The 7 C’s of

communication yaitu:

a. Credibility, memulai komunikasi dengan membangunkan kepercayaan.

Oleh karena itu, untuk membangun iklan kepercayaan itu berawal dari

kinerja, baik pihak komunikator maupun pihak komunikan akan menerima

pesan tersebut berdasarkan keyakinan yang dapat dipercaya begitu juga

tujuannya.

b. Context, suatu program komunikasi mestinya berkaitan dengan lingkungan

hidup atau keadaan sosial yang bertentangan dan seiring dengan keadaan

tertentu dan memperhatikan sikap partisipatif.

c. Content, pesan itu mempunyai arti bagi audiensnya dan memiliki

kecocokan dengan sistem nilai-nilai yang berlaku bagi orang banyak dan

(21)

d. Clarity, menyusun pesan dengan bahasa sehingga khalayak mudah

mengerti atau mempunyai persamaan arti antara komunikator dan

komunikan.

e. Continuity, komunikasi tersebut merupakan suatu proses yang tidak ada

akhirnya yang memerlukan pengulangan-pengulangan untuk mencapai

tujuan

f. Consistency, ketetapan terhadap makna pesan dimana isi atau materi pesan

harus konsisten dan tidak membingungkan audiensnya.

g. Capability, kemampuan khalayak terhadap pesan yaitu melibatkan

berbagai faktor adanya sesuatu kebiasaan-kebiasaan membaca atau

menyerap ilmu pengetahuan dan sebagainya memerlukan perhatian dari

pihak komunikator dalam menghasilkan suatu iklan (Ruslan, 1997: 72-74).

I.5.4) Televisi

Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asal-usulnya, yaitu tele (jauh)

yang berasal dari bahasa Yunani dan visi (videre) yang berasal dari bahasa Latin

yang berarti penglihatan. Dengan demikian televisi yang dalam bahasa Inggrisnya

television dapat diartikan sebagai melihat jauh. Melihat jauh disini dapat diartikan

dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat dan dapat dilihat dari

tempat lain melalui sebuah perangkat penerima atau televisi set (Wahyudi, 1996:

49).

Televisi merupakan media yang mendominasi komunikasi massa, karena

(22)

(didengar dan dilihat), dapat menggambarkan kenyataan dan langsung dapat

menyajikan peristiwa yang terjadi ke setiap rumah para pemirsa dimanapun

mereka berada. Televisi merupakan salah satu media elektronik. Sedangkan

Liliweri menyatakan bahwa media massa sebagai sarana yang digunakan untuk

menyalurkan pesan komunikasi massa tidak akan menyiarkan suatu pesan yang

menyangkut kepentingan umum (Liliweri,1991:37). Jadi suatu pesan yang

ditayangkan di televisi selalu bisa ditonton oleh khalayak tertentu.

I.5.5) Sikap

Menurut Effendy (2002:19), sikap adalah suatu kesiapan kegiatan

(preparatory activity), suatu kecenderungan pada diri seseorang untuk melakukan

suatu kegiatan menuju atau menjauhi nilai-nilai sosial. Ia juga mengatakan bahwa

salah satu tujuan komunikasi adalah untuk merubah sikap (change attitude).

Kemampuan iklan untuk menciptakan sikap yang mendukung terhadap

apa yang ditampilkan sering tergantung pada sikap konsumen. Iklan yang diminati

atau dievaluasi secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap yang lebih

positif terhadap produk. Iklan yang tidak diminati dapat mengurangi minat

pembentukan produk. Penelitian berulang-ulang menunjukkan bahwa sikap

terhadap suatu iklan dapat berfungsi sebagai peramal yang signifikan atas sikap

terhadap suatu produk.

Menurut John A. Howard (1994), sikap konsumen terhadap iklan dapat

timbul setelah konsumen mendengar pesan iklan yang disampaikan oleh

produsen. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap

(23)

a. Pengalaman Pribadi, sikap yang timbul dari pengalaman dan merupakan hasil

belajar individu

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting. Orang lain disekitar kita adalah

salah satu komponen penting yang dapat mempengaruhi sikap kita.

c. Pengaruh kebudayaan. Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan akan

mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan sikap

d. Media Massa. Meskipun pengaruh media massa tidak sebesar pengaruh

interaksi individual namun dalam proses pembentukan sikap dan

perubahannya peranan media massa tidak kecil artinya.

