• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Manfaat Penelitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Bioekologi Sengkubak ... 4 1. Klasifikasi dan Morfologi ... ... 4 2. Ekologi dan Penyebaran ... 7 B. Penggunaan Sengkubak... 7 C. Etbobotani ... 8 1. Definisi Etnobotani ... 8 2. Ruang Lingkup Etnobotani... 9

4. Kajian Etnobotani di Indonesia ... 9 D. Kearifan Tradisional Masyarakat ... 10 E. Hubungan Budaya Dayak dengan Hutan ... 12 F. Hubungan Budaya Melayu dengan Hutan ... 13 G. Konservasi Tumbuhan ... 14 1. Penyebab Kelangkaan dan Kepunahan Tumbuhan ... . 14 2. Upaya Konservasi Tumbuhan ... 17 4. Permasalahan Konservasi Tumbuhan ... 19

III. KEADAAN UMUM LOKASI KAJIAN

A. Sejarah Kabupaten Sintang ... 21 B. Letak dan Luas ... 22 C. Topografi ... 24 D. Hidrologi ... 24 E. Iklim... 25 F. Tanah. ... 26 G. Keadaan Hutan... 27 H. Keadaan Sosial dan Ekonomi Masyarakat. ... 28 I. Deskripsi Lokasi Penelitian... 32

IV. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35 B. Alat dan Bahan Penelitian ... 35 C. Perumusan Masalah ... 36

ii

E. Jenis Data yang Dikumpulkan ... 38 F. Penentuan Sampel... .... 49 G. Metode Pengumpulan Data ... 40 1. Wawancara... 41 2. Pengamatan Langsung ... 42

a. Bentuk, Ukuran dan Jumlah Unit Pengamatan... 42 b. Metode Pengamatan Jenis... 42 c. Metode Pengambilan Data... 42 1). Inventarisasi Vegetasi... 42 2). Pengamatan Komponen Fisik Habitat... 44 3). Pembuatan Herbarium... 44 H. Metode Analisis Data... 44 1. Data Hasil Wawancara Etnobotani... 44 2. Pola Sebaran Spasial Sengkubak... 45 3. Asosiasi Antar Dua Spesies... 46 4. Komposisi dan Dominasi Spesies.. ... 47 5. Keanekaragaman Vegetasi ... 48 a. Kekayaan Jenis ... 49 b. Keragaman Jenis... ... 49 c. Indeks Kemerataan ... 49 6. Kesamaan Komunitas... 50

V. HASIL DAN PEMBAHASAN... 51

A. Etnobotani Sengkubak ... 51 1. Persepsi Masyarakat dalam Pemanfaatan Sengkubak... 51

a. Pemanfaatan Sebagai Penyedap Rasa Alami ... 51 b. Pemanfaatan Lain... 51 c. Bagian yang digunakan... 52 2. Budidaya Sengkubak ... 57 3. Jenis Sengkubak ... ... 59 a. Jenis Sengkubak Menurut Etnis Dayak Sintang... 59 b. Jenis Sengkubak Menurut Etnis Melayu Sintang... 63 B. Aspek Konservasi Sengkubak... 70 1. Kondisi Populasi Sengkubak... 70

a. Potensi dan Penyebaran Sengkubak... 70 b. Pola Sebaran SpasialSengkubak... 73 c. Asosiasi Antar Spesies ... 74 2. Kondisi Habitat Sengkubak... 76 a. Karakterisik Fisik Habitat... 76 b. Komposisi dan Dominasi Spesies Tumbuhan... 80 c. Keanekaragaman Spesies Tumbuhan pada Habitat Sengkubak... 89 d. Kesamaan Komunitas ... 93 3. Ancaman Kelestarian Sengkubak... 94 4. Implikasi Konservasi Sengkubak... 97 a. Meningkatkan Nilai Sengkubak... 97 b. Konservasi Insitu dan Eksitu... 99 c. Pemanfaatan Sengkubak Secara Lestari... 101

iii

d. Meningkatkan Pengetahuan dalam Pembudidayaan Sengkubak 102 5. Pengelolaan Hutan oleh Etnis Dayak Sintang... 102

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 106

iv

No. Halaman

1 Kategori keterancaman populasi

biota...

