• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Latar Belakang

Pada era yang semakin maju, permintaan masyarakat akan barang dan jasa semakin meningkat seiring dengan perkembangan zaman. Pengetahuan masyarakat turut berkembang mengikuti perkembangan zaman, sehingga masyarakat lebih menyeleksi barang dan jasa yang akan digunakan. Dalam menghadapi keadaan ini, penyedia barang dan jasa semakin bersaing untuk menarik perhatian masyarakat dengan memberikan yang terbaik kepada masyarakat sehingga dapat menghasilkan kepuasan masyarakat sebagai konsumen.

Rumah sakit merupakan salah satu institusi penyedia jasa yang bergerak memberikan pelayanan di bidang kesehatan. Sebagai salah satu penyedia jasa di bidang pelayanan kesehatan, rumah sakit bersaing untuk menarik perhatian dari masyarakat. Hal ini disebabkan, banyaknya penyedia jasa pelayanan kesehatan yang berusaha memberikan pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan pelayanan kesehatan lainnya. Pelayanan kesehatan yang dimaksud dapat berupa praktik dokter dan bidan, klinik, rumah sakit pemerintah dan swasta.

Menurut Undang - Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit dapat didirikan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau swasta. Rumah sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas di bidang kesehatan, instansi

tertentu, atau Lembaga Teknis Daerah dengan pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Rumah sakit yang didirikan oleh swasta harus berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang perumahsakitan.

Dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan di bidang kesehatan, sumber daya di rumah sakit memiliki peran yang sangat penting. Sumber daya yang dimaksud adalah sumber daya manusia seperti dokter, perawat, farmasi dan sumber daya manusia lainnya. Manusia sebagai sumber daya menggunakan setiap pikiran, tenaga, produktivitas untuk menghasilkan kinerja yang baik di suatu rumah sakit sehingga dapat menghasilkan kepuasan dari pasien. Dengan adanya kepuasan dari pasien maka rumah sakit akan menerima manfaat yang besar.

Sumber daya manusia yang memiliki peran paling banyak dalam meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit adalah perawat. Menurut Undang- Undang No. 38 tahun 2014 tentang perawat, perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang – undangan. Mengingat perawat adalah sumber daya terpenting dalam menjalankan pelayanan suatu rumah sakit, maka perawat dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual, komunikasi interpersonal, kemampuan teknis dan moral. Dengan keadaan tersebut, perawat dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada pasien.

Perawat memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan baik atau buruknya kualitas rumah sakit karena perawat merupakan sumber daya manusia yang paling banyak melakukan kontak langsung dengan pasien. Pelayanan yang

dilakukan oleh perawat yaitu pada rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan yang diberikan oleh perawat terbanyak adalah pada rawat inap. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa perawat merupakan ujung tombak pelayanan di rumah sakit.

Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, perawat memiliki motivasi untuk mendorong perawat memberikan pelayanan yang terbaik. Motivasi perawat merupakan komponen yang sangat penting bagi perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Motivasi yang dimiliki oleh perawat merupakan sebuah dorongan khusus untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada pengguna jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit. Motivasi dapat bersumber dari dorongan dalam diri maupun dari luar diri perawat.

