• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Kerangka Teoritis

Aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani/fisik atau rohani/psikis. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Aktifitas siswa ini ada dua macam yaitu aktivitas fisik dan aktifitas psikis. Aktivitas fisik disini adalah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat hanya pasif.

Sedangkan aktivitas psikisnya adalah peserta didik yang daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya berfungsi dalam rangka pengajaran. Siswa harus aktif berkegiatan dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan siswa adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa. Keaktifan dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi yang tinggi antar siswa itu sendiri, yang mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif. Dalam proses belajar mengajar ini, siswa membangun pengetahuannya sendiri. Proses pembelajaran yang baik hendaknya menempatkan siswa sebagai pencari ilmu sehingga perlu dibiasakan memecahkan dan merumuskan sendiri hasilnya (Johar, 2002:2). Intervensi dari orang lain diberikan dalam rangka memotivasi mereka. Perumusan atau konseptualisasi juga dilakukan oleh siswa sendiri. Posisi guru dalam proses pembelajaran bukan sebagai informator dan penyuplai ilmu pengetahuan akan tetapi sebagai organisator program pembelajaran dan fasilitator pembelajaran serta sebagai evaluator keberhasilan pembelajaran siswa.

Pokok bahasan persamaan dasar akuntansi penting untuk dikuasai oleh siswa karena pengetahuan ini menjadi dasar atau fondasi yang menentukan kaberhasilan pembelajaran akuntansi dalam pokok-pokok bahasan yang selanjutnya. Dalam pembelajaran persamaan dasar akuntansi, siswa di tuntut untuk mampu menguasai kemampuan memasukkan transaksi kedalam persamaan dasar akuntansi dengan baik dan benar. Kemampuan ini merupakan roh dasar bagi siswa untuk mempelajari akuntansi. Dengan menguasai bahkan mahir dalam persamaan dasar akuntansi, siswa akan

lebih mudah untuk mempelajari pokok bahasan yang lain (mekanisme debet kredit, jurnal umum, posting, dst).

Fenomena ketidak obtimalan proses belajar yang terjadi di kelas harus diminimalisir dan dihilangkan, agar siswa mampu menguasai materi pembelajaran Akuntansi Pokok bahasan persamaan dasar akuntansi.

Ketidak obtimalan pembelajaran yang terjadi dikelas dapat dipecahkan dengan menciptakan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan.

Untuk meminimalisir ketidak obtimalan proses pembelajaran di kelas, diperlukan model pembelajaran yang merangsang antusias siswa agar terlibat aktif dan bersemangat dalam belajar dan menikmati pembelajaran yang berlangsung. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Setelah siswa mampu melibatkan kemampuanya dengan maksimal, diharapkan pengetahuan yang diperoleh siswa lebih melimpah dan bermakna bagi siswa.

Model pembelajaran team game tournament diharapkan mampu untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran akuntansi pokok bahasan Persamaan Dasar Akuntansi. Dengan model pembelajaran TGT akan mengajak siswa aktif dalam diskusi dan aktif bermain dalam permainan dan turnamen. Dengan adanya permainan membuat siswa lebih antusias untuk mengerjakan tugas dan bekerja sama dengan baik sehingga

siswa lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran. Dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT ini membuat siswa menjadi lebih memahami materi yang diajarkan, menjadikan siswa menjadi lebih aktif dan banyak terlibat dalam kegiatan pembelajaran serta siswa tidak merasa bosan untuk mengikuti pelajaran. Dan yang terpenting, karena pengetahuan diperoleh dengan cara mereka sendiri terlepas dari interfensi orang lain, maka pengetahuan yang diperoleh akan abadi sepanjang hayat melekat dalam ingatan para siswa.

32

BAB III PEMBAHASAN

A. Implementasi pembelajaran kooperatif model team game tournament (TGT) Sebelum mengimplementasikan pembelajaran kooperatif model team game tournament (TGT), peneliti terlebih dahulu mengawali dengan kegiatan pra-penelitian. Kegiatan ini dilakukan terhadap pembelajaran di kelas sebelum menggunakan metode TGT. Kegiatan yang dilakukan yaitu mengadakan observasi terhadap situasi awal di dalam kelas yang mencakup observasi kegiatan guru (lampiran 1b), observasi kelas (lampiran 1c), dan observasi terhadap siswa (lampiran 1a). Selain dengan observasi, guna mendukung data yang diperoleh peneliti juga mengadakan wawancara terhadap guru dan siswa. Setelah mengadakan kegiatan pra-penelitian, peneliti mengadakan penelitian di dalam kelas setelah menggunakan metode TGT.