e. Pengaruh emosional. Terkadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan

yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi

atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

f. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama merupakan suatu sistem yang

mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya

meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

I.5.6) Partisipasi dan Partisipasi Politik

Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan arti partisipasi sebagai hal

turut berperan serta dalam suatu kegiatan. Partisipasi adalah keterlibatan mental

dan emosional individu dalam situasi kelompok yang mendorongnya memberi

sumbangan terhadap tujuan kelompok serta membagi tanggung jawab bersama

(Huneryager dan Heckman, 1992: 30). Partisipasi rakyat atau masyarakat sangat

(24)

Menurut Myron Weiner (dalam Mac Andrews, 2001: 45-46) paling tidak terdapat lima hal yang menyebabkan timbulnya gerakan ke arah partisipasi yang lebih luas dalam proses politik. Yaitu 1) modernisasi, 2) perubahan-perubahan struktur kelas sosial, 3) pengaruh kaum intelektual dan komunikasi massa modern, 4) konflik di antar kelompok-kelompok pemimpin politik, dan 5) keterlibatan pemerintah yang meluas dalam urusan sosial, ekonomi dan kebudayaan.

Arbi Sanit menambahkan (1995: 107) partisipasi politik adalah aktivitas

legal warga masyarakat secara perorangan yang secara langsung atau tidak

langsung berpengaruh kepada seleksi pejabat pemerintahan dan atau kepada

tingkah lakunya sebagai pejabat juga partisipasi yang dilakukan melalui

kelompok. Dikatakannya kegiatan pemberian suara dalam suatu pemilihan

dianggap sebagai bentuk partisipasi politik aktif yang paling kecil, karena hal itu

menuntut suatu keterlibatan minimal yang akan berhenti jika pemberian suara

telah dilakukan.

I.5.7) Teori

Setiap aktifitas komunikasi akan menimbulkan pengaruh atau efek baik

terhadap individu maupun masyarakat. Adapun teori efek komunikasi massa yang

dapat dijadikan model dasar dalam kajian berikut ini:

I.5.7) a. Teori S-O-R

Pada awalnya teori ini dikenal sebagai teori Stimulus-Respons, akan tetapi

kemudian De Fleur menambahkan organisme dalam bagiannya sehingga menjadi

model S-O-R (stimulus-organisme-respon).

Menurut teori ini organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada

kondisi stimulus tertentu pula. Efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus

(25)

memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Elemen-elemen

utama dari teori ini adalah (McQuail, 1994: 234):

a) Pesan (stimulus),

b) Penerima/receiver (organisme), dan

c) Efek (respons).

Prof. Dr. Mar’at (dalam Effendi, 1993: 253-256) dalam bukunya “Sikap

Manusia, Perubahan serta Pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Janis dan

Kelley yang mengatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru, ada tiga

variabel penting yaitu: (a) perhatian, (b) pengertian, dan (c) penerimaan.

Esensi dari model ini adalah fokusnya pada variabel-variabel yang

berhubungan dengan individu sebagai penerima pesan, suatu kelanjutan dari

asumsi sebab akibat, dan mendasarkan pada perubahan sikap sebagai ukuran bagi

perubahan perilaku (Bungin, 2007: 278).

Menurut Effendi, (1993: 225) teori ini dirumuskan sebagai berikut:

Gambar 1. Skema Teori S-O-R

Gambar di atas menunjukkan bahwa tindakan bergantung pada proses yang terjadi

kepada individu.

Respon (Perubahan Sikap) Stimulus

(26)

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin

diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian

dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan

inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan

menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Perubahan sikap

terjadi dapat berupa perubahan kognitif, afektif atau behavioral/ psikomotorik.

Adapun keterkaitan teori S-O-R dalam penelitian ini yaitu:

a. Stimulus yang dimaksud adalah Iklan Politik Partai Gerindra di televisi.

b. Organisme yang dimaksud adalah masyarakat tani Desa Paya Bakung

Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

c. Respon yang dimaksud adalah partisipasi yang diberikan oleh masyarakat

tani Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli

Serdang.

I.5.7) b. Teori Kultivasi

Teori kultivasi (cultivation) dikembangkan untuk menjelaskan dampak

menyaksikan televisi pada persepsi, sikap dan nilai-nilai orang. Teori ini

dikemukakan oleh George Gerbner, mantan Dekan dari Fakultas (Sekolah Tinggi)

Komunikasi Annenberg Universitas Pennsylvania, yang juga pendiri Cultural

Environment Movement, berdasarkan penelitiannya terhadap perilaku penonton

televisi yang dikaitkan dengan materi berbagai program televisi yang ada di

Amerika Serikat (Severin, 2008: 319).

