• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1.1. Latar Belakang

Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian di Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dari peranannya sebagai penghasil devisa negara, sumber ketahanan pangan, pendapatan masyarakat petani di pedesaan serta penyedia lapangan pekerjaan. Dalam penyediaan lapangan pekerjaan sektor pertanian menyerap tenaga kerja lebih banyak dibandingkan sektor lainnya. Penyerapan tenaga kerja disektor pertanian mencapai 39,32 juta orang pada Agustus tahun 2011 (BPS 2011).

Pertanian di Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan, hal ini dilihat dari kekayaan alam Indonesia yang berlimpah. Salah satu subsektor dari sektor pertanian yang memberikan kontribusi cukup tinggi adalah subsektor hortikultura. Subsektor hortikultura meliputi buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat-obatan. Dari keempat jenis komoditi hortikultura tersebut, buah-buahan memiliki kontribusi yang paling besar. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1, dimana nilai PDB dari subsektor hortikultura pada tahun 2011 mencapai Rp 88.851,00 milyar dan kontribusi dari produk buah-buahan sebesar Rp 46.735,62 milyar atau sekitar 52,60 persen dari total PDB subsektor hortikultura.

Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun 2008-2011 Komoditi

Nilai PDB (Milyar Rp) Rataan

Pertumbuhan (%) 2008 2009 2010 2011 Buah 47.059,78 48.436,70 45.481,89 46.735,62 (0,14) Sayuran 28.205,27 30.505,71 31.244,16 33.136,76 5,54 Tan. Hias 5.084,78 5.494,24 6.173,97 5.983,89 5,78 Biofarmaka 3.852,67 3.896,90 3.665,44 2.994,73 (7,69) Total 84.202,50 88.333,56 86.565,49 88.851,00 1,85

Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2012)

Indonesia memiliki kondisi agroklimat yang cocok untuk pengembangan berbagai jenis buah-buahan. Keanekaragaman buah dan keunggulan agroklimat

2 Indonesia tersebut merupakan potensi dalam menghadapi perdagangan internasional, mengingat saat ini buah sudah menjadi komoditas perdagangan internasional. Beberapa jenis buah nusantara yang menjadi unggulan Indonesia dan dapat bersaing di pasar internasional diantaranya mangga, manggis, pisang, nanas, salak, stroberi, jambu air, sawo, dan jambu biji1.

Pada Tabel 2 dapat dilihat tingkat perkembangan produksi beberapa buah- buahan yang bersaing di pasar internasional. Buah-buahan tersebut mengalami pertumbuhan yang berfluktuasi begitu pula dengan nanas. Pada tahun 2010 produksi nanas Indonesia mencapai 1.406.445 ton atau sekitar 9,36 persen dari total produksi buah di Indonesia dan menempati urutan kedua dalam kontribusi terhadap produksi buah nasional.

Tabel 2. Perkembangan Produksi Nanas dan Buah-Buahan Lainnya di Indonesia Tahun 2006-2010

Tahun Jambu biji (ton) Mangga (ton) Salak (ton) Nanas (ton) Pisang (ton) 2006 196.180 1.621.997 861.950 1.427.781 5.037.472 2007 179.474 1.818.619 805.879 1.395.566 5.454.226 2008 212.260 2.105.085 862.465 1.433.133 6.004.615 2009 220.202 2.243.440 829.014 1.558.196 6.373.533 2010 204.551 1.287.287 749.876 1.406.445 5.755.073

Sumber : Badan Pusat Statistika (2010)2

Nanas merupakan salah satu komoditi holtikultura yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Hal ini terlihat dari jumlah permintaan nanas segar dari luar negeri yang cukup tinggi. Nilai ekspor nanas Indonesia mencapai US$ 139 juta per tahun dengan negara tujuan diantaranya Amerika Serikat, kawasan Eropa, Timur Tengah, Peru, Uruguay, Panama, dan India3. Namun saat ini produksi nanas Indonesia masih berada di bawah produksi pisang. Untuk dapat meningkatkan produksi nanas dan memenuhi permintaan tersebut diperlukan

1

Sinar Tani. Promosi Hortikultura Unggulan yang Berdaya Saing I Pasar Internasional. Diperta.jabarprov.go.id [15 Januari 2012]

2

BPS. Produksi Buah-buahan di Indonesia. www.bps.go.id [15 Januari 2012] 3

Jusuf, Widodo. Eksportir Nanas Terbesar. http://medanbisnisdaily.com/news/read/2012/01/05 [4 Juni 2012]

3 upaya yang serius, seperti dengan melakukan pengembangan lahan atau peningkatan produktivitas nanas.