Implementasi pembelajaran ini direncanakan berlangsung dalam bentuk siklus. Siklus pembelajaran ini terdiri dari empat langkah.

1. Perencanaan, merumuskan masalah, menentukan tujuan, dan metode penelitian serta membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan keaktifan siswa.

2. Tindakan, yaitu pelaksanaan rencana tindakan sebagai upaya meningkatkan keaktifan siswa.

3. Observasi, yaitu pengamatan atas hasil atau dampak pelaksanaan tindakan.

4. Refleksi, yaitu analisis, pemaknaan dan penyimpulan hasil observasi terhadap kegiatan belajar mengajar dalam upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.

Pengukuran hasil belajar siwa diharapkan dicapai melalui penerapan model Team Games Tournament. Untuk mengukur hasil belajar siswa dalam pembelajaran, penulis menggunakan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebagai target hasil belajar yang bisa dicapai siswa

Secara operasional, implementasi pembelajaran TGT untuk meningkatkan keaktifan siswa diuraikan sebagai berikut.

1. Perencanaan

Dalam tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Berikut ini disajikan langkah-langkah perencanaan yang diterapkan atau dilakukan .

a. Guru menggali data awal tentang karakteristik siswa untuk memetakan para siswa berdasarkan kemampuan akademiknya. Pemetaan tersebut selanjutnya menjadi dasar untuk membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang heterogen. Siswa dengan prestasi atau nilai akademik tinggi akan ditempatkan pada rangking tinggi, siswa dengan prestasi sedang akan ditempatkan pada rangking sedang, dan siswa dengan prestasi rendah ditempatkan pada pada rangking bawah. Dari hasil pembagian kelompok tersebut terbentuk empat kelompok dengan

kemampuan akademik yang beragam. Cara membentuk kelompok dapat mengacu pada contoh sebagai berikut.

Tabel pengelompokan data nilai awal setelah

diurutkan Di buat kelompok

nama nilai nama nilai nama nilai

Robert 7 Bayu 9 Bayu 9 kelompok

Dian 8 Dian 8 Angel 6 SATU

Bayu 9 Ricky 8 Adi 4

Andre 4 Miiesel 7 Dian 8

Ricky 8 Robert 7 Miiesel 7 kelompok

Miiesel 7 Roy 7 Roy 7 DUA

Adi 4 Angel 6 Andre 4

Roy 7 Rudi 5 Ricky 8 kelompok

Angel 6 Adi 4 Robert 7 TIGA

Rudi 5 Andre 4 Rudi 5

Warna merah siswa dengan kemampuan tinggi

Warna hijau siswa dengan kemampuan sedang

Warna kuning siswa dengan kemampuan rendah

b. Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan.

Perangkat pembelajaran mencakup segala hal yang diperlukan agar pembelajaran dapat berjalan lancar sesuai dengan yang diharapakan.

Berikut ini disajikan uraian masing-masing perangkat pembelajaran.

1) Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP)

RPP dibuat untuk dua kali pertemuan. Dalam RPP tersebut berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, metode pembelajaran, sumber dan media

pembelajaran, dan skenario pembelajaran, yang seluruhnya telah dibuat secara rinci dan sistematis (lampiran 5).

2) Materi pembelajaran

Materi ajar pada proses pembelajaran ini adalah prosedur persamaan Akuntansi. Guru membuat hand out dengan pokok bahasan Persamaan Akuntansi. Hand out akan dibagikan kepada masing-masing kelompok. Isi hand out mencakup materi tentang Aktiva, Kewajiban, Ekuitas, persamaan akuntansi dan pencatatan transaksi ke dalam persamaan akuntansi (lampiran 12).

3) Soal untuk game (lampiran 7).

Berisi soal transaksi keuangan untuk dimasukan kedalam persamaan dasar akuntansi.

4) Soal untuk diskusi kelompok kooperatif (lampiran 6a)

Berisi soal pengayakaan transaksi yang harus dimasukkan dalam persamaan dasar akuntansi.

