• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

2. Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan PT. Indosat, Tbk merupakan konsolidasi dari Perusahaan, Satelindo, PT. Bimagraha Telekomindo (“Bimagraha”), dan PT. INDOSAT Multi Media Mobile (“IM3”) yang sepakat untuk melakukan penggabungan usaha, dengan perusahaan sebagai entitas yang diharapkan. Seluruh aktiva dan kewajiban yang dimiliki oleh Satelindo, Bimagraha, dan IM3 dialihkan pada Perusahaan pada tanggal penggabungan.

Laporan keuangan konsolidasi PT. Indosat, Tbk menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi dari dua atau lebih entitas legal terpisah seakan-akan merupakan entitas tunggal. Laporan keuangan konsolidasi PT. Indosat, Tbk terutama ditujukan untuk kepentingan pemegang saham, kreditor, dan penyedia dana lain ke induk perusahaan. Laporan keuangan konsolidasi seringkali merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari total sumber daya perusahaan hasil gabungan yang berada di bawah kendali PT. Indosat, Tbk.

Laporan keuangan konsolidasi PT. Indosat, Tbk disusun berdasarkan konsep harga perolehan, kecuali untuk kontrak swap yang dicatat dengan nilai wajar dan investasi tertentu yang dinyatakan berdasarkan nilai wajar atau sebesar nilai aktiva bersih. Mata uang yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah rupiah.

a. Neraca Konsolidasi

Neraca konsolidasi yang disusun pada tanggal induk perusahaan mengakuisisi anak perusahaan akan sama dengan neraca jika perusahaan yang diakuisisi dimerger dengan induk perusahaan. Prosedur yang digunakan untuk menyusun neraca konsolidasi harus menghasilkan pelaporan semua aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi berdasarkan nilai wajar pada tanggal akuisisi. Menurut Baker, Lembke, dan King ((2005: 191): “Penilaian ini dapat dicapai dengan dua cara, yaitu: (1) aktiva dan kewajiban anak perusahaan direvaluasi langsung pada pembukuan anak perusahaan, atau (2) dasar akuntansi dari anak perusahaan tetap dipertahankan dan revaluasi dilakukan tiap periode dalam kertas kerja konsolidasi.”

Kemampuan PT. Indosat, Tbk untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya (rasio likuiditas) pada tahun 2005 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2006. Hal ini dapat dilihat dari menurunnya rasio lancar perusahaan dari 1,38 (7.526.992.000.000/5.431.380.000.000) pada tahun 2005 menjadi 0,83 (5.665.432.000.000/6.803.205.000.000) pada tahun 2006. Rasio lancar merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.. Begitu pula dengan rasio cepat perusahaan, mengalami penurunan dari 1,34 (7.526.993.000.000 - 203.954.000.000 / 5.431.380.000.000) pada tahun 2005 menjadi 0,82 (5.665.432.000.000 - 110.935.000.000 / 6.803.205.000.000) pada tahun

2006. Rasio cepat ini merupakan hasil banding aktiva lancar dikurangi persediaan dibagi dengan kewajiban lancar. Rasio cepat mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan penjualan dari persediaannya. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Indosat, Tbk mampu melunasi kewajiban lancarnya lebih cepat pada tahun 2005 dibandingkan tahun 2006. Untuk tahun 2006, PT. Indosat, Tbk menggunakan dana yang berasal dari hutang yang disediakan kreditor lebih tinggi dibandingkan tahun 2005, yaitu sekitar 0,66 % (18.826.293.000.000/28.563.226.000.000) naik 0,1 % dari 0,56 % (18.296.116.000.000/32.787.133.000.000) untuk tahun 2005. Artinya, PT. Indosat, Tbk lebih banyak berhutang untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan pada tahun 2006 dibandingkan tahun 2005. Neraca konsolidasi PT. Indosat, Tbk dapat dilihat pada Lampiran 1..

