III. DATA PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PROGRAM
9. Laporan Persembahan yang Diserahkan Sinode dan Klasis
64 10. Laporan Aktivitas Keuangan GKP Jemaat Bandung
65 11. Laporan Posisi Keuangan
V. PENUTUP
Demikianlah laporan program kerja dan keuangan untuk tahun anggaran 2020-2021 ini disusun untuk menjadi bahan evaluasi, dan menjadi masukan bagi kita semua untuk menyusun perogram kerja tahun mendatang sehingga dapat lebih baik lagi. Tuhan memberkati pelayanan kita semua.
66
BAB II
RENCANA PROGRAM KERJA DAN
ANGGARAN PENDAPATAN PENGELUARAN GKP JEMAAT BANDUNG
TAHUN 2021 – 2022
67
Arah Program Kerja 2021/2022 Gereja Kristen Pasundan Jemaat Bandung
I. RENCANA KERJA DASAR JEMAAT GKP BANDUNG TAHUN PROGRAM 2020-2021
1. LANDASAN PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
a) RKD GKP berdasarkan keputusan Sidang Sinode XXVIII tahun 2017 b) Rapat Kerja Sinode GKP tahun 2021
c) Rapat Pleno Majelis Jemaat GKP Bandung yang merekomendasikan 3 hal utama yang menjadi penekanan utama yaitu :
(1) Gereja Kristen Pasundan pada masa pandemi ini perlu melakukan gerak sosial, melalui pelayanan diakonia karitatif dan mengembangkan diakonia transformatif (ngabagi),
(2) Gereja Kristen Pasundan perlu menguatan persekutuan jemaat dalam kegiatan peribahan dan pembinaan misalnya dalam pembinaan homelitika, dan penguatan bagi yang terdampak, penguatan konkrit di pos-pos kebaktian dan pos pelayanan, (3) Gereja Kristen Pasundan dalam penanganan Covid 10 perlu membangun kolaborasi
dengan berbagai elemen baik dengan pemerintahan, otoritas kesehatan, oikumenis, dan gerakan agama sebagai upaya penanganan covid secara holistik. Selain upaya penanganan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak upaya pencatatan dan pendataan untuk keperluan pemetaan penanganan perlu dilakukan.
2. Tema
Allah adalah Sumber Pengharapan dan Kekuatan Kita. (Yeremia 14:22, Keluaran 15:2) 3. Sub Tema
Bersama Seluruh Bagian Bangsa Dalam Perjuangan Mengatasi Dampak Pandemi.
4. Pengantar
Perjalanan bersama di tahun 2020 diguncangkan dengan terjadinya pandemi Covid-19, yang terjadi bukan saja dalam skala lokal tetapi juga secara global. Seluruh dunia terguncang dan mengalami dampak di berbagai segi kehidupan yang tidak kecil.
Gereja pun mengalami dampak terjadinya pandemi ini, baik itu terkait dengan kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dilakukan seperti biasanya maupun anggota jemaat yang terdampak langsung secara psikososial dan ekonomi. Gereja melakukan berbagai bentuk penyesuaian dengan kondisi “normal baru” di masa pandemi ini. Kegiatan-kegiatan yang melibatkan massa dalam jumlah banyak bertemu secara langsung di satu tempat kini ditiadakan atau dikurangi jumlah massa yang hadir. Kegiatan-kegiatan yang menguras
68
anggaran besar, ada yang dibatalkan atau ditunda, dan ada pula yang diganti dengan kegiatan lain yang memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi. Acara-acara, rapat bahkan kegiatan peribadahan beralih ke cara daring menggunakan jaringan internet. Anggaran dipangkas dan disesuaikan dengan kondisi oleh karena menurunnya persembahan syukur anggota jemaat yang selama ini menjadi sandaran utama penopang berbagai kegiatan.
Situasi pandemi masih berlangsung sampai hari ini dan belum dapat diketahui kapan berakhir. Kalau pun berakhir, maka kehidupan manusia selanjutnya tentu saja memiliki perbedaan dengan yang biasanya dulu dijalani. Kehidupan pasca pandemi Covid-19 memasuki bentuk “kenormalan baru” yang pastinya berbeda dan memilik bentuk
“kenormalan baru” yang antara lain dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, melakukan bentuk dan cara kegiatan yang tidak sepenuhnya sama dengan yang “dulu” dan lain sebagianya.
