• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh EPS, Arus Kas dan Penjualan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh EPS, Arus Kas dan Penjualan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F (2006). Dasar-dasar Manajemen

Keuangan. Buku 1. Edisi Kesepuluh. Jakarta : Salemba Empat.

Bursa Efek Indonesia, 2008. Laporan Keuangan Tahun 2008/LKT Desember

2008_Audit.www.idx.co.id, diakses tanggal 17 Oktober 2012.

Erlina dan Sri Mulyani (2007). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan

Manajemen. Cetakan Pertama. Medan : USU Press.

Giri, Efraim Ferdian (2014). Serial, Teori, Soal dan Solusi Akuntansi Keuangan I. Edisi Pertama. Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Nasional. Yogyakarta.

Grant Stewart (2005). Sukses Manajemen Penjualan. Cetakan Pertama. Jakarta : Erlangga.

Harahap, Sofyan Syafri (2012). Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Cetakan Kelima. Jakarta : RajaGrafindo Persada.

Ikatan Akuntan Indonesia (2009). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Imam Ghozali (2009). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan IV. Edisi 1. Semarang : Badang Penerbit Universitas Diponegoro.

John J Wild, dkk (2005). Financial Statement Analysis. Buku 1, Edisi Kedelapan. Jakarta : Salemba Empat.

Lukman Syamsuddin (2007). Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Baru. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Muhammad Nisfiannoor (2009). Pendekatan Statistika Modern. Edisi Terbaru. Jakarta : Salemba Humanika.

Romney, Marshall B dan Steinbart, Paul John (2006). Accounting Information

System. Buku 1. Edisi 9. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Smith, Jay M & K. Fred Skousen (2012). Intermediate Accounting

Comprehensive Volume, Eight Edition, Penerjemah Nugroho Widjajanto. Akuntansi Intermediate, Volume Komprehensif. Penerbit Erlangga, Jakarta.

(2)

Van Horne, James C. (2005). Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Buku Dua Edisi IX. Jakarta : Salemba Empat

Weston, J. Fred dan Brigham, Eugene F (2007). Dasar-dasar Manajemen

(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan penelitian yaitu pendekatan asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan yang tertinggi bila dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian ini maka dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala. (Sugiyono, 2010: 11).

3.2. Definisi Operasional Variabel

Defenisi operasional adalah petunjuk bagaimana suatu variabel diukur atau untuk mengetahui baik buruknya suatu penelitian dan untuk mempermudah pemahaman dalam membahas penelitian. Defenisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. EPS (Earning per Share) sebagai variabel bebas (X1) merupakan laba yang

diperoleh perusahaan per lembar saham sebagai alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai entitas usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba suatu entitas dari waktu ke waktu. EPS (Earning per

Share) dihitung dengan rumus :

Laba Bersih Laba Per Lembar Saham (EPS) =

(4)

2. Arus Kassebagai variabel bebas (X2) yang diukur dengan nilai arus kas bersih

(net cashflow)dari arus kas yang diambil dari laporan arus kas.

3. Penjualan sebagai variabel bebas (X3) yang diukur dengandata penjualan

bersih (net sales) dari laporan Laba Rugi.

4. Harga saham merupakan variabel terikat (Y) yaitu harga saham yang terjadi di bursa yakni harga saham penutupan (closing price) yang terbentuk pada perdagangan saham.

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini menggunakan data empiris yang dilaksanakan melalui tempat / media perantara dengan melakukan browsing pada situs resmi Bursa Efek Indonesia mengenai perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 yaitu www.idx.co.id..

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian direncanakan pada bulan Juli 2015 sampai dengan Oktober 2015. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3-1

Rincian dan Waktu Penelitian

No Jenis Kegiatan

Tahun 2015

Juli Agustus September Oktober 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Pengajuan Judul

(5)

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Sugiyono (2010: 72) menjelaskan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti umtuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode waktu 2010- 2014yang berjumlah 23 perusahaan.

2. Sampel Penelitian

Erlina dan Sri Mulyani (2007: 74) menjelaskan bahwa ”Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Sampel penelitian ini adalah perusahaan- perusahaan yang terdaftar di BEI yang dipilih dengan menngunakan beberapa kriteria tertentu. Adapun kriteria dalam penentuan sampel ini adalah:

1. Perusahaan otomotif tersebut tidak mengalami delisting pada tahun 2010- 2014,

2. Menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan yang lengkap dan audited selama tahun 2010- 2014

Adapun ke 23 perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode waktu 2010-2014dapat dilihat pada tabel berikut ini :

(6)

No Kode

Perusahaan Nama Perusahaan

Kriteria

Ket.

1 2 3

1 AUTO PT. Astra Otoparts, Tbk 1

2 LPIN PT. Multi Prima Sejahtera, Tbk 2

3 GJTL PT. Gajah Tunggal, Tbk 3

4 GDYR PT. Goodyear Indonesia, Tbk 4

5 NIPS PT. Nipress, Tbk 5

6 TRSN PT. Trias Sentosa, Tbk -

7 HEXA PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk - 6

8 INDS PT. Indospring, Tbk - 7

9 TLBP PT. Total Bangun Persada, Tbk - - -

10 INTA PT. Intraco Penta, Tbk - -

11 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk 8

12 TRST PT. Tigaraksa Satria, Tbk - - -

13 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal,Tbk 9

14 SMSM PT. Selamat Sempurna, Tbk - -

15 PLCI PT. Polychem Indonesia, Tbk - -

16 SUGI PT. SugihEnergy, Tbk - -

17 ASTI PT. Astra International, Tbk - -

18 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk - -

19 CNOG PT. Central Omega, Tbk - - -

20 UNTR PT. United Tractors, Tbk - -

21 CNMP PT. Citra Nusaphala, Tbk - - -

22 RODA PT. Royal Oak Asia, Tbk - -

23 IMAS PT. Indomobil Sukses Internasional,Tbk - - - Sumber : Data Diolah.

Berdasarkan kriteria yang ada pada teknik penentuan sampel tersebut, maka sampel yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini adalah 9 sampel perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010- 2014yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel III-3 Sampel Penelitian

NO NAMA PERUSAHAAN

1 PT. Astra Otoparts, Tbk 2 PT. Multi Prima Sejahtera, Tbk 3 PT. Gajah Tunggal, Tbk

4 PT. Goodyear Indonesia, Tbk 5 PT. Nipress, Tbk

6 PT. Indospring, Tbk

(7)

9 PT. Selamat Sempurna, Tbk Sumber : Data Diolah.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan kebutuhan, penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan cara yaitu studi dokumentasi, yaitu mempelajari dokumen yang terkait dengan masalah atau data penelitian seperti laporan keuangan perusahaan dan lain-lain yang diperoleh dari internet dengan situs resmi Bursa Efek Indonesia

3.6. Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif, yaitu metode statistik yang digunakan untuk mengumpulkan, meringkas, menyajikan dan mengdeskriptifkan data sehingga dapat memberikan informasi yang berguna. Muhammad Nisfiannoor (2009: 4) menjelaskan bahwa “Data yang disajikan dalam statistika deskriptif biasanya dalam bentuk ukuran pemusatan data (mean, median, dan modus), ukuran penyebaran data (standar deviasi dan varians), tabel, serta grafik (histogram, pie dan bar)”. Adapun variabel yang akan diteliti dengan statistik deskriptif dalam penelitian ini adalah Earning Per Share (EPS), arus kas dan penjualan terhadap harga saham.

