BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Latar Belakang Perusahaan dan Bidang Usaha
Seiring berkembangnya model pakaian yang selalu berkembang mengikuti jaman, berkembang pula berbagai macam penawaran model produk yang ditawarkan oleh banyak produsen pakaian jadi. Dari sekian banyak produsen pakaian jadi khususnya produsen pakaian jadi berbahan jeans, hanya ada bebrapa merek terkenal yang banyak dipakai oleh masyarakat pada umumnya. Hal tersebut dikarenakan berbagai macam alasan dari para konsumen yang memilih salah satu atau lebih merek jeans. Pertimbangan dari konsumen dalam memilih jeans yang sering ditemui adalah merek, bahan jeans, model, harga, hingga prestise yang didapat jika membeli dan memakai produk jeans tertentu.
Perusahaan dalam menawarkan produknya tidak hanya sekedar berorientasi kepada produk akan tetapi juga berorientasi kepada kepuasan konsumen, dimana konsumen sangat berperan didalam kemajuan dan eksistensi perusahaan, perusahaan yang memegang konsep pemasaran akan cenderung mendapat simpati dari konsumen potensial dan loyalitas dari konsumen riilnya.
Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan dan
2
mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih (Kotler dan Keller, 2007: 19). Sama seperti perusahaan-perusahaan pada umumnya, perusahaan produsen celana jeans dituntut untuk bisa selalu tepat dalam memilih target pasar untuk dijadikan pasar sasaran dalam memasarkan produk celana jeans yang diproduksi. Mulai dari pertimbangan model, warna, bahan, hingga harga yang ditawarkan merupakan hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan secara matang oleh perusahaan produsen celana jeans. Keputusan konsumen dalam membeli suatu produk yang ditawarkan tidak terlepas dari atribut produk yang ditawarkan oleh perusahaan, atribut produk tersebut antara lain adalah kualitas, model atau desain, garansi, harga, dan hal-hal lain yang melekat pada suatu produk. Keputusan konsumen juga dapat berubah, hal ini dikarenakan oleh kemudahan akses terhadap informasi terus berkembang, baik melalui media cetak maupun media elektronik, sehingga pilihan konsumen cenderung terus meningkat.
Untuk mendukung konsep pemasaran, perusahaan harus dapat semaksimal mungkin mengetahui perilaku konsumennya karena konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan kepada konsumennya. Perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide – ide (Mowen dan Minor, 2002: 6). Begitu pula dalam hal perilaku konsumen yang harus dipahami oleh perusahaan produsen celana jeans, karena terdapat berbagai macam perilaku konsumen dari para konsumen celana jeans. Pemahaman dan berbagai macam cara
untuk memenuhi keinginan konsumen dapat dijadikan sebagai salah satu senjata utama dalam memasarkan produk celana jeans.
Telah kita ketahui bahwa celana jeans merupakan salah satu jenis celana yang sangat akrab dan familiar bagi kebanyakan masyarkat, dari kalangan bawah hingga bagi kalangan menengah ke atas. Alasan dalam memilih celana jeans sebagai jenis celana yang banyak digunakan oleh masyarakat merupakan hasil dari berbagai macam perilaku yang timbul dari berbagai tipe konsumen yang memilih dan memakai celana jeans. Berdasarkan berbagai macam pertimbangan tersebut, menurut penulis, atribut produk merupakan salah satu pertimbangan pemilihan celana jeans yang sangat sering dipertimbangan oleh masyarakat yang memilih dan membeli salah satu atau lebih merek celana jeans.
Atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian (Tjiptono, 2007: 136). Dari definisi yang dikemukakan oleh Tjiptono dapat kita lihat bahwa jika dikaitkan dengan keputusan pembelian celana jeans, atribut produk memiliki peranan yang cukup penting sehingga hal ini akan tertanam dalam benak para konsumen sebagai pertimbangan awal dalam memutuskan keputusan untuk memilih, membeli, dan memakai celana jeans merek tertentu.
Atribut produk adalah pengembangan suatu produk atau jasa yang melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan (Kotler dan Armstrong,
4
2008: 268). Melalui pengembangan produk inilah perusahaan produsen celana jeans dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Dalam hal celana jeans, pengembangan produk yang sangat mudah untuk dinilai oleh konsumen adalah perkembangan model yang diciptakan oleh suatu merek tertentu.