5) Soal dan kunci jawaban untuk tournament (lampiran 8a)

Berisi soal-soal yang mencakup muatan seluruh materi pembelajaran.

6) Lembar sekor untuk menilai hasil turnamen (lampiran 8d) 7) Sekenario game dan turnamen (lampiran 9)

8) Meja turnamen

Meja turnamen menggunakan meja yang ada sikelas, sehingga tidak mengubah komposisi dan tata letak meja dan kursi yang ada. Yang berubah adalah posisi duduk siswa, yang di sesuaikan dengan situasi dan kondisi turnamen.

9) Hadiah

Hadiah merupakan penghargaan bagi kelompok terbaik, yang bertujuan agar masing-masing siswa termotifasi untuk melakukan pembelajaran semaksimal mungkin.

10) Lembar refleksi guru (lampiran 13)

Digunakan oleh guru untuk merefleksikan kembali proses pengajaran yang sudah berlangsung.

11) Lembar refleksi siswa (lampiran 12)

Berisi pertanyaan dan lembar jawab yang mengacu pada kesan dan pesan yang dirasakan siswa setelah pembelajaran berlangsung.

c. Guru menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data.

Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini mengacu pada Bergerman, 1992 dan Tantra (2006:15) yang mengacu pada tiga kelompok yaitu: instrumen untuk mengobservasi guru (observing teacher), instrumen untuk mengobservasi kelas (observing classroom), dan instrumen untuk mengobservasi perilaku siswa (observing student).

1) Instrumen untuk mengobservasi guru :

a) Lembar observasi guru (catatan anekdotal), lembar ini digunakan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru pada saat pembelajaran berlangsung (lampiran 2a).

b) Instrumen obserfasi kegiatan guru. Cakupan isi lembar instrumen kegiatan guru antara lain: keterampilan guru dalam menjelaskan dan mengorganisasikan pembelajaran kooperatif tipe TGT (lampiran 2b).

2) Instrumen untuk mengobservasi kelas :

a) Lembar observasi kelas (catatan anekdotal), lembar ini digunakan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung (lampiran 3a).

b) Instrumen observasi kelas yang mencakup : sarana dan prasarana belajar, kerjasama antar siswa, situasi kelas, interaksi siswa (lampiran 3b).

3) Instrumen untuk mengobservasi prilaku siswa:

a) Lembar observasi siswa (catatan anekdotal), digunakan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa pada saat mengikuti pembelajaran (lampiran 4a).

b) Instrumen observasi keaktifan siswa. Isi lembar instrumen keaktifan siswa di kelas adalah frekuensi kegiatan keaktifan siswa dalam pembelajaran (lampiran 4b).

c) Instrumen 0bservasi keaktifan siswa dalam kelompok (lampiran 4c). Untuk menilai keaktifan siswa dalam kelompok diskusi cooperatife.

2. Tindakan

Pada tahap tindakan guru mengimplementasikan pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai dengan rencana tindakan. Tindakan penelitian ini dilakukan 2 kali pertemuan (4 x 45 menit). Langkah-langkah pada tahap ini sebagai berikut.

a. Presentasi kelas dan pembagian kelompok

Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan salam pembuka dan tujuan pembelajaran tentang persamaan dasar akuntansi. Guru melakukan presentasi di kelas hanya menyampaikan tujuan pembelajaran secara general saja yang bertujuan agar pembelajaran berjalan kearah yang diinginkan. Setelah pengantar oleh guru di rasa cukup, kemudian guru membagi siswa kedalam kelompok.

Pembentukan kelompok sudah dilakukan guru pada tahap awal perencanaan pembelajaran. Jumlah kelompok yang dibentuk adalah 4 kelompok siswa dengan anggota 6 orang. Pada tahap ini guru hanya menyebutkan kembali nama-nama kelompok berikut anggota-anggotanya.

b. Diskusi kelompok

Kemudian guru mempersilahkan masing-masing siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya dan segera menempati meja yang sudah di tentukan oleh kelompok. Guru membagikan hand out pada masing masing kelompok untuk dipelajari. Untuk membantu proses belajar siswa dalam berdiskusi, guru membagikan soal diskusi untuk dikerjakan dalam kelompok diskusi. Guru memantau dan membantu kelompok yang mengalami kesulitan dalam penguasaan materi.

c. Permainan (games)

Permainan (games) pada siklus pertama ini diberi nama andai aku menjadi. Permainan ini bertujuan untuk memantapkan pemahaman siswa tentang persamaan dasar akuntansi. Siswa diminta untuk berkumpul dalam kelompok yang sudah di bentuk di awal pembelajaran.

