• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

9. Kuesioner penelitian 10.Master Tabel

1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita. Kanker payudara merupakan keganasan terbanyak kedua pada wanita setelah kanker mulut rahim. Tingginya angka kematian akibat kanker payudara disebabkan penderita kanker payudara datang ke pelayanan kesehatan dalam stadium inoperabel atau stadium lanjut dan sukar disembuhkan, padahal pemeriksaan terhadap kemungkinan adanya gejala kanker secara dini dapat dilakukan oleh diri sendiri sehingga dapat dilakukan sewaktu-waktu dan tanpa biaya.1

Kanker payudara merupakan kanker yang sering dialami perempuan saat kehamilan berlangsung dan setelah melahirkan, yakni sekitar 1 dari 3,000 kehamilan. Sekitar 3 persen dari seluruh kasus kanker payudara didapatkan pada saat kehamilan. Rata-rata usia pasien yang didiagnosis kanker payudara karena kehamilan adalah sekitar 32-38 tahun. Seiring perkembangan zaman, makin banyak perempuan yang memutuskan untuk menunda mempunyai anak.2

Risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia perempuan, maka bisa terjadi peningkatan kasus di masa yang akan datang. Kanker payudara umumnya terjadi pada wanita berusia di atas 50 tahun yang sudah mengalami menopause. Sekitar 80 persen kasus kanker payudara terjadi pada wanita berusia di atas 50 tahun. Berdasarkan info dari Globocan, International

Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012, estimasi kanker payudara

adalah kanker dengan presentase kasus baru tertinggi (43,3%) dan presentase kematian tertinggi (12,9%) pada perempuan di dunia.3

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi kanker payudara di Indonesia mencapai 1,4 per 1000 pendduk atau sekitar 330,000 orang..Berdasarkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit tahun 2010, kanker payudara adalah jenis kanker tertinggi pada pasien rawat jalan maupun rawat inap mencapai 12,014 orang (28,7%).4

Kanker payudara merupakan jenis kanker yang sering ditemui dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% daripada semua jenis kanker yang diderita oleh kaum wanita dan sebanyak 519,000 wanita dilaporkan mengalami kematian akibatnya pada tahun 2004.5

Setiap tahun, lebih dari 1,15 juta kasus kanker payudara baru terdiagnosa dikalangan wanita dan antaranya 0,41 juta wanita akan meninggal akibat kanker ini. Lebih dari 50% insiden kanker payudara adalah di negara maju diantaranya Eropa dan Amerika Utara dan insiden yang terendah adalah di Africa dan Asia. Namun begitu yang perlu dikuwatirkan adalah terjadinya peningkatan insidens pada negara yang dilaporkan sebelumnya dengan resiko yang rendah.6

Berdasarkan data American Cancer Society pada tahun 2013 di Amerika Serikat terdapat sebanyak 232,340 kasus baru kanker payudara invasif dan 39,620 kematian akibat kanker payudara (American Cancer Society, 2013).7 Survei yang dilakukan sekolah kedokteran Dunedin, Selandia Baru menyebutkan bahwa skrining yang dilakukan pada wanita usia 50-69 tahun terbukti mengurangi angka kematian akibat kanker payudara sebanyak 6-8 persen atau 20-34 pasien. Skrining yang dilakukan pada usia lebih muda (mulai 45 tahun) diperkirakan mencegah 1-7 kematian pasien.8

Kanker payudara menduduki tempat nomor dua dari insiden semua tipe kanker di Indonesia. Kanker serviks yang terbanyak, kanker payudara yang nomor 2 dan kanker nasofarinks nomor 3.9 Umur penderita kanker payudara yang termuda adalah 20–29 tahun, yang tertua adalah 80–89 tahun, dan terbanyak 40– 49 tahun.10

Penyakit kanker di negara berkembang diperkirakan akan terjadi peningkatan 99% pada tahun 2010. Sedangkan di negara maju, peningkatan jumlah penderita diperkirakan hanya 38%. Di dunia, diperkirakan 7,6 juta orang meninggal akibat kanker pada tahun 2005 dan 48 juta orang akan meninggal hingga 10 tahun ke depan. Kanker merupakan penyebab kematian nomor 6 di Indonesia. Penderita kanker baru diperkirakan sekitar 100 orang untuk setiap 100,000 penduduk per tahunnya.

