• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

E. Kerangka Konsep

Tujuan yang berbeda dalam berinteraksi baik itu individu dengan individu, maupun individu dengan kelompok yang sifatnya berlawanan hingga pihak lain beranggapan itu dapat menjadi penghambat dalam mencapai tujuan merupakan definisi dari konflik. Sehingga konflik ini pun dapat menghasilkan dua akibat, baik itu menguntungkan maupun merugikan.(Wahyuni, 2019)

Salah satu masalah yang sering terjadi dan dianggap remeh dalam sebuah organisasi adalah konflik karena permasalahan pribadi. Padahal permasalahan yang dapat menimbulkan konflik besar itu dapat pula berasal dari masalah pribadi. Misal karyawan merasa tidak sesuai dengan jabatan yang diembannya sehingga hal ini kadang memicu konflik. Perebutan sumber daya antar departemen atau bagian merupakan stimulus yang besar yang dapat menimbulkan konflik. Namun hal ini, masih bisa diminimalisir karena dikelolah dengan baik. Secara umum konflik tidak bisa dihilangkan sama sekali, tetapi hanya bisa ditekan atau dikurangi kualitas, kuantitas, dan intensitasnya.(Chikmawati, 2018)

Ketika terjadi sebuah konflik dalam perusahaan, baik itu konflik kecil maupun besar dari individu maupun organisasi terlebih dahulu yang harus dicari dan diketahui adalah faktor apa yang menstimulus terjadinya konflik tersebut. Dilihat dari aspek waktu, konflik tersebut harus diketahui kapan muncul dan pada saat apa konflik itu diketahui. Sedangkan dari aspek tempat, yang perlu diketahui adalah dimana terjadinya dan bagaimana situasi saat konflik itu terjadi. Kemudian dari sisi pelaku, yang perlu diketahui siapa saja yang terlibat dan bagaimana cara menyelesaikan konflik yang terjadi. Kesadaran, kepekaan, dan kecermatan/kecerdasan dalam menemukan sebab kemudian mampu mengelolanya merupakan langkah yang sangat dibutuhkan dalam suatu kepemimpinan organisasi.(Chikmawati, 2018)

Munculnya konflik dalam suatu organisasi dapat menganggu hubungan yang terjalin antara individu dengan kelompok organisasi. Apabila terjadi konflik dalam lingkungan pekerjaan yang sama pasti akan menimbulkan rasa tidak nyaman sehingga menganggu jalannya aktivitas kerja dan menurunkan kualitas kinerja. Sehingga orang-orang yang bekerja menjadi canggung dan merasa tertekan dan dapat menimbulkan turunnya motivasi kerja. Akibat dari semua itu prestasi kerja berkurang sehingga secara luas hal tersebut akan mengakibatkan produktivitas kerja pribadi dalam organisasi menurun.(Chikmawati, 2018)

Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini yaitu:

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian Analisis Dampak

Konflik Karyawan Terhadap Produktivitas

Kerja di Bank BNI KCP Sinjai

Faktor Penyebab Terjadinya Konflik di Bank BNI KCP Sinjai

Dampak Konflik Karyawan Terhadap

Produktivitas Kerja di Bank BNI KCP

Sinjai

Cara Mengatasi Dampak Konflik Karyawan Terhadap

Produktivitas Kerja di Bank BNI KCP

Sinjai

Korelasi antara Konflik dan Produktivitas

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Yang mana penelitian kualitatif adalah menganalisis penelitian menggunakan huruf-huruf dengan cara memaknai, mendeskripsikan, dan menggambarkan permasalahan yang dibahas.

B. Lokasi Penelitian

Adapun untuk mendapatkan segala informasi dan data mengenai topik permasalahan yang dibahas, maka penulis melakukan penelitian di Kantor Bank BNI KCP Sinjai yang berada di Jl. Persatuan Raya, No. 46 Kabupaten Sinjai.

C. Jenis dan Sumber Data 1. Sumber Data Primer

Sumber ini dilakukan langsung di lapangan yakni dengan melakukan wawancara di Kantor Bank BNI KCP Sinjai.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber ini diambil di kantor Bank BNI KCP Sinjai berupa lembaran-lembaran data dan juga peraturan.