Kualitas adalah salah satu alat penting bagi pemasar untuk menetapkan posisi. Kualitas mempunyai dua dimensi, yaitu tingkat dan konsistensi. Ketika mengembangkan suatu produk, pemasar mula-mula harus memilih tingkat kualitas yang akan mendukung posisi produk di pasar sasaran (Kotler dan Armstrong, 2008: 283). Namun jika dilihat dari poin yang menegaskan penentuan manfaat, sebuah perusahaan produsen celana jeans pada saat ini tidak dapat hanya menentukan manfaat celana jeans hanya sebagai jenis pakaian yang dipakai sebagai celana. Akan tetapi dengan berkembangnya model pakaian, sisi manfaat dari produk celana jeans juga semakain berkembang seperti fungsi untuk menunjukan prestise dan kualitas terbaik yang bisa dipakai dan dimiliki oleh seseorang.
Salah satu kebutuhan masyarakat adalah kebutuhan akan sandang atau pakaian, dimana pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok dari manusia. Banyak jenis, model, dan warna yang ditawarkan, dari harga yang relatif cukup murah sampai harga yang cukup mahal, hal ini tentunya ditujukan agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan semua kalangan masyarakat. Salah satu jenis pakaian yang cukup diminati adalah celana jeans, Berbagai merk, jenis dan tipe celana jeans yang ditawarkan memiliki
keunggulan serta kekurangan yang melekat pada masing–masing produk. Sebagai contoh celana jeans dengan merek Wrangler.
Celana jeans merek Wrangler ini cukup terkenal di dunia, di Indonesia merek ini juga sudah cukup terkenal, hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang sangat mengingginkan celana jeans merek ini, kalangan mahasiswa pun banyak ditemui menggunakan celana jeans Wrangler, baik untuk kegiatan di dalam kampus maupun untuk kegiatan di luar kampus. Atribut produk yang ditawarkan pada celana jeans Wrangler ini antara lain adalah: kenyamanan dalam pemakaian, warna yang tidak mudah pudar, awet, model, dan prestise yang ditimbulkan oleh merek.
Atas dasar pemikiran tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti akan mengambil judul, “Pengaruh Atribut Produk Pada Keputusan Pembelian
Celana Jeans Wrangler di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ditulis di atas, maka penulis mengemukakan berberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah persepsi atas atribut fungsional berpengaruh pada keputusan pembelian celana jeans Wrangler?
2. Apakah persepsi atas atribut simbolis berpengaruh pada keputusan pembelian celana jeans Wrangler?
3. Apakah persepsi atas atribut emosional berpengaruh pada keputusan pembelian celana jeans Wrangler?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah pada studi kasus ini adalah :
1. Responden dalam penelitian adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Produk jeans yang menjadi objek penelitian hanya produk celana jeans Wrangler.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi atas atribut fungsional pada keputusan pembelian celana jeans Wrangler;
2. Untuk mengetahui pengaruh persepsi atas atribut emosional pada keputusan pembelian celana jeans Wrangler;
3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi atas atribut simbolis pada keputusan pembelian celana jeans Wrangler.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan pemasaran yang tepat.
2. Bagi penulis
Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori yang sudah diterima selama kuliah dan dapat membantu penulis untuk bisa berpikir secara analitis.
3. Bagi pihak lain
Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu pengetahuan dalam hal informasi dan pertimbangan dalam mengambil keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
F. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan rencana penelitian yang dijabarkan ke dalam latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, Batasan Masalah, Hipotesis penelitian, manfaat penelitian, dan susunan penulisan.
8
BAB II : TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori utama yang digunakan untuk menganalisis teori pemasaran, teori perilaku konsumen, dan teori-teori lain yang mendukung.
BAB III : METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang digunakan berdasarkan jenis penelitian yang meliputi obyek dan lokasi penelitian, metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, metode pengukuran data, metode pengujian instrumen penelitian, hasil pengujian instrumen penelitian, dan metode analisis data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum perusahaan Wrangler yang akan diambil dari sumber-sumber yang dapat mendukung uraian tentang perusahaan Wrangler.
BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai setiap tahapan dalam proses penelitian, profil responden, temuan penelitian. Bab ini juga berisi pembahasan dari hasil penelitian yang didapat.
BAB VI : KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
Pada bab ini akan menyajikan keseluruhan hasil penelitian yang diinterpretasikan dalam bentuk kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan.