Dampak pandemi perlu mendapatkan perhatian khusus adalah dampak yang terjadi dan dirasakan oleh anggota-anggota jemaat dan juga anggota masyarakat yang ada di sekitar kehidupan gereja, antara terdampak secara psikososial dan ekonomi. Kondisi-kondisi merasakan beban yang begitu berat, pergumulan untuk bertahan hidup dari hari ke hari di masa pandemi, pergumulan yang semakin berat karena kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian, stress akibat rasa bosan harus selalu bekerja dan bersekolah bahkan beribadah di rumah saja, kekhawatiran dan ketakutan tertular Covid-19, kekhawatiran karena mendengar kabar berita seputar kondisi pandemi yang begitu lama mereda, kemarahan karena melihat orang lain seakan tidak peduli dengan penyebaran Covid-19 dengan memperlihatkan cara hidup yang tidak mematuhi protokol kesehatan dan masih banyak lagi.
Hal-hal ini bisa jadi membuat banyak orang, termasuk anggota jemaat kita sendiri, yang mulai kehilangan asa dan pengharapan mereka, tenggelam dalam rasa khawatir dan takut, serta (mungkin) mulai mempertanyakan eksistensi Tuhan dan kuasa-Nya di tengah pandemi ini.
Terhadap kondisi tersebut, jelas kita selaku bagian dari keluarga besar Gereja Kristen Pasundan tidak boleh berdiam diri dan berpangku tangan serta bersikap pasif. GKP harus memberikan perhatian kepada hal-hal yang diperlukan untuk dilakukan mengatasi berbagai persoalan dan dampak pandemi, bahkan setelah pandemi itu sendiri berakhir. Untuk itu, di tahun program kerja 2021/2022, dipilih tema, “Allah adalah Sumber Pengharapan dan Kekuatan Kita” (bandingkan Yeremia 14:22 dan Keluaran 15:2), dengan sub tema, “Bersama Seluruh Bagian Bangsa dalam Perjuangan Mengatasi Dampak Pandemi”. Tema dan sub tema ini hendak menjadi dorongan dan movitasi bersama seluruh bagian Gereja Kristen Pasundan bertindak untuk mengatasi dampak pandemi dengan mendapatkan kekuatan dari Tuhan Allah yang adalah Sumber Pengharapan bersama.
5. Penjelasan Tema dan Sub Tema
Tema tahun program 2021/2022 ini memiliki dua rujukan, pertama datang dari Yeremia pasal 14. Bagian kitab Yeremia ini mencatat datangnya Firman Tuhan kepada Nabi Yeremia tentang akan datang musim kering. Keadaan yang membuat Yehuda akan berkabung dalam kesusahan dan Yerusalem akan menjerit dalam kesedihan. Alam dan sumber dayanya tidak lagi dapat mendukung kehidupan mereka. Air menjadi langka, kekeringan terjadi, panen gagal, bahkan hewan ternak mati. Hal in menjadi konsekuensi yang harus dialami oleh bangsa Yehuda oleh karena dosa mereka kepada Allah, termasuk antara lain karena tidak mau mendengar Firman Tuhan dan melakukan apa yang jahat bahkan keji di mata Tuhan (lihat pasal 13). Terhadap kabar Firman Tuhan ini, Nabi Yeremia seakan-akan melakukan negosiasi dengan Tuhan. Nabi Yeremia memohon Tuhan justru menolong bangsa Yehuda.
Katanya, “.. bertindaklah membela kami, ya TUHAN” dan “… janganlah tinggalkan kami!”
(lihat 14:7, 9) Keadaan Yehuda diperarah dengan adanya pemberitaan nabi-nabi palsu
69
dengan segala tipuan dan rekaan mereka (14:14). Nabi Yeremia meneruskan “negosiasi”
dengan Tuhan. Ia memohon dengan sangat agar jangan Tuhan sampai menampik umat-Nya dan memohon agar Tuhan mengingat segala janji-Nya kepada umat-Nya. Permohonan yang ditutup oleh Nabi Yeremia dengan pengakuan bahwa hanya Tuhan yang sanggup untuk memulihkan keadaan sebab Tuhan-lah yang menjadi Sumber Pengharapan bagi umat-Nya.
