IKLAN POLITIK PARTAI GERINDRA DAN
PARTISIPASI MASYARAKAT TANI
(Studi Korelasional Pengaruh Iklan Politik Partai Gerindra Terhadap Partisipasi Masyarakat Tani Pada Pemilu 2009 di Desa Paya Bakung
Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang)
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
SKRIPSI
Diajukan Oleh
YUSRA MUHARAMI LESTARI
NIM: 070922018
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Iklan Politik Partai Gerindra dan Partisipasi Masyarakat Tani (studi Korelasional di Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara iklan politik Partai Gerindra dengan partisipasi masyarakat tani di Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang dan besarnya pengaruh iklan politik tersebut terhadap partisipasi masyarakat tani. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Komunikasi, Komunikasi Massa, Komunikasi Pemasaran, Iklan dan Iklan Politik, Televisi, Sikap, Partisipasi dan Partisipasi Politik, Teori Efek Komunikasi Massa yang terdiri dari Teori S-O-R dan Teori Kultivasi.
Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Metode korelasional bertujuan untuk meneliti hubungan diantara variabel-variabel dan sejauh mana variasi pada salah satu faktor berkaitan dengan faktor lain. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat tani di Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang yang tergabung dalam 16 kelompok tani dengan jumlah populasi sebesar 640 orang. Untuk menghitung jumlah sampel dari data populasi yang ada, digunakan rumus dari Arikunto dengan mengambil 15% dari populasi sehingga diperoleh sampel sebanyak 96 orang. Untuk menentukan jumlah sampel dari tiap kelompok tani digunakan teknik Stratified Proporsional Sampling dan teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling.
Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian kepustakaan, dengan mempelajari buku-buku, serta sumber yang relevan dan mendukung serta penelitian lapangan untuk memperoleh data di lokasi penelitian melalui kuesioner. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan bentuk analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang oleh Spearman dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and System Solutions) versi 15.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara iklan politik Partai Gerindra dengan partisipasi masyarakat tani di Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Hasil rs yang diperoleh adalah 0.658. Berdasarkan skala Guilford,
maka hasil rs = 0.658 berada pada skala 0.41 – 0.70 yang menunjukkan
hubungan yang cukup berarti. Untuk mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel X dan Y digunakan uji determinan korelasi.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena
rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini
serta salawat dan salam atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang
telah memberikan teladan yang baik kepada seluruh umat manusia.
Adapun judul dari skripsi ini adalah Iklan Politik Partai Gerindra Dan
Partisipasi Masyarakat Tani (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Politik Partai
Gerindra Terhadap Partisipasi Masyarakat Tani Pada Pemilu 2009 di Desa Paya
Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang). Penulisan skripsi
ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. DR. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Amir Purba, MA selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Humaizi, MA selaku pembantu Dekan I yang telah banyak
memberikan arahan kepada penulis selama menjalani masa perkuliahan.
4. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, MSi selaku dosen pembimbing yang penuh
perhatian dan kesabaran serta meluangkan waktu untuk memberikan
dorongan, pengetahuan, bimbingan dan saran demi tercapainya penulisan
5. Bapak Drs. Abdi Sitepu, MSP selaku dosen wali yang telah banyak
memberi masukan selama masa perkuliahan berlangsung.
6. Seluruh dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmunya dan juga
membimbing dengan ikhlas selama penulis menjalani perkuliahan.
7. Bapak Paidi S. Ag selaku Kepala Desa Paya Bakung yang telah banyak
membantu penulis dalam memberikan data dan arahan sehingga penelitian
berlangsung dengan baik.
8. Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya Departemen Ilmu
Komunikasi, Kak Ros, Kak Icut, Kak Hanim, Kak Puan dan Maya yang
banyak membantu penulis dalam segala urusan perkuliahan dalam
penyelesaian skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat terbaik dan teman-teman seperjuangan, Rere, Eri, Ika,
Julia, Kak Ami, Kak Dhidi, Kak Lusi, Tetty, Eci dan Kak Desi yang telah
bersedia membantu, berbagi ilmu, dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan skripsi ini. Ingat terus semangat kebersamaan kita. Kalian
semua yang terbaik. Semoga kita bersahabat selamanya.
10.Seluruh teman-temanku seangkatan di jurusan Ilmu Komunikasi
(Ekstensi) 2007 kelas A dan B, Frans, Gondel, Dhea, Mamit, Farha, Mega
dan teman-teman yang tak bisa disebut kan satu-persatu. Terima kasih
untuk hari-hari yang menyenangkan.
11.Seluruh teman-teman pramugari haji 2006-2007 dan 2007-2008, Kak Acil,
Kak Rei, Kak Putri dan Dhebby. Terima kasih buat semangat dan
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada ayahanda tercinta H. Ir. Yusri Muhammad Yusuf, MS dan ibundaku
tercinta, ibu terbaik di dunia Hj. Dra. Ramainas, MPd. Terima kasih atas segala
doa yang telah dipanjatkan, segala kesabaran yang telah diberikan. Mohon maaf
atas segala kesalahan yang telah penulis perbuat selama ini dan terima kasih telah
membesarkan penulis sehingga Insyaallah penulis bisa membalas segala jasa dan
menjadi anak yang berbakti.
Terima kasih kepada kedua kakak-kakakku yang sangat ku sayangi, Yusra
Rezeki SE.Ak beserta suami dan Dr. Yusra Septivera, untuk segala dukungan,
semoga Allah SWT dapat membalas segala doa. Ponakan kecil ku tersayang
Vania Yasmin Safa dengan senyum terindahnya dan Sahabat hati terbaikku Rizky
Eskarian B. yang selalu siap membantu, membuat hati tenang, senang dengan
selalu tertawa bersama dan selalu menjadi tempat teduhan hati. Hanya dengan
usaha, kerja keras dan dukungan doa, moril serta materil merekalah yang
membuat penulis dapat terus menjalani perkuliahan dan akhirnya
menyelesaikannya dengan harapan akan mencapai kehidupan yang lebih baik.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, penulis menyadari bahwa
skripsi ini jauh dari sempurna, maka dari itu penulis menerima kritikan dan saran
yang membangun dari para pembaca. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi
ini bermanfaat bagi penulis sendiri serta bagi para pembaca semua dan semoga
ilmu yang penulis peroleh dibangku kuliah dapat berguna dimasa sekarang dan
yang akan datang. Amin Ya Robbal Alamin...