3

Di Asia, insidens berdasarkan Age Standardized Ratio (ASR) masih rendah di kebanyakkan negara walaupun angka mencakupi lebih dari 50 per 100 000 penduduk (world standardized rate) di Manila, Philippines dan South Karachi, Pakistan. 11 Menurut Park (2008), salah satu perkara yang harus diberi perhatian adalah dimana penderita kanker payudara di negara-negara Asia relatif lebih muda.12

Di Indonesia kurva angka kejadian meningkat pada usia di atas 30 tahun dan yang paling tinggi pada kelompok usia 45-66 tahun. Berdasarkan data dari SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) di Indonesia pada tahun 2007, kejadian kanker payudara sebesar 8,227 kasus (16,85%). Survei yang dilakukan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta tahun 2005 menunjukkan 80% masyarakat tidak mengerti pentingnya pemeriksaan dini payudara, 11,5% paham dan 8,5% tidak tahun.13

Berdasarkan data Subdit Kanker Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) Kemenkes RI, jumlah perempuan seluruh Indonesia umur 30-50 tahun adalah 36.761.000. Sejak tahun 2007-2013 deteksi dini yang telah dilakukan oleh perempuan sebanyak 644.951 orang (1,75%) dengan penemuan suspek benjolan (tumor) payudara 1.682 orang (2,6 per 1000 penduduk). Terjadinya metastatis karsinoma belum dapat ditentukan secara pasti, namun para ahli membuktikan bahwa ukuran tumor berkaitan dengan kejadian metastatis yaitu semakin kecil tumor maka semakin kecil juga kejadian metastatisnya. Apabila penyakit kanker payudara dapat dideteksi secara dini, maka proses pengobatan lebih mudah dan murah serta peluang sembuh lebih besar dibandingkan kanker payudara yang ditemukan pada stadium lanjut. 14

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nanik Widiawati (2009) yang berjudul “Hubungan Tingkat Pendidikan Formal dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Tentang Kanker Payudara Di Dukuh Ngambak Lipuro Bekonang Sukoharjo” dengan jumlah responden sebanyak 61 orang didapatkan hasil bahwa wanita dengan pendidikan formalnya tinggi, tingkat pengetahuan baik (19,7%), cukup (4,9%), dan kurang (0). Untuk wanita dengan pendidikan formalnya menengah, tingkat pengetahuan baik (36,1%), cukup (8,2%), dan kurang (0).

Sedangkan wanita dengan pendidikan formalnya dasar, tingkat pengetahuan baik (14,8%), cukup (11,5%), dan kurang (4,9%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, semakin tinggi tingkat pendidikan formal semakin tinggi tingkat pengetahuannya tetapi tingkat keeratan hubungan bersifat lemah.15

Berdasarkan hasil penelitian Geethamalar, Fakultas Kedokteran USU Medan tahun 2010 terbukti bahwa prevalensi kanker payudara pada wanita berdasarkan usia dan jenis histopatologi, dilakukan penelitian di RSUP H.Adam Malik Medan. Metode penelitian adalah penelitian deskriptif, setiap pasien yang didiagnosis kanker payudara pada tahun 2009 dianalisa data sekunder berupa umur, tipe histopatologi, lokasi kanker serta stadium. Seramai 146 orang pasien kanker payudara dengan usia rata-rata 47,9 tahun, mulai 24-80 tahun telah dianalisa. Prevalensi kelompok usia tertinggi mendapat kanker payudara adalah <50 tahun sebesar 61,6%. Tipe histopatologi yang sering ditemui adalah invasif ductal karsinoma yaitu 78,1% dan diikuti oleh invasif lobular karsinoma 13%. Pasien cenderung mendapat karsinoma pada payudara kiri (50%) dibanding payudara kanan (45,5%). Stadium terbanyak adalah stadium IV sebesar 39,7% dan stadium IIIB 34,2%.16

Estimasi pasien di Klinik Pratama RBG RZ di Jl. Setia Budi Medan cuma untuk satu hari di bulan November 2016 adalah sekitar 44 orang. Dari info tersebut didapati 13 orang adalah lelaki dan 31 orang merupakan perempuan yang dibagi kepada dua kategori yaitu wanita usia subur dan wanita usia tidak subur. Berhubungan dengan data ini, wanita berusia subur adalah diestimasi 20 orang per hari dan wanita tidak subur adalah 11 orang per hari. Selain itu, Klinik Pratama RBG RZ merupakan klinik bersalin dan karena itu terdapat lebih banyak perempuan jika dibandingkan dengan lelaki.

Justru itu, peneliti berasa klinik tersebut adalah ideal untuk melakukan penelitian berjudul “Perilaku Wanita Usia Subur Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara di Klinik Pratama RBG RZ, Medan Tahun 2016” supaya terlihat pemahaman wanita mengenai kanker payudara. Saya juga memilih penelitian ini untuk melihat tahap kesadaran wanita terhadap perilaku deteksi dini kanker payudara.

5

Dokumen terkait