Teori kultivasi ini di awal perkembangannya lebih memfokuskan

(27)

tema-tema kekerasan di televisi. Tetapi dalam perkembangannya, ia juga bisa

digunakan untuk kajian di luar tema kekerasan. Teori kultivasi menjelaskan

sebuah model efek komunikasi massa khususnya televisi terhadap persepsi, sikap

dan nilai-nilai yang dimiliki pemirsa pecandu berat (Nurudin, 2007). Televisi

merupakan sumber informasi utama bagi seseorang untuk belajar tentang

masyarakat, nilai-nilai budaya dan adat istiadat serta kebiasaan.

Penelitian awal yang dilakukan dalam mengkaji teori ini adalah dengan

membandingkan penonton televisi ringan dan pecandu berat. Hasil analisis

menunjukkan bahwa jawaban yang diberikan oleh kedua kelompok responden

berbeda jauh. Penonton berat memberikan tanggapan yang mirip dengan realita

yang digambarkan media sedangkan penonton ringan tidak (Kriyantono, 2006:

283).

Seolah, para pecandu televisi ini tidak sadar bahwa televisi punya banyak

pengaruh terhadap sikap dan perilaku mereka. Pecandu berat televisi akan

memberikan penelitian tentang dunia sekelilingnya sebagaimana televisi

menilainya. Ketika televisi menayangkan perisiwa kejahatan dengan frekuensi

yang sering maka pecandu berat akan mengira frekuensi kejahatan yang sama ada

disekitarnya. Dalam teori ini seorang pecandu berat televisi akan membentuk

suatu citra yang tidak konsisten dengan kenyataan.

Media massa menanamkan sikap dan nilai tertentu. Media pun kemudian

memelihara dan menyebarkan sikap dan nilai itu antar anggota masyarakat

kemudian mengikatnya bersama-sama pula. Dengan kata lain, media

(28)

Demikianlah model ini memandang komunikasi massa merupakan salah

satu alat yang paling ampuh untuk mempengaruhi audiens para pecandu berat

televisi walaupun dalam pandangan peneliti bahwa ada variabel lain yang turut

mempengaruhi persepsi, sikap atau nilai-nilai yang dimiliki kedua kelompok

tersebut.

I.6 Kerangka Konsep

Dalam menyusun kerangka konsep diperlukan hasil pemikiran rasional

yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang

akan dicapai (Nawawi, 2001: 40).

Konsep yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan

secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat

perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 2006: 33).

Jadi kerangka konsep adalah landasan berfikir yang menjelaskan makna

dan maksud dari teori yang dipakai atau menjelaskan kata-kata yang mungkin

masih abstrak pengertiannya di dalam teori tersebut. Agar konsep-konsep dapat

diteliti secara empiris maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi

variabel.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a.Varibel Bebas (X)

Variabel bebas adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor di

dalamnya yang adanya menentukan atau mempengaruhi adanya variabel yang

lain (Nawawi, 2001: 41). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Iklan

(29)

b.Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur, faktor di

dalamnya yang adanya ditentukan atau dipengaruhi oleh adanya

varibel-variabel lain (Nawawi, 2001: 42). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

Partisipasi Masyarakat Tani Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak

Kabupaten Deli Serdang.

I.7 Model Teoritis

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan

dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:

±

I.8 Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka konsep di atas, maka dapat dibuat operasional

variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yakni

sebagai berikut:

Variabel Bebas (X) Iklan Politik Partai

Gerindra

(30)

Tabel 1. Operasional Variabel

Variabel Teoritis Variabel Operasional

1. Variabel Bebas (X)

Iklan Politik Partai Gerindra

a. Credibility yaitu nilai kepercayaan

terhadap pesan.

b. Context yaitu hubungan antara

pesan dan khalayak.

c. Content yaitu makna yang tersirat

dalam pesan.

d. Clarity yaitu faktor kejelasan

makna pesan.

e. Continuity yaitu kesinambungan

makna pesan.

f. Consistency yaitu ketetapan

terhadap makna pesan

g. Capability yaitu kemampuan

khalayak terhadap pesan

2. Variabel Terikat (Y)

Partisipasi Masyarakat Tani

a. Modernisasi

b. Perubahan struktur kelas sosial

c. Pengaruh kaum intelektual dan

komunikasi massa modern

d. Konflik di antara pemimpin politik

e. Keterlibatan pemerintah yang

meluas dalam urusan sosial,

ekonomi dan kebudayaan

f. Kecenderungan memilih

(31)

I.9 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana

caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional suatu informasi ilmiah

yang amat membantu penelitian yang ingin menggunakan variabel yang sama.