DAFTAR ISI
I.2 Perumusan Masalah... 5
I.3 Pembatasan Masalah... 5
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian... 6
I.5 Kerangka Teori... 7
I.5.1) Komunikasi dan Komunikasi Massa... 7
I.5.2) Komunikasi Pemasaran... 9
I.5.3) Iklan dan Iklan Politik... 10
I.5.4) Televisi... 12
I.5.5) Sikap... 13
I.5.6) Partisipasi dan Partisipasi Politik... 14
I.5.7) Teori I.5.7) a. Teori S-O-R………..…. 15
I.5.7) b. Teori Kultivasi... 17
I.6 Kerangka Konsep... 19
I.7 Model Teoritis... 20
I.8 Variabel Operasional... 20
I.9 Definisi Variabel Operasional... 22
I.10 Hipotesis... 23
I.11 Sistematika Penulisan... 24
BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi... 26
II.1.1) Pengertian Komunikasi... 26
II.1.2) Ruang Lingkup Komunikasi... 28
II.1.3) Fungsi Komunikasi... 31
II.2 Komunikasi Massa... 33
II.2.1) Pengertian Komunikasi Massa... 33
II.2.2) Fungsi Komunikasi Massa... 34
II.2.3) Efek Komunikasi Massa... 35
II.3 Komunikasi Pemasaran... 37
II.3.1) Pengertian Pemasaran... 37
II.3.2) Bauran Pemasaran... 38
II.4 Iklan... 41
II.4.1) Definisi Iklan... 41
II.4.2) Sejarah Iklan... 42
II.4.3) Fungsi Iklan... 43
II.4.4) Jenis-jenis Iklan... 45
II.4. 5) Iklan Politik... 47
II.5 Televisi... 51
II.5.1) Televisi Sebagai Media Massa... 51
II.5.2) Televisi Sebagai Media Iklan... 52
II.5.3) Bentuk-bentuk Iklan Televisi... 54
II.6 Sikap... 55
II.6.1) Fungsi sikap... 57
II.7 Partisipasi dan Partisipasi Politik... 59
II.8 Teori Efek Komunikasi Massa...62
II.8.1) Teori S-O-R... 62
II.8.1) a. Implementasi Teori S-O-R Terhadap Iklan Politik Partai Gerindra...65
II.8.2) Teori Kultivasi... 67
II.8.2) a. Sejarah dan Perkembangan Teori Kultivasi... 67
II.8.2) b. Elemen-Elemen Teori Kultivasi... 69
II.8.2) c. Kelemahan dan Kritik Teori Kultivasi... 73
II 8.2) d. Implementasi Teori Kultivasi... 74
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Metode Penelitian... 77
III.2 Deskripsi Lokasi Penelitian... 77
III.2.1) Letak Geografis... 77
III. 2. 2) Keadaan Demografi... 78
III.2.3) Struktur Organisasi Desa Paya Bakung... 82
III.2.4) Rencana Kerja Kelompok Tani... 82
III.3 Populasi dan Sampel... 83
III.3.1) Populasi... 83
III.3.2) Sampel... 85
III. 4 Teknik Penarikan Sampel... 85
III. 4. 1) Sampel Stratifikasi Proporsional... 85
III.4.2) Purposive Sampling... 86
III.5 Teknik Pengumpulan Data... 87
III.6 Teknik Analisis Data ... 88
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data... 91
IV. 3.1) Karakteristik Responden... 93
IV. 3.2) Isi Pesan Iklan... 98
IV. 3.3) Partisipasi Masyarakat... 107
IV. 4 Analisis Tabel Silang...116
IV. 5 Uji Hipotesis... 122
IV. 6 Pembahasan... 125
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan... 128
V.2 Saran... 129
DAFTAR PUSTAKA... 130 LAMPIRAN-LAMPIRAN
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Iklan Politik Partai Gerindra dan Partisipasi Masyarakat Tani (studi Korelasional di Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara iklan politik Partai Gerindra dengan partisipasi masyarakat tani di Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang dan besarnya pengaruh iklan politik tersebut terhadap partisipasi masyarakat tani. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Komunikasi, Komunikasi Massa, Komunikasi Pemasaran, Iklan dan Iklan Politik, Televisi, Sikap, Partisipasi dan Partisipasi Politik, Teori Efek Komunikasi Massa yang terdiri dari Teori S-O-R dan Teori Kultivasi.
Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Metode korelasional bertujuan untuk meneliti hubungan diantara variabel-variabel dan sejauh mana variasi pada salah satu faktor berkaitan dengan faktor lain. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat tani di Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang yang tergabung dalam 16 kelompok tani dengan jumlah populasi sebesar 640 orang. Untuk menghitung jumlah sampel dari data populasi yang ada, digunakan rumus dari Arikunto dengan mengambil 15% dari populasi sehingga diperoleh sampel sebanyak 96 orang. Untuk menentukan jumlah sampel dari tiap kelompok tani digunakan teknik Stratified Proporsional Sampling dan teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling.
Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian kepustakaan, dengan mempelajari buku-buku, serta sumber yang relevan dan mendukung serta penelitian lapangan untuk memperoleh data di lokasi penelitian melalui kuesioner. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan bentuk analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang oleh Spearman dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and System Solutions) versi 15.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara iklan politik Partai Gerindra dengan partisipasi masyarakat tani di Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Hasil rs yang diperoleh adalah 0.658. Berdasarkan skala Guilford,
maka hasil rs = 0.658 berada pada skala 0.41 – 0.70 yang menunjukkan
hubungan yang cukup berarti. Untuk mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel X dan Y digunakan uji determinan korelasi.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 ada tiga puluh delapan Partai Politik
yang siap bertarung untuk memperoleh suara rakyat Indonesia.
9 April 2009 sebagai hari Pemilu untuk memperebutkan kursi legislatif di DPR
melalui pemungutan suara oleh warga negara Indonesia yang telah terdaftar dan
memiliki hak pilih dengan sistem pemilu berazaskan
Setelah itu dilanjutkan dengan Pemilu untuk pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden masa bakti 2009-2014. Pemilu ini merupakan pemilu secara
langsung yang kedua kalinya diselenggarakan di Indonesia dan dijadwalkan akan
berlangsung di bula
Begitu banyaknya partai yang ikut serta dalam pemilu 2009 tentu
memberikan banyak variasi bagi para pemilih. Hal ini menjadi fenomena bagi
masyarakat dimana dengan banyaknya partai yang berpartisipasi tentu menuntut
para pemilih harus lebih selektif dalam memilih partai.
Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) sebagai partai politik (parpol)
baru cukup menarik perhatian publik. Iklan politiknya melalui media massa secara
terus-menerus, merasuk ke dalam benak masyarakat. Iklan yang muncul hampir
setiap hari juga memperlihatkan bahwa partai ini memiliki kemampuan dana.
Prabowo Subianto Djojohadikusumo adalah nama yang muncul dibalik
Partai Gerindra. Beliau Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI
kemudian menjadi seorang pengusaha. Dia pernah memimpin sejumlah
perusahaan dengan investasi di dalam dan luar negeri dan kini menjadi Presiden
Direktur PT. Kiani Kertas.
Partai Gerindra didirikan pada Februari 2008 serta tercatat di Departemen
Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) pada 3 April 2008. Secara resmi Prabowo
baru bergabung ke Partai Gerindra pada 12 Juli 2008. Melalui iklan di media
massa yang bertubi-tubi, pengelola Partai Gerindra terlihat tengah melekatkan
partai itu di benak rakyat (branding).
Iklan partai politik terbukti mempengaruhi sikap pemilih dalam
menentukan dukungan kepada tokoh maupun partai. Temuan Lembaga Survei
Indonesia (LSI) yang dipublikasikan di Jakarta pada hari Minggu tanggal 4
Januari 2009 menunjukkan sikap rasional pemilih sangat terkait dengan informasi
yang diperoleh pemilih.
Dalam Pemilu, para pemilih juga disebut
merekalah para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya
pada mas
mendapatkan perhatian dari para pemilih. Kampanye dilakukan dalam kurun
waktu yang telah ditentukan menjelang hari pemungutan suara yaitu selama 9
bulan 7 hari
Sejak pemilihan presiden dan kepala daerah dilakukan secara langsung,
para politikus berlomba-lomba mengiklankan diri agar populer dan dikenal
masyarakat. Ruang publik belakangan ini dikepung oleh iklan para politikus. Oleh
para pemilih dengan menampilkan suatu iklan yang menarik sehingga para
pemilih merasa tertarik dan kemudian memilih partai tersebut..
Sejauh ini, Partai Gerindra cukup membidik emosi publik dalam iklannya.