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik untuk mengetahui model penelitian layak atau tidak, maka harus memenuhi syarat asumsi klasik yaitu :

(8)

Imam Ghozali(2005: 86) menjelaskan bahwa “Uji normalitas residual digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel bebas, variabel terikat, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak”. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui analisis Kolmogorov Smirnov.

b.Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model sebuah regresi ditemukan adanya korelasi variabel bebas. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Imam Ghozali(2005: 86) menjelaskan bahwa “Uji ini menggunakan kriteria Variance Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan bila VIF > 5 terdapat masalah multikolinearitas yang serius sebaliknya bila VIF < 5 tidak terdapat masalah multikolinearitas yang serius”. c.Uji Heteroskedastisitas

Imam Ghozali(2005: 87) menjelaskan bahwa “Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas”. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji ini dapat menggunakan Uji Gletjser Test.

d. Uji Autokorelasi

(9)

hingga (4-du), berarti asumsi tidak terjadi autokorelasi terpenuhi. Adapun kriteria dalam penentuan autokorelasi adalah sebagai berikut :

1. Jika Dw < Dl atau Dw > 4-Dl maka terdapat autokorelasi.

2. Jika Du < Dw < 4-Du maka tidak terjadi autokorelasi (Non Autokorelasi). 3. Jika Dl < Dw < Du atau 4-Du < Dw < 4-Dl maka status autokorelasi tidak

dapat dijelaskan (inconclusive). 3. Analisis Regresi Berganda

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis Regresi Berganda dengan menggunakan rumus :

Y = a +b1X1+ b2X2+ b3X3 +e

Keterangan :

Y = Harga Saham.

X1 = Earning Per Share (EPS)

X2 = Arus Kas

X3 = Penjualan

a = Konstanta

b1,2 = Koefisien Regresi

e = Epsilon atau variabel pengganggu

Pengujian model regresi berganda ini digunakan untuk mengetahui pengaruh positif atau negatif dari masing-masing variabel bebas X1, X2dan X3

terhadap variabel terikat Y. 4.Pengujian Hipotesis

a. Secara Parsial dengan menggunakan Uji t

(10)

H0 : X1, X2 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas

(X1, X2dan X3) terhadap variabel terikat (Y).

H1 : X1, X2≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X1,

X2dan X3) terhadap variabel terikat (Y).

Selanjutnya dilakukan uji signifikan dengan membandingkan tingkat signifikansi (alpha) 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k) dari thitung yang

diperoleh dengan kriteria sebagai berikut : Jika thitung≥ ttabel , maka H0 ditolak

Jika thitung≤ ttabel , maka H0 diterima

Kriteria pengujian yaitu Ha diterima apabila thitung> ttabel yang dapat

digambarkan sebagai berikut :

Daerah Daerah

Terima H0 Tolak H0

Gambar III.1 Kriteria Pengujian Hipotesis (Uji t) b. Secara Simultan dengan menggunakan Uji F

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah adapengaruh

Earning Per Share (EPS), arus kas dan penjualan secara

(11)

H0 : X1, X2dan X3 = 0, tidak terdapat pengaruh Earning Per Share

(EPS), arus kas dan penjualan secara bersama-sama terhadap harga sahampada perusahaan otomotifyang ada di Bursa Efek Indonesia. H1 : X1, X2dan X3 ≠ 0, terdapat pengaruh Earning Per Share (EPS),

arus kas dan penjualansecara bersama-sama terhadap harga sahampada perusahaan otomotif yang ada di Bursa Efek Indonesia. Nilai Fhitung nantinya akan dibandingkan dengan nilai Ftabel dengan

tingkat signifikansi (alpha) 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k) dari Fhitung yang diperoleh dengan kriteria sebagai berikut :

Jika Fhitung> Ftabel , maka H0 ditolak

Jika Fhitung< Ftabel , maka H0 diterima

Kriteria pengujian yaitu Ha diterima apabila thitung> ttabel yang

dapat digambarkan sebagai berikut :

Daerah Daerah

Terima H0 Tolak H0

Gambar III.2 Kriteria Pengujian Hipotesis (Uji F) Keterangan :

Fhitung = Hasil perhitungan korelasi Earning Per Share (EPS), arus kas

(12)

5. Uji Koefisien Determinasi (R )

Koefisien Determinasi (R2) menunjukkan besarnya presentase pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengaruh semua variabel bebas (secara simultan) didalam model regresi terhadap nilai variabel terikat dapat diketahui dengan analisis varians. Alat statistik yang dapat digunakan adalah Analysis of Variance (ANOVA). Hasil perhitungan R2 yaitu diantara nol dan satu dengan ketentuan. Nilai R2 yang semakin kecil (mendekati nol) berarti semakin kecil pengaruh semua variabel bebas terhadap nilai variabel terikat atau semakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilai variabel terikat. Sebaliknya, nilai R2 yang semakin besar (mendekati satu) berarti semakin besar pengaruh semua variabel bebas terhadap nilai variabel terikat atau semakin besar kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilai variabel terikat.

Koefisien Determinasi, untuk melihat besarnya kontribusi pengaruh variabel bebas dan variabel terikat dapat dihitung dengan rumus

(13)

4.1. Hasil Penelitian

Dari pengumpulan data yang dilakukan, maka data-data tentang EPS, arus kas, penjualan dan harga saham perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai tahun 2014dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel IV-1

Data EPS Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2014

No Kode

Perusahaan

EPS

2011 2012 2013 2014

1 AUTO 261 273 209 181

2 LPIN 533 781 403 (194)

3 GJTL 196 325 35 77

4 GDYR 50 160 110 70

5 NIPS 892 1.078 470 340

6 INDS 551,69 422,80 279,62 193,02

7 MASA 114 300 400 60

8 PRAS 3,3 26,5 18,8 16,2

9 SMSM 147 162 214 271

(14)

Tabel IV-2

Data Arus Kas Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2014

No Kode Perusahaan

Arus Kas

2011 2012 2013 2014

1 AUTO 180.976 243.,646 (282.288) (119.105)

2 LPIN (43.977) 244 19.920 (2.322)

3 GJTL (436.834) 693.170 92.887 (234.180)

4 GDYR 82.705.612 (6.694.795) 2.776.128 262.468 5 NIPS (2.765.457) (5.129.729) (5.358.646) (4.317.783) 6 INDS 1.495.944 17.150.589 (19.668.116) 96.948.911

7 MASA 61.689 (69.066) 21.659 13.182

8 PRAS 40.536 (41.865) 15.242 (3.995)

9 SMSM 4.708 (4.936) 5.625 (5.289)

Berdasarkan data tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa jumlah arus kas terendah ada pada PT. Indospring, Tbk sebesar Rp. -19.668.116 pada tahun 2013 dan jumlah arus kas tertinggi ada pada PT. Goodyear Indonesia, Tbk sebesar Rp. 82.705.612 pada tahun 2011.

Tabel IV-3

Data Penjualan Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2014

No Kode Perusahaan

Penjualan

2011 2012 2013 2014

1 AUTO 5.337.720 5.265.798 6.255.109 7.363.659

2 LPIN 59.249 58.088 59.519 62.958

3 GJTL 7.963.473 7.936.432 9.853.904 11.841.396 4 GDYR 1.088.862 1.244.519 1.292.819 1.736.088

5 NIPS 480.458 279.929 400.895 579.224

6 INDS 963.198 720.229 1.027.120 1.234.986 7 MASA 1.333.604 1.691.475 2.006.840 2.861.930

8 PRAS 410.673 161.201 74.974 330.447

9 SMSM 1.353.586 1.374.652 1.561.787 1.807.891

(15)

58.088pada tahun 2012 dan jumlah penjualan tertinggi ada pada PT. Gajah Tunggal, Tbk sebesar Rp. 9.853.904 pada tahun 2013.