Defenisi operasional dari penelitian ini adalah:

a. Iklan Partai Politik adalah suatu bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan

mempromosikan partai, tokoh politik dan program partai yang dibayar

oleh sponsor tertentu.

b. Credibility yaitu nilai kepercayaan terhadap pesan.

c. Context yaitu hubungan antara pesan dan khalayak.

d. Content yaitu makna yang tersirat dalam pesan.

e. Clarity yaitu faktor kejelasan makna pesan.

f. Continuity yaitu kesinambungan makna pesan.

g. Consistency yaitu ketetapan terhadap makna pesan.

h. Capability yaitu kemampuan khalayak terhadap pesan.

i. Partisipasi masyarakat tani adalah sejauh mana petani turut berpartisipasi

dalam pemilu.

j. Modernisasi adalah suatu proses dimana suatu masyarakat atau kawasan

tertentu mengalami proses perubahan sosial yang kompleks dari cara

hidup dan berpikir tradisional.

k. Perubahan struktur kelas sosial yaitu proses kemunculan kelas-kelas baru

dalam masyarakat.

(32)

m. Komunikasi massa modern yaitu komunikasi atau proses penyampaian

pesan melalui media massa modern seperti televisi.

n. Konflik yaitu permasalahan-permasalahan yang timbul diantara

kelompok-kelompok pemimpin politik.

o. Keterlibatan pemerintah yang meluas yaitu bagaimana keputusan

pemerintah berpengaruh dalam urusan sosial, ekonomi dan kebudayaan

yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat.

p. Kecenderungan memilih yaitu bagaimana sikap dari masyarakat tani untuk

berpartisipasi dalam pemilu 2009 memilih setelah melihat iklan dari Partai

Gerindra.

q. Kesadaran menggunakan hak pilih yaitu bagaimana tingkat kesadaran

masyarakat tani untuk menggunakan hak pilih pada pemilu 2009.

I.10 Hipotesis

Hipotesismerupakan sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa

ditinggalkan. Hipotesis merupakan suatu proposisi atau pernyataan tentang

hubungan antara dua atau lebih variabel (Suwardi, 1998: 13).

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang tengah

diteliti (Suyanto dan Sutinah, 2005: 43).

Pengertian ini kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan

penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan

membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian.

(33)

a. Ho: Tidak terdapat hubungan antara Iklan Politik Partai Gerindra

Terhadap Partisipasi Masyarakat Tani Pada Pemilu 2009 di Desa Paya

Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

b. Ha: Terdapat hubungan antara Iklan Politik Partai Gerindra Terhadap

Partisipasi Masyarakat Tani Pada Pemilu 2009 di Desa Paya Bakung

Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

1.11 Sistematika Penulisan

Skripsi ini dibagi dalam lima bab penulisan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, kerangka konsep,

operasional variabel, definisi operasional dan hipotesis.

BAB II URAIAN TEORITIS

Bab ini menguraikan secara teoritis mengenai pengertian komunikasi,

ruang lingkup komunikasi, fungsi komunikasi, model yang digunakan dalam

penelitian ini, komunikasi massa, komunikasi pemasaran, iklan dan iklan politik,

televisi, sikap, partisipasi dan partisipasi politik, Teori S-O-R dan Teori

Kultivasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini dikemukakan tentang metodologi penelitian, deskripsi

(34)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan tentang data dan hasil pengolahan data serta

diskusi hasil temuan yang dibuat dalam bentuk kuesioner yang disebarkan pada

responden masyarakat tani Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak

Kabupaten Deli Serdang.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari penelitian dan saran-saran

(35)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 Komunikasi

Istilah komunikasi sudah demikian populer dan dipergunakan oleh

kebanyakan orang. Komunikasi digunakan dalam segala pembahasan. Bagi

manusia, komunikasi adalah suatu kebutuhan yang mutlak dimana manusia

sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial yang ingin tahu dan ingin

berkembang tentu membutuhkan komunikasi di kehidupannya.

II.1.1) Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari

bahasa Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti

“sama”. Yang dimaksudkan dengan “sama” disini adalah “sama arti” atau “sama

makna”. Suatu pemberitahuan akan membuat seseorang menjadi tahu terdapat

kesamaan arti antara dia dengan orang yang memberitahu, dengan kata lain dia

mengerti (Effendy, 2000: 9).

Carl I. Hovland (dalam Widjaja, 2000: 26-27) mendefinisikan komunikasi

sebagai suatu proses dimana seseorang memindahkan perangsang yang biasanya

berupa lambang kata-kata untuk mengubah tingkah laku orang lain. Jadi, dengan

demikian komunikasi itu adalah persamaan pendapat dan untuk kepentingan itu

maka orang harus mempengaruhi orang lain dahulu sebelum orang lain itu

berpendapat, bersikap dan bertingkah laku yang sama dengan kita.