“Gerindra…Gerindra…Gerindra!” adalah tiga kata yang diucapkan dengan
intonasi meninggi oleh suara seorang wanita di akhir iklan politik. Tiga kata
tersebut berhasil menjadi sebuah mantra politik bagi Gerindra. Sentimen empatik
terhadap petani dan gambaran akan kebangkitan Indonesia menjadi sebuah stimuli
yang berhasil mendorong optimisme publik.
Stimulus emosi dari iklan Partai Gerindra disampaikan melalui visualisasi
semangat kerja para petani dan pekerja pasar. Hal itu berpengaruh terhadap ranah
emosi harap konstituen. Suara seorang wanita yang menyerukan dengan intonasi
semangat “Gerindra!” diiringi dengan lengkingan suara burung garuda menjadi
stimulus verbal yang turut memperkuat rangsangan emosi harap dari iklan
tersebut. Para kompetitor Partai Gerindra perlu menyadari bahwa besarnya
intensitas dan keindahan sebuah iklan tidak selalu berkorelasi dengan preferensi
publik. Kata yang puitis tidak menjamin efek mantra bagi psikologis publik. Di
sisi lain, visualisasi yang sinematik juga tidak menjamin munculnya
ketergugahan, sebab pesan yang membidik emosi audiens adalah mantra iklan
politik yang sesungguhnya.
Sebagai partai politik yang baru melakukan debutnya, Partai Gerindra
menjadi salah satu yang diperhitungkan kemunculannya. Hal ini terlihat dari hasil
survei LP3ES yang dipublikasikan di Jakarta tanggal 12 Maret 2009 bahwa Partai
Gerindra termasuk dalam lima besar partai yang mendapat dukungan terbanyak
dukungan yang kuat dari dua organisasi kemasyarakatan berbasis massa besar,
seperti Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan Kontak Tani Nelayan
Andalan (KTNA).
Seperti sering disampaikan melalui iklan di sejumlah media massa
terutama televisi, Partai Gerindra mencoba menawarkan jalan keluar atas
persoalan yang terus dihadapi bangsa ini seperti kemiskinan, kekurangan pangan,
krisis energi, dan banyak lagi yang lain. Yang ditawarkan salah satunya adalah
membangun kemandirian bangsa baik terkait masalah ketahanan pangan maupun
energi. Bangsa ini sebenarnya kaya dengan sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang berlimpah.
Berdasarkan program-program yang ditawarkan oleh Partai Gerindra dapat
dilihat sedikit banyaknya partai ini memfokuskan diri untuk menarik perhatian
para petani. Hal ini terlihat dari bentuk iklan yang dapat menggugah hati para
petani walaupun petani itu sendiri sebenarnya memiliki pendidikan politik yang
rendah.
Petani yang terdapat di Desa Paya Bakung adalah petani yang aktif, karena
mereka tergabung dalam beberapa kelompok tani yang sudah terorganisir dengan
baik di bawah bimbingan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Tingkat
pendapatan mereka juga baik sehingga setiap rumah sudah memiliki televisi dan
mereka dapat menyaksikan berbagai iklan politik termasuk iklan politik Partai
Gerindra.
Dari uraian di atas ingin diketahui tingkat partisipasi masyarakat tani
membuat suatu penelitian yang berjudul ”Studi Korelasional Pengaruh Iklan
Politik Partai Gerindra Terhadap Partisipasi Masyarakat Tani Pada Pemilu 2009 di
Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang”.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
”Sejauhmanakah iklan politik Partai Gerindra berpengaruh terhadap partisipasi
masyarakat tani pada pemilu 2009 di Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan
Perak Kabupaten Deli Serdang?”
I.3 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat
mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti.
Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Penelitian terbatas pada iklan politik yang dilakukan Partai Gerindra di
Televisi Swasta.
b. Objek penelitian adalah masyarakat tani Desa Paya Bakung Kecamatan
Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang yang tergabung dalam beberapa
kelompok tani dan pernah melihat iklan politik Partai Gerindra.
c. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh iklan politik Partai
Gerindra terhadap partisipasi masyarakat tani pada pemilu 2009.
Partisipasi terbatas pada keterlibatan mental dan emosional pada
d. Penelitian ini dilakukan di Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang dan pada bulan Maret-April 2009.
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
I.4.1) Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh iklan politik Partai
Gerindra terhadap partisipasi masyarakat tani Desa Paya Bakung
Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang pada 2009.
b. Untuk mengetahui ketertarikan masyarakat tani Desa Paya Bakung
Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang terhadap iklan
politik Partai Gerindra.
c. Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat tani Desa Paya Bakung
Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang pada pemilu 2009.
d. Untuk mengetahui tingkat kesadaran pada masyarakat tani untuk
mensukseskan pemilu 2009.
I.4.2) Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
mahasiswa FISIP khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka
memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan.
b. Secara teoritis, penelitian ini dapat memperluas cakrawala penulis tentang
tingkat partisipasi masyarakat tani Desa Paya Bakung Kecamatan
c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi motivasi kepada
masyarakat tani Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang untuk berpartisipasi dalam mensukseskan pemilu
2009.
I.5 Kerangka Teori
Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti perlu menyusun suatu
kerangka teori, kerangka teori merupakan landasan berfikir untuk
menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti.
Menurut Singarimbun (2006: 37), teori adalah serangkaian asumsi,
konsep, kontrak, defenisi dan posisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial
secara sistematis dengan merumuskan hubungan antara konsep. Dengan adanya
kerangka teori akan mempermudah peneliti dalam menganalisa masalah
penelitian.
Adapun teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah:
Komunikasi dan Komunikasi Massa, Komunikasi Pemasaran, Iklan dan Iklan
Politik, Televisi, Sikap, Partisipasi dan Partisipasi Politik, Teori Efek Komunikasi
Massa yang terdiri dari Teori S-O-R dan Teori Kultivasi.
I.5.1) Komunikasi dan Komunikasi Massa
Carl I. Hovland (dalam Widjaja, 2000: 26-27) mendefinisikan komunikasi
sebagai suatu proses dimana seseorang memindahkan perangsang yang biasanya
berupa lambang kata-kata untuk mengubah tingkah laku orang lain. Jadi, dengan
maka orang harus mempengaruhi orang lain dahulu sebelum orang lain itu
berpendapat, bersikap dan bertingkah laku yang sama dengan kita.
Para peminat komunikasi juga sering kali mengutip paradigma Laswell
yang menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari
pertanyaan yang diajukan, yaitu:
a. Komunikator (communicator, source, sender)
b. Pesan (message)
c. Media (channel, media)
d. Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient)
e. Efek (effect, impact, influence)
Jadi, berdasarkan paradigma Laswell tersebut komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2000: 10).
Proses dari sebuah komunikasi terbagi dalam dua tahapan. Pertama, proses
komunikasi secara primer yaitu proses penyampaian pikiran atau perasaan
seseorang pada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media.
Kedua, proses komunikasi secara sekunder yaitu proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama (Effendy, 2000: 11).
Komunikasi massa merupakan bentuk dari komunikasi. Para ahli
komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan komunikasi massa (mass
communication) adalah komunikasi melalui media massa, jelasnya merupakan
media massa misalnya surat kabar, majalah, radio, televisi atau film (Nurudin,
2003: 2-3).
Komunikasi massa juga diartikan sebagai suatu jenis komunikasi yang
ditujukan kepada khalayak yang heterogen, tersebar dan anonim melalui media
cetak atau elektronik sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan
serempak dan sesaat (Rakhmat, 1992: 189).
Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa
timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu, efek
melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Efek komunikasi
massa terdiri dari efek kognitif, efek afektif dan efek behavioral.