b. Laporan Laba Rugi Konsolidasi

Laporan laba rugi konsolidasi, seperti necara konsolidasi, lebih dari sekedar hasil penjumlahan akhir akun-akun pendapatan perusahaan-perusahaan terafiliasi. Laba bersih konsolidasi mewakili pendapatan bagi para pemegang saham induk perusahaan. Jika induk perusahaan menjual barang dagangan kepada anak perusahaannya, atau sebaliknya, akan ada pembelian dan penjualan antar perusahaan pada buku terpisah induk perusahaan dan anak perusahaannya. Saldo pembelian dan penjualan antar perusahaan adalah saldo resiprokal yang harus dieliminasi dalam menyiapkan laporan laba rugi konsolidasi karena saldo-saldo tersebut tidak

mewakili pembelian dan penjualan pada pihak-pihak di luar entitas terkonsolidasi. Penyesuaian-penyesuaian atas penjualan dan pembelian antar perusahaan mengurangi pendapatan (penjualan) dan beban (harga pokok penjualan) dengan jumlah yang sama besar dan karenanya tidak mempengaruhi laba bersih konsolidasi. Pendapatan dan beban sewa yang resiprokal juga dieliminasi tanpa mempengaruhi laba bersih konsolidasi. Pengembalian atas aktiva (ROA) yang merupakan hasil bagi antara laba bersih dengan total aktiva pada PT. Indosat, Tbk pada tahun 2005 sebesar 0,05 (1.623.481.000.000/32.787.133.000.000) dan pada tahun 2006 sebesar 0,04 (1.410.093.000.000/34.228.658.000.000), artinya kemampuan perusahaan untuk mengganti aktiva lebih lambat pada tahun 2006. Laporan laba rugi konsolidasi PT. Indosat, Tbk dapat dilihat pada Lampiran 2. c. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi

Laporan perubahan ekuitas menjelaskan perubahan posisi modal, baik saham dalam Perseroan Terbatas atau modal dalam perusahaan perseroan. Pengembalian atas ekuitas pemegang saham (ROE) merupakan hasil banding laba bersih dengan total ekuitas pemegang saham. ROE mengukur laba setelah pajak investasi yang ditanamkan pemegang saham. Untuk tahun 2005 ROE sebesar 0,11 (1.623.481.000.000/14.315.328.000.000) dan untuk tahun 2006 sebesar 0,09 (1.410.093.000.000/ 15.201.745.000.000).

Laporan perubahan ekuitas PT. Indosat, Tbk dapat dilihat pada Lampiran 3.

d. Laporan Arus Kas Konsolidasi

Laporan arus kas konsolidasi disiapkan dari laporan laba rugi konsolidasi dan neraca konsolidasi, bukan dari laporan keuangan terpisah induk dan anak perusahaan. Dengan sedikit pengecualian, persiapan laporan arus kas konsolidasi memerlukan analisa dan prosedur yang sama seperti yang digunakan dalam menyiapkan laporan arus kas untuk entitas terpisah.

Laporan arus kas konsolidasi umumnya disusun setelah laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan neraca konsolidasi. Laporan arus kas tidak dimasukkan dalam kertas kerja konsolidasi tiga bagian tetapi disusun dengan menggunakan informasi yang ada di ketiga laporan yang lain. Jika menggunakan pendekatan tidak langsung dalam penyusunan laporan arus kas, dengan laba bersih sebagai titik awal, laba bersih konsolidasi harus disesuaikan dengan semua item yang mempengaruhi laba bersih konsolidasi dan kas entitas konsolidasi secara berbeda. Penyusunan laporan arus kas konsolidasi hanya memerlukan beberapa penyesuaian (seperti penyusutan dan amortisasi dari penghapusan differensial pembelian) selain yang digunakan dalam penyusunan laporan arus kas perusahaan individual.

Sebagaimana laporan keuangan konsolidasi yang lain, semua transfer antara afiliasi harus dieliminasi dalam penyusunan laporan arus kas konsolidasi. Walaupun penjualan dan pembelian aktiva adalah sumber dan penggunaan kas dari masing-masing perusahaan, jika aktivitas tersebut

terjadi seluruhnya dalam entitas konsolidasi, maka kas dari aktivitas tersebut tidak dapat dimasukkan dalam laporan arus kas. Keuntungan belum direalisasi dari transfer antarperusahaan dieliminasi dalam penyusunan neraca dan laporan laba rugi, dan karena itu tidak lagi diperlukan eliminasi keuntungan belum direalisasi dalam penyusunan laporan arus kas.

Jika terdapat kepemilikan minoritas, laba yang dialokasikan ke pemegang saham minoritas diperlakukan sebagai penyesuaian untuk memperoleh jumlah kas yg dihasilkan dari aktivitas operasi. laba yang dialokasikan ke kepemilikan minoritas dikurangi dalam penghitungan laba bersih konsolidasi tetapi tidak mencerminkan arus kas keluar. Oleh karena itu, laba yang dialokasikan ke kepemilikan minoritas ditambahkan kembali ke laba bersih konsolidasi dalam laporan arus kas konsolidasi untuk mendapatkan arus kas dari aktivitas operasi.