Para peminat komunikasi juga sering kali mengutip paradigma Laswell

(36)

menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari

pertanyaan yang diajukan, yaitu:

f. Komunikator (communicator, source, sender)

g. Pesan (message)

h. Media (channel, media)

i. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)

j. Efek (effect, impact, influence)

Jadi, berdasarkan paradigma Laswell tersebut komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang

menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2000: 10).

Proses dari sebuah komunikasi terbagi dalam dua tahapan yaitu:

a. Proses Komunikasi Secara Primer

Dimana proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang pada orang

lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang

sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, sinyal,

isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya secara langsung mampu

menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan

(Effendy, 2000: 11).

b. Proses Komunikasi Secara Sekunder

Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai

lambang sebagai media pertama. Komunikator menggunakan media kedua

dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya

(37)

teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi dan film adalah media kedua

yang sering digunakan dalam komunikasi. Hal ini disebabkan karena

bahasa sebagai lambang (symbol) beserta isi (content) yakni pikiran dan

atau perasaan yang dibawanya menjadi totalitas pesan (message) yang

tampak tidak dapat dipisahkan. Seolah-olah tanpa bahasa manusia tidak

dapat berkomunikasi (Effendy, 2000: 16).

II.1.2) Ruang Lingkup Komunikasi

Ilmu komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari, menelaah dan

meneliti kegiatan-kegiatan komunikasi manusia yang ruang lingkupnya luas dan

berdimensi banyak.

Berikut ini adalah ikhtisar ruang lingkup komunikasi menurut Effendy

ditinjau dari komponennya, bentuk, sifat, tujuan, fungsi, metode, teknik, model

dan bidangnya (Purba Amir dkk, 2006: 36-38):

a. Komponen Komunikasi

1. Komunikator (communicator)

2. Komunikan (communicant)

3. Pesan (message)

4. Media (channel)

5. Efek (effect)

b. Bentuk Komunikasi

1. Komunikasi Personal (personal communication)

Terdiri dari komunikasi intra personal (intrapersonal

(38)

2. Komunikasi Kelompok

a) Komunikasi kelompok kecil (small group communication)

Terdiri dari ceramah, forum, diskusi dan seminar.

b) Komunikasi kelompok besar (large group communication)

3. Komunikasi Organisasi (organization communication)

4. Komunikasi Massa (mass communication)

c. Sifat Komunikasi

Berdasarkan sifatnya maka komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

1. Komunikasi Verbal (verbalcommunication)

a) Komunikasi lisan (oralcommunication)

b) Komunikasi tulisan (writtencommunication)

2. Komunikasi Non Verbal (nonverbalcommunication)

a) Komunikasi kial (gesture/ bodycommunication)

b) Komunikasi gambar (pictorialcommunication)

3. Komunikasi Tatap Muka (facetofacecommunication)

4. Komunikasi Bermedia (mediatedcommunication)

d. Tujuan Komunikasi

Berdasarkan tujuannya, komunikasi terbagi empat yakni:

1. Untuk mengubah sikap

2. Untuk mengubah opini/pendapat/pandangan

3. Untuk mengubah perilaku

(39)

e. Fungsi Komunikasi

1. Menginformasikan (to inform)

2. Mendidik (to educated)

3. Menghibur (to entertain)

4. Mempengaruhi (to influence)

f. Metode Komunikasi

Kata metode berasal dari bahasa Inggris, artinya rangkaian yang

sistematis. Metode komunikasi berarti kegiatan-kegiatan yang

terorganisasi yang meliputi:

1. Komunikasi informatif (informatif communication)

2. Komunikasi persuasif (persuasive communication)

3. Komunikasi pervasif (pervasive communication)

4. Komunikasi koersif (coersive communication)

5. Komunikasi instruktif (instructive communication)

6. Hubungan manusiawi (human relation)

g. Bidang Komunikasi

Berdasarkan bidangnya komunikasi terdiri dari:

1. Komunikasi sosial (social communication)

2. Komunikasi organisasional/manajemen

(organizational/management communication)

3. Komunikasi bisnis (business communication)

4. Komunikasi politik (political communication)

(40)

7. Komunikasi pembangunan (development communication)

8. Komunikasi tradisional (traditional communication)

9. Komunikasi lingkungan (environmental communication)

h. Teknik Komunikasi

Teknik komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Jurnalistik (journalism)

2. Hubungan masyarakat (public relation)

3. Periklanan (advertising)

4. Propaganda

5. Publisitas (publicity)

i. Model Komunikasi

1. Komunikasi satu tahap (one step flow communication)

2. Komunikasi dua tahap (two step flow communication)

3. Komunikasi banyak tahap (multi step flow communication)

II.1.3) Fungsi Komunikasi

Mengenai fungsi komunikasi, Mc Bride (Widjaja, 2000: 64-66)

menjelaskan dalam arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran

berita atau pesan tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar

menukar data, fakta dan ide. Maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah

sebagai berikut:

a. Informasi

Pengumpulan, penyampaian, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar,