16

2 Posisi geografis setiap kecamatan di Kabupaten Sintang... 22 3 Luas wilayah setiap kecamatan di Kabupaten Sintang ... 23 4 Luas wilayah setiap kecamatan di Kabupaten Sintang menurut

topografinya...

24

5 Temperatur maksimum, minimum dan rata-rata tahunan di Kabupaten Sintang tahun 2000-2004...

26

6 Jenis tanah setiap kecamatan di Kabupaten Sintang... 27 7 Luas kawasan hutan di Kabupaten Sintang tahun 2005... 28 8 Jumlah penduduk setiap kecamatan di Kabupaten Sintang menurut

jenis kelaminnya tahun 2005...

29

9 Kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk setiap kecamatan di Kabupaten Sintang tahun 2005...

30

10 Kondisi sarana dan prasarana pendidikan di Kabupaten Sintang tahun 2005...

30

11 Kategori pengelompokkan vegetasi dan luas petak ukur... 43 12 Asosiasi spesies (kotingensi 2 x 2)... 46 13 Komposisi dan pemanfaatan P.cauliflora oleh masyarakat di

Kabupaten Sintang Kalimantan Barat ...

53

14 Penggunaan E. cochincnensis bagi pengobatan... 67 15 Penggunaan dan pengolahan sengkubak oleh etnis Melayu

Sintang...

68

16 Penggunaan S. elongatae oleh etnis Melayu Sintang... 69 17 Pengetahuan dan pengenalan etnis Dayak dan Melayu terhadap

sengkubak...

70

18 Kerapatan dan frekuensi sengkubak di formasi hutan sekunder Kabupaten Sintang Kalimantan Barat...

72

19 Beberapa karakteristik botanis sengkubak di formasi hutan sekunder Kabupaten Sintang Kalimantan Barat...

73

20 Nilai standarisasi Indeks Morishita penyebaran spasial sengkubak...

75

21 Asosiasi sengkubak dengan spesies lain tingkat pohon dan tiang...

v

No. Halaman

22 Beberapa karakteristik fisik sengkubak di formasi hutan sekunder Kabupaten Sintang Kalimantan Barat...

79

23 Lima spesies tumbuhan pada tingkat semai dengan INP tertinggi di kawasan hutan sekunder di Kabupaten Sintang...

82

24 Lima spesies tumbuhan pada tingkat pancang dengan INP tertinggi di kawasan hutan sekunder di Kabupaten Sintang...

84

25 Lima spesies tumbuhan pada tingkat tiang dengan INP tertinggi di kawasan hutan sekunder di Kabupaten Sintang...

86

26 Lima spesies tumbuhan pada tingkat pohon dengan INP tertinggi di kawasan hutan sekunder di Kabupaten Sintang...

88

27 Keanekaragaman spesies tumbuhan pada habitat sengkubak... 90 28 Indeks kesamaan komunitas pada habitat sengkubak (hutan

sekunder) di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat...

95

29 Kegunaan dan kandungan kimia genus Pycnarrhena lainnya... 99

vi

No. Halaman

1 Morfologi Pycnarrhena cauliflora dalam sketsa... 5 2 Lokasi penelitian empat kecamatan di Kabupaten Sintang ... 35 3 Kerangka pemikiran penelitian ... 38 4 Bentuk dan ukuran petak pengamatan inventarisasi vegetasi

dengan metode kombinasi jalur dengan garis berpetak...

43 5 Teras sengkubak yang sudah di simpan selama ± 10 tahun oleh

seorang warga Dusun Medang Kec. Dedai Kabupaten Sintang ... 54 6 Daun sengkubak diikat dalam kulit kayu lukai untuk penangkal

makhluk halus (kepercayaan sebagian etnis Dayak dan Melayu Sintang) ...

54

7 Bentuk akar sengkubak perempuan (P.cauliflora) ... 60 8 Bentuk daun sengkubak dengan permukaaan licin...

...

60

9 Buah sengkubak koleksi Herbarium Bogoriens LIPI Cibinong

Bogor ... 61

10 Anakan sengkubak (lokasi hutan pungkun Medang, Dedai) ... 62 11 Batang atau perpanjangan akar sengkubak tumbuh melilit

dipohon dan batang yang berada di dekat tempat tumbuhnya

... 62

12 Morfologi Galearia filiformis saat berbunga dan belum berbunga 63 13 Pucuk daun G. filiformis yang pucuk daunnya dimakan binatang

di hutan ...

