BAB III : MANAJEMEN BANK SYARIAH DAN SISTEM PENILAIAN
D. Laporan Publikasi Bank Syariah
1. Laporan Keuangan Bank Syariah
Laporan keuangan adalah laporan tertulis yang memberikan
informasi kuantitatif tentang posisi keuangan dan
perubahan-perubahannya, serta hasil yang dicapai selama periode tertentu.67 Laporan
tersebut merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Sebagai hasil akhir
proses akuntansi, laporan keuangan memberikan informasi yang berguna
untuk pengambilan keputusan. Menurut IAI dalam Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, tujuan pembuatan laporan
keuangan adalah68:
66
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, 87. 67
Lili M. Sadeli, Dasar-dasar Akuntansi (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000), 18. 68
Dwi Suwiknyo, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 42-43.
116
1) Laporan keuangan menyajikan informasi tentang posisi keuangan (aktiva, utang dan modal pemilik) pada suatu saat tertentu;
2) Laporan keuangan menyajikan informasi kinerja (prestasi) perusahaan;
3) Laporan keuangan menyajikan informasi tentang perubahan posisi
keuangan perusahaan; dan
4) Laporan keuangan mengungkapkan informasi keuangan yang penting
dan relevan dengan kebutuhan para pengguna laporan keuangan.
Sedangkan empat karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan, yaitu69:
1) Dapat dipahami. Informasi keuangan yang dapat dipahami adalah
informasi yang disajikan dalam bentuk dan bahasa teknis yang sesuai
dengan tingkat pengertian penggunanya. Artinya, para pihak pengguna
sendiri dituntut memiliki tingkat pengetahuan tertentu mengenai
akuntansi dan informasi keuangan.
2) Relevan. Artinya, informasi keuangan harus berhubungan dengan
tujuan pemanfaatannya. Informasi yang tidak berhubungan dengan
pemanfaatannya tidaklah relevan dan tidak ada gunanya. Karena itu,
laporan keuangan disusun untuk memenuhi kepentingan pihak-pihak
yang memiliki banyak tujuan, maka upaya penyajian informasi yang
relevan lebih difokuskan kepada kepentingan umum pengguna.
69
Ibid., 43-44; Rifqi Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah (Yogyakarta: P3EI Press, 2010), 87-90. Sementara menurut Veithzal Rivai, syarat-syarat laporan keuangan ada tujuh, yaitu relevan, jelas dan dapat dipahami, dapat diuji kebenarannya,, netral, tepat waktu, dapat diperbandingkan dan lengkap. Lihat Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sistem Bank Islam Bukan
Hanya Solusi Menghadapi Krisis Namun Solusi dalam Menghadapi Berbagai Persoalan Perbankan dan Ekonomi Global (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 877.
117
3) Andal. Agar bermanfaat, informasi juga harus andal. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan
dan kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai
penyajian yang tulus atau jujur dan yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar diharapkan dapat disajikan.
4) Dapat diperbandingkan. Informasi akuntansi harus dapat
diperbandingkan dengan informasi akuntansi periode sebelumnya pada
perusahaan yang sama, atau dengan perusahaan sejenis lainnya pada
periode waktu yang sama. Agar dapat dibandingkan dengan periode
sebelumnya pada perusahaan yang sama, maka:
a. Laporan keuangan disajikan dalam format yang sama.
b. Isi laporan keuangan adalah identik.
c. Prinsip-prinsip akuntansi yang dianut tidak berubah. Kalaupun berubah maka dampak perubahan terhadap rugi-laba periode
sekarang harus diungkapkan.
d. Perubahan dalam kondisi yang mendasari transaksi harus
diungkapkan.
Laporan keuangan bank syariah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
aktivitas operasi perbankan yang bermanfaat dalam pengambilan
keputusan. Gambaran tentang baik buruknya suatu bank syariah dapat
dikenali melalui kinerjanya yang tergambar dalam laporan keuangan.
118
banyak pihak yang membutuhkan dan berkepentingan. Di antara pihak-pihak tersebut adalah 1) Pemilik dana; 2) Pihak yang memanfaatkan atau
menerima dana; 3) Pembayar zakat, infaq, dan shadaqah; 4) Pemegang
saham; 5) Otoritas pengawasan; 6) Bank Indonesia; 7) Pemerintah; 8)
Lembaga penjamin simpanan; dan 9) Masyarakat.70
Penyajian laporan akuntansi bank syariah telah diatur melalui
PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah.71 Laporan
keuangan bank syariah setidaknya disajikan secara tahunan. Laporan
keuangan bank syariah terdiri dari 1) Neraca; 2) Laporan laba rugi; 3)
Laporan arus kas; 4) Laporan perubahan ekuitas; 5) Laporan perubahan
dana investasi terikat; 6) Laporan sumber dan penggunaan dana zakat; 7)
Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan; dan 8) Catatan atas
laporan keuangan.72
Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan
bank syariah pada tanggal tertentu. Unsur-unsur neraca meliputi aset,
kewajiban/liabilitas, serta ekuitas.73
70
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), 151-152; Kasmir,
Manajemen Perbankan (Jakarta: Rajawali, 2008), 255-256.