Rujukan kedua, datang dari pengalamatan bangsa Israel yang baru saja keluar dari Tanah Mesir dan baru saja menyeberangi Laut Merah. Dua peristiwa yang menjadi unjuk kemahakuasaan dan kekuatan Tuhan Allah yang menyelamatkan umat-Nya. Oleh karena itu, Musa, dalam pasal 15, mengungkapkan rasa syukur dan puji-pujian kepada Tuhan Allah bersama-sama seluruh umat dengan mengatakan, “Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku. Ia telah menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia”, Tanpa Tuhan yang adalah Sumber Kekuatan dan Keselamatan, bangsa Israel tidak akan pernah keluar dari tanah Mesir dan menyeberangi Laut Merah. Tanpa Tuhan, bangsa Israel akan tetap berada dalam penderitaan di tanah Mesir dan ketakutan oleh ancaman dan kejaran tentara Mesir. Bangsa itu selamat karena kekuatan Tuhan saja. Banga itu selamat semata-mata karena Tuhan.
Di tengah situasi pandemi dan nanti, pasca pandemi dengan segala dampak yang disebabkannya, refleksi atas kedua bagian Alkitab tersebut memberikan kita beberapa pengertian:
1. Allah adalah Sumber Pengharapan sejati bagi setiap orang yang berada dalam berbagai rupa kesusahan dan kesulitan yang diakibatkan situasi selama pandemi, dan juga pasca pandemi dengan segala dampak yang terjadi dan dirasakan. Rasa kecewa, khawatir, putus asa, kehilangan pengharapan, dan ketakutan serta kebimbangan atas kuasa Tuhan yang mungkin dirasakan dengan pemberitaan bahwa ada pengharapan di dalam Allah Bapa kita dalam Kristus Yesus Tuhan kita.
Pengharapan yang memberi secercah sinar terang penghiburan di tengah keadaan yang suram dan gelap karena pandemi ini. Pengharapan yang membuat kita dapat bertahan dalam keadaan ini dan terus berupaya untuk bertahan hidup. Tidak menyerah, tetapi tetap sanggup melangkah meski perlahan dan tertatih.
Pengharapan yang mengandung kepastian bahwa pertolongan bagi kita datang dari Tuhan Allah yang adalah kota benteng dan tempat perlindungan (lihat Mazmur 121:2, 89:27, 94:22, 95:1).
2. Allah yang adalah Sumber Pengharapan adalah sumber kekuatan untuk terus melangkah maju dan tidak pernah berhenti. Terus melangkah meski dengan langkah kecil, tapi pasti. Kekuatan dari Allah sajalah yang membuat umat Tuhan kuat dan sanggup menanggung segala perkara di dalam hidup ini dengan sabar dan tekun (bandingkan Efesus 6:10, Filipi 4:13, Kolose 1:11). Oleh karena itu, adalah penting justru untuk terus mencari Tuhan dan bukannya meninggalkan Tuhan (bandingkan Mazmur 105:4). Penting untuk selalu mencari Tuhan yang adalah gunung batu, tempat berteduh, kubu pertahanan dan keselamatan (bandingkan Mazmur 71:3).
3. Dua hal di atas menjadi berita yang harus disampaikan untuk memberikan penghiburan, kekuatan, dan peneguhan bagi setiap bagian Gereja Kristen Pasundan yang sedang mengalami kesusahan, kesulitan dan pergumulan di masa dan pasca pandemi nantinya.