I.5.2) Komunikasi Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu proses sosial dengan mana individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan
kelompok lain (Kotler, 1997: 5). Menurut Effendy (2000: 216), komunikasi
pemasaran adalah komunikasi yang dilakukan perusahaan atau lembaga secara
tatap muka maupun bermedia, dalam rangka upaya meningkatkan penjualan jasa
atau hasil produksi.
Adapun unsur komunikasi pemasaran meliputi apa yang ada dalam bauran
pemasaran (marketing mix) yaitu produk (product), harga (price), pasar dan
distribusi (place), dan promosi (promotion).
Kegiatan komunikasi pemasaran merupakan rangkaian kegiatan untuk
mewujudkan suatu produk, jasa, ide dengan menggunakan bauran pemasaran
selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan
publisitas (public relation dan publicity) serta pemasaran langsung (direct
marketing) (Purba Amir dkk, 2006: 127).
Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi
pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat tidak akan
mengetahui keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran juga menyedot
anggaran yang sangat besar, oleh karena itu pemasar perlu perhitungan yang tepat
dalam menyusun rencana pemasaran.
I.5.3) Iklan dan Iklan Politik
Menurut Kotler dan Amstrong (1997: 77), iklan adalah tiap-tiap bentuk
penyajian dan promosi bukan pribadi yang dibayar, mengenai gagasan, barang
atau jasa oleh sponsor yang teridentifikasi.
Iklan diarahkan untuk membujuk khalayak. Iklan merupakan suatu alat
yang digunakan dalam bauran promosi, sedangkan promosi adalah bagian dari
bauran pemasaran. Secara sederhana, iklan didefinisikan sebagai pesan yang
menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media
(Kasali, 1992:9). Selain itu iklan juga dapat didefinisikan sebagai upaya suatu
pesan penjualan baik produk atau jasa kepada para konsumen yang dilakukan oleh
orang-orang periklanan dengan biaya serendah mungkin dengan hasil yang
maksimal (Jefkins, 1997: 13).
Tujuan periklanan pada umumnya mengandung misi komunikasi yaitu
yaitu a) iklan merek, b) iklan eceran, c) iklan politik, d) iklan layanan masyarakat,
e) iklan kelembagaan, f) iklan bisnis, g) iklan respon langsung, dan h) iklan
directory (Syafrin, 2004: 39).
Iklan politik (political advertising) adalah kegiatan periklanan yang
dilakukan oleh partai-partai politik dalam rangka kegiatan pemilu. Iklan politik itu
bertujuan untuk mempengaruhi masyarakat agar memilih partai yang beriklan
tersebut (Syafrin, 2004: 40). Contoh dari iklan politik adalah iklan politik yang
dilakukan oleh Partai Gerindra. Sehingga masyarakat dapat memberikan penilaian
terhadap pesan yang disampaikan oleh iklan politik di media khususnya televisi.
Hal ini sesuai dengan teori Cutlip dan Center yang dikenal dengan The 7 C’s of
communication yaitu:
a. Credibility, memulai komunikasi dengan membangunkan kepercayaan.
Oleh karena itu, untuk membangun iklan kepercayaan itu berawal dari
kinerja, baik pihak komunikator maupun pihak komunikan akan menerima
pesan tersebut berdasarkan keyakinan yang dapat dipercaya begitu juga
tujuannya.
b. Context, suatu program komunikasi mestinya berkaitan dengan lingkungan
hidup atau keadaan sosial yang bertentangan dan seiring dengan keadaan
tertentu dan memperhatikan sikap partisipatif.
c. Content, pesan itu mempunyai arti bagi audiensnya dan memiliki
kecocokan dengan sistem nilai-nilai yang berlaku bagi orang banyak dan
d. Clarity, menyusun pesan dengan bahasa sehingga khalayak mudah
mengerti atau mempunyai persamaan arti antara komunikator dan
komunikan.
e. Continuity, komunikasi tersebut merupakan suatu proses yang tidak ada
akhirnya yang memerlukan pengulangan-pengulangan untuk mencapai
tujuan
f. Consistency, ketetapan terhadap makna pesan dimana isi atau materi pesan
harus konsisten dan tidak membingungkan audiensnya.
g. Capability, kemampuan khalayak terhadap pesan yaitu melibatkan
berbagai faktor adanya sesuatu kebiasaan-kebiasaan membaca atau
menyerap ilmu pengetahuan dan sebagainya memerlukan perhatian dari
pihak komunikator dalam menghasilkan suatu iklan (Ruslan, 1997: 72-74).
I.5.4) Televisi
Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asal-usulnya, yaitu tele (jauh)
yang berasal dari bahasa Yunani dan visi (videre) yang berasal dari bahasa Latin
yang berarti penglihatan. Dengan demikian televisi yang dalam bahasa Inggrisnya
television dapat diartikan sebagai melihat jauh. Melihat jauh disini dapat diartikan
dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat dan dapat dilihat dari
tempat lain melalui sebuah perangkat penerima atau televisi set (Wahyudi, 1996:
49).
Televisi merupakan media yang mendominasi komunikasi massa, karena
(didengar dan dilihat), dapat menggambarkan kenyataan dan langsung dapat
menyajikan peristiwa yang terjadi ke setiap rumah para pemirsa dimanapun
mereka berada. Televisi merupakan salah satu media elektronik. Sedangkan
Liliweri menyatakan bahwa media massa sebagai sarana yang digunakan untuk
menyalurkan pesan komunikasi massa tidak akan menyiarkan suatu pesan yang
menyangkut kepentingan umum (Liliweri,1991:37). Jadi suatu pesan yang
ditayangkan di televisi selalu bisa ditonton oleh khalayak tertentu.
I.5.5) Sikap
Menurut Effendy (2002:19), sikap adalah suatu kesiapan kegiatan
(preparatory activity), suatu kecenderungan pada diri seseorang untuk melakukan
suatu kegiatan menuju atau menjauhi nilai-nilai sosial. Ia juga mengatakan bahwa
salah satu tujuan komunikasi adalah untuk merubah sikap (change attitude).
Kemampuan iklan untuk menciptakan sikap yang mendukung terhadap
apa yang ditampilkan sering tergantung pada sikap konsumen. Iklan yang diminati
atau dievaluasi secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap yang lebih
positif terhadap produk. Iklan yang tidak diminati dapat mengurangi minat
pembentukan produk. Penelitian berulang-ulang menunjukkan bahwa sikap
terhadap suatu iklan dapat berfungsi sebagai peramal yang signifikan atas sikap
terhadap suatu produk.
Menurut John A. Howard (1994), sikap konsumen terhadap iklan dapat
timbul setelah konsumen mendengar pesan iklan yang disampaikan oleh
produsen. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap
a. Pengalaman Pribadi, sikap yang timbul dari pengalaman dan merupakan hasil
belajar individu
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting. Orang lain disekitar kita adalah
salah satu komponen penting yang dapat mempengaruhi sikap kita.
c. Pengaruh kebudayaan. Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan akan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan sikap
d. Media Massa. Meskipun pengaruh media massa tidak sebesar pengaruh
interaksi individual namun dalam proses pembentukan sikap dan
perubahannya peranan media massa tidak kecil artinya.
e. Pengaruh emosional. Terkadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan
yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi
atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
f. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama merupakan suatu sistem yang
mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
I.5.6) Partisipasi dan Partisipasi Politik
Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan arti partisipasi sebagai hal
turut berperan serta dalam suatu kegiatan. Partisipasi adalah keterlibatan mental
dan emosional individu dalam situasi kelompok yang mendorongnya memberi
sumbangan terhadap tujuan kelompok serta membagi tanggung jawab bersama
(Huneryager dan Heckman, 1992: 30). Partisipasi rakyat atau masyarakat sangat
Menurut Myron Weiner (dalam Mac Andrews, 2001: 45-46) paling tidak terdapat lima hal yang menyebabkan timbulnya gerakan ke arah partisipasi yang lebih luas dalam proses politik. Yaitu 1) modernisasi, 2) perubahan-perubahan struktur kelas sosial, 3) pengaruh kaum intelektual dan komunikasi massa modern, 4) konflik di antar kelompok-kelompok pemimpin politik, dan 5) keterlibatan pemerintah yang meluas dalam urusan sosial, ekonomi dan kebudayaan.