D. Informan

Menurut moleong (2004:123) bahwa informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Dalam menentukan informan sebagai sumber data dalam

penelitian ini penulis menggunakan teknik purposive sampling. Penentuan teknik ini agar didapati informasi dengan tingkat validasi dan reabilitas yang tinggi. Tentang teknik purposive sampling, Silalahi (2009:272) menjelaskan pemilihan sampel purposive (bertujuan) atau yang lasim disebut judgement sampling merupakan pemilihan siapa subjek atau orang-orang terpilih harus sesuai dengan ciri-ciri dan kriteria khusus yang dimiliki atau memiliki pemahaman yang kuat tentang objek yang akan diteliti.

Untuk menggali informasi yang akurat dan mendalam terkait dengan dampak konflik karyawan terhadap produktivitas kerja di Bank BNI KCP Sinjai, maka informan yang dimaksud dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria yang memahami tentang permasalahan yang dibahas. Untuk itu wawancara secara mendalam dipilih berdasarkan purposive sampling dan dilakukan terhadap:

1. Kepala Pimpinan Kantor Bank BNI KCP Sinjai 2. Customer Service Kantor Bank BNI KCP Sinjai 3. Teller Kantor Bank BNI KCP Sinjai

4. Bagian Sales Dana di Kantor Bank BNI KCP Sinjai 5. Satpam di Kantor Bank BNI KCP Sinjai

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen penelitian ini berupa lembar wawancara dan studi kepustakaan yang digunakan untuk mengumpulkan beberapa informasi yang berkaitan dengan penelitian. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Pedoman wawancara adalah alat yang digunakan dalam melakukan

wawancara yang dijadikan dasar untuk memperoleh informasi dari informa yang berupa daftar pertanyaan.

2. Buku catatan dan alat tulis berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data.

3. Kamera berfungsi untuk memotret jika sedang melakukan wawancara dengan informan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah:k

1. Observasi

Observasi adalah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. (Sugiyono, 2014)

2. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara melihat dokumen-dokumen bisa terbentuk tulisan (peraturan dan keputusan), gambar atau karya-karya yang monumental yang bersangkutan.

(Purwono, 2010)

G. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data dan memilih mana yang penting serta mana yang perlu dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Reduksi Data

Segala proses yang dilakukan seperti menyeleksi dan juga memilah data mentah sesuai dengan keabsahan yang digunakan kemudian diolah ke dalam penelitian untuk menjadi sebuah informasi yang penting.

2. Penyajian Data

Ketika selesai memilah dan menyelesaikan sebuah data mentah yang didapat di lapangan maka yang dilakukan selanjutnya adalah menyajikan sebuah data dalam bentuk narasi dan telah disusun sebaik mungkin sehingga mudah dipahami oleh pembaca.

3. Penarikan Kesimpulan

Ketika data telah diolah dan disajikan sesuai dengan arahan sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah bagaimana menarik sebuah kesimpulan yang didasarkan pada rumusan masalah yang telah dipaparkan di bab-bab sebelumnya sehingga dapat membantu pembaca dalam memahami inti dari permasalahan.

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Bank BNI

Bank sentral merupakan penamaan awal untuk Bank Negara Indonesia. Kemudian pada tahun 1946 berubah satusnya menjadi Bank Umum Milik Negara. Hadirnya Bank BNI tidak lain sebagai bentuk partisipasi dalam pembangunan nasional yang telah tertuang dalam UU No. 17 tahun 1968.

BNI berubah bentuk hukumnya menjadi perusahaan persero terbatas itu pada tahun 1992. Hal ini disesuaikan dengan PP No. 19 tahun 1992. Adapun penyesuaiannya tertera dalam akta No. 131 dihadapan Muhani Salim, S.H pada tanggal 31 Juli 1992 dan telah disebarluaskan melalui Berita NRI pada tahun yang sama.

Pada tahun 1996, yang pertama kali menanamkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan juga Surabaya adalah BNI dibawah naungan Bank BUMN. Pada tahun 1999, BNI melakukan sebuah aksi korporasi yakni proses rekapitalisasi untuk meperkuat stukrutur keuangan dan daya saing ditengah industri perbankan yang semakin pesat.