Menurut Wirawan (dalam Abdullah, 2014) kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja yang padanannya dalam Bahasa Inggris adalah performance. Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi – fungsi atau indikator – indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Kinerja penting untuk dilakukan penilaian karena dapat mengevaluasi suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang apakah telah sesuai dengan yang seharusnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja adalah motivasi yang dimiliki oleh seseorang, termasuk perawat yang melaksanakan tugasnya di instalasi rawat inap. Dengan motivasi yang dapat menghasilkan kinerja perawat yang baik maka tujuan rumah sakit dapat tercapai, yaitu memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pasien sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Menurut penelitian Hendrarni (2008), tentang pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja asuhan keperawatan dalam pengkajian dan implementasi perawat pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara Medan tahun 2008 mengungkapkan bahwa kinerja asuhan keperawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Medan tahun 2008 secara umum masih kurang baik. Demikian juga hasil penelitian Siregar (2009) tentang pengaruh motivasi terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Swadana Tarutung Tapanuli Utara tahun 2008, bahwa kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD Swadana Tarutung Tapanuli Utara tahun 2008 sebagian besar dalam kategori baik, namun masih ditemukan perawat dengan kinerja yang kurang baik.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar adalah rumah sakit Kelas B, yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas. Rumah sakit ini memiliki 13 ruangan rawat inap dengan jumlah tempat tidur sebanyak 200 tempat tidur. Dalam memberikan pelayanan kesehatan di instalasi rawat inap rumah sakit ini juga memiliki 200 orang perawat, yaitu 90 merupakan perawat tetap dan 110 merupakan perawat honor dan perawat magang. Perawat di instalasi rawat inap memberikan pelayanan kepada pasien dengan diberikan shift (pembagian) kerja oleh kepala ruangan di setiap ruangan masing – masing, hal ini dilakukan untuk meringankan beban kerja perawat sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien.

Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar, terdapat beberapa perawat yang peneliti wawancara memberikan informasi bahwa perawat memiliki kinerja yang baik

dalam memberikan pelayanan kepada pasien di instalasi rawat inap karena telah diberikan shift (pembagian) kerja dan memberikan pelayanan yang telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh rumah sakit. Sementara berdasarkan wawancara kepada pasien dan keluarga pasien terdapat banyak keluhan yang terjadi akibat pelayanan yang diberikan perawat kepada pasien di instalasi rawat inap. Keluhan pasien kepada perawat di pelayanan rawat inap yaitu kurangnya respon cepat tanggap perawat dalam menangani keluhan pasien apabila membutuhkan penanganan segera, kurang cepat dalam melakukan tindakan, kurangnya keramahtamahan perawat kepada pasien dan keluarga pasien selama masa perawatan. Pasien dan keluarga pasien memberikan penilaian bahwa kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Djasamen Saragih adalah rendah. Kinerja yang rendah berdampak pada jumlah penampilan kinerja rumah sakit yang semakin menurun dari tahun 2013 – 2015. Angka yang rendah disebabkan karena masyarakat lebih memilih untuk menerima pelayanan kesehatan di rumah sakit lainnya dibandingkan dengan rumah sakit tersebut.

Tabel 1.1 Indikator Penampilan Kinerja RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar tahun 2013 - 2015

No. Indikator 2013 2014 2015 Nilai Parameter

1. Rata – Rata Pemakaian Tempat Tidur (BOR)

36,61% 40,39% 24,10% 75 – 85% 2. Frekuensi Pemakaian Tempat

Tidur (BTO)

26,97 32,08 20,51 40 – 50 kali 3. Rata – Rata Lamanya

Penderita Dirawat (LOS)

5,03 4,74 4,25 3 – 14 hari 4. Lamanya Tempat Tidur

Terpakai (TOI)

8,58 6,78 13,51 1 – 3 hari 5. Angka Kematian Netto (NDR) 23,36 % 19,80% 25%

6. Angka Kematian Kasar 69,89% 57,52% 45%

Sumber : Profil Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2015.

Dalam melaksanakan tugas di instalasi rawat inap RSUD Djasamen Saragih, perawat menyatakan bahwa motivasi yang paling berperan dalam menghasilkan kinerja perawat adalah kondisi kerja yang nyaman dan supervisi yang memberikan dorongan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan asuhan keperawatan. Walaupun kondisi kerja dan penyeliaan (supervisi) merupakan motivasi yang paling berperan bagi perawat dalam melaksanakan tugasnya, motivasi yang lainnya juga turut mempengaruhi kinerja perawat, baik motivasi intrinsik (dari dalam) dan motivasi ekstrinsik (dari luar).

Berdasarkan uraian masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Motivasi dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016.

Dokumen terkait