Tabel IV-4

Data Harga Saham Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2014

No Kode

Perusahaan

Harga Saham

2011 2012 2013 2014

1 AUTO 3.500 5.750 13.950 3.400

2 LPIN 1.100 1.100 3.125 2.200

3 GJTL 200 425 2.300 3.000

4 GDYR 5.000 9.600 12.500 9.550

5 NIPS 1.490 1.450 3.975 4.000

6 INDS 1.200 1.250 10.500 3.500

7 MASA 140 205 330 500

8 PRAS 120 119 93 132

9 SMSM 650 750 1.070 1.360

Berdasarkan data tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa jumlah harga saham terendah ada pada PT. Prima Alloy Steel Universal, Tbk sebesar Rp. 93pada tahun 2013 dan jumlah harga saham tertinggi ada pada PT. Astra Otoparts, Tbk sebesar Rp. 13.950 pada tahun 2013.

4.1.1. Analisis Data

(16)

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai minimum, nilai maksimum dan standar deviasi.

Tabel IV-5 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

EPS 36 -179.29 2953.31 518.6414 678.92115

Arus Kas 36 -19668116.00 96948911.00 4376520.9167 21625273.31102

Penjualan 36 58088.00 11841396.00 2446519.2222 3101511.82320

Harga Saham 36 93.00 13950.00 3042.6111 3704.95718

Valid N (listwise) 36

Variabel EPS mempunyai rata-rata sebesar518,6414.EPS merupakan jumlah laba yang diterima para investor sebagai imbal hasil saham dalam setiap lembar saham yang dimiliki.Variabel arus kas mempunyai rata-rata sebesar 21625273.31102. Arus kas merupakan jumlah saldo bersih dari arus kas masuk terhadap arus kas keluar yang diperoleh perusahaan dalam satu periode.

(17)

4.1.2. Analisis RegresiSederhana

Adapun regresi sederhana yang dipergunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara satu persatu terhadap variabel terikat. 1. Regresi Serderhana Pengaruh EPSterhadap Harga Saham

Tabel IV-6 Coefficients(a)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Colinearity Statistics

B Std. Error Beta

Tolerance VIF

1 (Constant)

855.625 503.074 1.701 .098

EPS

4.217 .594 .773 7.098 .000 1.000 1.000

a Dependent Variable: Harga Saham

Berdasarkan pada tabel IV-6 dapat dilihat koefisien untuk persamaan regresi sederhana dari penelitian ini, yang dapat disusun dalam persamaan matematis sebagai berikut :

Y= 855.625 +4.217X1

Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

a. Angka konstanta sebesar 855.625menunjukkan bahwa harga saham akan bernilai 855.625jika semua variabel independen dianggap konstan.

(18)

2. Regresi Serderhana Pengaruh Arus Kasterhadap Harga Saham

Untuk mengetahui pengaruh antara arus kas terhadap harga saham berikut akan disajikan hasil perhitungan regresi serderhana pengaruh arus kas terhadap harga saham dengan bantuan program SPSS versi 16.

Tabel IV-7 Coefficients(a)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Colinearity Statistics

B Std. Error Beta

Tolerance VIF

1 (Constant)

3039.824 639.564 4.753 .000

Arus Kas

6.368 .000 .004 .022 .983 1.000 1.000

a Dependent Variable: Harga Saham

Berdasarkan pada tabel IV-7 dapat dilihat koefisien untuk persamaan korelasi sederhana dari penelitian ini, yang dapat disusun dalam persamaan matematis sebagai berikut :

Y = 3039.824 +6.368X2

Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

a. Angka konstanta sebesar 3039.824menunjukkan bahwa harga saham akan bernilai 3039.824jika semua variabel independen dianggap konstan.

(19)

3. Regresi Serderhana Pengaruh Penjualanterhadap Harga Saham

Untuk mengetahui pengaruh antara penjualanterhadap harga saham berikut akan disajikan hasil perhitungan regresi serderhana pengaruh penjualan terhadap harga saham dengan bantuan program SPSS versi 16.

Tabel IV-8 Coefficients(a)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Colinearity Statistics

B Std. Error Beta

Tolerance VIF

1 (Constant)

2766.482 798.734 3.464 .001

Penjualan

1.129 .000 .004 .553 .584 1.000 1.000

a Dependent Variable: Harga Saham

Berdasarkan pada tabel IV-8 dapat dilihat koefisien untuk persamaan korelasi sederhana dari penelitian ini, yang dapat disusun dalam persamaan matematis sebagai berikut :

Y = 2766.482+1.129X3

Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

c. Angka konstanta sebesar 2766.482menunjukkan bahwa harga saham akan bernilai 2766.482jika semua variabel independen dianggap konstan.

(20)

4.1.3. Uji Analisis RegresiBerganda

Adapun regresi berganda yang dipergunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yang dalam hal ini EPS, arus kas dan penjualansecara serentak terhadap variabel terikat yaitu harga saham.

Tabel IV-9 Coefficients(a)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Colinearity Statistics

B Std. Error Beta

Tolerance VIF

1 (Constant)

443.925 611.489 .726 .473

EPS 4.295 .597 .787 7.193 .000 .988 1.012

Arus Kas -9.638 1.877 -.056 -.513 .611 .986 1.014

Penjualan 1.688 1.306 .141 1.293 .205 .990 1.010

a Dependent Variable: Harga Saham

Berdasarkan pada tabel IV-9dapat dilihat koefisien untuk persamaan regresi dari penelitian ini, yang dapat disusun dalam persamaan matematis sebagai berikut :

Y = 443.925 +4.295X1 -9.638X2+ 1.688 X3

Berdasarkan persamaan korelasi di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

a. Angka konstanta sebesar443.925menunjukkan bahwa harga sahamakan bernilai 443.925jika semua variabel independen dianggap konstan.

(21)

c. Variabel arus kas memiliki nilai koefisien sebesar -9.638. Hal ini menggambarkan bahwa jika variabel arus kasnaik satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkanharga saham sebesar 9.638(963,8). d. Variabel penjualan memiliki nilai koefisien sebesar 1.688. Hal ini

menggambarkan bahwa jika variabel penjualan naik satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan meningkatkanharga saham sebesar 1.688(168,8).

4.1.4. Uji Hipotesis

1. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji-t). a. Uji Parsial EPSterhadap Harga Saham

Uji-t pada dasarnya menunjukkan seberapa besar pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berikut hasil perhitungan uji hipotesis secara parsial atau satu persatu variabel bebas yaitu EPS dengan variabel terikat harga saham dengan bantuan program SPSS versi 16.

TabelIV-10 Coefficients(a)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Colinearity Statistics

B Std. Error Beta

Tolerance VIF 1 (Constant)

855.625 503.074 1.701 .098

EPS

4.217 .594 .773 7.098 .000 1.000 1.000

(22)

Harga t hitung yang ada selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel. Untuk kesalahan 5 % uji dua pihak dan dk = n – 2 = 34, maka diperoleh t tabel = 2,042(t tabel terlampir). Adapun kriteria penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut :

Ho (Hipotesis Nol) :  = 0 (tidak ada pengaruh) Ha (Hipotesis Alternatif) : ≠ 0 (ada pengaruh)

Tabel IV-10untuk variabel EPS, nilai t hitung 7.098 > t tabel 2,042maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya bahwa variabel EPSberpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan nilai signifikan diperoleh nilai 0,00 yang bila dibandingkan dengan nilai  yaitu 0,05 menunjukkan 0,00< 0,05 yang artinya bahwa secara signifikan variabel EPSberpengaruh terhadap harga saham.

b. Uji Parsial Arus Kasterhadap Harga Saham

Berikut hasil perhitungan uji hipotesis secara parsial atau satu persatu variabel bebas yaitu arus kas dengan variabel terikat harga saham dengan variabel terikat degan bantuan program SPSS versi 16.