Guru membacakan soal untuk salah satu kelompok yang berkaitan dengan materi memasukan transaksi kedalam persamaan dasar akuntansi. Kelompok yang di tunjuk harus mengilustrasikan jawaban di depan kelas dengan bantuan media pembelajaran yang telah di buat oleh Guru. Setiap anggota kelompok harus mengambil peran dalam ilustrasi didepan kelas, sebagai akun-akun aktiva, akun kwajiban dan ekuitas.

Guru menjelaskan pengaruh transaksi terhadap persaman dasar akuntansi mengacu pada ilustrasi di depan kelas. Guru membacakan soal transaksi keuangan sampai semua kelompok mendapat giliran.

d. Turnamen

Turnamen pada pembelajaran ini diberi nama BERPACU DALAM SOAL. Guru menyiapkan media yang berfungsi untuk mencapai

tingkatan yang harus dilalui kelompok ( meja dan kursi di kelas). Setiap tingkatan di sediakan soal yang berbeda kesukarannya pada masing-masing tingkatan. Setiap kelompok harus duduk membentuk satu barisan kebelakang. Siswa yang duduk paling depan mengerjakan soal pada meja yang sudah disediakan. Siswa yang telah selesai mengerjakan duduk paling belakang, sehingga siswa yang duduk no 2 menjadi paling depan, diikuti siswa yang di belakangnya,dst.

Dalam waktu yang sudah ditentukan, masing masing kelompok bertugas melampui tingkatan yang sudah disediakan dengan cara menyelesaikan soal-soal. Siswa yang benar menjawab diberi poin 10, salah poin nol.

Setelah satu paket soal selesai, berpindah ke tingkatan di atasnya.

Apabila sudah sampai pada puncak tingkatan dan waktu masih tersisa, siswa masih diberi kesempatan untuk mengerjakan soal.

e. Penghargaan kelompok

Kelompok yang mengumpulkan poin paling banyak menjadi pemenangnya. Penghargaan kepada kelompok dalam bentuk hadiah yang disediakan guru.

3. Observasi

Observasi dilakukan dilaksanakan selama proses pembelajaran TGT berlangsung. Obserfasi ini dilakukan dengan tujuan mengamati peningkatan keaktifan siswa dan kegiatan mengajar guru apakah sudah sesuai dengan

pembelajaran TGT yang diinginkan. Kegiatan obserfasi dilakukan pada tiga komponen utama proses pembelajaran, yaitu guru, siswa dan kelas.

Obserfasi dilakukan dengan lembar kegiatan obserfasi (instrumen), baik catatan anekdoktal dan lembar-lembar instrumen keaktifan siswa serta lembar instrumen kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Penjelasan dari setiap kegiatan obserfasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Pengamatan terhadap guru

Pengamatan terhadap guru ini dilakukan bersamaan dengan dilaksanakanya proses pembelajaran TGT. Aktivitas guru selama proses pembelajaran diamati dengan lembar obserfasi guru (lampiran 2a) dan instrumen observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran (lapiran 2b). Pengamatan bertujuan untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran koperatif tipe TGT dengan baik. Dalam proses pembelajaran TGT dapat kita lihat apakah guru mampu menjelaskan dan mengorganisasikan pembelajaran kooperatif tipe TGT; guru dapat berperan serta dalam pembentukan kelompok, guru melakukan presentasi kelas dengan baik, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, guru memotivasi siwa untuk belajar mandiri serta terlibat aktif dalam kelompok, guru dapat berinteraksi dengan baik dengan seluruh siswa, guru mendorong siswa untuk dapat memecahkan suatu masalah, guru melakukan evaluasi proses pembelajaran melalui games dan turnamen yang menjadi bagian

dari pembelajaran kooperatif tipe TGT, guru memotivasi siwa untuk aktif dalam games maupun turnamen, guru mengamati setiap kelompok dalam mengerjakan soal dan membantu siswa ketika siswa mengalami kesulitan.