2. Visi dan Misi Bank BNI a. Visi

Menjadi Lembaga Keuangan yang unggul dalam layanan dan kinerja secara berkelanjutan.

b. Misi

1) Memberikan layanan prima dan solusi digital kepada seluruh Nasabah selaku Mitra Bisnis pilihan utama.

2) Memperkuat layanan internasional untuk mendukung kebutuhan Mitra Bisnis Global.

3) Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi Investor.

4) Menciptakan kondisi terbaik bagi Karyawan sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi.

5) Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab kepada lingkungan dan Masyarakat.

6) Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik bagi industri.

3. Struktur Organisasi Kantor Bank BNI KCP Sinjai

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Bank BNI KCP Sinjai

Peg.

Dasar

Sales

Dana Teller CS

1 Sopir 2 Pelayan 3 Jaga Malam

1 Orang 2 Orang 2 Orang

Analis ADM Kredit Sales Kredit

2 Orang 1 Orang 2 Orang Pemimpin KCP

Penyedia Kredit

B. Hasil Penelitian

Peneliti menyajikan data dan hasil yang diperoleh dari lapangaan melalui studi pustaka, wawancara, observasi yang berhubungan dengan penelitian.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu Analisis Dampak Konflik Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja di Bank BNI KCP Sinjai.

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Dimana data primer adalah keterangan-keterangan yang diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam kepada Pimpinan Cabang, Teller Bank, Sales Dana, CS Bank, dan juga Satpam. Sedangkan data sekunder adalah data yang berupa informasi yang berkaitan dengan variabel penelitian pada Bank BNI KCP Sinjai.

Berdasarkan hasil observasi dan pengalaman peneliti selama ini, ditemukan beberapa item mengenai dampak konflik karyawan terhadap produktivitas kerja yakni mengenai faktor yang menyebabkan terjadinya konflik karyawan ditinjau berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal, mengenai dampak konflik karyawan terhadap produktivitas kerja ditinjau berdasarkan dampak yang menguntungkan dan merugikan, dan mengenai cara mengatasi dampak konflik karyawan terhadap produktivitas kerja.

1. Karakteristik Informan

Tabel 4.1

Karakteristik Informan

No. Nama Inisial Jabatan

1. Rachmad Rosandy RR Pimpinan

2. Murfadillah Fiergiyani MF Customer Service

3. A. Baso Simba ABS Teller

4. Reski R Teller

5. Elyana Syam ES Sales Dana

6. Ilham IL Satpam

2. Deskripsi Hasil Penelitian

a. Faktor-faktor yang Menyebabkan Terjadinya Konflik pada Karyawan di Bank BNI KCP Sinjai

Pada hakekatnya konflik dapat didefinisikan sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih pihak. Konflik organisasi (organizational conflict) adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan kerja dan/atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi (Handoko, 2012).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, maka penulis memaparkan dalam dua indikator sebagai berikut:

1) Faktor Internal

Konflik internal ini bisa disebut dengan konflik kepentingan menurut teori konflik Dahrendorf, dimana konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan oleh berbagai pihak yang sama-sama mencoba untuk mempertahankan kepentingan-kepentingan mereka sendiri (Fulasifah, 2017).

Berdasarkan hasil wawancara oleh Bapak Rachmad Rosandy selaku Pimpinan Bank BNI KCP Sinjai sebagai berikut:

a) Menurut Bapak/Ibu, faktor internal yang dapat menyebabkan konflik karyawan itu biasanya berasal dari mana saja?

“Biasanya faktor internal yang menyebabkan konflik berasal dari karyawan sesama karyawan dan ada juga karyawan dengan atasan.

Namun dalam hal ini kami tidak dapat memaparkan secara terbuka karena merupakan privasi kantor. Akan tetapi, contoh yang paling lazim yang pernah terjadi adalah karyawan saling menjelekkan antar sesama karyawan. Sehingga menimbulkan sebuah konflik atau terjadi perenggangan hubungan dalam berinteraksi. Sehingga dalam hal ini dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan itu sendiri dan fatalnya dapat merusak produktivitas kerja”. (Hasil wawancara pada Tanggal 23 September 2021 pukul 16.23 WITA)

b) Dalam dunia perbankan, apa saja jenis konflik yang kerap terjadi?