4. Dengan pengharapan dan kekuatan yang berasal dari Tuhan Allah dalam Kristus Yesus, maka setiap orang percaya khususnya seluruh bagian Gereja Kristen Pasundan tidak lupa untuk terus mengembangkan kesadaran untuk berbagi dengan sesama. Bersama-sama dengan seluruh bagian masyarakat lainnya, Gereja Kristen Pasundan kiranya dapat terus berupaya maksimal untuk tetap menghadirkan pelayanan yang berdampak, perlu dan tepat kepada sesama yang sama-sama terdampak. Tidak perlu menunggu keadaan diri sendiri menjadi baik dulu, tetapi justru di dalam segala keadaan dan situasi yang dialami dan dengan pengharapan
70
dan kekuatan dari Tuhan, GKP membawa kabar penghiburan itu kepada sesama. Hal ini perlu dilakukan agar sesama kita manusia mengetahui bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi situasi dan dampak pandemi (dan pasca pandemi).
Dengan penghiburan yang kita terima dari Tuhan, maka seluruh bagian GKP disanggupkan untuk menghibur sesama (bandingkan 2 Korintus 1:3-4).
5. Upaya untuk menyampaikan selalu ada pengharapan dan kekuatan dari Tuhan yang menghibur, menguatkan dan menyelamatkan itu perlu diwujudkan dan tidak berhenti pada wacara. Program-program kerja dan kegiatan di seluruh bagian Gereja Kristen Pasundan, perlu untuk diarahkan untuk itu. Baik itu di tingkat Jemaat, Klasis dan Sinode, bahkan juga oleh badan-badan pelayanan yang ada di Gereja Kristen Pasundan. Hal ini menjadi bagian dari panggilan GKP untuk tidak tinggal diam dan untuk tidak hanya hidup bagi diri sendiri saja. Pelayananan diakonia karitatif perlu dirancang dengan baik, bersamaan dengan pelayanan diakonia transformatif yang dilakukan untuk maksud pemulihan keadaan ekonomi keluarga-keluarga anggota jemaat (dan juga pada waktunya, anggota masyarakat di sekitar jemaat). Kegiatan ini dapat pula disandingkan dengan upaya pengembangan ekonomi (anggota) jemaat yang pastinya juga terdampak secara ekonomi (kehilangan pekerjaan dan pemasukan).
Upaya untuk mengatasi pandemi tidak dapat dilakukan oleh satu pihak saja, misalnya oleh pemerintah saja atau juga oleh gereja saja. Demikian juga dengan Gereja Kristen Pasundan tidak bisa, tidak dapat, tidak mungkin dan tidak boleh bekerja sendirian berusaha mengatasi pandemi dan dampak yang disebabkannya. Panggilan hidup selaku orang percaya justru membuat kita terpanggil untuk terus membangun relasi, hubungan, kerja sama, dan kaloborasi dengan seluruh komponen masyarakat lainnya – sesama kita manusia, termasuk juga dengan pemerintah. Gereja Kristen Pasundan harus membangun relasi, hubungan, kerja sama dan kaloborasi dengan sebanyak mungkin komponen masyarakat untuk bersama-sama menghadapi situasi pandemi dan mengatasi dampak yang disebabkan oleh pandemi itu sendiri. Jejaring yang harus dibangun adalah jejaring yang saling menguatkan, menopang dan membangun dengan menghargai nilai-nilai keadilan, kesetaraan, keberagaman dan kebebasan. Jejaring inilah yang pada akhirnya dapat menjadi usaha dan gerak bersama mewujudkan kesetiakawanan sosial antara sesama warga negara Indonesia.
6. Fokus Arah Program GKP Jemaat Bandung Tahun Program 2021/2022
Melalui tema “Allah adalah Sumber Pengharapan dan Kekuatan Kita.” (Yeremia 14:22, Keluaran 15:2) dan sub tema: ”Bersama Seluruh Bagian Bangsa Dalam Perjuangan Mengatasi Dampak Pandemi” GKP Jemaat Bandung berupaya untuk menyampaikan pengharapan dan kekuatan dari Tuhan yang menghibur, menguatkan dan menyelamatkan itu perlu diwujudkan dan tidak berhenti pada wacana. Program-program kerja dan kegiatan di seluruh bagian Gereja Kristen Pasundan, perlu untuk diarahkan untuk hal tersebut. Dalam hal ini pelayanan Diakonia Karitatif yang dirancang dengan baik, serta peningkatan pelayanan diakonia transformatif yang dilakukan untuk pemulihan keadaan ekonomi keluarga-keluarga anggota jemaat (lihat poin 5).