TabelIV-11 Coefficients(a)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Colinearity Statistics

B Std. Error Beta

Tolerance VIF 1 (Constant)

3039.824 639.564 4.753 .000

Arus Kas

6.368 .000 .004 .022 .983 1.000 1.000

(23)

Tabel IV-11 untuk variabel arus kas, nilai t hitung 0.022< t tabel 2,042maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa variabel arus kas tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan nilai signifikan diperoleh nilai 0,983 yang bila dibandingkan dengan nilai  yaitu 0,05 menunjukkan 0,983> 0,05 yang artinya bahwa secara signifikan variabel arus kas tidak berpengaruh terhadap harga saham.

c. Uji Parsial Penjualanterhadap Harga Saham

Berikut hasil perhitungan uji hipotesis secara parsial atau satu persatu variabel bebas yaitu penjualan dengan variabel terikat harga saham dengan variabel terikat degan bantuan program SPSS versi 16.

TabelIV-12 Coefficients(a)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Colinearity Statistics

B Std. Error Beta

Tolerance VIF 1 (Constant)

2766.482 798.734 3.464 .001

Penjualan

1.129 .000 .004 .553 .584 1.000 1.000

a Dependent Variable: Harga Saham

(24)

2. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji-F).

Setelah dilakukan pengujian untuk koefisien determinasi, maka akan dilakukan pengujian apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji yang dilakukan adalah dengan menggunakan Uji-F. Berikut ini merupakan hasil perhitungan Uji-F dengan bantua program SPSS versi 16.

TabelIV-13 ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression

298511891.469 3 99503963.823 17.503 6.618a

Residual 181922877.087 32 5685089.909

Total 480434768.556 35

a. Predictors: (Constant), Penjualan, EPS, Arus Kas

b. Dependent Variable: Harga Saham

TabelIV-13menunjukkan bahwa F hitung adalah sebesar17.503 >F tabel9,55 yang artinya bahwa variabel EPS, arus kas dan penjualansecara serempak berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan secara signifikan diperoleh nilaitaraf signifikan sebesar 6,618 yang bila dibandingkan dengan nilai

(25)

4.1.5. Uji Koefisien Determinasi.

Koefisien Determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Berikut ini merupakan hasil perhitungan Uji Determinasi dengan bantuan program SPSS versi 16.

Tabel IV-14 Model Summaryb

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

Durbin-Watson R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .788a

.621 .586 2384.34266 .621 17.503 3 32 .000 2.206

a. Predictors: (Constant), Penjualan, EPS, Arus Kas

b. Dependent Variable: Harga Saham

Berdasarkan tabel IV-14 dapat dilihat bahwa nilai dari R Square bernilai 0,621dapat disimpulkan bahwa sebesar 62,1 % harga saham dipengaruhi oleh EPS, arus kas dan penjualansedangkan 37,9 % lagidipengaruhi oleh variabel yang lain, selain variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

4.2. Pembahasan

(26)

menunjukkan 0,00< 0,05 yang artinya bahwa secara signifikan variabel EPS berpengaruh terhadap harga saham.

EPS (Earning per Share)berpengaruh terhadap harga saham artinya kenaikan atau penurunan EPS ternyata berdampak pada kenaikan atau penurunan harga saham, hal dapat disebabkan karena peningkatan pada laba perlembar saham perusahaan akan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memberikan imbal, hasil saham kepada para investor dapat selalu ditingkatkan sehingga hal ini akan menambah kepercayaan investor kepada perusahaan yang pada akhirya akan meningkatkan harga saham perusahaan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Lukman Syamsuddin (2007: 66)bahwa : “Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan Earning per Share (EPS), karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa yang sangat berpengaruh terhadap harga saham perusahaan”.

Hasil pengujian statistik dengan uji-t untuk variabel arus kas, nilai t hitung 0.022< t tabel 2,042maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa variabel arus kas tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan nilai signifikan diperoleh nilai 0,983 yang bila dibandingkan dengan nilai  yaitu 0,05 menunjukkan 0,983> 0,05 yang artinya bahwa secara signifikan variabel arus kas tidak berpengaruh terhadap harga saham.

(27)

memperoleh kas dari aktivitas perusahaan, sehingga hal ini tidak berkaitan dengan kenaikan atau penurunan harga saham di pasar bursa.

Hal ini sesuai dengan pendapatSofyan Syafri Harahap (2012: 243) menyatakan bahwa : “Laporan arus kas adalah suatu laporan yang bertujuan untuk

memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu”, dimana laporan arus kas hanya menyangkut aktivitas arus kas masuk dan keluar perusahaan saja tanpa berkaitan dengan harga saham perusahaan.

Hasil pengujian statistik dengan uji-t untuk variabel penjualan, nilai t hitung 0.553< t tabel 2,042maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa variabel penjualan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan nilai signifikan diperoleh nilai 0,983 yang bila dibandingkan dengan nilai  yaitu 0,05 menunjukkan 0,584> 0,05 yang artinya bahwa secara signifikan variabel penjualan tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Penjualantidak berpengaruh terhadap harga saham artinya kenaikan atau penurunan penjualanternyata tidak berdampak pada kenaikan atau penurunan harga saham, hal dapat disebabkan karena peningkatan atau penurunan pada penjualanperusahaan hanya menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menjual produk saja, sehingga hal ini tidak berkaitan dengan kenaikan atau penurunan harga saham di pasar bursa.

(28)

menyangkut aktivitas operasional perusahaan tanpa berkaitan dengan harga saham perusahaan.

Hasil pengujian statistik berdasarkan tabel ANOVA dengan uji-F untuk variabel EPS, arus kas dan penjualan, nilai F hitung adalah sebesar17.503 >F tabel 9,55 yang artinya bahwa variabel EPS, arus kas dan penjualan secara serempak berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan secara signifikan diperoleh nilaitaraf signifikan sebesar 6,618 yang bila dibandingkan dengan nilai  yaitu 0,05 menunjukkan 6,618> 0,05 yang artinya bahwa secara signifikan variabel EPS, arus kas dan penjualan secara serempak berpengaruh terhadap harga saham.

EPS, arus kas dan penjualanberpengaruh terhadap harga saham artinya kenaikan atau penurunan EPS, arus kas dan penjualanternyata berdampak pada kenaikan atau penurunan harga saham, hal dapat disebabkan karena peningkatan atau penurunan pada EPS, arus kas dan penjualanperusahaan secara keseluruhan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola keuangannya yang baik, sehingga hal ini sangatpenting bagi semua pihak untuk mengetahui dan memberikankeperayaan kepada perusahaan sehingga hal ini akan memberikan dampak kenaikan pada harga saham perusahaan.