10
BAB II
TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
Pada bab ini akan mendiskusikan kerangka pemikiran yang nantinya akan menjadi landasan perumusan dan penulisan hipotesis.
A. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan yang diperlukan dalam suatu perusahaan demi tercapainya tujuan perusahaan. Kegiatan pemasaran juga sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan, untuk berkembang dan untuk mendapatkan laba. Pemasaran bukan hanya berarti menjual produk atau mempromosikan produk tetapi memiliki arti yang lebih luas.
Pengertian pemasaran menurut para ahli : Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 6):
“Pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi
pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai
imbalannya”.
Cannon, Perreault dan McCarthy (2008: 8):
“Pemasaran adalah suatu aktivitas yang bertujuan mencapai sasaran
perusahaan, dilakukan dengan cara mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau klien serta mengarahkan aliran barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan pelanggan atau klien dari produsen”.
Dari dua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pemasaran adalah proses dimana perusahaaan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.
B. Pengertian Manajemen Pemasaaran
Dalam sebuah perusahaan diperlukan adanya kegiatan-kegiatan pemasaran yang mampu mendukung perkembangan kinerja perusahaan. Kegiatan-kegiatan pemasaran tersebut harus dikoordinasi dan dikelola dengan cara yang baik yang dikenal dengan istilah manajemen pemasaran.
Pengertian manajemen pemasaran menurut para ahli : Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 10):
“Manajemen Pemasaran adalah seni dan ilmu memilih target pasar dan
membangun hubungan yang menguntungkan dengan target pasar itu”.
Menurut Boyd, Walker dan Larreche (2000: 18):
“Manajemen Pemasaran adalah Proses menganalisis, merencanakan,
mengkoordinasikan, dan mengendalikan program-program yang mencakup pengkonsepan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari produk, jasa dan gagasan yang dirancang untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran
untuk mencapai tujuan perusahaan”.
Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah proses menganalisis, merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan program yang telah dirancang untuk menciptakan dan mempertahankan pertukaran dengan membangun hubungan yang menguntungkan pada target pasar yang bertujuan untuk pencapaian tujuan perusahaan.
C. Perilaku Konsumen
Tujuan pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini tentunya sangat rumit dikarenakan kebutuhan dan keinginan konsumen yang cukup banyak dan bervariasi, dan kepuasan
12
konsumen. Perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide – ide. Pada dasarnya definisi perilaku konsumen yang dikemukakan oleh Paul W. Minor menekankan pada studi dan proses pemahamannya terhadap perilaku konsumen (Mowen dan Minor, 2006: 6).
Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses yang dilalui seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa, maupun, ide yang diharapakan dapat memenuhi kebutuhannya (Schiffman dan Kanuk, 2008: 5).
Berdasarkan kedua teori tersebut maka dapat disimpulan bahwa perilaku konsumen merupakan suatu kegiatan dimana konsumen terlibat secara langsung ke dalam produk tersebut mulai dari proses akan mendapatkan hingga selesai menggunakan produk tersebut yang akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan.
1. Proses Keputusan Beli Konsumen
Dalam suatu pembelian, secara sadar ataupun tak sadar konsumen mengalami proses-proses tertentu baik sebelum pembelian sampai setelah pembelian, meskipun semua proses keputusan tidak selalu berakhir dengan dilakukannya pembelian. Perilaku konsumen akan menentukan proses pembuatan keputusan dalam pembelian mereka. Proses pembelian dimulai jauh sebelum tindakan membeli dan
mempunyai konsekuensi yang panjang setelah membeli. Proses tersebut terdiri atas 5 tahap (Pride dan Ferrell, 2000: 184).
a. Pengenalan kebutuhan, Proses membeli dimulai dengan pengenalan kebutuhan, dimana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan dapat dipicu oleh ransangan internal maupun rangsangan eskternal.
b. Pencarian informasi, Seorang konsumen yang sudah tertarik mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber, sumber itu berasal dari :
1) Sumber pribadi: Keluarga, teman, tetangga, rekan kerja 2) Sumber komersial: Iklan, penjual, pengecer, situs Web 3) Sumber publik: Media massa, organisasi pemberi peringkat 4) Sumber berdasarkan pengalaman: memegang, meneliti,
menggunakan produk.
