BAB III METODE PENELITIAN
G. Metode Analisis Data
Data yang digunakan adalah data laporan keuangan dari PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan PT AirAsia Indonesia Tbk. Laporan keuangan tersebut terdiri dari modal kerja, laba ditahan, EBIT, nilai pasar saham, total hutang, serta penjualan dan total aset. Teknik analisis data yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode Altman Z-Score. Metode ini memiliki formulasi sebagai berikut (Sawiya & Munandar, 2015):
Z= 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 0,999X5
Keterangan:
X1 = (Aktiva lancar – Hutang lancar) / Total aktiva X2 = Laba yang ditahan / Total Aktiva
X3 = Laba sebelum Bunga dan pajak / Total aktiva X4 = Nilai pasar modal / Nilai buku hutang
X5 = Penjualan / Total aktiva
Kriteria yang digunakan untuk dapat memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan adalah sebagai berikut (Sawiya & Munandar, 2015):
Tabel 3.2 Kriteria Memprediksi Financial Distress
Nilai Z Keterangan
Z > 2,99 Perusahaan dalam keadaan sehat Z antara 1,81 hingga 2,99 Perusahaan dalam keadaan grey area /
rawan bangkrut
Z < 1,81 Perusahaan dalam keadaan financial distress Sumber Oleh Penulis
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Instansi
1. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
a. Profil dan Sejarah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
PT Garuda Indonesa (Persero) Tbk adalah maskapai penerbangan nasional yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia ( BUMN ). Sejarah berdirinya PT Garuda Indonesia bermula pada tanggal 16 juni 1948.
Presiden pertama RI, Ir Soekarno memberikan idennya di depan sejumlah pemuka pedagang aceh untuk membeli pesawat DC 3 (Dakota) dalam rangka melanjutkan dan meningkatkan revolusi kemerdekaan melawan belanda. Pidato Soekarno yang berkharisma tersebut dapat memukau dan meyakinkan mereka sehingga dalam tempo dua hari, mereka dipimpin oleh Bapak Djuned Yusuf dan Bapak Said Muhammad Alhabsyi, berhasil mengumpulkan uang sebanyak 130.000 Strait Dollar dan 20 kg emas (Rispan, 2005).
Dengan modal tersebut Opsir Udara II, Wiseko Supomo selaku ketua misi pembelian yang kemudian disusul oleh beberapa pedagang aceh pergi ke Singapura untuk membeli pesawat DC-3 (Dakota). Pada akhir Oktober 1948 pesawat tersebut dibawa ke Indonesia dan ditempatkan di Maguwo, Yogyakarta. Pesawat tersebut kemudia diberi nama RI 001 “SEULAWAH” (gunung emas) yang diambil dari nama sebuah gunung di Aceh, sebagai ucapan terima kasih kepada rakyat Aceh (Rispan, 2005). Seperti yang diungkapkan Rispan (2005) perusahaan penerbangan bernama Garuda Indonesia Airways
dinyatakan berdiri bersamaan dengan pengakuan kedaulatan Republik Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949. Tetapi sejarah mencatat bahwa pada tanggal 26 januari 1949 merupakan hari lahirnya penerbangan niaga Indonesia.
Pada awalnya Garuda Indonesia merupakan hasil kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM), yang merupakan maskapai Belanda yang kemudian semua sahamnya dimiliki oleh Indonesia pada tahun 1953. Pada tahun 1953, Garuda Indonesia telah berhasil memiliki 27 pesawat berserta staf-staf profesional.
Perkembangan penyedia jasa penerbangan Garuda Indonesia semakin meningkat. Pada tahun 1960-an, Garuda Indonesia mendatangkan tiga pesawat turboprop Lockheed L-188C Electra seiring dengan dibuka-nya rute penerbangan baru ke Hong Kong. Beberapa tahun kemudian, Garuda kembali mendatangkan tiga pesawat baru jenis Convair 990A yang merupakan pesawat yang memiliki kecepatan tinggi dengan teknologi canggih. Dengan pesawat baru ini, Garuda kembali membuka rute penerbangan dari Jakarta ke Amsterdam melewati Kolombo, Bombay, Roma, dan Praha. Tak berhenti sampai di sana, pada tahun 1966, Garuda kembali mendatangkan pesawat jet baru, yaitu Douglas DC-8 dan membeli beberapa pesawat turboprop baru, Fokker F27 guna melayani penerbangan domestik.
