• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia usaha yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan tentunya membutuhkan investor sebagai modal bagi badan usaha atau perusahaan. Disebut dengan investasi karena adanya penundaan konsumsi diwaktu sekarang untuk mendapatkan konsumsi dimasa yang akan datang. Pada dasarnya investasi berkaitan dengan penanaman dana (modal) dalam berbagai alternatif aset yang diharapkan dengan memberikan hasil berupa keuntungan. Namun tidak semua investasi akan selalu mendatangkan keuntungan sebagaimana yang diharapkan karena investasi mengandung ketidakpastian dan risiko yang kadang tidak dapat dihindari. Pada intinya investasi dapat dibedakan kedalam dua jenis, yaitu real assets yang merupakan yang dilakukan dalam bentuk barang modal, seperti tanah, bangunan, emas, mesin, perusahaan, dan lain sebagainya. Kemudian, financial assets seperti investasi dalam bentuk saham, obligasi, reksadana, surat berharga, deposito dan sebagainya.

Investasi dalam bentuk finansial asset diantaranya yaitu saham dan reksadana saham. Saham adalah sebuah bukti kepemilikan nilai sebuah perusahaan. Saham memiliki beberapa sektor salah satunya yaitu sektor perbankan. Sektor perbankan merupakan sektor utama dalam menggerakkan perekonomian, yaitu menghimpun dana masyarakat, menyalurkan dana, dan menyediakan dana maka tidak sedikit yang melakukan investasi, misalnya salah satu perusahaan yang bergerak dibidang perbankan yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.

Gambar 1.1 Grafik Data Harga Saham

Berdasarkan grafik data harga saham pada PT. Bank Rakyat Indonesi Tbk.

pada tahun 2016 sampai dengan 2021 yaitu, pada Januari 2016 harga berada di 2190 rupiah dan pada Desember 2021 harga saham berada di 4110 rupiah, harga saham PT.

Bank Rakyat Indonesia Tbk. dalam 5 tahun terakhir mengalami kenaikan yang signifikan yaitu sebesar 88%.

Investor yang akan melakukan investasi pada emiten atau badan usaha tentunya perlu analisis yang baik, tentang apakah kinerja perusahaan tersebut baik dan apakah laporan keungan tahunan yang diinformasikan sehat. Informasi yang dapat merubah penilaian pihak eksternal perusahaan dengan melihat laporan keuangannya hal tersebut didasari atas teori signaling, tentang bagaimana pihak perusahaan menyediakan informasi yang lebih baik pada pasar akan memperoleh keuntungan yang lebih mudah untuk meningkatkan modal. Namun banyak juga investor yang kurang mengenali, memahami dan asal melakukan pembelian yang dimana mengakibatkan banyak investor ritel yang mengalami kerugian, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan dari investor itu sendiri, terprovokasi ajakan

3

untuk membeli baik dari teman ataupun orang terkenal, sehingga pembelian yang terjadi tidak termasuk kedalam investasi melainkan sebuah gambling. Terdapat salah satu yang metode investasi yang tidak membutuhkan modal besar dan dapat dilakukan kapan saja akan tetapi tidak metode ini tidak dapat memperoleh keuntungan dalam waktu cepat, metode ini membutuhkan waktu yang relatif lebih lama akan tetapi risk yang ditimbulkan tergolong kecil dan dapat diaplikasikan pada segala kalangan, metode ini juga dapat menjadi salah satu alternatif bagi investor ritel bila ingin melakukan investasi. Metode tersebut dikenal dengan nama Dollar Cost Avaraging (DCA) yang dimana metode ini terkait kedisiplinan investor dalam menginvestasikan uangnya dalam jumlah yang tetap secara berkala dalam kurun waktu tertentu.

Metode Dollar Cost Averaging metode yang dapat memperoleh investasi yang lebih optimal karena mendapatkan harga beli rata-rata ditengah kenaikan dan penurunan harga, sehingga inilah keuntungan yang didapatkan oleh investor yang masih belajar atau memiliki kesulitan dalam memprediksi harga kapan harus membeli dan kapan harus menjual, selain itu lebih mudah karena tidak memerlukan market timing sehingga investor hanya perlu menabung secara konsisten tiap minggu, tiap bulan ataupun tiap tahun sesuai kemampuan investor. Berbeda halnya dengan Lump Sum metode ini sulit untuk digunakan pada investor yang masih baru memulai bisnisnya dipasar saham karena metode ini perlu analisis dan prediksi yang baik agar memperoleh keuntungan yang optimal.

Penelitian Dubil menyimpulkan bahwa metode Dollar Cost Averaging memberikan keuntungan pengurangan risiko yang nyata. Tingkat pengurangan risiko tidak tergantung pada volatilitas pergerakan harga saham pada masa mendatang,

melainkan oleh strategi investasi yang dikendalikan oleh investor dan rata-rata dari total rentang waktu investasi.1

Menggunakan Dollar Cost Averaging sebagai strategi guna meningkatkan hasil dan mengurangi risiko dari fluktuasi harga saham. Kaitannya dengan hal ini, Milevsky & Posner menyimpulkan bahwa semakin tinggi volatilitas suatu sekuritas maka semakin tinggi pula tingkat hasil yang diberikan dengan metode Dollar Cost Averaging. Penelitian mereka menunjukkan bahwa DCA selalu memberikan return yang yang positif dengan asumsi bahwa setiap saham akan mempunyai nilai akhir yang lebih tinggi dari nilai awalnya, dan return tersebut akan semakin bertambah besar jika fluktuasi dari harga saham tersebut semakin tinggi.2

Namun, hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Legio and Lien yang menyatakan bahwa Dollar Cost Averaging tidak sesuai sebagai strategi investasi untuk aset-aset yang fluktuatif seperti saham. Hasil penelitian mereka dalam membandingkan antara return dari investasi yang sebagian besar terdiri dari saham dan return dari investasi yang sebagian besar terdiri dari obligasi pemerintah dengan menggunakan parameter Sharpe Ratio, Sortino Ratio, dan Upside Potential Ratio menunjukkan bahwa DCA lebih efektif diaplikasikan pada instrumen obligasi pemerintah yang mempunyai volatilitas lebih rendah dibandingkan dengan saham.3

1 Dubil R., ‘Lifetime Dollar Cost Averaging: Forget Cost Savings, Think Risk Reduction’, (Journal of Financial Planning, 18.10, 2005).

2 Milevsky M.A. dan Posner, S.E., ‘A Continuous-Time Reexamine of Dollar Cost Averaging’, (Internafional Journal of Theorefical and Applied Finance, 6.2, 2003).

3 Leggio, K.B. and Lien, D., ‘An Empirical Examination of the Effectiveness of Dollar Cost Averaging Using Downside Risk Performance Measures’, (Journal of Economics and Finance, 27.211, 2003).

5

Dokumen terkait