b. Pengamatan terhadap siswa

Pengamatan terhadap siswa dilakukan dalam dua kegiatan yaitu keaktifan siswa dalam kelompok diskusi dan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pengamatan terhadap siswa dilakukan dengan menggunakan lembar obserfasi siswa (lampiran 4a), Instrumen observasi keaktifan siswa (lampiran 4b) dan instrumen observasi keaktifan siswa dalam kelompok (lampiran 4c). Pengamatan terhadap siswa dilakukan untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran TGT. Untuk menilai keberhasilan peningkatan keaktifan siswa dilakukan dengan membandingkan indikator target keberhasilan dengan indikator yang terjadi saat proses pembelajaran di kelas. Indikator untuk menilai keaktifan siswa adalah sebagai berikut.

1) Siswa membaca hand out yang disiapkan oleh guru.

2) Siswa aktif berdiskusi dengan teman dalam kelompok mengenai materi pembelajaran.

3) Siswa mendengarkan penjelasan dari siswa lain.

4) Siswa menulis jawaban, dari soal yang diberikan oleh guru.

5) Siswa membuat tabel persamaan dasar akuntansi.

6) Siswa menggunakan media pembelajaran yang disiapkan.

7) Siswa mampu memasukan transaksi keuangan kedalam persamaan dasar akuntansi.

Siswa dikatakan mengalami peningkatan apabila mencapai atau melebihi Target yang di tentukan/dirumuskan oleh guru dan tim peneliti.

Penilaian peningkatan keaktifan siswa disajikan dalam bentuk frekwensi dan prosentase yang mengacu pada jumplah siswa yang melakukan kegiatan yang menunjukkan keaktifan siswa.

Untuk mendukung penilaian keaktifan siswa. Pengamatan juga dilakukan saat siswa melakukan diskusi dalam kelompok kooperatif.

Pengamatan siswa dalam kelompok cooperatif ini menggunakan lembar instrumen keaktifan siswa dalam diskusi kelompok.

c. Pengamatan terhadap kelas

Pengamatan terhadap kelas dilakuan untuk mengamati apakah suasana kelas cukup kondusif dalam proses pembelajaran. Pengamatan terhadap kelas menggunakan lembar obserfasi kelas (lampiran 3a) dan Instrumen observasi kelas (lapiran 3a). Pengamatan terhadap kelas dapat dilihat dari tiga aspek yaitu : hubungan kerja sama antar siswa, lingkungan kelas, dan tata tertib kelas. Dalam aspek hubungan kerja sama antar siswa di harapkan tampak hubungan kerja sama antar siswa dalam hal pembauran, demokrasi, kekompakan, persaingan, dan motivasi tinggi.

Lingkungan kelas yang mendukung kegiatan pembelajaran ditunjukkan dengan adanya pembauran yang sangat baik melalui terbentuknya kelompok-kelompok yang heterogen untuk menghindari adanya pengelompokan-pengelompokan siswa dalam kelas. Diharapkan setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk memberikan saran atau pendapatnya (demokrasi). Dimungkinkan semua siswa dalam kelompok bekerja sama dengan sangat baik dalam pengerjaan tugas (kekompakan).

Pada aspek lingkungan kelas dapat diamati apakah perangkat pembelajaran telah tersedia dengan lengkap untuk mendukung proses pembelajaran.

4. Refleksi

Refleksi yang dilakukan merupakan refleksi segera setelah pertemuan berakhir. Refleksi dilakukan oleh siswa dan guru mitra. Instrumen refleksi guru disajikan dalam bentuk kolom berisi Uraian dan kesan guru mitra. Instrumen refleksi guru memperlihatkan kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, setelah melakukan serangkaian proses belajar mengajar dengan perangkat pembelajaran yang dikembangkan.

Siswa diajak melakukan refleksi setelah pembelajaran berakhir. Tujuan refleksi siswa adalah untuk mengetahui kesan pesan siswa terhadap model

pembelajaran yang sudah berlangsung (TGT). Untuk memudahkan siswa melakukan refleksi diberikan lembar refleksi siswa yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan penilaian siswa terhadap pembelajaran yang sudah berlangsung. Instrumen yang diperlukan adalah lembar refleksi guru (lampiran 13) dan lembar refleksi siswa (lampiran 12).

