• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perekonomian merupakan bagian yang memiliki peran besar dan penting dalam suatu negara. Dalam pelaksanaannya perekonomian terbagi menjadi beberapa sektor sehingga terdapat berbagai perusahaan didalamya sebagai roda penggerak perekonomian. Suatu perusahaan harus mencapai tujuannya agar dapat bersaing dengan perusahaan yang lainnya (Wahidah & Hermanto, 2018). Kemudian mencapai target pasar yang diinginkan agar perusahaan tersebut dapat semakin maju. Dengan semakin majunya suatu perusahaan maka perekonomian juga semakin meningkat.

Perusahaan pada umumnya berorientasi pada pendapatan dan laba yang sebesar-besarnya. Selain untuk mendapatkan pendapatan dan keuntungan yang sebesar-besarnya, perusahaan juga harus dapat menunjukan kondisi atau kualitas perusahaan yang baik atau disebut sebagai nilai perusahaan. Nilai perusahaan berhubungan dengan harga saham dan laba perusahaan yang ditampilkan melalui laporan keuangan perusahaan tersebut pada setiap tahunnya (Pradnyana & Noviari, 2017). Semakin tinggi harga saham dan laba perusahaan maka akan semakin tinggi nilai perusahaan (Putri, 2019). Hal ini juga dapat dilihat pada pasar saham bagaimana kondisi saham pada suatu perusahaan sehingga dapat menarik perhatian pihak investor untuk melakukan penanaman modal pada perusahaan tersebut (Pristiwantiyasih, 2020).

2

Tabel 1.1. Daftar Harga Saham Perusahaan Jasa Sektor Keuangan

No. Kode Perusahaan 2017 2018 2019

Sumber: www.idx.co.id, data diolah pada 2021

Berdasarkan data harga saham pada beberapa perusahaan diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan dan penurunan pada harga saham selama tiga tahun terakhir atau dapat disebut berfluktuasi. Terdapat beberapa perusahaan yang mengalami penurunan secara konsisten setiap tahunnya dan juga beberapa perusahaan yang mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Terjadinya siklus naik turun pada harga saham yang disebabkan salah satunya oleh kondisi perekonomian yang sedang krisis atau tidak stabil. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh salah satunya yaitu adanya inflasi, suku bunga bank yang tinggi, dan cek yang masih beredar.

Selain itu, dapat juga disebabkan dari tindakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan seperti stock split yaitu pemecahan pada harga saham. Sehingga dengan kondisi tersebut juga dapat mempengaruhi kondisi perusahaan sehingga terdapat kemungkinan untuk mempengaruhi nilai perusahaan tersebut.

Teori keagenan dapat menjelaskan hubungan antara principal yaitu pemegang saham dengan agent yaitu manajemen. Manajemen adalah pihak yang dikontrak atau disepakati untuk melakukan pekerjaan demi kepentingan pemegang

3

saham (Jensen & Meckling, 1976). Dengan adanya masing-masing kepentingan di dalam perusahaan tersebut maka terdapat perbedaaan kepentingan yang dapat menyebabkan terjadinya tindakan oportunistik. Tindakan oportunistik ini dapat dilakukan oleh pihak manapun demi tercapainya kepentingan masing-masing sehingga hal ini dapat menggangu keberedaaan nilai perusahaan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan yaitu perencanaan pajak, kepemilikan manajerial, dan kebijakan dividen. Ketiga faktor tersebut masih berkaitan dengan masalah teori keagenan.

Perencanaan pajak berkaitan dengan kepentingan pihak perusahaan terhadap laba dan pendapatan perusahaan. Perencanaan pajak sebagai langkah pertama dalam manajemen pajak yaitu dengan melakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan sehingga dapat melakukan seleksi terkait jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilaksanakan (Kartini & Apriwenni, 2017). Perencanaan pajak dapat mempengaruhi laba setelah pajak atau laba bersih suatu perusahaan. Dengan dilaksanakannya perencanaan pajak pada suatu perusahaan, diharapkan pajak yang terutang dapat dibayar seminimal mungkin sesuai dengan jumlahnya tanpa harus melanggar ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku sehingga tidak terlalu mengurangi laba setelah pajak atau laba bersih perusahaan. Apabila perencanaan pajak dilakukan dengan baik maka akan mendapatkan laba yang tinggi sehingga nilai perusahaan juga akan tinggi.