c. Evaluasi alternatif, tahap ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam perangkat pilihan. Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. konsumen dapat membandingkan, menilai beberapa
14
alternatif produk yang ada sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Konsumen memandang produk sebagai serangkaian atribut yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari dan memuaskan kebutuhannya, produk dengan manfaat yang paling banyak dan yang paling dapat memuaskan kebutuhan yang akan dicari konsumen.
d. Keputusan pembelian, konsumen membeli suatu produk untuk memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Sedangkan pada tahap keputusan membeli, konsumen benar-benar membeli produk.
e. Perilaku setelah pembelian, merupakan tahap ketika konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Setelah membeli produk , konsumen akan merasa puas atau tidak puas serta akan terlibat dalam tingkah laku pasca pembelian yang menarik perhatian pemasar. Bila produk tidak memenuhi harapan, konsumen merasa tidak puas; bila memenuhi harapan, konsumen merasa puas; bila melebihi harapan, konsumen akan merasa amat puas. kepuasan konsumen tentang produk yang telah dibeli. Konsumen yang merasa puas akan suatu produk mempunyai kecenderungan untuk melakukan pembelian
ulang, sedangkan konsumen yang merasa kecewa tidak akan melakukan pembelian ulang dan akan beralih untuk mengonsumsi produk sejenis yang ditawarkan pesaing (Kotler dan Armstrong, 2001: 303).
2. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Beli Konsumen
Perusahaan yang ingin berhasil harus mempunyai informasi tentang perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian, faktor-faktor tersebut berbeda untuk masing-masing pembeli, disamping produk yang dibeli dan saat pembeliannya yang berbeda. Terdapat tiga kategori pengaruh utama yang dianggap mempengaruhi keputusan pembelian konsumen: faktor pribadi, faktor psikologis, dan faktor sosial.
a. Faktor Pribadi
Faktor pribadi adalah faktor yang unik untuk orang tertentu. Faktor ini dibagi menjadi tiga faktor: faktor demografi, faktor situasional, dan tingkat keterlibatan.
1) Faktor demografi
Faktor demografi adalah ciri-ciri individual seperti jenis kelamin, usia, ras, suku bangsa, pendapatan, siklus hidup keluarga, dan pendapatan (Pride dan Ferrell, 2000: 189).
16
2) Faktor situasional
Situasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan dalam pembelian, hal ini berkaitan erat dengan ketersediaan waktu dalam pengambilan keputusan. Jika hanya tersedia sedikit waktu untuk memilih dan membeli produk, seseorang akan menentukan pilihan produk secara cepat dengan merek yang tersedia (Pride dan Ferrell, 2000: 192).
3) Tingkat keterlibatan
Keterlibatan konsumen dalam keputusan pembelian dapat berbeda antara orang satu dengan orang lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh harga produk, risiko, situasi, dan kelompok (Pride dan Ferrel, 2000: 193).
b. Faktor Psikologis
Pengaruh faktor psikologis yang utama terhadap perilaku konsumen adalah: persepsi, motif, kemampuan dan pengetahuan, sikap, kepribadian.
1) Persepsi
Persepsi adalah proses pemilihan, pengorganisasian, dan penginterpretasikan masukan informasi untuk menghasilkan makna. Masukan informasi dapat diterima melalui penglihatan, perasaan, pendengaran, penciuman, dan sentuhan. Perusahaan dapat menanamkan persepsi atau
mengubah persepsi seseorang terhadap perusahaan atau produk dengan memberikan informasi yang menarik dan mudah untuk diterima (Pride dan Ferrel, 2000: 195).
2) Motif
Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motif yang ada pada seseorang akan mewujudkan satu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan (Handoko dan Dharmmesta, 2000: 77).
3) Kemampuan dan pengetahuan
Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami setiap informasi yang disampaikan oleh perusahaan, hal ini juga sangat terkait dengan pengetahuan konsumen. Pengetahuan konsumen akan suatu produk dan mengoptimalkan suatu produk berbeda-beda, perusahaan harus dapat memberikan pengajaran untuk hal-hal tersebut agar konsumen dapat memanfatkan produk secara optimal (Pride dan Ferrel, 2000: 197).
4) Sikap
Menurut William G. Neck dalam buku Principles of Marketing a Broodened Concept of Marketing, sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi
18
terhadap penawaran produk dalam masalah yang baik ataupun kurang baik secara konsisten (Basu Swasta dan Irawan, 2000: 194). Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh sikap konsumen terhadap perusahaan dan produk-produknya, karena sikap itu dilakukan berdasarkan suatu pandangan konsumen terhadap suatu produk.