Arbi Sanit menambahkan (1995: 107) partisipasi politik adalah aktivitas
legal warga masyarakat secara perorangan yang secara langsung atau tidak
langsung berpengaruh kepada seleksi pejabat pemerintahan dan atau kepada
tingkah lakunya sebagai pejabat juga partisipasi yang dilakukan melalui
kelompok. Dikatakannya kegiatan pemberian suara dalam suatu pemilihan
dianggap sebagai bentuk partisipasi politik aktif yang paling kecil, karena hal itu
menuntut suatu keterlibatan minimal yang akan berhenti jika pemberian suara
telah dilakukan.
I.5.7) Teori
Setiap aktifitas komunikasi akan menimbulkan pengaruh atau efek baik
terhadap individu maupun masyarakat. Adapun teori efek komunikasi massa yang
dapat dijadikan model dasar dalam kajian berikut ini:
I.5.7) a. Teori S-O-R
Pada awalnya teori ini dikenal sebagai teori Stimulus-Respons, akan tetapi
kemudian De Fleur menambahkan organisme dalam bagiannya sehingga menjadi
model S-O-R (stimulus-organisme-respon).
Menurut teori ini organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada
kondisi stimulus tertentu pula. Efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Elemen-elemen
utama dari teori ini adalah (McQuail, 1994: 234):
a) Pesan (stimulus),
b) Penerima/receiver (organisme), dan
c) Efek (respons).
Prof. Dr. Mar’at (dalam Effendi, 1993: 253-256) dalam bukunya “Sikap
Manusia, Perubahan serta Pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Janis dan
Kelley yang mengatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru, ada tiga
variabel penting yaitu: (a) perhatian, (b) pengertian, dan (c) penerimaan.
Esensi dari model ini adalah fokusnya pada variabel-variabel yang
berhubungan dengan individu sebagai penerima pesan, suatu kelanjutan dari
asumsi sebab akibat, dan mendasarkan pada perubahan sikap sebagai ukuran bagi
perubahan perilaku (Bungin, 2007: 278).
Menurut Effendi, (1993: 225) teori ini dirumuskan sebagai berikut:
Gambar 1. Skema Teori S-O-R
Gambar di atas menunjukkan bahwa tindakan bergantung pada proses yang terjadi
kepada individu.
Respon (Perubahan Sikap) Stimulus
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin
diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian
dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan
inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan
menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Perubahan sikap
terjadi dapat berupa perubahan kognitif, afektif atau behavioral/ psikomotorik.
Adapun keterkaitan teori S-O-R dalam penelitian ini yaitu:
a. Stimulus yang dimaksud adalah Iklan Politik Partai Gerindra di televisi.
b. Organisme yang dimaksud adalah masyarakat tani Desa Paya Bakung
Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.
c. Respon yang dimaksud adalah partisipasi yang diberikan oleh masyarakat
tani Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli
Serdang.
I.5.7) b. Teori Kultivasi
Teori kultivasi (cultivation) dikembangkan untuk menjelaskan dampak
menyaksikan televisi pada persepsi, sikap dan nilai-nilai orang. Teori ini
dikemukakan oleh George Gerbner, mantan Dekan dari Fakultas (Sekolah Tinggi)
Komunikasi Annenberg Universitas Pennsylvania, yang juga pendiri Cultural
Environment Movement, berdasarkan penelitiannya terhadap perilaku penonton
televisi yang dikaitkan dengan materi berbagai program televisi yang ada di
Amerika Serikat (Severin, 2008: 319).
Teori kultivasi ini di awal perkembangannya lebih memfokuskan
tema-tema kekerasan di televisi. Tetapi dalam perkembangannya, ia juga bisa
digunakan untuk kajian di luar tema kekerasan. Teori kultivasi menjelaskan
sebuah model efek komunikasi massa khususnya televisi terhadap persepsi, sikap
dan nilai-nilai yang dimiliki pemirsa pecandu berat (Nurudin, 2007). Televisi
merupakan sumber informasi utama bagi seseorang untuk belajar tentang
masyarakat, nilai-nilai budaya dan adat istiadat serta kebiasaan.
Penelitian awal yang dilakukan dalam mengkaji teori ini adalah dengan
membandingkan penonton televisi ringan dan pecandu berat. Hasil analisis
menunjukkan bahwa jawaban yang diberikan oleh kedua kelompok responden
berbeda jauh. Penonton berat memberikan tanggapan yang mirip dengan realita
yang digambarkan media sedangkan penonton ringan tidak (Kriyantono, 2006:
283).
Seolah, para pecandu televisi ini tidak sadar bahwa televisi punya banyak
pengaruh terhadap sikap dan perilaku mereka. Pecandu berat televisi akan
memberikan penelitian tentang dunia sekelilingnya sebagaimana televisi
menilainya. Ketika televisi menayangkan perisiwa kejahatan dengan frekuensi
yang sering maka pecandu berat akan mengira frekuensi kejahatan yang sama ada
disekitarnya. Dalam teori ini seorang pecandu berat televisi akan membentuk
suatu citra yang tidak konsisten dengan kenyataan.
Media massa menanamkan sikap dan nilai tertentu. Media pun kemudian
memelihara dan menyebarkan sikap dan nilai itu antar anggota masyarakat
kemudian mengikatnya bersama-sama pula. Dengan kata lain, media
Demikianlah model ini memandang komunikasi massa merupakan salah
satu alat yang paling ampuh untuk mempengaruhi audiens para pecandu berat
televisi walaupun dalam pandangan peneliti bahwa ada variabel lain yang turut
mempengaruhi persepsi, sikap atau nilai-nilai yang dimiliki kedua kelompok
tersebut.
I.6 Kerangka Konsep
Dalam menyusun kerangka konsep diperlukan hasil pemikiran rasional
yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang
akan dicapai (Nawawi, 2001: 40).
Konsep yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 2006: 33).
Jadi kerangka konsep adalah landasan berfikir yang menjelaskan makna
dan maksud dari teori yang dipakai atau menjelaskan kata-kata yang mungkin
masih abstrak pengertiannya di dalam teori tersebut. Agar konsep-konsep dapat
diteliti secara empiris maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi
variabel.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.Varibel Bebas (X)
Variabel bebas adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor di
dalamnya yang adanya menentukan atau mempengaruhi adanya variabel yang
lain (Nawawi, 2001: 41). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Iklan
b.Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur, faktor di
dalamnya yang adanya ditentukan atau dipengaruhi oleh adanya
varibel-variabel lain (Nawawi, 2001: 42). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Partisipasi Masyarakat Tani Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang.