Kepemilikan manajerial berkaitan pada kepentingan pihak manajemen terhadap kepemilikan saham. Beberapa perusahaan memperbolehkan bagi pihak manajemen untuk memiliki saham perusahaan agar kinerjanya terhadap perusahaan

4

dapat lebih maksimal atau dapat disebut sebagai kepemilikan manajerial (Lidya &

Efendi, 2019). Pihak manajemen berperan dalam pelaksanaan dan pengelolaan berbagai strategi dan keputusan perusahaan terhadap laporan keuangan perusahaan yang dapat menentukan nilai perusahaan. Apabila kepemilikan manajerial tinggi maka kinerja manajemen terhadap perusahaan akan tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi.

Kebijakan dividen berkaitan pada kepentingan pihak pemegang saham atau investor terhadap dividen atas saham tersebut. Kebijakan dividen merupakan pembagian laba dari saham dalam bentuk berupa dividen terhadap investor berdasarkan keputusan perusahaan tersebut. Tentunya para investor mengharapkan pembagian dividen yang sesuai baik untuk kepentingan investor tersendiri maupun kepentingan perusahaan. Bagi pihak perusahaan yang dapat memberikan dividen tinggi maka akan mendapatkan nilai kepercayaan yang tinggi dari pihak investor.

Karena untuk mengantisipasi resiko ketidakpastian tentang kebangkrutan perusahaan sehingga investor lebih menyukai kepastian tentang return investasinya (Sugiyarti & Ramadhani, 2019). Apabila pembagian dividen tinggi maka kepercayaan pihak investor juga akan tinggi sehingga nilai perusahaan juga akan tinggi.

Sebelumnya terdapat beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti mengenai variabel yang terkait. Seperti pada penelitian Herawati & Ekawati (2016) menunjukan adanya pengaruh pada perencanaan pajak terhadap nilai perusahaan. Pada penelitian Sugiyarti & Ramadhani (2019) menunjukan adanya pengaruh pada kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.

5

Sedangkan pada penelitian Kartini & Apriwenni (2017) menunjukan tidak ada pengaruh pada perencanaan pajak dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.

Kemudian pada penelitian Yuliem (2018) menunjukan tidak adanya pengaruh pada perencanaan pajak terhadap nilai perusahaan dan kebijakan dividen sebagai variabel kontrol tidak dapat mengontrol perencanaan pajak dalam mempengaruhi terhadap nilai perusahaan. Selanjutnya pada penelitian Anita & Yulianto (2016) menunjukan adanya pengaruh pada kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan. Sedangkan pada penelitian Ayu & Sumadi (2019) menunjukan tidak ada pengaruh pada kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan pada beberapa penelitian terdahulu menunjukan adanya berbagai variasi perbedaaan dan ketidakkonsistenan pada hasil penelitian terdahulu.

Sehingga hal tersebut merupakan alasan bagi peneliti untuk dilakukannya penelitian ini dengan menguji kembali ketiga variabel tersebut secara parsial pada sampel dan periode tahun yang berbeda. Penelitian ini terkait pada perencanaan pajak dengan menggunakan variabel independen lainnya yaitu menggunakan kepemilikan manajerial.

Selain itu juga terdapat kebijakan dividen yang telah banyak digunakan sebagai variabel independen pada penelitian sebelumnya. Sehingga pada penelitian ini kebijakan dividen digunakan sebagai variabel kontrol karena masih sedikit yang menggunakan jenis variabel tersebut dalam suatu penelitian. Pada penelitian sebelumya lebih banyak menggunakan sampel penelitian pada perusahaan manufaktur. Sehinga untuk penentuan sampel pada penelitian ini berdasarkan pada saran penelitian Kartini & Apriwenni (2017) dan Sugiyarti & Ramadhani (2019)

6

yaitu menggunakan perusahaan jasa sektor keuangan karena perusahaan sektor tersebut masih belum banyak digunakan untuk penelitian terkait perencanaan pajak.

Maka berdasarkan penjelasan pada latar belakang diatas, judul yang digunakan dalam penelitian ini adalah: “Pengaruh Perencanaan Pajak dan Kepemilikan Manajerial dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Kontrol Terhadap Nilai Perusahaan”.

Dokumen terkait