Penyebaran tanaman nanas di Indonesia hampir merata terdapat di seluruh daerah, dikarenakan wilayah Indonesia memiliki keragaman agroklimat yang memungkinkan pengembangan berbagai jenis tanaman, baik tanaman hortikultura tropis maupun hortikultura subtropis4. Terdapat beberapa daerah yang menjadi sentra produksi nanas, diantaranya Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Jawa Timur. Daerah tersebut merupakan daerah yang cocok dengan agroklimat pembudidayaan nanas. Lampung merupakan daerah yang menghasilkan nanas paling banyak yaitu sekitar 469.034 ton pada tahun 2010 (Tabel 3).

Tabel 3. Produksi Nanas di Beberapa Provinsi di Indonesia Tahun 2010

Provinsi Produksi nanas

Ton Persen (%) Sumatera Selatan 114.305 8,13 Lampung 469.034 33,35 Sumatera Utara 102.438 7,28 Jawa Timur 72.404 5,15 Jawa Barat 385.640 27,42 Indonesia 1.406.445 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistika (2010)5

Diantara berbagai komoditas buah-buahan, nanas merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang bernilai ekonomi dan potensial untuk dikembangkan di daerah Lampung (Kalsum 2009). Lampung terdiri atas 2 kota dan 12 kabupaten, dimana di dalam setiap kota dan kabupaten tersebut terdapat pembudidayaan nanas. Nanas yang diproduksi di daerah tersebut cukup tinggi. Lampung sebagai salah satu sentra penghasil nanas harus bisa mengembangkan potensi yang ada untuk meraih pangsa pasar lokal maupun pasar internasional.

4

BPTP. Kawasan Horti. Sumsel.litbang.deptan.go.id [15 Januari 2012]

4 Lampung Tengah merupakan kabupaten yang paling banyak menghasilkan nanas, seperti terlihat pada Tabel 4, produksinya mencapai 4.409.522 kw pada tahun 2009. Jumlah produksi nanas di Lampung Tengah mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Meskipun mengalami penurunan produksi, yaitu pada tahun 2007 berproduksi 12.375.712 kw dan pada tahun 2008 menurun menjadi 4.847.611 kw, Lampung Tengah tetap unggul dalam kemampuannya berproduksi nanas dibandingkan kabupaten atau kota lainnya.

Tabel 4. Produksi Buah Nanas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung Tahun 2006-2010 Kabupaten/ Kota 2006 (kw) 2007 (kw) 2008 (kw) 2009 (kw) 2010 (kw) Lam-Bar 107 846 3.378 2.455 3.403 Tanggamus 53 88 90 119 230 Lam-Sel 2.936 4.703 1.630 1.417 1.769 Lam-Tim 1.240 1.367 1.286 840 1.162 Lam-Teng 3.010.789 12.375.712 4.847.611 4.409.522 4.677.690 Lam-Ut 5.856 3.074 2.268 3.584 1.988 Way Kanan 2.781 1.462 1.068 881 2.952 Tlg. Bawang 13.813 3.744 4.131 3.326 416 Pesawaran - - 4.369 2.058 174 Pringsewu - - - - 19 Mesuji - - - - 368 Tuba - - - - 50 B.Lampung 62 45 99 59 47 Metro 23 22 42 47 75 Total 3.037.660 12.391.063 4.865.972 4.424.308 4.690.343

Keterangan : Tahun 2006-2007 Kabupaten Pesawaran masih bergabung dengan Kabupaten Lampung Selatan

Tahun 2010 Terjadi Penambahan Kabupaten yaitu Pringsewu, Mesuji, dan Tuba

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung

Terdapat dua macam budidaya nanas di Lampung Tengah yaitu budidaya oleh perusahaan pengolahan nanas (PT Great Giant Pineapple) dan budidaya oleh rakyat. Sentra nanas yang dibudidayakan oleh rakyat terletak di Kecamatan

5 Punggur, Lampung Tengah. Pada tahun 2009 produksi nanas di Kecamatan Punggur menempati urutan pertama yaitu mencapai 12.010 kw (Tabel 5).

Tabel 5. Lima Besar Kecamatan Memproduksi Nanas di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2009

No. Kecamatan Produksi (kw)

1. Punggur 12.010

2. Rumbia 5.000

3. Bandar Mataram 703

4. Gunung Sugih 540

5. Kalirejo 386

Sumber : Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kabupaten Lampung Tengah (2009)

Desa Astomulyo merupakan salah satu desa yang dijadikan sebagai sentra nanas di Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah. Saat ini Desa Astomulyo masih memiliki lahan yang berpotensi untuk dilakukan pengembangan sebagai lahan nanas. Pemerintah setempat memperkirakan terdapat 500 hektar lahan yang berpotensi untuk budidaya nanas di Desa Astomulyo.

Dokumen terkait