(41)

mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan

dan orang lain, kemudian agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

b. Sosialisasi (pemasyarakatan)

Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap

dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia

sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.

c. Motivasi

Menjelaskan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang,

mendorong untuk menetukan pilihan dan keinginannya, mendorong kegiatan

individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikerjakan.

d. Perdebatan dan Diskusi

Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan

persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik

dan pendidikan. Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong

perkembangan intelektual, pembentukan watak, pendidikan, keterampilan

serta kemahiran yang diperlukan dalam semua bidang kehidupan.

e. Memajukan Kebudayaan

Penyebarluasan hasil budaya dan seni dengan melestarikan warisan masa lalu,

membangun imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan estetika.

f. Hiburan

Penyebarluasan sinyal, simbol, suara, citra (image) dari drama, tari, kesenian,

kesusasteraan, musik, komedi, olahraga, permainan, dan sebagainya untuk

(42)

g. Integrasi

Menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan memperoleh

berbagai pesan yang diperlukan agar mereka dapat saling kenal, mengerti, dan

menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.

II.2 Komunikasi Massa

Salah satu dimensi komunikasi adalah komunikasi massa. Komunikasi

massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia yang lahir bersamaan dengan

mulai digunakannya teknologi-teknologi baru untuk menyampaikan pesan

komunikasi melalui media massa seperti televisi, radio, media massa cetak dan

film.

Untuk lebih memahami tentang komunikasi massa, maka akan dijelaskan

mengenai pengertian, fungsi dan efek komunikasi massa.

II.2.1) Pengertian Komunikasi Massa

Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan

komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media

massa, jelasnya merupakan siklus dari komunikasi media massa (mass media

communication). Mereka membatasi pengertian komunikasi massa pada

komunikasi dengan menggunakan media massa misalnya surat kabar, majalah,

radio, televisi atau film (Effendy, 2000: 20).

Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui

media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan

(43)

Komunikasi massa juga diartikan sebagai suatu jenis komunikasi yang

ditujukan kepada khalayak yang heterogen, tersebar dan anonim melalui media

cetak atau elektronik sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan

serempak dan sesaat (Rakhmat, 2002: 189).

II.2.2) Fungsi Komunikasi Massa

Lebih dalam lagi mengenai komunikasi massa yang diartikan sebagai

kegiatan individu atau kelompok dalam proses tukar menukar data, fakta dan ide,

maka komunikasi massa juga memiliki beberapa fungsi sebagai berikut (Bungin,

2006: 79-81):

a. Fungsi Pengawasan

Media massa merupakan sebuah medium dimana dapat digunakan untuk

pengawasan terhadap aktifitas masyarakat pada umumnya. Fungsi

pengawasan ini bisa berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan

persuasif. Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan untuk aktivitas

preventif untuk mencegah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sedangkan

fungsi persuasif sebagai upaya memberi reward dan punishment kepada

masyarakat sesuai dengan apa yang dilakukannya.

b. Fungsi Social Learning

Fungsi utama dari komunikasi massa melalui media massa adalah melakukan

guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa

bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat

(44)

c. Fungsi Penyampaian Informasi

Komunikasi massa yang mengandalkan media massa, memiliki fungsi utama,

yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas.

Komunikasi massa memungkinkan informasi dari institusi publik

tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat sehingga

fungsi informatif tercapai dalam waktu cepat dan singkat.

d. Fungsi Transformasi Budaya

Komunikasi massa sebagaimana sifat-sifat budaya massa, maka yang

terpenting adalah komunikasi massa menjadi traansformasi budaya yang

dilakukan bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama

yang didukung oleh media massa. Fungsi transformasi budaya lebih kepada

tugasnya yang besar sebagai bagian dari budaya global.

e. Hiburan

Fungsi lain dari komunikasi adalah hiburan, seirama dengan fungsi-fungsi

lain, komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama

karena komunikasi massa menggunakan media massa, jadi fungsi-fungsi

hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi

komunikasi massa.

II.2.3) Efek Komunikasi Massa

Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa

timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu, efek

melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Mengenai efek

(45)

a. Efek Kognitif (Cognitive Effect)

Efek kognitif timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi

dirinya. Dalam efek kognitif akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat

membantu khalayak dalam mempelajari info yang bermanfaat dan

mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita

memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita

kunjungi secara langsung (Ardianto, 2004: 52).