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan penulis pada bab-bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh EPS terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Terdapat pengaruh arus kas terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Terdapat pengaruh penjualan terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Terdapat pengaruh EPS, arus kas dan penjualan terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5.2. Saran

Bertitik tolak dari pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan dalam penulisan skripsi ini maka penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut :

1. Sebaiknya peneliti yang melakukan penelitian dengan topik penelitian yang sama, hendaknya dapat menambahkan variabel lain diluar variabel yang ada pada penelitian ini.

(30)
(31)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1. Harga Saham

1. Pengertian Harga Saham

Banyak sekali komoditas yang diperdagangkan di Pasar Modal yang disebut dengan Surat Berharga. Yang termasuk surat berharga adalah saham, obligasi, klaim, waran, option dan lain-lain. Salah satu yang paling banyak diperdagangkan adalah saham. Menurut Lubis (2008: 157) menyebutkan : “Saham adalah surat berharga yangditerbitkan oleh perusahaan yang go publik. Harga saham ditentukan oleh perkembangan perusahaan penerbitnya (Emitennya)”. Jika perusahaan Emiten mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi dan mampu menyisihkan sebagian dari keuntungannya itu sebagai deviden dengan jumlah yang tinggi. Hal tersebut akan menarik investor (masyarakat) untuk membeli saham perusahaan tersebut. Akibatnya, permintaan atas saham tersebut meningkat dan akan menaikkan harga saham perusahaan tersebut di Bursa. Sehingga memungkinkan bagi pemegang saham perusahaan tersebut untuk memperoleh capital gain. Capital gain juga akan mendorong naiknya harga saham di Bursa. Dengan demikian keuntungan perusahaan merupakan faktor penting bagi sebuah saham.

Selain itu Halim (2005: 20) menjelaskan :

(32)

hal tersebut sebaliknya perusahaan selalu memberi informasi yang cukup ke Bursa Efek sepanjang informasi tersebut berpengaruh terhadap harga sahamnya.

Lubis (2008: 59) membagi harga saham pada beberapa jenis yaitu : a. Harga nominal, merupakan nilai yang ditetapkan oleh Emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya. Sama dengan nilai pari (par value) merupakan nilai yang tertera di lembaran saham tersebut. Emiten bebas menetapkan harga perlembar sahamnya.

b. Harga perdana, harga ini merupakan harga sebelum saham dicatat di Bursa Efek. Setelah bernegosiasi dengan penjamin (underwriter), maka akan diketahui berapa harga saham tersebut akan dijual ke masyarakat. Kemudian penjamin akan membuka counter untuk melakukan saham tersebut. Biasanya untuk menentukan harga perdana ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan yaitu : goodwill, kondisi pasar, prospek perusahaan dan lain-lain. Jadi tidak ada patokan khusus mengenai harga perdana. Bila prospek perusahaan tidak baik, tetapi kondisi pasar dalam keadaan bullish, saham Emiten dinilai dengan harga perdana yang tinggi.

c. Agio saham, merupakan selisih antar harga nominal dengan harga perdana saham.

d. Harga pasar, adalah harga jual dari investor satu dengan investor lainnya. Harga terjadi setelah shaam tercatat di Bursa, baik Bursa utama maupun OTC.

e. Harga pembukuan, merupakan harga yang diminta oleh penjual dan pembeli pada saat jam bursa dibuka, atau pada saat dimulainya hari bursa itu. Harga pembuka tadi menjadi harga pasar bila terjadi transaksi pada saat itu.

f. Harga penutup, merupakan harga yang diminta oleh penjual dan pembeli pada saat akhir hari bursa.

g. Harga tertinggi, merupakan harga yang paling tinggi pada suatu hari bursa.

h. Harga terendah, merupakan lawan dari harga tertinggi, bisa untuk mendeteksi transaksi harian, bulanan atau tahunan. i. Harga rata-rata, merupakan harga rata-rata dari harga

tertinggi dan harga terendah.

Dengan demikian data yang diambil dalam penelitian ini adalah data

(33)

menghasilkan laba dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersifat makro dan mikro, sedangkan fluktuasi harga saham dalam batas-batas tertentu juga dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor yang bersifat makro merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi semua perusahaan atau industri, sedangkan faktor-faktor yang bersifat mikro adalah spesifik dan hanya mempengaruhi perusahaan atau industri tertentu saja. Kedua jenis faktor tersebut akan mempengaruhi tingkat risiko investasi saham. Risiko investasi saham tercermin pada variabilitas pendapatan (return) saham, baik pendapatan saham individual maupun pendapatan saham secara keseluruhan (market return) di pasar modal. Besar kecilnya risiko investasi pada suatu saham dapat diukur dengan varians atau standar deviasi dari pendapatan saham tersebut.

Risiko ini disebut risiko total yang terdiri dari risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis ditentukan oleh besar kecilnya koefisien beta yang menunjukkan tingkat kepekaan harga suatu saham terhadap harga saham secara keseluruhan di pasar. Jenis risiko ini timbul karena faktor-faktor yang bersifat makro dan mempengaruhi semua perusahaan atau industri serta tidak dapat dikurangi walaupun dengan cara diversifikasi. Faktor-faktor tersebut adalah : pertumbuhan ekonomi, tingkat bunga deposito, tingkat inflasi, nilai tukar valuta asing, dan kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi.

(34)

Faktor-faktor tersebut nampak antara lain pada : struktur modal, struktur aktiva, dan tingkat likuiditas perusahaan. Tingkat pendapatan yang diharapkan dari investasi saham tergantung pada bagaimana preferensi sikap investor dalam menghadapi risiko. Pada umumnya investor bersifat menghindari risiko, walaupun sebagian ada yang berani mengambil risiko.

Investor yang bersifat menghindari risiko akan lebih suka memilih saham-saham yang memiliki risiko yang lebih kecil dengan tingkat pendapatan tertentu. Sebaliknya investor yang berani mengambil risiko akan cenderung memilih saham-saham yang mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi dengan harapan dapat memperoleh hasil (pendapatan) yang lebih besar. Dengan demikian preferensi investor terhadap risiko yang terkandung pada masing-masing jenis saham akan mempengaruhi volume perdagangan saham yang bersangkutan

Penilaian investor atau calon investor terhadap risiko investasi saham juga akan mempengaruhi harga saham yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena risiko merupakan salah satu unsur dalam penetapan tingkat discount untuk menentukan nilai saham. Jika risiko investasi saham semakin tinggi, semenetara pendapatan saham tetap, maka nilai saham akan semakin rendah sehingga dapat mengakibatkan harga saham turun demikian pula sebaliknya.

2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

(35)

dianggap para investor mempunyai prospek yang baik untuk memperoleh kembalian investasi yang besar.

Kinerja keuangan berdasarkan rasio keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat investor untuk menentukan pilihan dalam membeli saham. Bagi perusahaan, menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan agar saham yang sudah diperdagangkan di bursa efek (go public) tetap eksis dan tetap diminati investor. Dalam kondisi krisis moneter yang belum pulih, tentu menimbulkan pertanyaan besar, apakah kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang sudah go public masih dapat memberikan kontribusi yang cukuup besar dalam mempengaruhi harga sahamnya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham menurut White (2012: 91) yaitu :

a. Emisi scrip

b. Emisi right

c. Konvertibel

Untuk lebih jelasnya berikut akan dijelaskan secara satu persatu. a. Emisi scrip

Emisi scrip dibuat apabila suatu perusahaan merasa harga sahamnya

(36)

b. Emisi right

Emisi right terjadi bila perusahaan hendak mengumpulkan dana.

