• Tidak ada hasil yang ditemukan

URAIAN TEORITIS

3. Klasifikasi Transaksi Penjualan

1.1. Latar Belakang Masalah

Munculnya persaingan yang ketat pada dunia otomotif sehingga perusahaan harus bersaing memperebutkan kepercayaan masyarakat untuk tetap menjaga agar harga sahamnya tetap tinggi. Mengingat pentingnya informasi mengenai harga saham maka perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Weston dan Brigham (2010 : 26) : “Banyak faktor yang mempengaruhi harga saham yang dapat berdampak pada kenaikan maupun penurunannya, antara lain ; tingkat penjualan, laba bersih, arus kas bersih, laba perlembar saham (EPS), jumlah kas deviden yang diberikan, tingkat profitabilitas, tingkat resiko dan pengembalian”.

Harga saham di pasar bursa merupakan hal yang sangat penting, dimana saham sebagai tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas seperti yang telah diketahui bahwa tujuan pemodal membeli saham untuk memperoleh penghasilan dari saham tersebut. Masyarakat pemodal itu dikategorikan sebagai investor dan spekulator. Investor disini adalah masyarakat yang membeli saham untuk memiliki perusahaan dengan harapan mendapatkan deviden dan capitat gain dalam jangka panjang, sedangkan spekulator adalah masyarakat yang membeli saham untuk segera dijual kembali bila situasi kurs dianggap paling menguntungkan seperti yang telah diketahui bahwa saham memberikan dua macam penghasilan yaitu berupa deviden dan berupa capital gain.

Terjadinya kenaikan dan penurunan harga saham pada perusahaan tersebut dapat dikarenakan meningkat atau menurunnya kinerja keuangan perusahaan sehingga membuat para investor harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam menginvestasikan dananya agar tidak mengalami kerugian.Laporan keuangan yang diterbitkan suatu perusahaan harus dapat mengungkapkan kondisi perusahaan yang sebenarnya, sehingga bermanfaat bagi masyarakat umum. Informasi yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan haruslah informasi yang mempunyai relevansi. Adapun pengertian relevan tersebut menunjukkan bahwa setiap angka yang tertera dalam laporan keuangan harus menunjukkan nilai yang sebenarnya yang ada pada perusahaan. Nilai relevan dari laporan keuangan ini sangat penting bagi berbagai pihak yang membutuhkan laporan keuangan tersebut untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan yang salah satunya mengenai informasi perolehan laba perusahaan sehingga juga berpengaruh terhadap jumlah laba perlembar saham yang sangat penting bagi investor.

Menurut Lukman Syamsuddin (2007:66), “EPS (Earning per Share) merupakan laba yang diperoleh perusahaan per lembar saham. Laba per saham merupakan alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai entitas usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba suatu entitas dari waktu ke waktu jika terjadi perubahan dalam struktur modal”.

Laba perlembar saham (Earning Per Share) sangat penting karena merupakan pendapatan bagi investor dan menjadi tolak ukur investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan. Tingginya nilai EPS (Earning Per

Share) akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menambah investasinya

kemampuan perusahaan memperoleh laba pula sehingga dapat dikatakan semakin tinggi laba perusahaan maka akan semakin tinggi juga jumlah EPS yang dibagikan untuk para investor.

Banyak penelitian yang dilakukan sehubungan dengan keterkaitan antara jumlah penjualan dengan jumlah EPS (Earning Per Share) yang diantaranya dilakukan oleh Yolanda Dahler (2006:24) berjudul; hubungan penjualan terhadap EPS (Earning Per Share) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif antara jumlah penjualan dengan EPS (Earning Per Share).

Apabila dilihat dari hasil jumlah saham yang beredar, juga mengalami penurunan, hal ini memberikan dampak negatif bagi perusahaan karena menunjukkan penurunan terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam memberikan imbal saham dan juga dapat menurunkan kepercayaan para investor. Terjadinya penurunan EPS (Earning Per Share) pada perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif tersebut dapat dikarenakan menurunnya aktivitas penjualan produk kepada konsumen sehingga mengakibatkan penurunan laba dan pada akhirnya akan menurunkan jumlah laba perlembar saham yang akan dibagikan kepada investor.

“Penjualan merupakan aktivitas operasional yang sangat penting bagi perusahaan dalam upaya memasarkan produk atau jasa agar operasional perusahaan dapat berlanjut”(Grant Stewart, 2005: 97).Berdasarkan pendapat Grant Stewartdapat diketahui bahwa penjualan sangat berkaitan dengan harga saham perusahaan, dengan kata lain apabila penjualan meningkat maka dapat dipastikan akan memberikan dampak peningkatan terhadap harga saham

perusahaan atau sebaliknya. Namun hal ini tidak sesuai dengan data keuangan yang diteliti pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2011 sampai dengan 2014, dimana pada beberapa data menunjukkan fenomena yang berbeda yaitu kenaikan jumlah penjualan tidak diiringi dengan kenaikan harga sahamperusahaan dan sebaliknya.