Dalam rangka pemulihan kehidupan jemaat, Gereja Kristen Pasundan harus membangun relasi, hubungan, kerja sama dan kolaborasi dengan sebanyak mungkin komponen masyarakat untuk bersama-sama menghadapi situasi pandemi dan mengatasi dampak yang disebabkan oleh pandemi itu sendiri (point 6). Dengan demikian upaya pemulihan ini dilakukan baik dari dalam berupa pengembangan pelayanan diakonia dan upaya dari pihak-pihak eksternal melalui jejaring relasi dan kerja sama dengan sebanyak mungkin komponen masyarakat.
71
Pelayanan Diakonia Kartitatif yang sudah berjalan dan dianggarkan selama ini dalam bentuk pemberian dukungan diakonia bahan pokok dan diakonia bantuan belajar bagi warga jemaat GKP Jemaat Bandung. Pelayanan Diakonia Karitatif yang sudah dilakukan tersebut perlu dilakukan upaya peningkatan pelayanan terlebih pelayanan dukungan beas perelek yang dikembangkan pada saat pandemi ini perlu dikembangkan dan ditingkatkan melalui penyusunan prosedur dan pendataan jemaat penerima dukungan bantuan beras. Pelayanan beas perelek diupayakan bukan sebagai kegiatan sporadis dan temporer, namun perlu diperkuat dan dilembagakan.
Pelayanan diakonia transformatif di GKP Jemaat Bandung belum dikembangkan sedemikian rupa. Tantangan dalam upaya menjawab pandemi ini layanan diakonia transformatif menjadi suatu yang mendesak dan dibutuhkan warga jemaat yang terkena dampak langsung dari pandemi ini. Kegiatan diakonia transformatif diarahkan pada pemberdayaan warga jemaat supaya mandiri dan mampu dalam menyukupkan kehidupan ekonomi. Gereja perlu memfasilitasi dan membantu menemukan keterampilan para warga jemaat untuk “dijual”, misal pelatihan budaya daya tanaman/sayur mayur secara hidroponik, pelatihan masak memasak sehat, pelatihan promosi dan penjualan online.
Upaya penanganan Covid 10 melalui Gugus Tugas bekerja sama dengan pengurus sektor dalam membantu warga jemaat yang terkonfirmasi positif Covid 19 dan sedang menjalani isoloasi mandiri. Kegiatan yang perlu dilakukan pendataan secara berkesinambungan baik yang terkait dengan Covid 19 maupun pendataan umum lainnya, misal terkonfirmasi covid (sembuh/meninggal), kehilangan pekerjaan, data anggota jemaat, potensi anggota jemaat.
Dalam upaya penanganan Covid 19 ini, Gugus Tugas perlu bekerja sama dengan gugus tugas pemerintah setempat (tingkat kelurahan/kecamatan) dalam mendapat informasi atau arahan-arahan untuk tindakan-tindakan yang bersifat mencegah dan penanganan. Selain upaya tersebut Majelis jemaat perlu berkerja sama dengan Rumah Sakit atau fasilitas kesehatan (Fasilitas Kesehatan) dalam menyukseskan program vaksinasi pemerintah bagi warga jemaat. Misalnya menjadikan klinik GKP Bandung menjadi lokasi dilakukannya vaksinasi. Memperkuat kerja sama dengan gereja-gereja lainnya (PGIS, PGIW). Memperkuat kerja sama dengan komintas lintas iman seperti Jakatarub atau FKUB.
Melalui pemaparan di atas dapat disusun Fokus Pokok Program GKP Jemaat Bandung sebagai berikut:
a) Gereja Kristen Pasundan pada masa pandemi ini perlu melakukan gerak sosial, melalui pelayanan diakonia karitatif dan mengembangkan diakonia transformatif (ngabagi),
b) Gereja Kristen Pasundan perlu menguatan persekutuan jemaat dalam kegiatan peribahan dan pembinaan misalnya dalam pembinaan homelitika, dan penguatan bagi yang terdampak, penguatan konkrit di pos-pos kebaktian dan pos pelayanan, c) Gereja Kristen Pasundan dalam penanganan Covid 10 perlu membangun kolaborasi
dengan berbagai elemen baik dengan pemerintahan, otoritas kesehatan, oikumenis, dan gerakan agama sebagai upaya penanganan covid secara holistik. Selain upaya penanganan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak upaya pencatatan dan pendataan untuk keperluan pemetaan penanganan perlu dilakukan.