Penerimaan dari dan pembayaran ke pemegang saham minoritas umumnya dimasukkan dalam laporan arus kas konsolidasi sebagai arus kas dari aktivitas pendanaan. Sebagai contoh, pembayaran dividen ke pemegang saham minoritas umumnya dimasukkan bersama-sama dengan pembayaran dividen ke pemegang saham induk perusahaan sebagai penggunaan kas. Penjualan saham tambahan ke atau pembelian kembali saham dari pemegang saham minoritas dianggap sebagai transaksi dengan nonafiliasi dan dilaporkan sebagai sumber dan penggunaan kas.

Dari laporan arus kas PT. Indosat, Tbk, arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi pada tahun 2006 adalah sebesar 5.669.623.000.0000 (12.486.531.000.000 - 6.816.908.000.000). Jumlah penerimaan kas dari pelanggan, pendapatan bunga, penerimaan tagihan pajak, dan pendapatan bunga dari kontrak swap suku bunga sebesar 12.486.531.000.000 (12.177.148.000.000 + 217.152.000.000 + 86.981.000.000 + 5.250.000.000). Pengeluaran kas yang digunakan untuk pembayaran karyawan dan pemasok, beban pendanaan, pajak, beban swap dari kontrak swap valuta asing sebesar 6.816.908.000.000 (5.081.152.000.000 + 1.237.161.000.000 + 391.881.000.000 + 103.216.000.000 + 3.498.000.000). Arus kas positif ini berarti bahwa kegiatan usaha yang dilakukan PT. Indosat, Tbk tidak mengakibatkan kesulitan likuiditas bagi perusahaan.

Arus kas masuk dari aktivitas investasi pada tahun 2006 berasal dari penerimaan dari penjualan investasi jangka pendek dan penerimaan dari penjualan aktiva tetap, yaitu sebesar 48.836.000.000 (47.587.000.000 + 1.249.000.000). Arus kas keluar berasal dari pengeluaran kas untuk memperoleh aktiva tetap dan aktiva tak berwujud, serta pembelian investasi jangka panjang lainnya sebesar 6.379.793.000.000 (6.054.014.000.000 + 320.000.000.000 + 5.779.000.000). Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi bernilai negatif sebesar 6.330.957.000 (48.836.000.000 – 6.379.793.000.000), berarti bahwa T. Indosat, Tbk mampu untuk menukar aktiva jangka pendek dan aktiva jangka panjangnya dengan yang baru secara lebih cepat untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan.

Arus kas masuk dari aktivitas pendanaan pada tahun 2006 berasal dari penerimaan dari hutang jangka panjang, penerimaan dari pelaksanaan ESOP Tahap I dan II, dan penerimaan dari hutang obligasi sebesar 676.426.000.000 (357.366.000.000 + 287.910.000.000 + 31.150.000.000). Arus kas keluar diakibatkan oleh adanya pembayaran hutang obligasi, pembayaran dividen kas, pembayaran hutang jangka panjang, pembayaran beban swap dari kontrak swap valuta asing, pembayaran dividen kas anak perusahaan ke pemegang saham minoritas, serta penurunan (kenaikan) kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya. Arus kas keluar adalah sebesar 572.250.000.000 (956.644.000.000 + 808.956.000.000 + 84.394.000.000 + 61.885.000.000 + 11.537.000.000 + 1.685.000.000). Kas bersih yang digunakan dari (digunakan untuk) kegiatan pendanaan untuk tahun 2006 bersaldo negatif sebesar 1.248.676.000.000 (676.426.000.000 – 572.250.000.000), artinya bahwa PT. Indosat, Tbk membayar sebagian dari hutang jangka panjangnya yang telah jatuh tempo kepada kreditur berupa hutang obligasi, pembayaran atas kontrak swap, dan untuk membayar klaim atas pemasok modal berupa dividen. Hal ini juga menunjukkan bahwa PT. Indosa, Tbk sudah mapan dan telah mencapai tahap stabil dan memiliki kelebihan kas dari aktivitas operasi yang bisa digunakan untuk membayar hutang atau membayar dividen tunai yang lebih besar.

Selama melakukan penelitian, ditemukan bahwa perusahaan mengklasifikasikan pengeluaran kas untuk kontrak swap sebagai unsur dari aktivitas operasi. Apakah pengklasifikasian ini sudah sesuai sebagaimana yang diatur dalam PSAK No. 2?

Dokumen terkait