• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduknya beragama muslim terbesar di dunia dan tersebar di segala penjuru nusantara, sudah seharusnya Indonesia menjalankan segala aktivitas kehidupan sesuai dengan syariat ataupun ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT sesuai yang tertera di dalam Al – Quran dan Hadits. Hal tersebut dapat memberikan kesempatan besar bagi Indonesia dalam pengembangan konsep syariah di kehidupan masyarakat. Salah satu pengembangan konsep syariah tersebut adalah penerapan syariah pada instrumen keuangan berupa Pasar Modal Syariah. Walaupun penerapan konsep syariah di pasar modal masih relatif baru dibandingkan dengan penerapan konsep syariah pada perbankan, akan tetapi pasar modal syariah diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang pesat di Indonesia dikarenakan Indonesia memiliki peluang dengan penduduknya yang mayoritas beragama Islam. Pemberitaan mengenai konsep syariah dalam kehidupan masyarakat bisa membuat masyarakat semakin paham dan tertarik mengenai konsep syariah termasuk di dalamnya mengenai konsep keuangan syariah sehingga membuat para investor muslim yang mencari ketenangan rohani di dalam melakukan aktivitas investasi diperkirakan akan lebih memilih untuk berinvestasi pada pasar modal syariah dibandingkan dengan pasar modal konvensional. Selain bisa melakukan aktivitas investasinya, para investor

muslim sekaligus tidak khawatir mengenai investasinya karena sudah sesuai dengan syariah Islam yang diterapkan.

Salah satu produk pasar modal syariah yang masih terbilang baru dan sedang berkembang adalah Jakarta Islamic Index (JII) merupakan salah satu produk pasar modal syariah di Bursa Efek Indonesia yang menggambarkan kinerja saham syariah di Indonesia. Saham – saham yang masuk ke dalam JII adalah saham – saham yang sudah lulus penyeleseksian kriteria dari Bapepam – LK dan BEI ( Bursa Efek Indonesia ). Perusahaan – perusahaan yang terdaftar di dalam JII sudah bisa dipastikan memiliki kegiatan operasional yang tidak bertentangan dengan prinsip – prinsip syariah, sehingga besar kemungkinan banyak investor muslim ataupun pihak berkepentingan muslim lainnya yang berinvestasi dan terkait dengan kegiatan usaha perusahaan tersebut. Oleh karena itu, seharusnya perusahaan tersebut membuat laporan tahunan yang berisi pengungkapan sosial dan beberapa pengungkapan lainnya yang sesuai dengan prinsip – prinsip syariah. Secara konvensional pengungkapan tanggung jawab sosial bagi para pengguna laporan perusahaan termasuk investor adalah suatu hal yang bisa menjadi timbangan ataupun tolak ukur untuk membuat keputusan termasuk keputusan untuk berinvestasi, karena dari pengungkapan tersebut para pengguna laporan perusahaan jadi mengetahui tindakan apa saja yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Bagi investor dan para pengguna laporan keuangan perusahaan muslim lainnya, pengungkapan yang

sesuai syariah tersebut juga ingin diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan, sehingga kepuasan spiritual bisa tercapai.

Untuk menilai pengungkapan sosial perusahaan yang sesuai dengan syariah islam, digunakan indeks Islamic Social Reporting (ISR). Indeks

Islamic Social Reporting (ISR) adalah suatu indeks yang mengukur tingkat

pengungkapan sosial yang sesuai dengan prinsip syariah yang disampaikan perusahaan pada laporan tahunannya. Indeks Islamic Social Reporting (ISR) pertama kali dikembangkan oleh Haniffa (2002) yang kemudian dikembangkan oleh Othman et al. (2009). Haniffa (2002) menyatakan bahwa keterbatasan pada kerangka pelaporan sosial yang dilakukan oleh lembaga konvensional sehingga ia memukakan kerangaka konsptual Islamic Social Reporting. Secara umum pengungkapan tanggung jawab didefenisikan sebagai tanggung jawab laporan sosial perusahaan (Corporate Social Reponsibility) yang dilakukan oleh perusahaan kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku etis dan memenuhi seluruh aspek ekonomi, sosial dan lingkungan dengan baik demi pembangunan yang berkelanjutan (Wibisono, 2007). Oleh karena itu perusahaan yang membuat laporan tahunan yang disertai pengungkapan sosial akan lebih diminati oleh para investor dan pihak berkepentingan lainnya untuk terlibat dengan kegiatan usaha perusahaan, karena perusahaan tersebut memberikan perhatian terhadap kualitas kehidupan masyarakat dan kualitas lingkungan. Konsep pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan juga terdapat pada prinsip – prinsip Islam. Lembaga yang menjalankan bisnisnya berdasarkan syariah dan hakekatnya mendasar pada filosofi dasar Al – Quran

dan Sunnah, akan menjadikan dasar bagi pelakunya dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dengan adanya konsep pengungkapan dalam prinsip-prinsip Islam maka seharusnya perusahaan-perusahaan yang menjalankan prinsip Islam ataupun yang melakukan kegiatan yang tidak melanggar prinsip-prinsip syariah sebagaimana persyaratan pada Fatwa DSN-MUI, untuk melakukan pengungkapan yang sesuai dengan prinsip syariah. Salah satunya adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).