Bapak Rachmad Rosandy menambahkan bahwa:

“Jenis konflik yang biasanya terjadi ada tiga macam. Yakni konflik kepemimpinan, kepribadian, dan juga perbedaan latar belakang personal. Namun dalam hal ini tidak semua jenis konflik dapat kami paparkan dikarenakan merupakan rahasia kantor yakni konflik perbedaan latar belakang personal dan juga kepimpinan. Dari tiga jenis konflik yang telah saya sebutkan, paling sering terjadi itu konflik kepribadian. Dan saya pikir itu merupakan hal yang lumrah terjadi dikarenakan sisi pendapat dan pribadi masing-masing pegawai sulit untuk disatukan. (Hasil Wawancara pada Tanggal 23 September 2021 pukul 16.23 WITA)

c) Apakah konflik berpengaruh terhadap lingkungan kerja?

Bapak A. Baso Rimba menambahkan:

“Kalau menurut saya, sangat berpengaruh. Biasanya kan tidak saling conect sesama teman yang disamping kita bekerja semisal mau meminjam uangkah atau apa, istilah kembali modal ambil modal.

Jadi ketika terjadi konflik maka akan sangat berpengaruh”. (Hasil wawancara pada tanggal 23 September 2021 pukul 16.23 WITA)

Beliau menambahkan:

“Tentu saja sangat berpengaruh yah. Karena kita disini bekerja secara tim. Jadi jika terjadi konflik jelas berpengaruh terhadap kinerja dan produktivitas yah. Kemampuan kerja yang berkurang karena adanya rasa canggung dan lain-lain”. (Hasil wawancara pada tanggal 23 September 2021 pukul 16.45 WITA)

d) Apa saja penyebab yang biasanya dapat menimbulkan konflik sesama karyawan?

“Yah kebanyakan itu hanya selisih paham saja. Mengenai perbedaan pendapat yang tidak sejalan antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain”. (Hasil wawancara pada Tanggal 23 September 2021 pukul 16.55 WITA)

Ibu Reski menambahkan:

“Yah salah satunya karena kedisiplinan karyawan. Jikalau ada karyawan yang terlambat datang”. (Hasil wawancara pada tanggal 23 September 2021 pukul 16.55 WITA)

e) Bagaimana tindakan Bapak/Ibu selaku karyawan ketika ada rekan kerja sesama karyawan terlibat konflik dengan karyawan yang lain?

Bapak A. Baso mengatakan:

“Salah satunya yang dilakukan yah harus jadi penengah. Dan yang pasti ketika terjadi konflik pasti ada salah satu yang memang salah”.

(Hasil wawancara pada tanggal 23 September 2021 pukul 17.00 WITA)

2) Faktor Eksternal

Konflik eksternal timbul karena penyebab dari luar organisasi. Sehingga faktor eksternal yang menyebabkan konflik bisa terjadi antara perusahaan dengan perusahaan lain atau

bahkan dengan pelanggannya. (Situs

http://informasitrainingterbaru.com/manajemen-konflik-eksternal/.

Diakses pada Tanggal 12 Oktober 2021 pukul 23.57 WITA) Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Rachmad Rosandy, berikut wawancaranya:

a) Menurut Bapak/Ibu, faktor eksternal penyebab terjadinya konflik karyawan berasal dari mana saja?

“Biasanya kalau faktor eksternal yah berasal dari luar kantor. Seperti dengan pelanggan/nasabah dan bahkan dengan perusahaan lain.

Entah itu komplain karena cara kerja pegawai yang kurang dan tentunya itu sangat berpengaruh juga”. (Hasil wawancara pada tanggal 24 September 2021 pukul 16.45 WITA).

Hasil wawancara dengan Ibu Murfadillah Fiergiyani selaku Customer Service di Bank BNI KCP Sinjai:

b) Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu tentang faktor-faktor yang menyebabkan konflik yang berasal dari luar kantor?

“Menurut saya yah apapun jenis konflik yang terjadi baik itu datangnya dari luar maupun dari dalam kantor, kita selaku pegawai harus menyikapi sebagaimana mestinya. Karena kita bekerja juga tentunya mempunyai aturan yang jelas. Ketika terjadi hal yang demikian tentunya harus diselesaikan secara baik-baik, entah itu ditengahi oleh manajemen ataupun secara pribadi antara pegawai dan pelanggan”. (Hasil wawancara pada tanggal 25 September 2021 pukul 16.00 WITA)

c) Menurut Bapak/Ibu faktor apa saja yang dapat menyebabkan konflik karyawan dalam hal ini faktor yang secara umum?