5) Kepribadian
Kepribadian merujuk pada semua ciri internal dan perilaku yng membuat seseorang itu unik. Kepribadian mendasari perilaku tiap-tiap individu, dimana kepribadian dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis (Pride dan Ferrell, 2000: 204).
c. Faktor Sosial
Keputusan beli konsumen dipengaruhi oleh orang lain. Faktor ini dapat dibedakan kedalam empat kelompok utama, yaitu: peran dan pengaruh keluarga, kelompok referensi, kelas sosial, budaya dan sub budaya (Pride dan Ferrell, 2000: 206).
1) Peran dan pengaruh keluarga
Peran dan pengaruh keluarga mempunyai peranan besar dalam membentuk sikap dan perilaku, oleh karena itu perusahaan perlu mempelajari perilaku anggota kelurga dalam memenuhi kebutuhannya.
2) Kelompok referensi
Sebuah kelompok menjadi kelompok referensi ketika seorang individu mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok tersebut sehingga ia mengambil banyak nilai, sikap, atau perilaku kelompoknya. Sebuah kelompok referensi dapat berfungsi sebagai sumber informasi dan sebagai titik perbandingan oleh konsumen dalam bertingkah laku.
3) Kelas sosial
Pengertian kelas social sama dengan istilah lapisan social, tanpa membedakan apa dasar pembagian kelas tersebut (uang, tanah, kekuasaan, atau dasar pembagian kelas lainnya). Pada umumnya kelas social terbagi atas 3 kelas, yakni : golongan atas, golongan menengah, dan golongan bawah (Handoko dan Dharmmesta, 2000: 63).
4) Budaya dan sub budaya
Budaya adalah segala sesuatu di sekitar kita yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari benda berwujud serta konsep-konsep yang tidak berwujud (Pride dan Ferrel, 2000: 210).
Budaya adalah penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar (Kotler dan Amstrong, 2006: 204). Budaya
20
menjadi salah satu faktor penting dalam pemasaran karena budaya merupakan pedoman masyarakat dalam bertindak dan sampai tingkat tertentu budaya menentukan bagaimana produk dibeli dan dipergunakan dimana budaya tersebut juga mempengaruhi pengembangan, promosi, distribusi, dan penetapan harga produk.
D. Atribut Produk
Atribut produk adalah pengembangan suatu produk atau jasa yang melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan (Kotler dan Amstrong, 2006: 268). Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa atribut produk adalah unsur-unsur dari sebuah produk yang dipandang penting oleh konsumen dan mencerminkan pengembangan suatu produk untuk dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan pembelian.
Manfaat yang ditawarkan oleh atribut produk (Kotler dan Amstrong, 2008: 271) :
1. Kualitas Produk
Kualitas adalah salah satu alat penting bagi pemasar untuk menetapkan posisi. Kualitas mempunyai dua dimensi, yaitu tingkat dan konsistensi. Ketika mengembangkan suatu produk, pemasar mula-mula harus memilih tingkat kualitas yang akan mendukung posisi produk di pasar sasaran. Disini kualitas produk berarti kemampuan produk untuk melaksanakan fungsi-fungsinya. Selain tingkatan kualitas, kualitas yang tinggi juga dapat berarti konsistensi tingkatan kualitas yang tinggi.
Dalam konsisten yang tinggi tersebut kualitas produk berarti kualitas kesesuaian bebas dari kecacatan dan kekonsistenan dalam memberikan tingkatan kualitas yang dijanjikan (Kotler dan Armstrong, 2003: 347). 2. Fitur Produk
Sebuah produk yang ditawarkan dengan berbagai fitur. Sebuah model awal tanpa tambahan yang menyertai produk tersebut menjadi titik awalnya. Perusahaan yang dapat menciptakan model dari tingkat lebih tinggi dengan menambahkan berbagai fitur. Fitur adalah alat persaingan untuk membedakan produk perusahaan terhadap produk sejenis yang menjadi pesaingnya. Menjadi produsen awal yang mengenalkan fitur baru yang dibutuhkan dan dianggap bernilai menjadi salah satu cara yang efektif untuk bersaing (Kotler dan Armstrong, 2008: 273).
3. Gaya dan Desain Produk
Cara lain untuk menambah nilai bagi pelanggan adalah melalui gaya dan desain produk yang khas. Konsep desain lebih luas dibandingkan gaya.