• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Latar Belakang Masalah

Ketika sektor perekonomian salah satu negara yang memiliki pengaruh besar di dunia mengalami keterpurukan, maka perekonomian dunia juga akan terguncang. Terjadinya krisis keuangan yang berawal dari Amerika Serikat pada tahun 2007 semakin dirasakan dampaknya ke seluruh dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Akibatnya terjadi krisis keuangan global pada tahun 2008 yang berdampak buruk terhadap keuangan global yang mempengaruhi perkembangan bisnis diseluruh dunia termasuk Indonesia. Indonesia mengalami puncak krisis ekonomi dan politik pada tahun 1998 dan juga terkena dampak krisis keuangan global pada tahun 2008. Tidak sampai hanya di tahun 2008, pada tahun 2015 perekonomian Indonesia kembali diguncang dengan melemahnya nilai tukar Rupiah hingga menyentuh level Rp 14.000 per Dolar Amerika Serikat, sehingga membuat banyak perusahaan Indonesia yang berbasis impor harus tertekan dalam melaksanakan proses produksinya. Rentetan kejadian yang bermulai dari krisis ekonomi dan krisis keuangan global ini mengakibatkan perusahaan-perusahaan dalam negeri yang tidak mampu bertahan menghadapi krisis ini akhirnya harus mengakhiri kelangsungan hidup perusahaannya.

Krisis tersebut mengakibatkan isu going concern menjadi sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kelangsungan hidup perusahaan tersebut selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola entitas agar bisa bertahan hidup dan ditampilkan di dalam

laporan keuangan. Laporan keuangan menampilkan informasi kondisi baik buruknya kondisi keuangan perusahaan. Untuk menghasilkan informasi yang sangat berguna maka diperlukan laporan keuangan yang berkualitas tinggi. Laporan keuangan yang berkualitas tinggi tentu tidak lepas dari tanggung jawab auditor. Auditor memiliki suatu tanggung jawab untuk mengevaluasi status kelangsungan hidup perusahaan dalam setiap pekerjaan auditnya (Fanny dan Saputra, 2005:967).

Opini audit going concern adalah opini yang dikeluarkan oleh auditor untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Opini audit going concern merupakan tugas yang berat karena akan berhubungan erat dengan reputasi auditor. Dalam melaksanakan tugasnya auditor dapat memberikan opini going concern jika memang benar terdapat keraguan perusahaan dalam menjalankan kelangsungan usahanya. Opini audit going concern juga sangat berguna bagi investor dalam menetapkan keputusan investasinya.

Kualitas audit dari suatu Kantor Akuntan Publik (KAP) yang sudah bergabung dalam big four firms dipersepsikan memiliki reputasi yang baik dan menghasilkan informasi laporan keuangan lebih baik dalam pengambilan keputusan. Hal ini tentu sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh DeAngelo (1981:184) yang menyatakan bahwa Kantor Akuntan Publik dengan ukuran lebih besar akan memiliki kualitas audit yang lebih tinggi. Tetapi, mengacu pada peristiwa dibekukannya izin empat akuntan publik pada tahun 2002 sejumlah Kantor Akuntan Publik (KAP) menyatakan bahwa kondisi 38 Bank

Beku Kegiatan Usaha (BBKU) sangat baik, tetapi dalam kenyataannya sangat buruk. Dalam hal ini Fanny dan Saputra (2005:967) menyatakan bahwa KAP memiliki peranan yang penting dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan. Sebuah Kantor Akuntan Publik harus memiliki keberanian untuk mengungkapkan permasalahan mengenai kelangsungan hidup perusahaan klien.

Kondisi keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran tingkat kesehatan perusahaan kenyataannya, dimana perusahaan mampu terhindar dari kebangkrutan. Kondisi keuangan perusahaan tentu diketahui oleh auditor, dan membantu auditor dalam memprediksi kemungkinan kelangsungan hidup perusahaan. Dengan mengetahui kondisi keuangan perusahaan, auditor dipersepsikan akan memberikan opini audit going concern dalam laporan keuangan auditee. Investor juga tentu memerlukan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan dimana hal ini juga menyangkut tentang kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Dengan pencantuman opini audit going concern tentu sangat berguna bagi para pemakai jasa laporan keuangan terutama investor untuk membuat pilihan yang benar dalam berinvestasi.

Opini audit tahun sebelumnya merupakan faktor pertimbangan bagi auditor dalam mencantumkan opini audit going concern pada tahun berikutnya. Opini audit going concern tahun sebelumnya menjadi gambaran bagi auditor apakah perusahaan menunjukkan kearah perbaikan kondisi keuangan perusahaan dan realisasi manajemen, jika tidak maka auditor akan kembali mencantumkan opini audit going concern pada tahun mendatang.

Pertumbuhan perusahaan merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Pertumbuhan perusahaan dalam penelitian ini adalah perbandingan antara selisih penjualan pada tahun penelitian dan penjualan tahun sebelumnya dengan penjualan tahun sebelumnya. Semakin tinggi penjualan maka semakin baik kondisi perusahaan tersebut dalam melanjutkan keberlangsungan usahanya. Tetapi dengan rendahnya tingkat penjualan perusahaan tersebut terdapat kesangsian perusahaan dalam melanjutkan keberlangsungan usahanya dapat menjadi faktor dicantumkannya opini audit going concern oleh auditor.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Putri (2011). Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2011) dengan menggunakan lima variabel independen yaitu Kualitas Audit (diukur dengan auditor yang tergolong dalam the big four firms atau bukan), Kondisi Keuangan Perusahaan (diukur menggunakan model prediksi kebangkrutan Altman Z Score 1968), Opini Audit Tahun Sebelumnya (diukur dengan diberikannya opini audit going concern pada tahun sebelumnya atau tidak), Pertumbuhan Perusahaan (diukur dari pertumbuhan penjualan) dan Ukuran Perusahaan (diukur menggunakan logaritma natural atas aktiva) menyatakan bahwa kualitas audit dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit going concern sedangkan kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya peneliti menggunakan variabel independen kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya dan pertumbuhan perusahaan sedangkan penelitian

sebelumnya yang menggunakan ukuran perusahaan sebagai salah satu variabel independennya. Penelitian ini juga mengambil tahun penelitian yang lebih baru dan rentang waktu empat tahun, yaitu dengan menggunakan laporan keuangan dari tahun 2011-2015, sedangkan penelitian terdahulu mengambil sampel dari tahun 2008-2010. Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan,

Opini Audit Tahun Sebelumnya, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Dokumen terkait