Bapak Rachmad Rosandy menambahkan:

“Tingkat volume pekerjaan yang tinggi menyebabkan tingkat emosi yang tidak stabil. Sehingga menyebabkan miskomunikasi dan pada akhirnya menyebabkan konflik diantara pegawai yang bersangkutan.

Dan beban kerja juga merupakan salah satu dari penyebab konflik”.

(Hasil wawancara pada tanggal 24 September 2021 pukul 17.00 WITA)

b. Dampak Konflik Karyawan Terhadap produktivitas Kerja di Bank BNI KCP Sinjai

1) Dampak Menguntungkan

Dampak yang menguntungkan dalam hal ini merupakan dampak yang menuju kearah yang positif. Sehingga perlu diketahui dampak yang menguntungkan jika terjadi konflik karyawan dan hubungannya dengan produktivitas kerja.

Berdasarkan hasil wawancara dengan A. Baso Rimba selaku pegawai Teller Bank BNI KCP Sinjai sebagai berikut:

a) Apa sajakah dampak yang menguntungkan dengan adanya konflik karyawan?

“Ketika terjadi sebuah konflik baik itu antar sesama karyawan maupun atasan dan telah diselesaikan, yang pastinya ada evaluasi diri dari masing-masing pihak. Karena konflik yang terjadi ketika sudah dapat diredam dengan baik maka akan menimbulkan kritik yang membangun, dan lebih memikirkan inovasi yang kreatif untuk kenyamanan nasabah”. (Hasil wawancara pada Tanggal 23 September 2021 pukul 16.50 WITA)k

b) Bagaimana jika konflik yang terjadi itu berkepanjangan sampai diluar kantor?

Bapak A. Baso Rimba menambahkan bahwa:

“Biasanya ketika terjadi konflik kepribadian di dalam kantor baik itu sesama karyawan maupun atasan, pasti akan selesai karena di manage dengan baik oleh atasan. Berusaha semaksimal mungkin agar konflik tidak berkepanjangan karena jika berkepanjangan jelas berpengaruh pula terhadap kinerja dan produktivitas kerja. Jadi tidak pernah masalah yang ada di perusahaan dibawah sampai keluar karena itu juga merupakan privasi. (Hasil wawancara pada Tanggal 24 September 2021 pukul 12.00 WITA)

c) Apakah dampak konflik karyawan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja/produktivitas karyawan ditinjau dari dampak positifnya?

Bapak Rachmad Rosandy menjelaskan bahwa:

“Jelas sangat berdampak. Karena ketika terjadi sebuah konflik tentunya kita menyadari akan merugikan perusahaan.

Sehingga diharapkan dapat menjadi pembelajaran kedepan bagaimana saling memahami satu dengan yang lain. Baik itu antara karyawan sesama karyawan maupun karyawan dengan pimpinan”.(Hasil wawancara pada tanggal 24 September 2021 pukul 16.30 WITA).

2) Dampak Merugikan

Dampak yang merugikan dalam hal ini merupakan dampak yang menuju ke arah yang negatif. Selain perlu diketahui dampak yang positif atau menguntungkan dari adanya konflik karyawan, juga perlu diketahui dampak yang merugikan dari adanya konflik karyawan dan hubungannya dengan produktivitas kerja.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Reski selaku Teller di Bank BNI KCP Sinjai sebagai berikut:

a) Menurut Bapak/Ibu, apa saja dampak yang merugikan dari terjadinya konflik karyawan utamanya di Bank BNI KCP Sinjai?

“Dampak yang merugikan yah tentu saja komunikasi menjadi terhambat. Jadi yang dulunya sangat akrab dalam bekerja, ketika terjadi konflik individu dengan individu tentunya menjadi sangat canggung”. (Hasil wawancara pada tanggal 24 September 2021 pukul 16.30 WITA).

b) Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu, jika ada karyawan yang tidak mau berdamai dengan karyawan lain jika terjadi sebuah konflik?