Pada awal tahun 1970-an Garuda kembali memperkuat armada-nya dengan membeli beberapa jenis narrow-body jet yaitu McDonnell-Douglas DC-9 dan Fokker F28 serta pesawat jenis turboprop Fokker
F27 guna mendukung penerbangan domestik. Kemudian pada tahun 1973, guna memenuhi penerbangan internasional, seperti tujuan Eropa, Asia dan Australia, Garuda kembali mengirim pesawat McDonnell Douglas DC-10-30 dan Douglas DC-8. Selanjutnya untuk penerbangan ke Eropa dan Amerika Serikat Garuda mengoperasikan Boeing 747- 2U3B baru-nya.
Setelah kembali menata krisis keuangan yang melanda Garuda.
Garuda mulai mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 11 Februari 2011. Selain itu, Garuda juga menjadi sponsor dalam pagelaran SEA Games 2011 yang digelar di Jakarta dan Palembang. Pada tahun 2012, Garuda Indonesia juga menjalin kerjasama dengan salah satu klub sepak bola Inggris, Liverpool FC sebagai Partner Resmi Liverpool FC dan Partner Maskapai Penerbangan Global Resmi Liverpool FC. Dengan pendekatan berorientasi “melayani”, Garuda Indonesia bertujuan menjadi penyedia layanan terdepan bagi wisatawan di negara inisekaligus menyediakan layanan pengiriman barang melalui udara. Grup Garuda Indonesia pada saat ini memiliki lima anak perusahaan yakni PT Aerowisata, PT GMF Aero Asia, PT Abacus Distribution System, PT Gapura Angkasa dan PT Aero System Indonesia Pada bulan Februari 2011, Garuda Indonesia telah menjadi Perusahaan Publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sekarang PT. Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai full service airline (maskapai dengan pelayanan penuh).Dengan mengoperasikan 82 armada untuk melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia (Regional Asia
Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan), Australia serta Eropa (Belanda). Berbagai penghargaan pun telah diterima oleh Garuda Indonesia sebagai bukti dari keunggulannya.”. Pada Juli 2012, Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai “World’s Best Regional Airline” dan “Maskapai Regional Terbaik di Dunia.” Selanjutnya pada tahun 2014, Skytrax menobatkan Garuda Indonesia sebagai “Five Star Airline” dan sebagai “The World’s Most Best Improved Airline”.
Dengan pendekatan berorientasi “melayani”, Garuda Indonesia bertujuan menjadi penyedia layanan terdepan bagi wisatawan di negara ini sekaligus menyediakan layanan pengiriman barang melalui udara.
Grup Garuda Indonesia pada saat ini memiliki lima anak perusahaan yakni PT Aerowisata, PT GMF Aero Asia, PT Abacus Distribution System, PT Gapura Angkasa dan PT Aero System Indonesia Pada bulan Februari 2011, Garuda Indonesia telah menjadi Perusahaan Publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b. Visi dan Misi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 1) Visi
“Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia”.
2) Misi
Misi Garuda Indonesia: “Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa (flag carrier) Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang
pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yangprofessional.
c. Struktur Perusahaan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Gambar 4.1
PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk
Direksi
d. Job Description 1) Direktur Utama
Tugas dari direktur utama yaitu seseorang yang mampu mengendalikan dan memimpin organisasi atau perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan.
2) Direktur Menengah
Direktur menengah terdiri dari:
a) Direktur Layanan
Tugas dari direktur layanan yaitu mengendalikan sarana dan prasarana pelayanan umumsecara efesiensi dan efektif.
b) Direktur Pemasaran dan Penjualan
Tugas dari direktur pemasaran dan penjualan yaitu mengelolah dan mengoptimalkan upaya-upaya pemasaran dan penjualan produk-produk yang dihasilkan perusahaan sesuai dengan perencanaan dan strategi perusahaan.
c) Direktur Teknik dan Pengolahan Armada
Tugas direktur teknik dan pengolahan armada yaitu bertanggung jawab dengan perihal pengelolaan armada.