Efek kognitif berhubungan dengan pikiran dan penalaran. Sehingga

khalayak yang semula tidak tahu menjadi tahu, yang tidak mengerti menjadi jelas.

Contoh pesan komunikasi yang menimbulkan efek kognitif antara lain berita,

tajuk rencana, artikel, acara penerangan, acara pendidikan dan lainnya (Effendy,

2004: 318).

b. Efek Afektif (Affective Effect)

Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Dimana efek ini

berkaitan dengan perasaan. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya

memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih daripada itu, khalayak

diharapkan dapat turut merasakan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan

sebagainya. (Aridanto, 2004: 54)

c. Efek konatif (Behavioral Effect)

Efek konatif berkaitan dengan niat, tekad, upaya dan usaha, tekad yang

cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan dan kebiasaan berperilaku.

Karena berbentuk perilaku, maka sebagaimana disinggung di atas maka efek

(46)

sebagai akibat terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan

atau efek afektif (Effendy, 2004: 319).

II.3 Komunikasi Pemasaran

II.3.1) Pengertian Pemasaran

Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur

pokoknya yaitu komunikasi dan pemasaran. Dilihat dari asal usul kata (etimologi),

istilah pemasaran yang dalam bahasa Inggrisnya marketing, sudah diserap dalam

Bahasa Indonesia dan diterjemahkan dengan istilah pemasaran. Asal kata

pemasaran adalah pasar (market). Karena itulah dalam kehidupan sehari-hari

istilah marketing sering disamakan dengan pemasaran (Alma, 2005: 1).

Pemasaran merupakan suatu proses sosial dengan mana individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan

kelompok lain (Kotler, 1997: 5). Menurut Effendy, komunikasi pemasaran adalah

komunikasi yang dilakukan perusahaan atau lembaga secara tatap muka maupun

bermedia, dalam rangka upaya meningkatkan penjualan jasa atau hasil produksi

(1998: 216).

Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi

pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat tidak akan

mengetahui keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran juga menyedot

anggaran yang sangat besar, oleh karena itu pemasar perlu perhitungan yang tepat

dalam menyusun rencana pemasaran. Model komunikasi pemasaran meliputi

sumber (sender), encoding, transmisi, decoding dan tindakan yang meliputi

(47)

II.3.2) Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran adalah salah satu konsep utama dalam pemasaran

modern. Adapun 4P dari bauran pemasaran adalah:

a. Product (Produk)

Mc Carty mendefinisikan mengenai produk yaitu segala sesuatu yang

dapat ditawarkan produsen untuk di perhatikan, diminta, dicari, dibeli,

digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan

keinginan pasar yang bersangkutan. Kotler juga mendefinisikan bahwa

yang dinamakan produk mencakup barang fisik, jasa, orang, tempat dan

ide-ide (Simamora, 2001: 139).

b. Price (Harga)

Menurut Kotler, harga adalah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk

suatu manfaat atas pengkonsumsian, penggunaan atau kepemilikan barang

atau jasa (Simamora, 2001:169).

c. Place (Tempat)

Yang dimaksud dengan tempat pemasaran ialah tempat-tempat dimana

suatu produk dipasarkan oleh produsen. Tempat pemasaran ini disebut

juga dengan jaringan distribusi adalah suatu upaya dari produsen untuk

mendekatkan diri kepada konsumen. Sehingga konsumen dapat lebih

mudah memperoleh produk-produk yang dipasarkan (Syafrin, 2004: 27).

d. Promotion (Promosi)

Menurut Evans dan Berman (dalam Simamora, 2001: 285), promosi

(48)

menginformasikan, membujuk atau mengingatkan orang-orang tentang

produk yang dihasilkan organisasi, individu ataupun rumah tangga.

II.3.3) Alat-alat Promosi Dalam Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran perlu dirancang sedemikian rupa sehingga proses

komunikasi berjalan efektif dengan biaya yang efisien. Beberapa alat promosi

yang sering digunakan dalam proses komunikasi pemasaran atau yang sering

disebut bauran promosi adalah:

a. Periklanan (Advertising)

Melibatkan komunikasi massa melalui surat kabar, majalah, radio, televisi

dan media lain (seperti billboard). Iklan ini dibayar oleh sebuah sponsor

teridentifikasi (pengiklan), tetapi dianggap nonpersonal, karena pensponsoran

secara serentak berkomunikasi dengan banyak penerima, bukan dengan orang

tertentu atau kelompok kecil. (Simamora, 2001: 305) Menurut Kotler, iklan

adalah segala bentuk presentasi dan promosi nonpersonal suatu produk yang

dibayar dan disponsori oleh sponsor yang jelas (Kotler, 2001: 128).