Perusahaan menawarkan sahamnya oada satu nilai yang ditentukan dan biasanya lebih murah dari pada harga saham yang berlaku saat ini. Biasanya saham baru berhak atas pembagian dividen yang sama besarnya seperti saham lama, jadi dividen dibagi antara lebih banyak saham, Akibatnya nilai saham lama berkurang bagiannya.

c. Konvertibel

Jalan lain suatu perusahaan dapat mengumpulkan dana adalah dengan menerbitkan konvertibel. Aktiva jenis ini dijual seperti obligasi. Dengan harga saham yang sudah mantap, pembeli berhak untuk menerima pendapatan yang pasti tiap tahunnya sampai konvertibel jatuh tempo, saat pembayaran kembali dilakukan pada par (nominal) yaitu jumlah pembayaran ulang yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Weston dan Brigham (2010 : 26) : “Banyak faktor yang mempengaruhi harga saham yang dapat berdampak pada kenaikan maupun penurunannya, antara lain ; tingkat penjualan, laba bersih, arus kas bersih, laba perlembar saham (EPS), jumlah kas deviden yang diberikan, tingkat profitabilitas, tingkat resiko dan pengembalian”.

Selain itu faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham menurut Sularso (2013: 25) yaitu :

a. Harga Saham Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date b. Abnormal Return

c. Return Individual

d. Expected Return (Ex Rit)

(37)

g. Informasi

h. Periode Penelitian

Untuk lebih jelasnya berikut akan dijelaskan secara satu persatu. a. Harga Saham Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date

Harga saham adalah harga saham yang terjadi di bursa pada saat penutupan (closing price) yang terbentuk pada setiap akhir perdagangan saham. Dengan demikian data yang diambil dalam penelitian ini adalah data closing price untuk masing-masing saham.

b. Abnormal Return

Abnormal Return atau keuntungan di atas normal adalah selisih antara

tingkat keuntungan sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Abnormal return ini bisa bernilai positif ataupun negatif. c. Return Individual

Return individual adalah tingkat keuntungan harian untuk masing-masing

saham. Return individual ini merupakan persentase dari harga saham pada saat ini dibagi harga saham pada saat sebelumnya.

d. Expected Return (Ex Rit)

Expected return adalah tingkat keuntungan yang diharapkan untuk

masing-masing saham. Tingkat keuntungan yang diharapkan dapat dihitung berdasarkan model keseimbangan atau Capital Asset Pricing

Model menyatakan bahwa keuntungan yang diharapkan dari saham adalah

(38)

e. Return Pasar

Return pasar adalah tingkat keuntungan seluruh saham yang terdaftar di

Bursa. Return pasar diwakili oleh IHSG. IHSG menunjukkan indeks harga saham dari seluruh saham yang listed di Bursa.

f. Risk Free (Rf)

Risk free merupakan tingkat keuntungan bebas risiko yang diperoleh

dengan menggunakan rata-rata tingkat bunga deposito 1 bulanan dari bank-bank umum. Untuk mendapatkan Rf harian, dapat dihitung dengan membagi tingkat bunga deposito 1 bulanan dengan 360 hari (1 tahun diasumsikan 360 hari).

g. Informasi

(39)

harga saham. Untuk itu investor harus memperoleh informasi yang merata dan transparan, sehingga dapat mengambil keputusan kapan saat membeli dan menjual sahamnya dengan harga yang wajar.

Agar investor dapat memperoleh return maka investor harus mempergunakan berbagai bentuk analisis berdasarkan informasi yang diperoleh. Dalam menganalisis penelitian ini, informasi yang digunakan sebagai event adalah informasi yang dipublikasikan, khususnya informasi mengenai pengumuman dividen karena adanya pengumuman dividen diperkirakan dapat mempengaruhi perubahan harga saham yang pada akhirnya akan mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan. h. Periode Penelitian

Periode pengamatan dibagi menjadi dua periode, yaitu: periode estimasi dan periode peristiwa. Periode estimasi terdiri dari 90 hari sebelum peristiwa, yaitu t-120 sampai dengan t-16.

Periode peristiwa terdiri dari 30 hari, yaitu: 15 hari sebelum (t-15) dan 15 hari sesudah (t+15) tanggal pengumuman ex-dividend date. Sedangkan

event date adalah to, yaitu: pada saat (tanggal) ex-dividend date

diumumkan.

2.2. Earning Per Share (EPS)

1. Pengertian Earning Per Share

(40)

diperoleh di masa datang. EPS (Earning per Share) merupakan laba yang diperoleh perusahaan per lembar saham. Laba per saham merupakan alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai entitas usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba suatu entitas dari waktu ke waktu jika terjadi perubahan dalam struktur modal. Laba per saham telah sejak dulu dihitung dan digunakan oleh para analis keuangan.

Menurut Syamsuddin (2007:66)bahwa : “Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan Earning per Share (EPS), karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa”. Salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan deviden, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan untuk membagikan deviden. Dapat dikatakan investor akan lebih meminati saham yang memiliki earnings per share tinggi dibandingkan saham yang memiliki earnings per share rendah.

Earnings per share yang rendah cenderung membuat harga saham turun.

Perhitungan laba per saham yang mengarah ke masa depan mencoba memberikan informasi mengenai laba per saham yang mungkin akan diperoleh di masa datang Rumus EPS menurut Jusuf (2006:247) adalah sebagai berikut:

Laba Bersih Laba Per Lembar Saham (EPS) =

Rata-rata Tertimbang Saham

(41)

a. EPS sering dikritik karena tidak mencerminkan ukuran profitabilitas perusahaan karena EPS tidak memperhitungkan asset perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan EPS tersebut. Misalnya, ada dua perusahaan yang mempunyai EPS yang sama, tetapi total assetnya berbeda, profitabilitas antara keduanya akan berbeda.

b. Jumlah lembar saham yang dipakai sebagai pembagi laba operasional. Jumlah lembar saham bukan merupakan ukuran penggunaan modal yang representative. Misalnya, ada dua perusahaan yang mempunyai total nilai saham yang sama yaitu sama-sama 10 juta, tetapi harga per lembarnya berbeda, 20 perlembar dan 10 per lembar. Maka jumlah saham yang beredar keduanya juga berbeda yaitu 500.000 dan 1.000.000 lembar. Jika keduanya mempunyai laba yang sama dan nilai total saham yang sama, akan tetapi keduanya akan menghasilkan EPS yang berlainan karena pembagi keduanya berbeda. Dengan demikian EPS tidak bisa dibandingkan antar perusahaan atau antar industri. c. EPS dinilai tidak konsisten untuk pengukuran profitabilitas karena

(42)

2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Earning Per Share

EPS atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau EPS di peroleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata–rata saham biasa yang beredar. Adapunfaktor- faktor yang mempengaruhi earning

per share menurut Weston dan Eugene (2013: 174) yaitu :

a. Kenaikan laba per saham dapat disebabkan karena :

1). Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.

2). Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.

3). Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.

4). Persentase kenaikan laba bersih lebih besar dari pada persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar.

5). Persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar dari pada persentase penurunan laba bersih.

b. Penurunan laba per saham dapat disebabkan karena :

1). Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.

2). Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.

3). Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.

4). Persentase penurunan laba bersih lebih besar dari pada persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar.

5). Persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar dari pada persentase kenaikan laba bersih.

(43)

2.3. Arus Kas

1. Pengertian Arus Kas

Pengertian dari arus kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009, par 05, seksi 2.2) yang menyatakan bahwa : “Arus kas adalah arus masuk

dan arus keluar atau setara kas”.Defenisi tersebut diatas menunjukkan bahwa perubahan atas uang kas disebabkan oleh adanya arus penerimaan dan arus pengeluaran uang kas dalam suatu periode tertentu dan laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tersebut, hal ini perlu dilakukan analisis terhadap laporan arus kas.

