• Tidak ada hasil yang ditemukan

sedang dijalani”

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Tebu (Saccharum officinarum L) merupakan tanaman perkebunan semusim yang penting. Pemanfaatan utama tanaman ini terletak pada batangnya yang

mengandung gula mencapai 20% dan dapat diproses menjadi kristal-kristal gula

(Tim Penulis Penebar Swadaya, 1992). Direktorat Jendral Tanaman Perkebunan

(2010) menyatakan bahwa pada tahun 2009 Indonesia membutuhkan 4,85 juta ton

gula per tahun, sedangkan produksi gula dalam negeri hanya sekitar 2,6 juta ton

per tahun.

Menurut Bagus (2010), produksi gula dalam negeri mengalami penurunan,

sedangkan konsumsi gula nasional mengalami peningkatan. Faktor yang

mempengaruhi penurunan produksi gula diantaranya kesehatan tanah, teknologi,

budidaya, serangan organisme pengganggu, serta penggunaan bahan kimia

sintetik yang tidak sesuai dengan kaidah konservasi lingkungan. Budidaya

tanaman tebu yang tidak berwawasan lingkungan diperkirakan mempengaruhi

keseimbangan ekosistem yang dapat menurunkan produksi.

Yuslianti (1996) menyatakan bahwa tanah atau lahan dapat dikonservasi dengan

mengembalikan bahan sisa tanaman pada lahan dengan menggunakan sistem

TOT cenderung memiliki efek positif terhadap keragaman biota tanah

dibandingkan dengan sistem olah tanah intensif (OTI). Pada sistem OTI tanah

diolah secara rata diseluruh lahan pertanaman sehingga menjadi gembur.

Selanjutnya, pemberian seresah sebagai mulsa pada lahan pertanian dapat

meningkatkan kesehatan tanah dan dapat memperbaiki sifat-sifat tanah.

Keberadaan seresah akan memberikan kontribusi terhadap keragaman dan

kelimpahan organisme dalam tanah (Susanto, 2002). Mulsa adalah material

penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah

serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman

tersebut tumbuh dengan baik (Ruijter, 2004).

Pemulsaan dan sistem tanpa olah tanah merupakan tempat yang cocok bagi tikus,

namun demikian belum diketahui apakah sistem tanpa olah tanah dan pemulsaan

pada tanaman tebu mempengaruhi tingkat kerusakan tanaman yang diakibatkan

kehadiran dan serangan tikus. Apakah penerapan sistem TOT dan pemulsaan

dapat meningkatkan kerusakan tanaman tebu oleh hama tikus.

1.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengolahan tanah dan

pemulsaan terhadap tingkat kerusakan tanaman akibat serangan hama tikus

produksi tebu di Indonesia. Penyebab rendahnya produksi tebu salah satunya

adalah gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT). Salah satu OPT penting

pada pertanaman tebu adalah tikus.

Tikus merupakan hama polifagus yang menyerang berbagai jenis tanaman

misalnya padi, tebu, jagung, kedelai, kacang tanah dan lain sebagainya. Tikus

merupakan hama penting pada pertanaman tebu, karena tebu terserang tikus tidak

dapat diproses di pabrik menjadi gula (Anonima, 2011). Serangan hama tikus,

selalu terjadi setiap musim tanam tebu walaupun dengan frekuensi dan tingkat

kerugian di bawah ambang ekonomi (MMAIPB, 1999).

Tikus menjadi hama penting tanaman tebu karena tikus memiliki beberapa

kelebihan antara lain mampu merusak tanaman dalam waktu yang singkat dengan

kehilangan hasil dalam jumlah besar, merusak berbagai stadia umur,

menimbulkan respon terhadap tindakan pengendalian, dan mempunyai mobilitas

yang tinggi (Priyambodo, 1998). Dinamika populasi tikus antara lain dipengaruhi

oleh beberapa faktor lingkungan, baik faktor lingkungan biotik maupun faktor

lingkungan abiotik. Apabila lingkungan sekitar mendukung maka populasi tikus

akan meningkat, dan begitu juga sebaliknya. Beberapa faktor pendukung

keberadaan dan perkembangan populasi tikus yaitu ketersedian makanan, adanya

Lokasi yang paling disukai sebagai tempat persembunyian/sarang bagi tikus, yaitu

tempat-tempat yang jarang dikunjungi manusia, semak belukar, lahan pertanian

termasuk tebu yang kotor oleh gulma atau serasah daun tebu, tumpukan jerami

atau sampah sisa bibit tebu yang tidak tertanam (Pramono, 2009). Lahan

pertanaman yang tidak diolah menyebabkan liang tempat persembunyian tidak

rusak dan hancur. Oleh karena itu sistem tanpa olah tanah diperkirakan akan

menjadi habitat yang cocok bagi tikus.