b. Penjualan Personal (Personal Selling)

Alat yang paling efektif pada sejumlah tahap tertentu dalam proses

pembelian khususnya dalam membentuk preferensi, keyakinan dan tindakan

pembeli, presentasi pribadi oleh para tenaga penjual atau wiraniaga perusahaan

menginformasikan, mendidik dan melakukan persuasi kepada calon pembeli

untuk membeli produk atau jasa perusahaan dalam rangka mensukseskan

penjualan-penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan (Kotler, 2001:

(49)

c. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba merangsang

terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat atau terjadinya aksi pembelian

dalam waktu yang singkat. Meliputi jenis peralatan kupon, perlombaan, potongan

harga, hadiah dan lain-lain. Intensif jangka pendek untuk mendorong pembelian

atau penjualan suatu produk atau jasa, dan promosi penjualan mengundang dan

membayar respon yang cepat, apabila iklan mengatakan “belilah produk kami”,

promosi penjualan mengatakan “belilah sekarang” (Kotler, 2001: 129).

d. Hubungan Masyarakat (Public Relation)

Biasanya ini sangat dipercaya. Cerita, figure dan berbagai peristiwa

tampak lebih nyata dan lebih terpercaya dimata pembaca dari pada apa yang

mereka lihat lewat iklan. Membangun hubungan baik dan publik terkait untuk

memperoleh dukungan, membangun citra perusahaan yang baik dan menangani

atau menyingkirkan gosip, cerita dan peristiwa yang dapat merugikan (Kotler,

2001: 129).

e. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Bentuk pemasaran langsung, pengeposan langsung (direct mail),

telemarketing, pemasaran elektronik, pemasaran online dan lain-lain yang bersifat

nonpublic (tertutup) yang juga bersifat segera dan khusus, pesan dapat dibuat

dengan cepat. Komunikasi langsung dengan sejumlah konsumen sasaran untuk

memperoleh tanggapan langsung penggunaan surat, telepon, email dan lain-lain

untuk berkomunikasi langsung dan konsumen tertentu atau usaha untuk dapat

(50)

II.4 Iklan

II.4.1) Definisi Iklan

Secara etimologi iklan berasal dari bahasa Latin, yakni ”ad-vere” yang

berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain. Sedangkan

advertensi dalam Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Inggris yakni

”advertising” (Liliweri, 1997: 17).

Secara sederhana, iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan

suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media (Kasali,

1992: 9).

The American Marketing Association (AMA) mengemukakan bahwa

iklan adalah setiap bentuk pembayaran terhadap suatu proses penyampaian dan

perkenalan ide-ide gagasan dan layanan yang bersifat nonpersonal atas

tanggungan sponsor tertentu (Kasali,1995:10). Sedangkan Institut Praktisi

Periklanan Inggris mendefinisikan periklanan sebagai pesan-pesan penjualan yang

paling persuasif yang diarahkan kepada calon pembeli yang paling potensial atas

produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya (Jefkins,

1997: 5).

Dari beberapa definisi dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwasanya

iklan merupakan kegiatan yang menyangkut peyampaian pesan mengenai suatu

produk atau jasa yang bersifat komersil, sedangkan periklanan merupakan

kegiatan komunikasi yang menyangkut persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan terhadap iklan itu sendiri.

Tujuan periklanan pada umumnya mengandung misi komunikasi yaitu

Gambar

Tabel 1. Operasional Variabel
Tabel 2.
Tabel 3. Komposisi Penduduk Menurut Umur
Tabel 6. Komposisi Penduduk Menurut Kepercayaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa peran Partai Politik Demokrat dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat di Desa Sipangan Bolon sudah

Melalui perhitungan determinasi, dapat diketahui besarnya pengaruh terpaan tayangan iklan politik terhadap citra partai politik adalah sebesar 40,6%, yang berarti terpaan

Hasil peneltian dengan uji korelasi product moment menunjukkan adanya hubungan antara terpaan iklan kampanye partai politik dengan preferensi masyarakat terhadap calon presiden

Dari berbagai faktor tersebut yang menjadi hal menarik dalam penelitian ini adalah pengaruh tingkat kepercayaan masyarakat pada partai politik terhadap

Penelitian ini difokuskan pengaruh sosialisasi partai politik terhadap partisipasi pemilih umum pada pemilihan Bupati 2017 di Kelurahan Busoa Kecamatan Batauga Kabupaten

Terdapat hubungan yang signifikan antara iklan Politik dalam Pemilukada di Minahasa terhadap partisipasi pemilih pemula di desa Tounelet kecamatan Kakas, dengan