Adanya kelebihan dari kas masuk terhadap aliran kas keluar merupakan saldo kas yang tertanam dalam perusahaan dan besarnya aldo kas sebagai persediaan kas perusahaan berubah-ubah sesuai dengan aliran kasnya.

Bambang Riyanto (2010: 93) dalam penjelasannya, membagi kas keluar (cash outflow) dan kas masuk (cash inflow) tersebut menurut sifat kontiniu atau tidaknya aliran kas, adalah :

(44)

kredit dari penjualan aktiva tetap yang tidak terpakai, dan lain sebagainya.

Salah satu tanggung jawab penting finansial manager perusahaan adalah mengatur sumber-sumber kas. Tugasnya tidak saja memastikan tersedianya kas untuk kebutuhan jangka pendeknya akan tetapi juga merencanakan kebutuhan kas jangka panjang, untuk memperlancar kebutuhan dan perkembangan perusahaan melalui ekspansi dan akuisisi.

2. Peranan dan Fungsi Laporan Arus Kas

Dunia usaha menggunakan arus informasi juga sebagai tolak ukur untuk mengambil keputusan yang dianggap penting bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya. Arus informasi yang digunakan perusahaan itu adalah laporan keuangan.

Informasi keuangan yang disajikan dapat membantu pihak manajemen untuk memberikan pertanggung jawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Informasi keuangan menurut standar akuntansi keuangan terdiri Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian yang integral dari laporan keuangan. Pengukuran atas laporan keuangan sangat penting agar dapat diketahui sampai dimana realisasi dari perencanaan sebelumnya dan kebijakan yang akan datang harus disesuaikan dengan kemampuan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan.

(45)

Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas dan perubahan berish pada kas yang berasal dariaktivitas operasi, investasi dan pendanaan dari suatu perusahaan selama satu periode dalam suatu format merekomendasikan saldo kasawal dan akhir.

Sedangkan Harahap (2012: 243) menyatakan bahwa : “Laporan arus kas adalah suatu laporan yang bertujuan untuk memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.” Dari keterangan diatas

dapat dilihat bahwa laporan arus kas dapat membantu menunjukkan bagaimana melaporkan suatu rugi bersih dan tetap mengadakan pengeluaran yang besar atau membayar deviden atau menarik hutang selama periode tersebut.

Pelaporan penaikan atau penurunan bersih dalam kas dipandang berguna karena investor, kreditur dan pihak-pihak lain yang berkepentingan ingin mengetahui dan secara umum dapat memahami apa yang terjadi pada sumber daya perusahaan yang paling lancar yaitu kas. Dengan adanya informasi yang diperoleh dari laporan arus kas, maka pimpinan dapat mengetahui sampai dimana kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas. Penganalisaan juga dapat dilakukan pimpinan dengan membandingkan perubahan kas pada laporan keuangan dalam dua periode atau lebih.

Peranan Laporan Arus Kas

(46)

kas dan setara kas. Ikatan Akuntan Indonesia (2009, seksi 2.1) mengemukakan sebagai berikut :

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya.

Tujuan pernyataan ini dalam memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifkasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan (financing) selama satu periode akuntansi.

Smith dan Skousen (2012: 493) mengemukakan sebagai berikut : “Tujuan laporan arus kas adalah untuk menjelaskan perubahan saldo kas.”

Sedangkan Hendriksen (2014: 226) menjelaskan sebagai berikut : Tujuan utama penyajian data mengenai arus kas ialah menyediakan informasi yang diasumsikan akan (1) membantu para investor atau kreditur meramalkan jumlah kas yang mungkin ddidistribusikan pada waktu yang akan datang dalam bentuk bunga dan dalam bentuk distribusi likuidasi atau pembayaran kembali pokok dan (2) membantu dalam mengevaluasikan resiko.

Sehingga dari pendapat-pendapat diatas, maka dapat ditarik kesimpulan informasi laporan arus kas adalah sebagai berikut :

a. Sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas.

(47)

likuiditas, fleksibilitas keuangan, resiko dan kemampuan operasional perusahaan.

Fungsi Laporan Arus Kas

Penyusunan laporan arus kas akan sangat bermanfaat bagi pihak intern maupun pihak ekstern yang mana dikemukakan Ikatan Akuntan Indonesia (2009, Paragraf 03, Seksi 2.1) sebagai berikut :

Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keaungan lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan parapemakai untuk mengevaluasi perubahan dari aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan modal untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus ke masa depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan berbagai pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.

Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah waktu dan kepastian arus kas masa depan. Disamping itu informasi arus kas berguna untuk meneliti kecermatan dan taksiran yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.

(48)

digunakan sebagai dasar perencanaan dengan peramalan kebutuhan kas dimasa yang akan datang.

Dari keterangan diatas maka dapat dikelompokkan secara terinci, yang mana hal itu telah dijelaskan Ikatan Akuntan Indonesia (2009, paragraf 9, seksi 2.3) sebagai berikut : “laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.”

Perusahaan menyajikan laporan arus kas dari aktivitas opersi, investasi dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk menilai pengaruh dari aktiovitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga aktivitas terdebut.

Yang menjadi sumber-sumber penerimaan kas antara lain : a. penerimaan dari hasil penjualan tunai.

b. Penerimaan/penagihan piutang. c. Penerimaan bunga investasi. d. Penjualan ativa tetap.

e. Penerimaan lainnya.

(49)

Penggunaan kas biasanya dilakukan untuk:

a. pembelian barang dagangan/bahan baku/bahan pembantu secara tunai. b. Pembayaran hutang.

c. Pembayaran upah langsung. d. Pembayaran biaya overhead. e. Pembayaran biaya pemasaran.

f. Pembayaran biaya dan administrasi umum. g. Pembelian aktiva tetap.

h. Pembayaran biaya lain-lain.

2.4. Penjualan

1. Pengertian Penjualan

(50)

Stewart (2005: 97) menjelaskan bahwa “Penjualan merupakan aktivitas operasional yang sangat penting bagi perusahaan dalam upaya memasarkan produk atau jasa agar operasional perusahaan dapat berlanjut”. Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara tunai maupun secara kredit. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah terpenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggan. Kegiatan penjualan secara kredit ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan kredit.

Dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli. Kegiatan penjualan secara tunai ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan tunai. Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai dicatat oleh perusahaan.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Penjualan

(51)

mempengaruhi penjualan. Menurut Romney dan Steinbart (2006: 69) bahwa kegiatan penjualan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1) Kondisi dan Kemampuan Penjual 2) Kondisi Pasar

3) Modal

4) Kondisi Organisasi Perusahaan 5) Faktor lain

Berikut akan dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan penjualan secara satu persatu.

1. Kondisi dan Kemampuan Penjual.

Transaksi jual-beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua. Disini penjual harus dapat menyakinkan kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang diharapkan.untuk maksud tersebut penjual harus memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan, yakni:

a. Jenis dan karakteristik barang yang di tawarkan. b. Harga produk.

c. Syarat penjualan seperti: pembayaran, penghantaran, pelayanan sesudah penjualan, garansi dan sebagainya.

2. Kondisi Pasar.

(52)

a. Jenis pasarnya

b. Kelompok pembeli atau segmen pasarnya c. Daya belinya

d. Frekuensi pembelian e. Keinginan dan kebutuhan 3. Modal.