63

14 Warna bagian belakang daun Excoecaria cochincchinensis ... 65 15 Morfologi sengkubak macan versi etnis Melayu Sintang

...

65

16 Sengkubak melilit disebuah batang pohon lokasi hutan karet alam campuran Dusun Suak Kecamatan Sepauk Sintang

2007... 67 17 Sengkubak rebung lokasi desa Baning Kota Sintang ... 68 18 Hubungan diameter dengan jumlah individu sengkubak

...

72

19 Hubungan tinggi batang sengkubak dengan jumlah individunya (ind/ha)... .

vii

No. Halaman

20 Jumlah individu sengkubak (ind/ha) berdasarkan ketinggian tempat... ...

77

21 Hubungan ketebalan serasah dengan jumlah individunya ... 78 22 Famili-famili dominan tingkat semai berdasarkan INP... 80 23 Famili-famili dominan tingkat pancang berdasarkan INP... 82 24 Famili-famili dominan tingkat tiang berdasarkan INP... 84 25 Famili-famili dominan tingkat semai berdasarkan INP... 86 28 Indeks keragaman spesies pada habitat sengkubak... 91

27 Indeks kekayaan spesies pada habitat

sengkubak...

92

viii

No. Halaman

1 Daftar Nama Responden Sengkubak di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat...

110

2 Indeks Nilai Penting spesies tumbuhan tingkat pertumbuhan pohon di hutan adat I Dusun Sirang Kecamatan Sepauk, Sintang

114

3 Indeks Nilai Penting spesies tumbuhan tingkat pertumbuhan pohon di hutan karet alam campuran I Dusun Suak Kecamatan Sepauk, Sintang...

115

4 Indeks Nilai Penting spesies tumbuhan tingkat pertumbuhan pohon di hutan karet alam campuran II Dusun Suak Kecamatan Sepauk, Sintang...

116

5 Indeks Nilai Penting spesies tumbuhan tingkat pertumbuhan pohon di hutan adat II Dusun Medang Kecamatan Dedai, Sintang

117

6 Indeks Nilai Penting spesies tumbuhan tingkat pertumbuhan tiang di hutan adat I Dusun Sirang Kecamatan Sepauk, Sintang

118

7 Indeks Nilai Penting spesies tumbuhan tingkat pertumbuhan tiang di hutan karet alam campuran I Dusun Suak Kecamatan Sepauk, Sintang...

119

8 Indeks Nilai Penting spesies tumbuhan tingkat pertumbuhan tiang di hutan karet alam campuran II Dusun Suak Kecamatan Sepauk, Sintang...

120

9 Indeks Nilai Penting spesies tumbuhan tingkat pertumbuhan tiang di hutan adat II Dusun Medang Kecamatan Dedai, Sintang

121

10 Indeks Nilai Penting spesies tumbuhan tingkat pertumbuhan pancang di hutan adat I Dusun Sirang Kecamatan Sepauk, Sintang...

122

11 Indeks Nilai Penting spesies tumbuhan tingkat pertumbuhan pancang di hutan karet alam campuran I Dusun Suak Kecamatan Sepauk, Sintang...

123

12 Indeks Nilai Penting spesies tumbuhan tingkat pertumbuhan pancang di hutan karet alam campuran II Dusun Suak Kecamatan Sepauk, Sintang...

124

13 Indeks Nilai Penting spesies tumbuhan tingkat pertumbuhan pancang di hutan adat II Dusun Medang Kecamatan Dedai, Sintang...

125

ix

semai di hutan adat I Dusun Sirang Kecamatan Sepauk, Sintang

No. Halaman

15 Indeks Nilai Penting spesies tumbuhan tingkat pertumbuhan semai di hutan karet alam campuran I Dusun Suak Kecamatan Sepauk, Sintang...

127

16 Indeks Nilai Penting spesies tumbuhan tingkat pertumbuhan semai di hutan karet alam campuran II Dusun Suak Kecamatan Sepauk, Sintang...

128

17 Indeks Nilai Penting spesies tumbuhan tingkat pertumbuhan semai di hutan adat II Dusun Medang Kecamatan Dedai, Sintang...