71
PSAK 101 pertama kali dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada 27 Juni 2007. PSAK ini menggantikan ketentuan terkait penyajian laporan keuangan syariah dalam PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah yang dikeluarkan pada 1 Mei 2002. Berdasarkan surat Dewan Pengurus Nasional (DPN) IAI No. 0823-B/DPN/IAI/XI/2013 maka seluruh produk akuntansi syariah yang sebelumnya dikeluarkan oleh DSAK IAI dialihkan kewenangannya kepada Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAS) IAI. Setelah pengesahan awal di tahun 2007, PSAK 101 mengalami beberapa kali amandemen dan revisi. Lihat http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sas-64-psak-syariah-101. 72
Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia 2003 (Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia, 2003); Muhammad dan Dwi Suwiknyo, Akuntansi Perbankan Syariah (Yogyakarta: TrustMedia, 2009), 244; Osmad Muthaher, Akuntansi Perbankan Syariah (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), 30. 73
119
Sementara, laporan laba rugi merupakan laporan keuangan bank syariah yang menggambarkan hasil usaha bank syariah dalam suatu
periode tertentu. Dalam laporan ini, tergambar jumlah pendapatan dan
sumber-sumber pendapatan serta beban yang dikeluarkan serta keuntungan
bersih untuk suatu periode tertentu.74
Selanjutnya, laporan arus kas adalah laporan keuangan bank
syariah yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan
bank, baik yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap
kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama
periode laporan.75
Laporan lain dalam laporan keuangan bank syariah adalah laporan
perubahan ekuitas bank syariah. Laporan ini menggambarkan peningkatan
atau penurunan aset bersih atau kekayaan selama periode laporan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus
diungkapkan dalam laporan keuangan.76
Selain itu, terdapat laporan perubahan dana investasi terikat yang
memisahkan dana investasi terikat berdasarkan sumber dana dan
memisahkan investasi berdasarkan jenisnya. Investasi terikat bukan
merupakan aset maupun kewajiban bank syariah, karena bank tidak
mempunyai hak untuk menggunakan atau mengeluarkan investasi tersebut
serta bank tidak memiliki kewajiban mengembalikan atau menanggung
74
Rivai dan Arifin, Islamic Banking, 879. 75
Kasmir, Manajemen Perbankan, 257. 76
120
risiko investasi. Dalam posisi ini, bank bertindak sebagai manajer investasi.77
Terkait dengan fungsi sosial bank syariah, terdapat laporan
sumber dan penggunaan dana zakat merupakan laporan bank syariah yang
meliputi sumber dana, penggunaan dana, serta saldo akhir dalam periode
laporan.78 Sumber dana zakat berasal dari bank dan pihak lain yang
diterima bank untuk disalurkan kepada yang berhak. Penggunaan dana
zakat berupa penyaluran kepada yang berhak sesuai dengan prinsip
syariah. Saldo dana zakat adalah dana zakat yang belum dibagikan pada
tanggal periode laporan.
Fungsi sosial bank syariah juga tergambar laporan sumber dan
penggunaan dana kebajikan. Laporan ini meliputi beberapa unsur, yaitu
sumber, penggunaan dana kebajikan dan saldo dana kebajikan. Sumber dana kebajikan berasal dari bank atau dari luar. Sumber dana kebajikan
berasal dari penerimaan infak, shadaqah, hasil pengelolaan wakaf,
pengembalian dana kebajikan produktif, denda, dan pendapatan non halal.
Penggunaan dana kebajikan meliputi penyaluran baru dana kebajikan
produktif, sumbangan, dan penggunaan lainnya untuk kepentingan
umum.79 Saldo dana kebajikan adalah dana kebajikan yang belum
disalurkan pada tanggal tertentu.
Selanjutnya, bagian penting lain dalam laporan keuangan adalah
catatan atas laporan keuangan. Catatan ini merupakan penjelasan naratif
77
Ibid., 248-249. 78
Arifin, Dasar-dasar Manajemen, 87. 79
121
atau rincian jumlah yang tertera dalam laporan keuangan. Catatan atas
laporan keuangan mengungkap80:
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi
penting;
b. Informasi yang diwajibkan dalam PSAK, tetapi tidak disajikan dalam
laporan keuangan; dan
c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan,
tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.