d) Direktur Operasi
Tugas direktur operasi yaitu penyiapan bahan perumusan kebijakan dibidang pengawasan operasi udara dan personel operasi pesawat udara, serta personel Kesehatan penerbangan.
e) Direktur Keuangan
Tugas direktur keuangan yaitu mampu
menggeneralisasikan bidang keuangan dan memimpin kinerja keuangan perusahaan.
f) Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum
Tugas direktur SDM dan umum yaitu mengkoordinasikan perumusan perencanaan dan pemberdayaan pegawai (man power planning), sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan menyelenggarakan system informasi SDM dalam suatu data base kepegawaian.
g) Direktur Strategi Pengembangan Bisnis dan Manajemen Risiko Tugas direktur pengembangan bisnis dan manajemen risiko yaitu melakukan usaha-usaha untuk pengembangan produk-produk telekomunikasi baik produk sentral, terminal, transmisi, dan produk-produk lainnya secara efektif dan efesien dan melakukan studi analisis mendalami tentang pengembangan system telekomunikasi dalam menentukan peluang bisnis.
3) Direktur Bawah
Tugas direktur bawah yaitu semua bidang menyangkut dengan pelayanan pesawat dari mulai penerbangan sampai dengan strategis management. Terdapat beberapa bidang dalam manajemen bawah yaitu:
a) Ground Services b) Network Management c) Fleet Aqcuistion d) Flight Operation
e) Financial Analysis
f) Human Capital Management g) Strategic Management Office 2. PT. AirAsia Indonesia Tbk
a. Profil dan Sejarah PT AirAsia Indonesia Tbk
Indonesia AirAsia yang dulunya Air Wagon International (AWAIR) merupakan salah satu maskapai yang mengedepankan layanan penerbangan dengan biaya rendah. Awal kemunculannya sebagai AWAIR pada tahun 1999 oleh Abdurrahman Wahid yang memiliki 40%
saham di maskapai tersebut yang kemudian beliau lepaskan saat terpilih menjadi presiden Republik Indonesia pada tahun yang sama. Setahun kemudian tepatnya pada tanggal 22 Juni 2000 maskapai ini mulai mengudara dengan pesawat Airbus 300/310. Sayangnya pada Maret 2002, semua penerbangannya dihentikan dan mulai beroperasi kembali pada Desember 2004 sebagai AirAsia.
Pada tanggal 1 Desember 2005, AWAIR resmi mengubah namanya menjadi Indonesia AirAsia yang melayani perjalanan di wilayah tersebut.
Beberapa waktu kemudian, AirAsia mengembangkan usahanya dengan nilai saham 49% AirAsia Berhard dan 51% Fersindo Nusaperkasa. Pada tahun 2011, perusahaan ini menunjuk CIMB Securities Indonesia dan Credit Suisse Securities Indonesia sebagai penjamin bersama. Tanggal 26 Juli 2012 AirAsia membeli Batavia Air yang pada akhirnya di-akusisi yang sempat menimbulkan beberapa kontroversi. Pada tanggal 11 Oktober 2012 dari hasil menjalin kesepakatan antara AirAsia Berhard, Fersindo Nusaperkasa dan PT Metro Batavia. Sempat terjadi rencana
pembatalan pengambilalihan antara Batavia dan AirAsia, namun hal tersebut malah diumumkan dengan rencana melanjutkan sistem aliansi ground handling yang meliputi distribusi dan persediaan di Indonesia.
Pada akhirnya Batavia dan AirAsia mengumumkan rencana membentuk perusahaan yang menyediakan pusat pelatihan pilot daerah di Indonesia.
PT AirAsia Indonesia Tbk (AAID) secara resmi menjadi perusahaan induk dari PT Indonesia AirAsia (IAA) pada 29 Desember 2017. PT AirAsia Indonesia Tbk yang sebelumnya dikenal dengan nama PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk (RMPP) adalah perusahaan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perubahan nama dari RMPP menjadi AAID telah disetujui oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
PT AirAsia Indonesia Tbk melalui entitas anak PT Indonesia AirAsia (IAA) merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang usaha penerbangan komersial berjadwal. Sebagai perusahaan jasa penerbangan, Perseroan memiliki 1 (satu) kantor pusat dan mengoperasikan 16 kantor pelayanan dan penjualan yang tersebar di 12 kota besar di Indonesia. Perseroan senantiasa berkomitmen untuk memberikan pelayanan memuaskan kepada seluruh pelanggan dan para mitranya.