Didalam perkembangan perusahaan ada beberapa fenomena dan isu mengenai laporan tanggung jawab sosial perusahaan dimana beberapa perusahaan beralasan agar dapat meningkatkan citra perusahaan, membawa keuntungan tersendiri buat perusahaan serta agar dapat menjamin keberlangsungan perusahan tersebut. Gambaran fenomena kegagalan akan laporan tanggung jawab sosial yang muncul di Indonesia antara lain kasus kerusakan lingkungan di lokasi penambangan timah di pantai bangka belitung serta kasus pencemaran air yang mengancam kehidupan 1,8 juta jiwa penduduk Kalimantan Tengah yang merupakan kasus sukuk Dayak dengan Minamata. Selain merusak lingkungan juga merusak kehidupan manusia yang berujung dengan kematian. Namun tidak semua perusahaan di Indonesia mengalami kegagalan dalam laporan tanggung jawab sosial perusahaan dimana ada beberapa contoh perusahaan yang berhasil dan sukses menjalankan laporan tanggung jawab sosialnya seperti PT. Djarum dengan program beasiswa bagi para mahasiswa yang berprestasi serta PT. Indocement Tuggal Prakarsa, Tbk.

Menjadi salah satu contoh perusahaan yang berhasil peduli akan kelestarian lingkungan hidup dengan kegiatan program kemitraan kelestarian hidup perusahaan.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam menerapkan kebijakan Islamic Social

reporting dengan berbagai variabel diantaranya adalah Profitabilitas, leverage,

likuiditas , dan porsi kepemilikan saham atas publik dan lainnnya.

Profitabilitas adalah pengukuran terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan asset yang dimilikinya. Dalam penelitian Othman et al. (2009) , profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan atas pengungkapan ISR , dimana hasil tersebut konsisten . Berdasarkan asumsi tersebut menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan yang dapat disimpulkan bahwa perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan cenderung memberikan informasi yang lebih rinci, sebab mereka ingin menyakinkan investor akan profitabilitas perusahaan. Selain itu untuk perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi lebih memiliki kesempatan untuk melakukan tanggung jawab sosial dengan tetap memiliki kepercayaan investor. Ayu (2010) mencari tahu pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan dan jenis industri terhadap tingkat pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada perusahaan yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan pada tingkat pengungkapan ISR dan jenis industri yang tidak memiliki pengaruh

signifikan . Penelitian selanjutnya adalah Raditya (2012). Raditya (2012) melakukan penelitian atas variabel profitabilitas, ukuran perusahaan, jenis industri dan juga menambahkan variabel baru berupa sukuk dan umur perusahaan untuk dianalisis pengaruhnya terhadap pengungkapan ISR pada perusahaan yang masuk kedalam Daftar Efek Syariah (DES) periode 2009 – 2010. Hasil penelitian Raditya (2012) menunjukkan bahwa profitabilitas serta ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap Islamic Social Reporting. Berbeda halnya dengan Tri (2014) yang melakukan penelitian terhadap variabel ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage menunjukkan bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan ISR sedangkan ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan ISR. .

Leverage mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh

hutang perusahaan dengan modal yang dimilikinya. Perusahaan dengan leverage yang tinggi akan lebih sedikit mengungkapkan ISR sehingga dapat melaporkan labanya lebih tinggi. Tri (2014) yang melakukan penelitian terhadap variabel leverage tersebut dan berpengaruh secara signifikan namun berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah (2012) bahwa leverage tidak memiliki pengaruh dengan ISR.

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Tingginya rasio likuiditas akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Hal tersebut akan mempengaruhi tingkat pengungkapan

karena perusahaan dengan kondisi keuangan yang kuat akan cenderung melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas kepada pihak luar untuk menunjukkan kredibilitas perusahaannya daripada perusahaan dengan kondisi keuangan yang lemah. Hal ini dibuktikan dengan penelitian Kariza (2014) yang menemukan bahwa likuiditas memiliki pengaruh terhadap pengungkapan ISR. Hasil penelitian Kariza (2014) berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Indah (2012) yang menyatakan bahwa likuiditas sama sekali tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap likuiditas.

Dan faktor lainnya yang mempengaruhi ISR adalah porsi kepemilikan publik atas saham yang menggambarkan bagaimana perusahaan mengukur seberapa besar Strutur kepemilikan saham menggambarkan tingkat kepemilikan perusahaan oleh publik (masyarakat).Putra (2009) berpendapat bahwa perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh publik diduga akan melakukan pengungkapan yang lebih besar daripada perusahaan yang sahamnya tidak dimiliki oleh publik. perusahaan yang memiliki kepemilikan publik yang tinggi pastinya akan lebih memperhatikan pengungkapan tanggung jawab sosial karena perusahaan semakin banyak memegang kepercayaan masyarakat dan masyarakat pastinya akan memperhatikan apakah perusahaan tempatnya berinvestasi melakukan tindakan sosial yang menyejahterahkan masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan

Adanya perbedaan terhadap hasil penelitian dimana adanya satu sisi memiliki hasil penelitian yang berpengaruh signifikan terhadap ISR dan disisi lain tidak adanya pengaruh terhadap ISR. Berdasarkan perbedaan tersebut

dapat disimpulkan adanya ketidakonsistenan dalam penelitian yang dilakukan. Berdasarkan latar berlakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pengungkapan Islamic Social Reporting yang belum diteliti oleh Othman et

al.(2009) yaitu dengan menambah faktor lainnya yang diperkirakan dapat

mempengaruhi pengungkapan Islamic Social Reporting dan juga menguji ulang faktor profitabilitas yang ada pada penelitian sebelumnya yang memberikan pengaruh signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social

Reporting. Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya selain variabel yang

berbeda ada juga objek penelitian yang akan menggunakan data-data dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index dengan periode waktu observasi yang berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu selama tiga tahun dari tahun 2012 sampai dengan 2014. Dengan perbedaan-perbedaan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas dan Porsi Kepemilikan Publik atas Saham terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perusahaan Jakarta Islamic Index”.

Dokumen terkait