B. Evaluasi pembelajaran kooperatif model team games tournament (TGT) Dalam tahap ini, dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan pembuatan kesimpulan hasil observasi. Dari hasil observasi diperoleh data-data yang tersaji dalam instrumen penelitian. Kegiatan evaluasi pembelajaran kooperatif model TGT adalah menafsirkan data-data yang diperoleh selama melakukan pengamatan. Dengan melihat data obserfasi, dapat dilihat apakah pembelajaran sudah sesuai seperti yang diharapkan. Evaluasi kegiatan pembelajaran ini bertujuan untuk melihat kembali kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sudah berlangsung. Hasil evaluasi pembelajaran digunakan untuk menyempurnakan pembelajaran pada pembelajaran berikutnya agar tujuan pembelajaran dapat tercapi.

46

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Model Pembelajaran Team Game Tournament (TGT) akan mampu meningkatkan keaktifan siswa, karena dengan model pembelajaran ini siswa diajak untuk giat aktif belajar dan bekerja dalam kelompok kooperatif. Dengan model pembelajaran TGT siswa di ajak untuk berdiskusi dalam kelompok agar menguasai materi. Penguasaan ilmu pengetahuan tentang persamaan dasar akuntansi akan diperdalam atau di mantabkan dengan game. Untuk mengukur penguasaan materi ajar dilakukan dengan turnamen edukatif yang menyenangkan namun berkualitas.

Implementasi pembelajaran kooperatif model pembelajaran Team Game Tournament (TGT) pada mata pelajaran akuntansi pokok bahasan persamaan dasar akuntansi dilakukan melalui empat tahap utama yaitu persiapan, tindakan, obserfasi dan refleksi. Setiap tahapan dalam implementasi pembelajaran kooperatif model TGT tidak dapat dipisahkan dan harus dilakukan dengan runtut.

Keberhasilan meningkatkan keaktifan siswa terletak pada tahap kedua yaitu tindakan. Pada tahap ini Guru mengaplikasikan pembelajaran TGT yang sudah direncanakan pada tahap sebelumnya yaitu tahap persiapan. Guru harus memperhatikan dengan seksama dan menguasai RPP yang telah disusun pada

tahap persiapan agar pembelajaran berlangsung seperti yang diharapkan sehingga tujuan pembelajaran yaitu meningkatkan keaktifan siswa dapat tercapai.

Ketercapaian tujuan yaitu peningkatan keaktifan siswa dapat dilihat dari evaluasi pembelajaran yang dilakukan. Proses evaluasi pembelajaran dilakukan dengan observasi yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran TGT, digunakan 3 instrumen yaitu :

1. Lembar observasi kegiatan siswa: berupa catatan anekdotal yang berfungsi untuk mencatan segala aktifitas siswa yang berhubungan dengan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas.

2. Lembar instrument keaktifan siswa di kelas: Berisi tentang frekwensi keaktifan dan keterlibatan siswa yang nampak dan dapat diamati ketika pembelajaran dengan model TGT berlangsung.

3. Lembar instrument keaktifan siswa dalam diskusi kelompok : Berisi tentang frekwensi keaktifan siswa yang berlangsung selama diskusi kelompok kooperatif.

Guru mengunakan instrumen pengamatan yang dibuat pada tahap perencanaan untuk menilai tingkat keberhasilan tujuan pembelajaran yaitu peningkatan keaktifan siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT.Bumi Aksara.

Fajar, A. 2002. Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung: PT. Remaja Reksadana.

Hamalik, Oemar. 1983. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT Remaja.

Harnanto. 1983. Dasar-Dasar Akuntansi. Yogyakarta : BPFE UGM.

Honggodjojo, Aminin. 1981. Dasar-Dasar Akuntansi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Http ://learning-withme.blogspot.com/2006/09.

Http ://Keaktifan hemow.wordpress.com/2007/06/27

Jusup, Haryono. 2003. Dasar-Dasar Akuntansi. Yogyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Kagan, S. 1994. Cooperatif Learning. Sajuan Capistrano, CA : Kagan Cooperatif Learning

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo.

Mundikarto, Rustam. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Depdiknas.

Nurhadi. 2004.Kurikulum 2004: Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta : PT Grasindo

Ross, J.A., dan Raphael,D. 1990. Communication and Problem Solving Achievement in Cooperative Larning Group. Journal of Curriculum Studies , 22 (2), hlm.

149-164.

Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice (2nd ed.).

Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice (2nd ed.).

Dokumen terkait