AirAsia sudah tidak asing lagi di Asia dan kawasan ASEAN.
Sebagai maskapai bertarif rendah terbaik, AirAsia menghubungkan pengunjung dan destinasi melalui 293 rute; 90 diantaranya dikategorikan sebagai rute unik rute-rute yang hanya dioperasikan oleh AirAsia Group.
Di tahun 2017, AirAsia Group, mencakup AirAsia Group Berhad (Kelompok Maskapai Gabungan dari AirAsia Malaysia, AirAsia Indonesia, AirAsia Philippines, AirAsia Thailand, AirAsia India, dan AirAsia Japan), menguatkan posisinya sebagai pemimpin industri penerbangan melalui dua tonggak sejarah: menerbangkan 435 juta penumpang dan melipatgandakan armadanya dari 2 pesawat di tahun 2001 menjadi 205 pesawat di akhir 2017.
Beberapa prestasi yang telah diraih AirAsia antara lain tentang Travel Awards kategori maskapai penerbangan tarif rendah terbaik di Asia, Maskapai Penerbangan Tarif Rendah Terbaik di Dunia, Maskapai Penerbangan Tarif Rendah Terbaik se-Asia dari Skytrax, Maskapai Penerbangan Asing untuk Kargo Tumbuh Paling Cepat dari Bandara Internasional Guangzhou Baiyun pada tahun 2011 serta Maskapai Penerbangan Tarif Rendah Terbaik di Dunia dari ATW pada tahun 2012.
Adapun rute perjalanan yang disediakan antara lain meliputi Jawa, Bali, Sumatera dan beberapa wilayah di Kalimantan dan Sulawesi. Serta melayani rute perjalanan ke Australia, Malaysia, Thailand dan Singapura.
Pada Desember 2004, kami memutuskan untuk mengganti armada Boeing 737 yang sudah berumur dengan Airbus A320 yang mampu mengangkut lebih banyak penumpang, lebih hemat bahan bakar, lebih andal, dan lebih efisien biaya. Hari ini, AirAsia Group mengoperasikan 205 pesawat Airbus A320 – jumlah armada terbanyak dan terbaru di Asia Tenggara. Dari 205 pesawat udara tersebut, kami mengoperasikan 183 Airbus A320ceo dan 22 Airbus A320neo. AirAsia Group berencana
untuk menggandakan armada pesawat narrow-body menjadi 500 pesawat hingga tahun 2027.
Dijalankan secara bersamaan, strategi-strategi tersebut berhasil menjadikan AirAsia sebagai maskapai dengan tarif paling rendah di dunia, dengan cost per available seat kilometre (cost/ASK) sebesar 3,07 sen Dollar AS pada tahun buku 2017. Terlebih lagi, angka tersebut diperoleh tanpa mengabaikan keselamatan penerbangan. Bagi AirAsia, keselamatan operasional adalah prioritas tertinggi dan kami mematuhi ketentuan yang ditetapkan oleh badan-badan pengatur di negara manapun kami beroperasi. AirAsia Group bekerja sama dengan penyedia perawatan pesawat udara terkemuka agar armadanya selalu dalam kondisi terbaik.
Pemanfaatan teknologi yang inovatif berperan penting dalam kisah sukses AirAsia. Berawal dari pemesanan online, AirAsia adalah maskapai pertama di Asia yang menawarkan penerbangan tanpa tiket sejak Maret 2002 dan memungkinkan penumpangnya membayar pesanan via telepon menggunakan kartu kredit.
Seiring berjalannya waktu, AirAsia mengembangkan platform ITnya untuk terus memudahkan traksaksi para penumpang dan meningkatkan penghematan operasionalnya. Di tahun 2010, AirAsia menawarkan inovasi dalam teknologi pemesanan online melalui peluncuran New Skies, sebuah solusi agar pelanggan kami dapat mengelola pemesanannya dengan lebih mudah lagi.
