• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

II.2 Komunikasi Massa

II.6.1 Latar Belakang dan Asal Mula Retorika

Sebelum ada istilah public speaking, maka lahirlah istilah retorika, sebelum masehi-

SM di Yunani, yang artinya “keakhlian berbicara atau berpidato”. Dalam perkembangan

retorika mengenal tiga bentuk yaitu:

a. Demi penemuan kebenaran (Socrates, disebut Bapak Retorika).

b. Demi kekuasaan ataupun kemenangan saja (sesuai dengan filsafat Sophisme).

c. Sebagai alat persuasi yang banyak menggunakan penemuan-penemuan terakhir bidang ilmu Jiwa dan karenanya mulai menggunakan nama “Scientific rhetoric”. Retorika bertitik tolak pada pemikiran, bahwa manusia dapat menggunakan perasaan atau pendapat yang umumnya benar.

Para ahli politik berpendapat retorika berkembang subur di Negara-negara pra

demokrasi ataupun Negara-negara “demokrasi langsung”, karena sesuai dengan taraf kehidupan bermasyarakat tingkat tertentu, yang masih mungkin menerima beberapa hal begitu saja, terutama disodorkan oleh tokoh retorika atau demagogi (penggerak yang pintar berpidato). Retorika menghindari perumusan per definisi dan hanya menginginkan “penerimaan berdasarkan perasaan saja” Pengajuan pertanyaan misalnya, jawabanya harus yang diinginkan. Maka dalam retorika persoalan-persoalan yang akan dibahas, telah dikatagorikan terlebih dahulu oleh yang bertanya, sehingga jawabannya mudah diketahui, karena sebelumnya sudah diatur.

Contoh:

Pada jaman orde baru, jika Presiden berkunjung ke daerah-daerah, kesempatan kunjungan ini, dimanfaatkan oleh aparat daerah, mempertemukan Kepala Negara dengan para petani untuk berdialog. Pertanyaan ditentukan oleh aparat pemerintah. Pertanyaan sudah ditentukan, dengan jawaban yang diinginkan mudah diketahui. Sebelum tampil para peserta menghafalkan pertanyaan. Mereka dibagi dalam beberapa kelompok, ada pengusaha kecil, pengrajin, membuat alat-alat pertanian, guru, kelompok Pembina, PKK dan lain sebagainya. Mereka yang ditunjuk duduk bertebaran. Selesai Kepala Negara menanggapi pertanyaan, maka kadang Presiden

memberi kesempatan lagi, siapa yang akan bertanya. Yang akan bertanya, memberi tahu -nama, statusnya dan baru pertanyaannya.

Walaupun retorika kebenaran, menganggap dengan tercapainya perumusan melalui “perasaan” akan tercapailah kebenaran, tetapi suatu unsur yang tidak terdapat dalam retorika dalam proses mencari kebenaran ialah verifikasi yang bertentangan dengan logika. Dengan demikian yang dicapai oleh retorika kebenaran ialah pengertian terhadap persoalan dan bukan menemukan kenyataan ataupun kebenarannya. Akan tetapi ilmu pengetahuan dalam perkembangannya berusaha mendekati, maka retorika masih dianggap suatu ajaran pra ilmu karena hasil retorika masih merupakan hipotesa.

Dilihat dari sejarah, manusia mempunyai hasrat dan kebutuhan untuk menyampaikan segala perasaan, pengalaman dan pendapat-pendapatnya kepada sebanyak mungkin orang disamping menceritakan kepada orang tertentu. Dalam penyebaran agama pada abad ke 5, ke Mesir, Babylonia dan Persia, yang dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai bakat retorika, karena tanpa bakat berbicara pada waktu itu, maka pesan yang akan disampaikan belum tentu dapat diterima dan dimengerti. Sekarang peranan media massa yang membantu penyampaian pesan kepada pendengar, penonton dan pembaca.

Kita kenal aliran Sophisme, yang berpendapat, manusia ialah “mahluk yang

berpengetahuan dan kemauan” dan masing-masing manusia mempunyai penilaian sendiri mengenai baik buruknya sesuatu, mempunyai nilai-nilai etika sendiri, maka kebenaran suatu pendapat hanya dapat dicapai dengan memenangkan pendapatnya. Hal ini bisa tercapai kalau memiliki keahlian berbicara. Jadi aliran ini mengemukakan kebenaran suatu pendapat hanya dapat dibuktikan bila mencapai kemenangan dalam pembicaraa.

Penganut aliran retorika Sokrates (469-399) dan Georgias, retorika digunakan demi kebenaran, melalui dialog dengan teknik ini kebenaran akan timbul dengan sendirinya.