Berdasarkan data keuangan yang diamati pada perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia, adanya peningkatan penjualan tersebut seharusnya akan meningkatkan jumlah harga saham yang ada. Tetapi dalam data laporan keuangan ternyata harga saham perusahaan mengalami penurunan akibatterjadinya penurunan terhadap jumlah penjualan produk, dapat dikarenakan menurunnya permintaan konsumen terhadap produk atau juga dapat dikarenakan adanya penurunan jumlah persediaan sehingga terjadi penurunan penjualan.

“Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar atau setara kas”(Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, par 05, seksi 2.2).Selain EPS dan penjualan, faktor lain yang mempengaruhi harga saham yaitu arus kas, dimana pengertian arus kas menunjukkan bahwa perubahan atas uang kas disebabkan oleh adanya arus penerimaan dan arus pengeluaran uang kas. Apabila arus masuk kas lebih besar dibandingkan arus keluar kas, maka hal tersebut menunjukkan kinerja keuangan perusahaan baik, dan hal ini akan mendukung kepercayaan investor akan kinerja perusahaan, sehingga tertarik untuk menanamkan investasinya ke perusahaan yang pada akhirnya akan memicu kenaikan terhadap harga saham perusahaan.Berdasarkan data keuangan yang diamati pada perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia, adanya peningkatan jumlah saldo arus kas bersihperusahaan seharusnya akan meningkatkan jumlah harga saham yang ada.

Tetapi dalam data laporan keuangan ternyata harga saham perusahaan mengalami penurunan.

Fenomena yang ada berdasarkan data keuangan perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 sampai tahun 2014 menunjukkan bahwa peningkatan terhadap EPS, penjualan dan arus kas perusahaan ternyata tidak seluruhnya akan memberikan dampak terhadap peningkatan harga saham perusahaan. Untuk jelasnya ringkasan data laporan keuangan dari perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 akan disajikan pada tabel I-1 berikut ini.

Tabel I-1 Data Penelitian

Dalam Jutaan Rupiah Kode Perusahaan Keterangan 2011 2012 2013 2014 AUTO Penjualan 7.363.659 8.277.485 10.703.988 12.255.427 EPS 261 273 209 181 Arus Kas 365.399 651.750 1.472.322 1.264.974 Harga Saham 3.400 3.700 3.650 4.200 LPIN Penjualan 62.958 68.736 77.231 70.155 EPS 533 781 403 (194) Arus Kas 36.507 49.136 51.901 7.817 Harga Saham 2.200 7.650 5.000 6.200 GJTL Penjualan 11.841.396 12.578.596 12.352.917 13.070.734 EPS 196 325 35 77 Arus Kas 586.720 904.547 1.998.591 957.144 Harga Saham 3.000 2.225 1.680 1.425 GDYR Penjualan 2.073.102 2.034.023 1.843.797 1.607.650 EPS 50 160 110 70 Arus Kas 127.202 87.232 84.189 105.302 Harga Saham 9.550 12.300 19.000 16.000 NIPS Penjualan 579.224 702.719 911.064 1.015.868 EPS 892 1.078 470 340 Arus Kas 5.348 7.897 7.305 33.054 Harga Saham 4.000 4.100 325 487 INDS Penjualan 1.234.986 1.476.987 1.702.447 1.866.977 EPS 551,69 422,80 279,62 193,02 Arus Kas 96.948 (44.347) 255.576 (236.991) Harga Saham 3.500 4.200 2.675 1.600 MASA Penjualan 3.259.769 3.208.814 3.238.914 2.843.048 EPS 114 300 400 60 Arus Kas 14.911 439.404 (50.850) 90.458

PRAS Penjualan 330.446 310.224 316.174 445.664 EPS 3,3 26,5 18,8 16,2 Arus Kas 14.546 1.168 18.794 18.794 Harga Saham 132 255 185 204 SMSM Penjualan 2.072.441 2.163.842 2.381.889 2.632.860 EPS 147 162 214 271 Arus Kas 17.501 59.381 94.808 75.860 Harga Saham 1.360 2.525 3.450 4.750

Sumber : Data Diolah, idx.co.id, 2015.

Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa pada beberapa perusahaan otomotif menunjukkan meningkatnyaEPS, Arus Kasdanpenjualan ternyata tidak diiringi dengan peningkatan harga sahamperusahaan atau sebaliknya penurunan EPS, Arus Kas danpenjualan ternyata tidak diiringi dengan penurunan harga sahamperusahaan. Fenomena ini bertentangan dengan pendapat Brigham dan Houston (2006: 33) yang menyebutkan bahwa : “Umumnya, terdapat korelasi yang tinggi antara EPS, arus kas, dan penjualan, dan ketiganya umumnya juga akan meningkat jika harga sahamperusahaan meningkat”.

Penelitian ini pada perusahaan otomotif yang terdapat di Bursa Efek Indonesia dengan pengamatan dari tahun 2011-2014. Alasan penulis mengambil perusahaan otomotif adalah karena penulis ingin mengetahui kesesuaian teori yang ada dengan data keuangan perusahaan mengenai pengaruh antara besarnya jumlah EPS, Arus Kas dan penjualanterhadap harga saham di perusahaan otomotif yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.Fenomena yang terjadi dalam memahami pengaruh EPS, Arus Kas danpenjualan terhadap harga saham.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul, “Pengaruh EPS, Arus Kas dan Penjualan Terhadap Harga Saham

Dokumen terkait