I.7 Model Teoritis
Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan
dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:
±
I.8 Operasional Variabel
Berdasarkan kerangka konsep di atas, maka dapat dibuat operasional
variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yakni
sebagai berikut:
Variabel Bebas (X) Iklan Politik Partai
Gerindra
Tabel 1. Operasional Variabel
Variabel Teoritis Variabel Operasional
1. Variabel Bebas (X)
Iklan Politik Partai Gerindra
a. Credibility yaitu nilai kepercayaan
terhadap pesan.
b. Context yaitu hubungan antara
pesan dan khalayak.
c. Content yaitu makna yang tersirat
dalam pesan.
d. Clarity yaitu faktor kejelasan
makna pesan.
e. Continuity yaitu kesinambungan
makna pesan.
f. Consistency yaitu ketetapan
terhadap makna pesan
g. Capability yaitu kemampuan
khalayak terhadap pesan
2. Variabel Terikat (Y)
Partisipasi Masyarakat Tani
a. Modernisasi
b. Perubahan struktur kelas sosial
c. Pengaruh kaum intelektual dan
komunikasi massa modern
d. Konflik di antara pemimpin politik
e. Keterlibatan pemerintah yang
meluas dalam urusan sosial,
ekonomi dan kebudayaan
f. Kecenderungan memilih
I.9 Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana
caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional suatu informasi ilmiah
yang amat membantu penelitian yang ingin menggunakan variabel yang sama.
Defenisi operasional dari penelitian ini adalah:
a. Iklan Partai Politik adalah suatu bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan
mempromosikan partai, tokoh politik dan program partai yang dibayar
oleh sponsor tertentu.
b. Credibility yaitu nilai kepercayaan terhadap pesan.
c. Context yaitu hubungan antara pesan dan khalayak.
d. Content yaitu makna yang tersirat dalam pesan.
e. Clarity yaitu faktor kejelasan makna pesan.
f. Continuity yaitu kesinambungan makna pesan.
g. Consistency yaitu ketetapan terhadap makna pesan.
h. Capability yaitu kemampuan khalayak terhadap pesan.
i. Partisipasi masyarakat tani adalah sejauh mana petani turut berpartisipasi
dalam pemilu.
j. Modernisasi adalah suatu proses dimana suatu masyarakat atau kawasan
tertentu mengalami proses perubahan sosial yang kompleks dari cara
hidup dan berpikir tradisional.
k. Perubahan struktur kelas sosial yaitu proses kemunculan kelas-kelas baru
dalam masyarakat.
m. Komunikasi massa modern yaitu komunikasi atau proses penyampaian
pesan melalui media massa modern seperti televisi.
n. Konflik yaitu permasalahan-permasalahan yang timbul diantara
kelompok-kelompok pemimpin politik.
o. Keterlibatan pemerintah yang meluas yaitu bagaimana keputusan
pemerintah berpengaruh dalam urusan sosial, ekonomi dan kebudayaan
yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat.
p. Kecenderungan memilih yaitu bagaimana sikap dari masyarakat tani untuk
berpartisipasi dalam pemilu 2009 memilih setelah melihat iklan dari Partai
Gerindra.
q. Kesadaran menggunakan hak pilih yaitu bagaimana tingkat kesadaran
masyarakat tani untuk menggunakan hak pilih pada pemilu 2009.
I.10 Hipotesis
Hipotesismerupakan sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa
ditinggalkan. Hipotesis merupakan suatu proposisi atau pernyataan tentang
hubungan antara dua atau lebih variabel (Suwardi, 1998: 13).
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang tengah
diteliti (Suyanto dan Sutinah, 2005: 43).
Pengertian ini kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan
penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan
membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian.
a. Ho: Tidak terdapat hubungan antara Iklan Politik Partai Gerindra
Terhadap Partisipasi Masyarakat Tani Pada Pemilu 2009 di Desa Paya
Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.
b. Ha: Terdapat hubungan antara Iklan Politik Partai Gerindra Terhadap
Partisipasi Masyarakat Tani Pada Pemilu 2009 di Desa Paya Bakung
Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.
1.11 Sistematika Penulisan
Skripsi ini dibagi dalam lima bab penulisan, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, kerangka konsep,
operasional variabel, definisi operasional dan hipotesis.
BAB II URAIAN TEORITIS
Bab ini menguraikan secara teoritis mengenai pengertian komunikasi,
ruang lingkup komunikasi, fungsi komunikasi, model yang digunakan dalam
penelitian ini, komunikasi massa, komunikasi pemasaran, iklan dan iklan politik,
televisi, sikap, partisipasi dan partisipasi politik, Teori S-O-R dan Teori
Kultivasi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini dikemukakan tentang metodologi penelitian, deskripsi
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menguraikan tentang data dan hasil pengolahan data serta
diskusi hasil temuan yang dibuat dalam bentuk kuesioner yang disebarkan pada
responden masyarakat tani Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari penelitian dan saran-saran
BAB II
URAIAN TEORITIS
II.1 Komunikasi
Istilah komunikasi sudah demikian populer dan dipergunakan oleh
kebanyakan orang. Komunikasi digunakan dalam segala pembahasan. Bagi
manusia, komunikasi adalah suatu kebutuhan yang mutlak dimana manusia
sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial yang ingin tahu dan ingin
berkembang tentu membutuhkan komunikasi di kehidupannya.
II.1.1) Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari
bahasa Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti
“sama”. Yang dimaksudkan dengan “sama” disini adalah “sama arti” atau “sama
makna”. Suatu pemberitahuan akan membuat seseorang menjadi tahu terdapat
kesamaan arti antara dia dengan orang yang memberitahu, dengan kata lain dia
mengerti (Effendy, 2000: 9).
Carl I. Hovland (dalam Widjaja, 2000: 26-27) mendefinisikan komunikasi
sebagai suatu proses dimana seseorang memindahkan perangsang yang biasanya
berupa lambang kata-kata untuk mengubah tingkah laku orang lain. Jadi, dengan
demikian komunikasi itu adalah persamaan pendapat dan untuk kepentingan itu
maka orang harus mempengaruhi orang lain dahulu sebelum orang lain itu
berpendapat, bersikap dan bertingkah laku yang sama dengan kita.
Para peminat komunikasi juga sering kali mengutip paradigma Laswell
menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari
pertanyaan yang diajukan, yaitu:
f. Komunikator (communicator, source, sender)
g. Pesan (message)
h. Media (channel, media)
i. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)
j. Efek (effect, impact, influence)
Jadi, berdasarkan paradigma Laswell tersebut komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2000: 10).
Proses dari sebuah komunikasi terbagi dalam dua tahapan yaitu:
a. Proses Komunikasi Secara Primer
Dimana proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang pada orang
lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang
sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, sinyal,
isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya secara langsung mampu
menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan
(Effendy, 2000: 11).
b. Proses Komunikasi Secara Sekunder
Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai
lambang sebagai media pertama. Komunikator menggunakan media kedua
dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya
teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi dan film adalah media kedua
yang sering digunakan dalam komunikasi. Hal ini disebabkan karena
bahasa sebagai lambang (symbol) beserta isi (content) yakni pikiran dan
atau perasaan yang dibawanya menjadi totalitas pesan (message) yang
tampak tidak dapat dipisahkan. Seolah-olah tanpa bahasa manusia tidak
dapat berkomunikasi (Effendy, 2000: 16).
II.1.2) Ruang Lingkup Komunikasi
Ilmu komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari, menelaah dan
meneliti kegiatan-kegiatan komunikasi manusia yang ruang lingkupnya luas dan
berdimensi banyak.