Ibu Elyana Syam menambahkan bahwa:

“Hal ini tentunya sangat tidak baik yah utamanya dalam bekerja. Karena kita disini istilah kerja untuk mengejar target dan tentunya dibawahi oleh perusahaan. Jadi ketika teman satu rekan ada yang berkonflik, ketika sudah ditengahi dan tidak juga membaik, kita kembalikan kepada atasan karena atasan dalam hal ini juga berperan sangat penting. Karena menyangkut pada kinerja/produktivitas kerja”.(Hasil wawancara pada tanggal 24 Sepetmber 2021 pukul 16.44 WITA).

c) Bagaimana dampak terjadinya konflik terhadap produktivitas kerja?

Bapak Rachmad Rosandy menambahkan:

”Sebenarnya berbicara tentang konflik dan juga produktivitas itu memang berpengaruh dan pengaruhnya itu pengaruh yang positif. Dikarenakan konflik itu dampaknya terhadap individu yang bersangkutan dan produktivitas kerja itu jelas sudah menjadi kewajiban. Justru dengan adanyanya konflik dampaknya yah semakin ditingkatkan apa yang salah diperbaiki dan sebagainya”. (Hasil wawancara pada tanggal 24 September 2021 pukul 16.45 WITA)

c. Cara Mengatasi Dampak Konflik Karyawan Terhadap produktivitas Kerja di Bank BNI KCP Sinjai

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan di kantor Bank BNI KCP Sinjai, mengatasi dampak konflik karyawan terhadap produktivitas kerja sebagai berikut:

1. Menurut Bapak/Ibu selaku pimpinan, bagaimana tindakan yang dilakukan dalam mengatasi konflik karyawan di kantor?

Bapak Rachmad Rosandy mengatakan bahwa:

“Sebenarnya dalam menyelesaikan atau mengatasi konflik karyawan yang terjadi di kantor ini terutama dampak yang merugikan seperti yang telah saya sebutkan tadi, kita sebagai pimpinan harus bisa menjadi jalan penengah. Jadi saya selalu rutin melakukan kumpul bersama diluar kantor. Sehingga dengan begitu kita dapat mengetahui sisi kepribadian satu sama lain. Karena ketika terjadi sebuah konflik itu juga mempengaruhi produktivitas kerja dan itu jelas berpengaruh terhadap perusahaan. (Hasil wawancara pada tanggal 24 September 2021 pukul 16.00 WITA)

Beliau menambahkan bahwa:

“Cara yang paling umum untuk menyelesaikan konflik yah tentunya memecahkan masalah, melakukan kompromi, dan juga perintah dari atasan yang tentunya mau tidak mau harus diselesaikan”. (Hasil wawancara pada tanggal 25 September 2021 pukul 16.30 WITA).

Kemudian beliau menambahkan:

“Diberikan pengarahan ataupun pembinaan dan disampaikan bahwa konflik itu jangan dijadikan sebagai bentuk untuk merubah suasan kerja yang tidak nyaman. Kita akan selalu berusaha untuk mendamaikan bila terjadi konflik dengan cara mempertemukan pihak yang bersangkutan dan menggali apa yang menjadi penyebab

konfliknya”.(Hasil wawancara pada tanggal 25 September 2021 pukul 16.44 WITA)

C. Pembahasan

Sumber Daya Manusia dapat didefinisikan sebagai semua manusia yang terlibat di dalam suatu organisasi dalam mengupayakan terwujudnya tujuan organisasi tersebut (Hasibuan, 2000). Menurut Veithzal Rivai Sumber Daya Manusia adalah seorang yang siap, mau dan mampu memberi sumbangan usaha pencapaian tujuan organisasi. Selain itu sumber daya manusia merupakan salah satu unsur masukan (input) yang bersama unsur lainnya seperti modal, bahan, mesin dan metode/teknologi diubah menjadi proses

Sumber Daya Manusia dapat didefinisikan sebagai semua manusia yang terlibat di dalam suatu organisasi dalam mengupayakan terwujudnya tujuan organisasi tersebut (Hasibuan, 2000). Menurut Veithzal Rivai Sumber Daya Manusia adalah seorang yang siap, mau dan mampu memberi sumbangan usaha pencapaian tujuan organisasi. Selain itu sumber daya manusia merupakan salah satu unsur masukan (input) yang bersama unsur lainnya seperti modal, bahan, mesin dan metode/teknologi diubah menjadi proses

Dokumen terkait