Plato sebagai seorang pendidik, mengatakan retorika penting sebagai :

• Metode pendidikan

• Alat untuk mencapai kedudukan dalam pemerintahan

• Alat mempengaruhi rakyat

Aristoteles (384-322) mengajarkan dalam retorika orang harus mengatakan dengan :

• Jelas

• Singkat dan

• Meyakinkan

Pada waktu itu, bagaimana meyakinkan pengadilan, sehubungan dengan pengembalian tanah, milik rakyat yang diambil oleh para Tirani yang berkuasa ketika itu. Kalau tidak mampu untuk menyatakan secara jelas dan lancar, anda termasuk orang gagal mempertahankan milik anda, karena dahulu belum ada “pengacara” yang membantu, mempertahankan milik anda didepan pengadilan. Para ahli menganggap retorika kalau dilihat dari tinjauan komunikasi maka disebut“speech of communication” atau “public speaking”.

Para ahli menganjurkan pentingnya mempelajari “public speaking”, apalagi anda berada yang bergerak dibidang usaha, serta kehidupan sosial lainnya, bahkan kemampuan anda yang mempelajari dan mengetahui public speaking dapat bertindak pada waktu tertentu untuk memutuskan sesuatu dengan segera dan dapat diterima. Setiap kesempatan secara bertahap bahkan seumur hidup dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan berbicara didepan khalayak.

Istilah public speaking berawal dari para ahli retorika, yang mengartikan sama ialah seni (keahlian) berbicara atau berpidato yang sudah berkembang sejak abad sebelum Masehi. Mengapa kita berpikiran negatif menggunakan kata “retorika”? Apa yang diungkapkan oleh Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya “Retorika Modern”(cetakan ke-enam 2000), bahwa kemajuan Negara Barat bukan saja bertumpu pada pengetahuan matematika,

fisika atau kimia. Kalau mendalam lagi keinginan tahuan kita mengapa mereka memiliki kemampuan luar biasa dalam ilmu-ilmu alam, dan bagaimana mereka menyajikannya dengan ucapan yang jelas sehinggakhalayaknya paham dan mengerti hasil presentasinya. Karena mereka berpijak pada kultur berabad-abad pentingnya pendidikan bahasa, yang berakar pada filsafat Yunani yang bertumpu pada retorika. Kemudian ada anggapan negatif apabila menggunakan kata retorika, kita sedang berhadapan dengan seni propaganda, menggunakan kata-kata yang indah dan bagus disangsikan kebenarannya. Pengertian sebenarnya “retorika”

yakni pemekaran bakat-bakat tertinggi manusia, yakni rasio dan cita rasa lewat bahasa

selaku kemampuan berkomunikasi dalam media pikiran. Dengan retorika, para pemimpin dapat menaklukan hati dan jiwa, atau kemampuan mengotak-atik otak, sehingga keputusannya dapat diterima oleh karyawan atau audiens.

Pada abad ke 20, retorika mengambil manfaat dari perkembangan ilmu pengetahuan modern, khususnya ilmu-ilmu perilaku seperti psikologi dan sosiologi. Istilah retorika mulai digeser oleh speech communication, atau oral communication atau public speaking. Tokoh- tokoh retorika mutakhir antara lain :

1. James A.Winans

Bukunya “Public Speaking” (1917) menggunakan psikologi dari William James

dan E.B Tichener, Sesuai dengan teori James bahwa tindakan ditentukan oleh

perhatian, Winans mendefinisikan persuasi sebagai “proses menumbuhkan perhatian. Pentingnya membangkitkan emosi melalui motif-motifpsikologi seperti

kepentingan pribadi, kewajiban sosial dan kewajiban agama. Winans adalah

2. Charles Henry Woolbert.

Juga pendiri Speech Communication Association of America. Psikologi yang harus

diperhatikan hal-hal sebagai mempengaruhinya adalah behaviorisme dari John

B.Watson. Woolbert memandang Speech Communication sebagai ilmu tingkah

laku. Pidato merupakan ungkapan kepribadian. Logika adalah dasar utama persuasi. Dalam menyusun persiapan pidatoberikut :

1. Teliti tujuannya,

2. Ketahui khalayak dan situasinya,

3. Tentukan proposisi yang cocok dengan khalayak dan situasi tersebut,

4. Pilih kalimat-kalimat yang dipertalikan secara logis. Bukunya, The

Fundamental of Speech.

3. William Noorwood Brigance

Berbeda dengan Woolbert yang menitik beratkan logika, Brigance menekankan

faktor keinginan (desire) sebagai dasar persuasi. Persuasi meliputi empat unsur :

1. Rebut perhatian pendengar,

2. Usahakan pendengar untuk mempercayai kemampuan dan karakter anda,

3. Berdasarkan pemikiran pada keinginan, dan

4. Kembangkan setiap gagasan sesuai dengan sikap pendengar.

4. Alan H.Monroe

Bukunya, Principles and Types of Speech. Pertengahan tahun 20-an Monroe

bersama stafnya meneliti proses motivasi. Jasa, Monroe, cara organisasi pesan. Menurut Monroe pesan harus disusun berdasarkan proses berpikir manusia yang disebutnya motivated sequence.

Dari uraian diatas tadi, public speaking adalah berbicara didepan umum, bagaimana anda berbicara menyampaikan pesan atau gagasan yang ingin diketahui oleh audiens. Hal-hal seperti demikian yang selalu menjadi pusat perhatian anda.

Dokumen terkait