Berikut ini adalah ikhtisar ruang lingkup komunikasi menurut Effendy
ditinjau dari komponennya, bentuk, sifat, tujuan, fungsi, metode, teknik, model
dan bidangnya (Purba Amir dkk, 2006: 36-38):
a. Komponen Komunikasi
1. Komunikator (communicator)
2. Komunikan (communicant)
3. Pesan (message)
4. Media (channel)
5. Efek (effect)
b. Bentuk Komunikasi
1. Komunikasi Personal (personal communication)
Terdiri dari komunikasi intra personal (intrapersonal
2. Komunikasi Kelompok
a) Komunikasi kelompok kecil (small group communication)
Terdiri dari ceramah, forum, diskusi dan seminar.
b) Komunikasi kelompok besar (large group communication)
3. Komunikasi Organisasi (organization communication)
4. Komunikasi Massa (mass communication)
c. Sifat Komunikasi
Berdasarkan sifatnya maka komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
1. Komunikasi Verbal (verbalcommunication)
a) Komunikasi lisan (oralcommunication)
b) Komunikasi tulisan (writtencommunication)
2. Komunikasi Non Verbal (nonverbalcommunication)
a) Komunikasi kial (gesture/ bodycommunication)
b) Komunikasi gambar (pictorialcommunication)
3. Komunikasi Tatap Muka (facetofacecommunication)
4. Komunikasi Bermedia (mediatedcommunication)
d. Tujuan Komunikasi
Berdasarkan tujuannya, komunikasi terbagi empat yakni:
1. Untuk mengubah sikap
2. Untuk mengubah opini/pendapat/pandangan
3. Untuk mengubah perilaku
e. Fungsi Komunikasi
1. Menginformasikan (to inform)
2. Mendidik (to educated)
3. Menghibur (to entertain)
4. Mempengaruhi (to influence)
f. Metode Komunikasi
Kata metode berasal dari bahasa Inggris, artinya rangkaian yang
sistematis. Metode komunikasi berarti kegiatan-kegiatan yang
terorganisasi yang meliputi:
1. Komunikasi informatif (informatif communication)
2. Komunikasi persuasif (persuasive communication)
3. Komunikasi pervasif (pervasive communication)
4. Komunikasi koersif (coersive communication)
5. Komunikasi instruktif (instructive communication)
6. Hubungan manusiawi (human relation)
g. Bidang Komunikasi
Berdasarkan bidangnya komunikasi terdiri dari:
1. Komunikasi sosial (social communication)
2. Komunikasi organisasional/manajemen
(organizational/management communication)
3. Komunikasi bisnis (business communication)
4. Komunikasi politik (political communication)
7. Komunikasi pembangunan (development communication)
8. Komunikasi tradisional (traditional communication)
9. Komunikasi lingkungan (environmental communication)
h. Teknik Komunikasi
Teknik komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Jurnalistik (journalism)
2. Hubungan masyarakat (public relation)
3. Periklanan (advertising)
4. Propaganda
5. Publisitas (publicity)
i. Model Komunikasi
1. Komunikasi satu tahap (one step flow communication)
2. Komunikasi dua tahap (two step flow communication)
3. Komunikasi banyak tahap (multi step flow communication)
II.1.3) Fungsi Komunikasi
Mengenai fungsi komunikasi, Mc Bride (Widjaja, 2000: 64-66)
menjelaskan dalam arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran
berita atau pesan tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar
menukar data, fakta dan ide. Maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah
sebagai berikut:
a. Informasi
Pengumpulan, penyampaian, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar,
mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan
dan orang lain, kemudian agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
b. Sosialisasi (pemasyarakatan)
Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap
dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia
sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.
c. Motivasi
Menjelaskan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang,
mendorong untuk menetukan pilihan dan keinginannya, mendorong kegiatan
individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikerjakan.
d. Perdebatan dan Diskusi
Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan
persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik
dan pendidikan. Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong
perkembangan intelektual, pembentukan watak, pendidikan, keterampilan
serta kemahiran yang diperlukan dalam semua bidang kehidupan.
e. Memajukan Kebudayaan
Penyebarluasan hasil budaya dan seni dengan melestarikan warisan masa lalu,
membangun imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan estetika.
f. Hiburan
Penyebarluasan sinyal, simbol, suara, citra (image) dari drama, tari, kesenian,
kesusasteraan, musik, komedi, olahraga, permainan, dan sebagainya untuk
g. Integrasi
Menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan memperoleh
berbagai pesan yang diperlukan agar mereka dapat saling kenal, mengerti, dan
menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.
II.2 Komunikasi Massa
Salah satu dimensi komunikasi adalah komunikasi massa. Komunikasi
massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia yang lahir bersamaan dengan
mulai digunakannya teknologi-teknologi baru untuk menyampaikan pesan
komunikasi melalui media massa seperti televisi, radio, media massa cetak dan
film.
Untuk lebih memahami tentang komunikasi massa, maka akan dijelaskan
mengenai pengertian, fungsi dan efek komunikasi massa.
II.2.1) Pengertian Komunikasi Massa
Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan
komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media
massa, jelasnya merupakan siklus dari komunikasi media massa (mass media
communication). Mereka membatasi pengertian komunikasi massa pada
komunikasi dengan menggunakan media massa misalnya surat kabar, majalah,
radio, televisi atau film (Effendy, 2000: 20).
Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui
media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan
Komunikasi massa juga diartikan sebagai suatu jenis komunikasi yang
ditujukan kepada khalayak yang heterogen, tersebar dan anonim melalui media
cetak atau elektronik sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan
serempak dan sesaat (Rakhmat, 2002: 189).
II.2.2) Fungsi Komunikasi Massa
Lebih dalam lagi mengenai komunikasi massa yang diartikan sebagai
kegiatan individu atau kelompok dalam proses tukar menukar data, fakta dan ide,
maka komunikasi massa juga memiliki beberapa fungsi sebagai berikut (Bungin,
2006: 79-81):
a. Fungsi Pengawasan
Media massa merupakan sebuah medium dimana dapat digunakan untuk
pengawasan terhadap aktifitas masyarakat pada umumnya. Fungsi
pengawasan ini bisa berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan
persuasif. Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan untuk aktivitas
preventif untuk mencegah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sedangkan
fungsi persuasif sebagai upaya memberi reward dan punishment kepada
masyarakat sesuai dengan apa yang dilakukannya.
b. Fungsi Social Learning
Fungsi utama dari komunikasi massa melalui media massa adalah melakukan
guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa
bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat
c. Fungsi Penyampaian Informasi
Komunikasi massa yang mengandalkan media massa, memiliki fungsi utama,
yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas.
Komunikasi massa memungkinkan informasi dari institusi publik
tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat sehingga
fungsi informatif tercapai dalam waktu cepat dan singkat.
d. Fungsi Transformasi Budaya
Komunikasi massa sebagaimana sifat-sifat budaya massa, maka yang
terpenting adalah komunikasi massa menjadi traansformasi budaya yang
dilakukan bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama
yang didukung oleh media massa. Fungsi transformasi budaya lebih kepada
tugasnya yang besar sebagai bagian dari budaya global.
e. Hiburan
Fungsi lain dari komunikasi adalah hiburan, seirama dengan fungsi-fungsi
lain, komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama
karena komunikasi massa menggunakan media massa, jadi fungsi-fungsi
hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi
komunikasi massa.
II.2.3) Efek Komunikasi Massa
Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa
timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu, efek
melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Mengenai efek
a. Efek Kognitif (Cognitive Effect)
Efek kognitif timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi
dirinya. Dalam efek kognitif akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat
membantu khalayak dalam mempelajari info yang bermanfaat dan
mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita
memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita
kunjungi secara langsung (Ardianto, 2004: 52).
Efek kognitif berhubungan dengan pikiran dan penalaran. Sehingga
khalayak yang semula tidak tahu menjadi tahu, yang tidak mengerti menjadi jelas.