Akan lebih sulit bagi penjualan barangnya apabila barang yang dijual tersebut belum dikenal oleh calon pembeli, atau apabila lokasi pembeli jauh dari tempat penjual. Dalam keadaan seperti ini, penjual harus memperkenalkan dulu membawa barangnya ketempat pembeli. Untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan adanya sarana serta usaha, seperti: alat transport, tempat peragaan baik didalam perusahaan maupun di luar perusahaan, usaha promosi, dan sebagainya. Semua ini hanya dapat dilakukan apabila penjualan memiliki sejumlah modal yang diperlukan untuk itu.

4. Kondisi Organisasi Perusahaan.

Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang orang-orang tertentu/ahli di bidang penjualan.

5. Faktor lain.

(53)

dilakukan. Sedangkan bagi perusahaan kecil yang mempunyai modal relatif kecil, kegiatan ini lebih jarang dilakukan.

Penjualan adalah sebuah usaha atau langkah konkrit yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk, baik itu berupa barang ataupun jasa, dari produsen kepada konsumen sebagai sasarannya. Tujuan utama penjualan yaitu mendatangkan keuntungan atau laba dari produk ataupun barang yang dihasilkan produsennya dengan pengelolaan yang baik. Menurut Stewart (2005: 97) : “Dalam pelaksanaannya, penjualan sendiri tak akan dapat dilakukan tanpa adanya pelaku yang bekerja didalamnya sebagai faktor penting yang mempengaruhinya seperti agen, pedagang dan tenaga pemasaran”.

Ada pengusaha yang berpegangan pada suatu prinsip bahwa "paling penting membuat barang yang baik". Bilamana prinsip tersebut dilaksanakan, maka diharapkan pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama. Namun, sebelum pembelian dilakukan, sering pembeli harus dirangsang daya tariknya, misalnya dengan memberikan bungkus yang menarik atau dengan cara promosi lainnya.

3. Klasifikasi Transaksi Penjualan

(54)

pada perusahaan. Menurut Stewart (2005:97) penjualan terdiri atas : “penjualan tunai dan penjualan kredit”.

Ada beberapa macam transaksi penjualan menurut Romney dan Steinbart (2006: 69) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1). Penjualan Tunai 2). Penjualan Kredit 3). Penjualan Tender 4). Penjualan Ekspor 5). Penjualan Konsinyasi 6). Penjualan Grosir

Berikut akan dijelaskan klasifikasi penjualantersebut secara satu persatu.

1) Penjualan Tunai, adalah penjualan yang bersifat cash dan carrypada umumnya terjadi secara kontan dan dapat pula terjadi pembayaran selama satu bulan dianggap kontan.

2) Penjualan Kredit adalah penjualan dengan tenggang waktu rata-rata diatas satu bulan.

3) Penjualan Tender adalah penjualan ynag dilaksanakan melalui prosedur tender untuk memegangkan tender selain harus memenuhi berbagai prosedur.

4) Penjualan Ekspor adalah penjualan yang dilaksanakan dengan pihak pembeli luar negeri yang mengimpor barang tersebut.

5) Penjualan Konsinyasi adalah penjualan yang dilakukan secara titipan kepada pembeli yang juga sebagai penjual.

(55)

Dari uraian diatas penjualan memiliki bermacam-macam transaksi penjualan yang terdiri dari: penjualan tunai, penjualan kredit, penjualan tender, penjualan konsinyasi, penjualan ekspor, serta penjualan grosir.

2.5. Penelitian Terdahulu

[image:55.595.112.543.302.751.2]

Hasil penelitian terdahulu sehubungan dengan pengaruh laba bersihterhadap harga saham akan disajikan pada tabel berikut :

Tabel II-1 Penelitian Terdahulu Nama Judul Penelitian Variabel

Penelitian Uraian

Andi Syahputra (2007)

Pengaruh EPS, Arus Kas dan Laba Bersih Terhadap Harga Saham pada Perusahaan

Otomotif yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

EPS, arus kas dan laba bersih dan harga saham

Ada pengaruh EPS, arus kas dan laba bersih terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Budiono (2008)

Pengaruh EPS dan Arus Kas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

EPS, Arus Kas, dan harga saham

Ada pengaruh EPS dan arus kas terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Liestyana

(2009)

Pengaruh EPS dan ROA Terhadap Harga

Saham pada

Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

EPS, ROA dan Harga Saham

Ada pengaruh EPS dan ROA Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Kiagus

Andi (2007)

Analisis Pengaruh Laba dengan Laporan Arus Kas Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur di BEJ)

Laba, Laporan Arus Kas dan Return Saham

Ada pengaruh laba dengan laporan arus kas terhadap return saham (studi pada perusahaan manufaktur di BEJ)

Meythi (2006)

Pengaruh Penjualan Terhadap Harga Saham Dengan Persistensi Laba Sebagai Variabel Intervening

Penjualan dan Harga Saham

(56)

2.6. Kerangka Konseptual

Untuk lebih jelasnya, pengaruh EPS, arus kas dan penjualan terhadap harga saham dapat dilihat pada gambar kerangka berfikir berikut ini:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

EPS (Earning per Share) merupakan laba yang diperoleh perusahaan per lembar saham. Laba per saham merupakan alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai entitas usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba suatu entitas dari waktu ke waktu jika terjadi perubahan dalam struktur modal. Kenaikan atau penurunan pada laba per lembar saham (EPS) perusahaan akibat meningkatkan atau menurunnya aktivitas penjualan sehingga juga meningkatkan atau menurunkan perolehan laba yang akan dibagikan lepada investor.

Keterkaitan antara penjualan dan laba terhadap EPS dijelaskan oleh Brigham dan Houston (2006: 33) yang menyebutkan bahwa : “Umumnya, terdapat korelasi yang tinggi antara EPS, arus kas, dan penjualan, dan ketiganya umumnya juga akan meningkat jika harga saham perusahaan meningkat.

2.7. Hipotesis

Erlina dan Sri Mulyani (2007: 41) menjelaskan bahwa “Hipotesis Arus Kas (X2)

Penjualan (X3)

Harga Saham (Y)

[image:56.595.118.508.168.323.2]
(57)

lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris”. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ada pengaruh EPS terhadap harga saham

Gambar

Tabel 3-1 Rincian dan Waktu Penelitian
Tabel III-3 Sampel Penelitian
Gambar III.1 Kriteria Pengujian Hipotesis (Uji t)
Gambar III.2  Kriteria Pengujian Hipotesis (Uji F)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Artinya untuk mencapai kondisi efisien rata-rata daerah masih bisa mengurangi input sebesar 7 persen dari nilai actual input luas panen sebesar 2961,38 hektar

Intellectual capital pada perusahaan jenis industri jasa menunjukkan adanya pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan ATO dan

Office address : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Bali Island, Indonesia,

Penelitian yang berjudul kajian faktor-faktor penyebab perkawinan usia muda dan dampaknya terhadap kondisi sosial ekonomi di Desa Lebakwangi Kecamatan Pagedongan

Peraturan Bupati Bantul Nomor 64 Tahun 2010 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bantul Tahun Anggaran 2011; 11.. KEDUA :

Pengamatan tidak terbatas pada spektrum panjang gelombang optik, namun juga pada spektrum panjang gelombang yang lain. (radio, IR, UV, sinar-X,

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Rencana Pola Tanam dan Tata Tanam Global Detail

Bahan Bakar Bagi ANDA Untuk.