Bagi tikus yang hidup di permukaan tanah, seresah merupakan tempat tinggal

yang sesuai. Kehadiran tikus dapat meningkat pada lahan yang memiliki lapisan

serasah tebal karena cocok sebagai tempat bersembunyi dan tikus dapat terhindar

dari terik matahari. Diperkirakan penerapan TOT dengan pemulsaan pada

tanaman tebu akan meningkatkan kehadiran dan serangan tikus.

1.4Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

1. Sistem tanpa olah tanah dapat meningkatkan kerusakan tanaman tebu

(Saccharum officinarum L.) oleh hama tikus (Rattus sp.).

2. Pemulsaan dapat meningkatkan kerusakan tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) oleh hama tikus (Rattus sp.).

3. Sistem tanpa olah tanah dengan pemulsaan dapat meningkatkan kerusakan

Sukiman, S.H. dan Ibu Heruningsih Ariyani, S.E.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan penulis di SD Negeri 4 Metro

Selatan, Kota Metro pada Tahun 2001 dan pendidikan Sekolah Menengah

Pertama (SMP) Negeri 1 Metro, Kota Metro pada Tahun 2004. Selepas SMP,

penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1

Metro, Kota Metro dan menyelesaikan studi pada Tahun 2007.

Tahun 2007, penulis diterima menjadi Mahasiswa Jurusan Proteksi Tanaman

Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan

Mahasiswa Baru (SPMB) dan pada tahun 2008 penulis diintegrasikan menjadi

Mahasiswa Program Studi Agroteknologi yang merupakan penggabungan dari

empat Program Studi: Agronomi, Ilmu Tanah, Proteksi Tanaman, dan

Hortikultura. Di tingkat pertama perkuliahan, penulis menjadi anggota muda

Himpunan Mahasiswa Proteksi Tanaman (HIMAPROTEKTA). Pada Tahun 2010,

penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Badan Pengembangan Teknologi

SANWACANA

Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT Yang Maha Esa karena telah

melimpahkan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik seperti yang diharapkan.

Dengan tersusunnya skripsi ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Sudi Pramono, M.P., selaku Pembimbing Utama atas bimbingan,

arahan dan ilmu dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi.

2. Bapak Ir. Solikhin, M.P., selaku Pembimbing Kedua, atas saran, bimbingan,

dan ilmu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.

3. Bapak Dr. Ir. I Gede Swibawa, M.S., selaku Pembahas, penelitian ini

merupakan salah satu bagian dari penelitian beliau yang bertopik ‘Soil

Rehabilitation’; yang dengan sabar memberikan arahan, bimbingan, motivasi, dan ilmu selama melakukan penelitian dan menyelesaikan penyusunan skripsi.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Cipta Ginting, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik, yang

telah memberikan nasehat, saran, dan bimbingan kepada penulis.

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Purnomo, M.S., selaku Ketua Jurusan Proteksi Tanaman,

Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

6. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P., selaku Ketua Jurusan

Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

7. Seluruh dosen Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas

Lampung, atas ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan selama ini.

8. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas

11.Rekan satu penelitian: Uswatun Hasanah, S.P., Fajri Firdaus, S.P., M. Jaya

Saputra, S.P., M. Badrus Sholih, Maria Teofani, dan Miss. Toshihiko Miura

atas bantuan, kebersamaan dan semangat yang telah diberikan.

12.Sahabatku tercinta: Septya, Ria, Yani, Selvi, Resma, Alex, Parman, Teddy,

Yosua, Alwie, Anto, Juki, Furqon, Syukur, Herleo, Eka, Meri, Riki, Yuli,

Kristin, Juwita, Oviana, Mpeb, Tere, Lilis, Yanti, Wika, Ovy E, Cici, Anggar,

Ita, Khusnul, semoga kita tetap menjadi keluarga meskipun tak lagi bersama.

13.Mas Rahmat, Mbak Widyaningrum, dan Mas Iwan, serta Keluarga besar

Proteksi Tanaman angkatan 2004, 2005, dan 2006 serta semua pihak yang

tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembacanya

Bandar Lampung, Maret 2012

Dokumen terkait