Contoh pesan komunikasi yang menimbulkan efek kognitif antara lain berita,
tajuk rencana, artikel, acara penerangan, acara pendidikan dan lainnya (Effendy,
2004: 318).
b. Efek Afektif (Affective Effect)
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Dimana efek ini
berkaitan dengan perasaan. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya
memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih daripada itu, khalayak
diharapkan dapat turut merasakan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan
sebagainya. (Aridanto, 2004: 54)
c. Efek konatif (Behavioral Effect)
Efek konatif berkaitan dengan niat, tekad, upaya dan usaha, tekad yang
cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan dan kebiasaan berperilaku.
Karena berbentuk perilaku, maka sebagaimana disinggung di atas maka efek
sebagai akibat terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan
atau efek afektif (Effendy, 2004: 319).
II.3 Komunikasi Pemasaran
II.3.1) Pengertian Pemasaran
Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur
pokoknya yaitu komunikasi dan pemasaran. Dilihat dari asal usul kata (etimologi),
istilah pemasaran yang dalam bahasa Inggrisnya marketing, sudah diserap dalam
Bahasa Indonesia dan diterjemahkan dengan istilah pemasaran. Asal kata
pemasaran adalah pasar (market). Karena itulah dalam kehidupan sehari-hari
istilah marketing sering disamakan dengan pemasaran (Alma, 2005: 1).
Pemasaran merupakan suatu proses sosial dengan mana individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan
kelompok lain (Kotler, 1997: 5). Menurut Effendy, komunikasi pemasaran adalah
komunikasi yang dilakukan perusahaan atau lembaga secara tatap muka maupun
bermedia, dalam rangka upaya meningkatkan penjualan jasa atau hasil produksi
(1998: 216).
Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi
pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat tidak akan
mengetahui keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran juga menyedot
anggaran yang sangat besar, oleh karena itu pemasar perlu perhitungan yang tepat
dalam menyusun rencana pemasaran. Model komunikasi pemasaran meliputi
sumber (sender), encoding, transmisi, decoding dan tindakan yang meliputi
II.3.2) Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran adalah salah satu konsep utama dalam pemasaran
modern. Adapun 4P dari bauran pemasaran adalah:
a. Product (Produk)
Mc Carty mendefinisikan mengenai produk yaitu segala sesuatu yang
dapat ditawarkan produsen untuk di perhatikan, diminta, dicari, dibeli,
digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan
keinginan pasar yang bersangkutan. Kotler juga mendefinisikan bahwa
yang dinamakan produk mencakup barang fisik, jasa, orang, tempat dan
ide-ide (Simamora, 2001: 139).
b. Price (Harga)
Menurut Kotler, harga adalah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk
suatu manfaat atas pengkonsumsian, penggunaan atau kepemilikan barang
atau jasa (Simamora, 2001:169).
c. Place (Tempat)
Yang dimaksud dengan tempat pemasaran ialah tempat-tempat dimana
suatu produk dipasarkan oleh produsen. Tempat pemasaran ini disebut
juga dengan jaringan distribusi adalah suatu upaya dari produsen untuk
mendekatkan diri kepada konsumen. Sehingga konsumen dapat lebih
mudah memperoleh produk-produk yang dipasarkan (Syafrin, 2004: 27).
d. Promotion (Promosi)
Menurut Evans dan Berman (dalam Simamora, 2001: 285), promosi
menginformasikan, membujuk atau mengingatkan orang-orang tentang
produk yang dihasilkan organisasi, individu ataupun rumah tangga.
II.3.3) Alat-alat Promosi Dalam Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran perlu dirancang sedemikian rupa sehingga proses
komunikasi berjalan efektif dengan biaya yang efisien. Beberapa alat promosi
yang sering digunakan dalam proses komunikasi pemasaran atau yang sering
disebut bauran promosi adalah:
a. Periklanan (Advertising)
Melibatkan komunikasi massa melalui surat kabar, majalah, radio, televisi
dan media lain (seperti billboard). Iklan ini dibayar oleh sebuah sponsor
teridentifikasi (pengiklan), tetapi dianggap nonpersonal, karena pensponsoran
secara serentak berkomunikasi dengan banyak penerima, bukan dengan orang
tertentu atau kelompok kecil. (Simamora, 2001: 305) Menurut Kotler, iklan
adalah segala bentuk presentasi dan promosi nonpersonal suatu produk yang
dibayar dan disponsori oleh sponsor yang jelas (Kotler, 2001: 128).
b. Penjualan Personal (Personal Selling)
Alat yang paling efektif pada sejumlah tahap tertentu dalam proses
pembelian khususnya dalam membentuk preferensi, keyakinan dan tindakan
pembeli, presentasi pribadi oleh para tenaga penjual atau wiraniaga perusahaan
menginformasikan, mendidik dan melakukan persuasi kepada calon pembeli
untuk membeli produk atau jasa perusahaan dalam rangka mensukseskan
penjualan-penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan (Kotler, 2001:
c. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba merangsang
terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat atau terjadinya aksi pembelian
dalam waktu yang singkat. Meliputi jenis peralatan kupon, perlombaan, potongan
harga, hadiah dan lain-lain. Intensif jangka pendek untuk mendorong pembelian
atau penjualan suatu produk atau jasa, dan promosi penjualan mengundang dan
membayar respon yang cepat, apabila iklan mengatakan “belilah produk kami”,
promosi penjualan mengatakan “belilah sekarang” (Kotler, 2001: 129).
d. Hubungan Masyarakat (Public Relation)
Biasanya ini sangat dipercaya. Cerita, figure dan berbagai peristiwa
tampak lebih nyata dan lebih terpercaya dimata pembaca dari pada apa yang
mereka lihat lewat iklan. Membangun hubungan baik dan publik terkait untuk
memperoleh dukungan, membangun citra perusahaan yang baik dan menangani
atau menyingkirkan gosip, cerita dan peristiwa yang dapat merugikan (Kotler,
2001: 129).
e. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
Bentuk pemasaran langsung, pengeposan langsung (direct mail),
telemarketing, pemasaran elektronik, pemasaran online dan lain-lain yang bersifat
nonpublic (tertutup) yang juga bersifat segera dan khusus, pesan dapat dibuat
dengan cepat. Komunikasi langsung dengan sejumlah konsumen sasaran untuk
memperoleh tanggapan langsung penggunaan surat, telepon, email dan lain-lain
untuk berkomunikasi langsung dan konsumen tertentu atau usaha untuk dapat
II.4 Iklan
II.4.1) Definisi Iklan
Secara etimologi iklan berasal dari bahasa Latin, yakni ”ad-vere” yang
berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain. Sedangkan
advertensi dalam Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Inggris yakni
”advertising” (Liliweri, 1997: 17).
Secara sederhana, iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan
suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media (Kasali,
1992: 9).
The American Marketing Association (AMA) mengemukakan bahwa
iklan adalah setiap bentuk pembayaran terhadap suatu proses penyampaian dan
perkenalan ide-ide gagasan dan layanan yang bersifat nonpersonal atas
tanggungan sponsor tertentu (Kasali,1995:10). Sedangkan Institut Praktisi
Periklanan Inggris mendefinisikan periklanan sebagai pesan-pesan penjualan yang
paling persuasif yang diarahkan kepada calon pembeli yang paling potensial atas
produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya (Jefkins,
1997: 5).
Dari beberapa definisi dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwasanya
iklan merupakan kegiatan yang menyangkut peyampaian pesan mengenai suatu
produk atau jasa yang bersifat komersil, sedangkan periklanan merupakan
kegiatan komunikasi yang menyangkut persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan terhadap iklan itu sendiri.
Tujuan periklanan pada umumnya mengandung misi komunikasi yaitu