129

18 Perhitungan sebaran spasial

sengkubak...

130

19 Analisis asosiasi sengkubak dengan spesies lain di hutan adat I

Dusun Sirang Kecamatan Sepauk Sintang... 131

20 Analisis asosiasi sengkubak dengan spesies lain di hutan karet alam campuran I Dusun Suak Kecamatan Sepauk Sintang ...

134 21 Analisis asosiasi sengkubak dengan spesies lain di hutan karet

alam campuran II Dusun Suak Kecamatan Sepauk Sintang

... 137

22 Analisis asosiasi sengkubak dengan spesies lain di hutan adat II Dusun Medang Kecamatan Dedai Sintang...

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sengkubak [Pycnarrhena cauliflora (Miers.) Diels.] merupakan salah satu golongan liana yang termasuk dalam famili Manispermaceae (Backer & Brink 1963). Spesies ini menjadi istimewa karena penggunaan sengkubak sebagai penyedap rasa alami sudah cukup dikenal di kalangan etnis Dayak dan Melayu Sintang. Ide penting tentang penyedap rasa alami yang berasal dari sengkubak merupakan alternatif yang perlu mendapat perhatian lebih besar, karena kandungan kimia sintetik dalam penyedap modern dapat mengganggu kesehatan manusia.

Sengkubak merupakan salah satu bentuk pemanfaatan yang khas terhadap suatu spesies tumbuhan yang dilakukan oleh etnis Melayu dan Dayak Sintang. Pengetahuan penggunaan sengkubak tersebut tumbuh dan berkembang dari pengalaman empiris yang diwariskan secara turun-temurun. Pengetahuan tradisional adalah salah satu kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya, karena merupakan sumber bagi pengembangan ide-ide alternatif di masa kini (Adimihardja 1996 dalam Hendra 2002). Sejalan dengan hal itu, menurut Soekarman dan Riswan (1992) pengetahuan tradisional tentang pemanfaatan sumberdaya nabati juga dapat digunakan sebagai dasar pengembangan sumber devisa baru bagi negara.

Sengkubak memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan selain sebagai penyedap rasa juga sebagai bahan obat alami. Hal ini karena marga Pycnarrhena

lainnya yaitu P. ozantha diketahui mengandung 4 (empat) bisbenzylisoquinoline alkaloids yang dapat mengobati tumor (Loder 1972; Abouchacraet et al. 1987), P. novoguinensis mengandung magnoflorine (Verpoorte, et al. 1982), P. manillensis

Vidal, tepung dari akarnya sebagai pengobat penyakit kolera (Philippine medical plants 2007), dan P. tumetacta daunnya diketahui mengandung protein tinggi, sekitar 6-7% (Hoe & Siong 1999). Oleh karena itu, manfaat sengkubak selain untuk penyedap rasa juga di duga mengandung bahan bioaktif yang bermanfaat bagi umat manusia.

Semakin terbukanya gaya hidup moderen dan tersedianya sumber-sumber alternatif lain, masyarakat lebih jarang menggunakan hasil tanamannya secara langsung. Oleh karena itu penelitian dan pengembangan pengetahuan etnobotani penting dilakukan sebelum spesies-spesies tersebut punah (Mackinnon et al.

2000). Menurut UU RI No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, strategi yang digunakan untuk mewujudkan tujuan konservasi adalah perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman spesies tumbuhan dan satwaliar beserta ekosistemnya dan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

Memanfaatkan, mempelajari dan menyelamatkannya merupakan upaya-upaya dalam strategi konservasi (Wilson 1992). Upaya-upaya-upaya ini juga tergambar dalam budaya dan pengetahuan masyarakat lokal, seperti masyarakat Melayu dan Dayak di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat.

Berdasarkan hal tersebut, kajian ilmiah yang dapat menjelaskan bagaimana pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap spesies tumbuhan tersebut, maupun informasi mengenai kondisi populasi sengkubak di alam penting untuk dilakukan. Diharapkan informasi yang diperoleh dari kajian tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk mendukung upaya pelestarian pemanfaatan dan pengembangannya di masa kini dan mendatang. Studi etnobotani dapat memberikan kontribusi yang besar dalam proses pengenalan sumber daya alam yang ada di suatu wilayah (Ndero & Tjitssen 2004).

Dokumen terkait