7. Garis Besar Fokus dan Arahan dalam Pembidangan Program
Majelis Jemaat GKP Bandung setelah menetapkan tiga fokus program GKP Jemaat Bandung, berikut penuruan fokus program tersebut ke dalam beberapa sub program berikut di bawah ini:
Tabel: Penuruan Pokok Program dalam Program GKP Jemaat Bandung 2021-2022
72 Pokok Program Jemaat GKP Bandung
2021-2022
Program GKP Jemaat Bandung 2021-2022
a) Gereja Kristen Pasundan pada masa pandemi ini perlu melakukan gerak sosial, melalui pelayanan diakonia karitatif dan mengembangkan diakonia transformatif (ngabagi),
Memperkuat pelayanan Diakonia Karitatif (pemberian bantuan langsung) serta mengembangkan pelayanan Diakonia Transformatif dalam bentuk kegiatan pemberdayaan jemaat.
Pelatihan dan pengembangan potensi jemaat dalam mengembangkan usaha pada marketplace.
Pembinaan pengelolaan ekonomi keluarga yang Alkitabiah.
b) Gereja Kristen Pasundan perlu menguatan persekutuan jemaat dalam kegiatan peribahan dan pembinaan misalnya dalam pembinaan homelitika, dan penguatan bagi yang terdampak, penguatan konkrit di pos-pos kebaktian dan pos pelayanan,
Memperkuat persekutuan keluarga-keluarga dengan menghadirkan “Persekutuan Keluarga” berupa kegiatan peribadahan di rumah-rumah pada setiap keluarga GKP Bandung.
Berkerja sama dengan BP Klasis Wilayah Priangan dan Majelis Sinode GKP untuk menghadirkan para lulusan teologi dalam bentuk kegiatan live in Masa Orientiasi calon vikaris di Pos-pos Kebaktian yang ada di lingkungan GKP Bandung.
Membangun komunitas dewasa dan keluarga muda dalam wadah persekutuan, pelayanan kebaktian ekspresif dan berbagai bentuk peribadahan lainnya.
Melakukan inisiasi komisi yang fokus menangani Hari Raya Gerejawi di lingkungan GKP Jemaat Bandung.
Mengembangkan bentuk-bentuk persekutuan di kalangan remaja pemuda melalui pembentukan “Kelompok Tumbuh Bersama”
Pembinaan homilitika bagi fungsionaris gereja
Pembinaan guru Sekolah Minggu dalam menggunakan aplikasi komputer yang mendukung penyajian bahan ajar sekolah minggu.
73
Pembinaan materi katekisasi pranikah dengan melakukan update materi pada bidang hukum perkawinan
Peningkatan sarana live streaming Renovasi pastori gereja
Pendataan inventaris gereja yang dikelola oleh Komisi, dan Majelis Jemaat.
c) Gereja Kristen Pasundan dalam penanganan Covid 10 perlu membangun kolaborasi dengan berbagai elemen baik dengan pemerintahan, otoritas kesehatan, oikumenis, dan gerakan agama sebagai upaya penanganan covid secara holistik.
Selain upaya penanganan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak upaya pencatatan dan pendataan untuk keperluan pemetaan penanganan perlu dilakukan.
Menjalin hubungan dan berkoordinasi dengan aparat pemerintah, otoritas kesehatan setempat dalam rangka penanganan Covid 19.
Meningkatkan dan memperkuat hubungan Oikumenis dan Lintas Iman
Bekerja sama dengan BP Klasis Wilayah Priangan dan Lembaga Pendidikan yang dimiliki GKP untuk memetakan potensi Pos-pos Kebaktian GKP Bandung.
