• Tidak ada hasil yang ditemukan

II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Kinerja Keuangan Bank

2.3.1. Laporan Keuangan

Menurut Najmudin (2011) manajemen suatu organisasi, baik yang berorientasi laba (profit oriented) maupun yang tidak, akan selalu dihadapkan pada pengambilan keputusan untuk masa mendatang. Baik buruknya keputusan yang diambil akan ditentukan oleh informasi yang digunakan dan kemampuan manajemen dalam menganalisis serta menginterprestasikannya. Salah satu sumber informasi penting yang digunakan manajemen dalam pengambilan keputusan tersebut, terutama keputusan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat oleh pihak manajemen untuk memberikan gambaran atau progress report secara periodik. Karena itu, laporan keuangan mempunyai sifat historis dan menyeluruh. Laporan keuangan sebagai progress report terdiri atas data yang merupakan hasil kombinasi antara fakta yang telah dicatat (recorded fact).

Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan, dan operasi selama periode pelaporan. Informasi ini berguna bagi pemakai sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas atau setara kas dan kebutuhan perusahaan untuk memanfaatkan arus kas tersebut. Laporan keuangan ini tidak hanya penting bagi pihak-pihak dalam perusahaan tetapi juga bagi pihak lainnya. Pemakai laporan

keuangan meliputi investor saat ini, investor potensial, karyawan, pemberian pijaman, pemasok, dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, lembaga-lembaga lainnya, dan masyarakat.

Kaitannya dengan laporan keuangan maka sebaiknya perusahaan mampu menganalisis laporan keuangan tersebut. Analisis adalah penguraian sejumlah unsur pokok dan penelaahan setiap unsur dan hubungan antar unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian yang tepat dan memahami arti secara keseluruhan. Analisis laporan keuangan berarti suatu proses peguraian data (informasi) yang terdapat dalam laporan keuangan menjadi komponen-komponen tersendiri, menelaah setiap komponen, dan mempelajari hubungan antar komponen tersebut dengan menggunakan teknik analisis tertentu agar diperoleh pemahaman yang tepat dan gambaran yang komprehensif tentang informasi tersebut.

Menurut Yudiana (2013) laporan keuangan (financial statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaaan keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Secara garis besar laporan keuangan dibedakan menjadi 4 macam yaitu laporan neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan modal dan laporan aliran kas. Namun seringkali keempat laporan keuangan tersebut diringkas menjadi dua yaitu laporan neraca dan laporan laba/rugi. Hal ini dikarenakan laporan perubahan modal dan laporan aliran kas akhirnya akan diikhtisarkan kedalam laporan neraca dan laporan laba/rugi. Analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan yang tertuang dalam laporan neraca dan laporan laba/rugi.

Menurut Sjahrial (2012) laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi seluruh pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sesuai standar akutansi yang berlaku di Indinesia, maka laporan keuangan terdiri dari neraca (balance sheet), perhitungan laba-rugi (profit and loss statement), dan laporan arus kas (cash flow statement). Menurut Najmudin (2011) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan aktivitas yang telah dilakukan manajemen, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca, informasi kinerja terutama disediakan dalam laporan laba rugi, sedangkan informasi perubahan posisi keuangan disajikan dalam laporan tersendiri. Informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan pada masa depan.

Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Disamping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan perkembangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.

2.3.3. Rasio

Menurut Yudiana (2013) rasio merupakan alat ukur yang digunakan oleh perusahaan untuk menganalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik dan buruknya keadaan atau posisi keuangan dari suatu periode ke periode berikutnya. Rasio yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perbankan adalah rasio profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari pengguna modal. Dalam kaitannya dengan kinerja keuangan bank, maka rasio yang digunakan adalah rasio profitabilitas yang dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan ROA (Return On Asset). ROA adalah rasio yang menggambarkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan harus mampu menganalisis risiko yang mungkin terjadi.

2.4 Manajemen Risiko

Menurut Hanafi (2006) manajemen risiko adalah suatu proses untuk mengindentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul serta mengambil langkah-langkah perbaikan yang dapat menyesuaikan risiko pada tingkat yang dapat diterima, sehingga bank memiliki komposisi portofolio dengan risk dan return yang seimbang. Manajemen risiko juga dapat di definisikan sebagai suatu sistem pengelolaan risiko yang dihadapi oleh organisasi secara komprehensif dengan tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan.

kebijakan, prosedur yang lengkap yang dipunyai organisasi, untuk mengelola, memonitor, dan mengendalikan eksposur organisasi terhadap risiko. Menurut (James dalam Hanafi, 2006) enterprise manajemen risiko adalah kerangka yang komprehensif, terintegrasi, untuk mengelola risiko kredit, risiko pasar, modal ekonomis, transfer risiko, untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Manajemen risiko perbankan di Indonesia diawasi oleh Bank Indonesia, yang merupakan bank sentral di Indonesia. Manajemen risiko perbankan diatur melalui peraturan Bank Indonesia (PBI) 5/8/PBI/2003 yaitu mengenai pelaksanaan manajemen risiko bank. Bank diharuskan mengelola risiko perbankan melalui kegiatan identifikasi risiko, pengukuran risiko, monitoring risiko dan pengendalian risiko. Bank diharuskan mengelola risiko secara terintegrasi dan membuat sistem, struktur manajemen yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Menurut Ali (2006) manajemen risiko bertujuan untuk membuat perusahaan menjadi sadar akan risiko, sehingga laju organisasi dapat dikendalikan. Pada intinya manajemen risiko terdiri dari prasarana dan proses manajemen risiko. Proses manajemen risiko mencakup identifikasi risiko, pengukuran risiko, dan pengelolaan risiko.

Tujuan dari manajemen risiko Hanafi (2006) adalah pengelolaan risiko yang mencakup atas prosedur dan metodologi yang digunakan sehingga kegiatan usaha bank tetap dapat terkendali pada batas/limit yang dapat diterima serta menguntungkan bank. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan

manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan bank. Bagi perbankan, penerapan manajemen risiko dapat meningkatkan shareholder value, memberikan gambaran kepada pengelola bank mengenai kemungkinan kerugian bank dimasa datang, meningkatkan metode dan proses pengambilan keputusan yang sistematis yang didasarkan atas ketersediaan informasi, digunakan sebagai dasar pengukuran yang lebih akurat mengenai kinerja bank dan untuk menilai risiko yang melekat. Pada instrument atau kegiatan usaha bank yang relatif kompleks, serta menciptakan infrastruktur yang kokoh dalam rangka meningkatkan daya saing bank. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank adalah risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional. Ketiga manajemen risiko tersebut memiliki peranan yang sama penting dalam mengukur kinerja keuangan bank.

Risiko adalah potensi terjadinya suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian bagi bank. Perusahaan harus mampu menganalisis dengan baik risiko yang mungkin terjadi, untuk membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan. Manajemen risiko merupakan proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko dalam sebuah perusahaan.

Dokumen terkait