Pendataan anggota jemaat yang terkena efek pandemi covid baik dari kesehatan, pekerjaan dll
Melengkapi data potensi anggota jemaat agar dapat diberdayakan baik secara keahlian dan usaha jemaat.
Optimalisasi aset gereja
Pendataan inventaris gereja yang dikelola oleh Komisi, dan Majelis Jemaat.
Usulan pembentukan komisi penggalangan dana jemaat
I. Bidang Peribadahan
1) Memperkuat persekutuan keluarga-keluarga dengan menghadirkan “Persekutuan Keluarga” berupa kegiatan peribadahan di rumah-rumah pada setiap keluarga GKP Bandung.
2) Berkerja sama dengan BP Klasis Wilayah Priangan dan Majelis Sinode GKP untuk menghadirkan para lulusan teologi dalam bentuk kegiatan live in Masa Orientiasi calon vikaris di Pos-pos Kebaktian yang ada di lingkungan GKP Bandung.
3) Membangun komunitas dewasa dan keluarga muda dalam wadah persekutuan, pelayanan kebaktian ekspresif dan berbagai bentuk peribadahan lainnya.
4) Melakukan inisiasi komisi yang fokus menangani Hari Raya Gerejawi di lingkungan GKP Jemaat Bandung.
74
5) Mengembangkan bentuk-bentuk persekutuan di kalangan remaja pemuda melalui pembentukan “Kelompok Tumbuh Bersama”
II. Bidang Keesaan dan Kesaksian
1) Memperkuat pelayanan Diakonia Karitatif (pemberian bantuan langsung) serta mengembangkan pelayanan Diakonia Transformatif dalam bentuk kegiatan pemberdayaan jemaat.
2) Menjalin hubungan dan berkoordinasi dengan aparat pemerintah, otoritas kesehatan setempat dalam rangka penanganan Covid 19.
3) Meningkatkan dan memperkuat hubungan Oikumenis dan Lintas Iman
4) Bekerja sama dengan BP Klasis Wilayah Priangan dan Lembaga Pendidikan yang dimiliki GKP untuk memetakan potensi Pos-pos Kebaktian GKP Bandung.
III. Bidang Penelitian dan Pembinaan
1) Pendataan anggota jemaat yang terkena efek pandemi covid baik dari kesehatan, pekerjaan dll
2) Melengkapi data potensi anggota jemaat agar dapat diberdayakan baik secara keahlian dan usaha jemaat.
3) Pelatihan dan pengembangan potensi jemaat dalam mengembangkan usaha pada marketplace.
4) Pembinaan homilitika bagi fungsionaris gereja
5) Pembinaan guru Sekolah Minggu dalam menggunakan aplikasi komputer yang mendukung penyajian bahan ajar sekolah minggu.
6) Pembinaan pengelolaan ekonomi keluarga yang Alkitabiah
7) Pembinaan materi katekisasi pranikah dengan melakukan update materi pada bidang hukum perkawinan
IV. Bidang Sarana dan Dana
1) Peningkatan sarana live streaming 2) Renovasi pastori gereja
3) Optimalisasi aset gereja
4) Pendataan inventaris gereja yang dikelola oleh Komisi, dan Majelis Jemaat.
5) Usulan pembentukan komisi penggalangan dana jemaat
8. Target Capaian Program
Majelis Jemaat GKP Bandung menetapkan target capaian program yang dilengkapi dengan PIC atau bagian yang melaksanaan kegiatan baik majelis jemaat, komisi maupun panitia.
Berikut di bawah ini tabel target capaian program GKP Jemaat Bandung tahun 2021/2022:
No Pokok Program PIC Target Capaian
I. Bidang Peribadahan
1. Memperkuat persekutuan keluarga-keluarga dengan menghadirkan
“Persekutuan Keluarga” berupa kegiatan peribadahan di rumah-rumah pada setiap keluarga GKP Bandung.
MJ Pembinaan, Kom
Pembinaan, MJ Area
Terselenggaranya
persekutuan keluarga 2 kali sebulan.
2. Berkerja sama dengan BP Klasis Wilayah Priangan dan Majelis Sinode
2. Berkerja sama dengan BP Klasis Wilayah Priangan dan Majelis Sinode