Seiring meluasnya penggunaan jejaring sosial, inisiatif hubungan pelanggan AirAsia Group tidak terpisahkan dari Facebook, Twitter, dan
blog. Tidak dapat dipungkiri bahwa AirAsia adalah maskapai paling populer di Asia Tenggara berdasarkan jumlah pengikut di Facebook.
Dengan berpegang teguh pada praktik-praktik terbaik, penghargaan-penghargaan yang kami dapatkan merupakan bentuk pengakuan atas kinerja baik AirAsia Group. Mungkin penghargaan yang paling kentara adalah penobatan AirAsia sebagai Maskapai Berbiaya Hemat Terbaik Dunia dari Skytrax sebanyak sepuluh kali berturut-turut sejak 2009 hingga 2018.
Penghargaan dari Skytrax tersebut mencerminkan opini sekitar 20 juta penumpang di seluruh dunia yang disurvei oleh konsultan penerbangan asal Inggris tersebut. AirAsia merasa bangga atas pengakuan tersebut dan berkomitmen untuk memenuhi harapan para penumpangnya dengan terus menekan biaya, menawarkan pelayanan terbaik, dan meraih tingkat efisiensi tertinggi seraya terus melebarkan sayapnya di angkasa.
b. Visi dan Misi PT AirAsia Indonesia Tbk 1) Visi
Mengembangkan PT Indonesia AirAsia agar menjadi maskapai berbiaya hemat terbesar di Indonesia dan memberikan layanan yang terbaik kepada masyarakat Indonesia dengan menyediakan konektivitas dengan biaya yang terjangkau.
2) Misi
a) Menjadi Lapangan Pekerjaan Terbaik.
b) Menjadi Brand Asean Yang Diakui Secara Global.
c) Konsisten Dalam Memberikan Harga Terjangkau.
d) Memastikan Kualitas Layanan dan Produk.
c. Struktur Perusahaan PT AirAsia Indonesia Tbk
Safety Manager Security Manager
Internal Auditi
Executive People Manager IT Manager Legal Executive
Directorat Flight Operation
Directorat Maintenance
Director of Marketing Director of Finance Guest Service
Duty Executive Domestic Duty Executive International
Guest Services Assestent Domestic
Guest Services Assistant International Board of Commissioners
50 d. Job Description
1) Board of Commissioners
Tugas Board of commissioners yaitu mengangkat dewan direksi, memberikan petunjuk terhadap berbagai rencana kebijakan.
2) President Director
Tugas presiden direktur yaitu memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif, bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia luar.
3) Internal Audit
Tugas internal audit yaitu Menyusun dan melaksanakan rencana internal audit tahunan yang telah disetujui direktur utama dan dewan komisaris.
4) Direktur
Tugas direktur yaitu menentukan kebijakan tertinggi
perusahaan, bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian perusahaan.
5) Manager
Tugas manager yaitu mengkoordinasi seluruh kegiatan usaha, administrasi, organisasi dan ketatalaksanaan.
6) Financial manager
Tugas finansial manajer adalah membuat pembukuan dan jurnal laba bagi perusahaan.
B. Hasil Penelitian
1. Prediksi Financial Distress Pada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Hasil dari pengelolaan data berupa laporan keuangan pada PT Garuda
Indonesia (Persero) Tbk tahun 2018 sampai tahun 2020 sebagai berikut:
a. Tahun 2018
Hasil pengolahan data pada tahun 2018 pada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, sebagai berikut:
Z= 1,2(X1) + 1,4(X2) + 3,3(X3) + 0,6(X4) + 0,999(X5)
Z = 1,2(0,476) + 1,4(-0,163) + 3,3(-0,047) + 0,6(0,181) + 0,999(1,042) Z = 0,190
Keterangan:
1) Working Capital (X1)
= -0.476 2) Retained Earning (X2)
= -0.163 3) Earning Before Interest and Taxes (X3)
= -0.047 4) Book Value of Equity (X4)
= 0.181 5) Sales (X5)
Tabel 4.1
Hasil Perhitungan Altman Z-Score Tahun 2018
X1 X2 X3 X4 X5 Altman
Z-Score
Keterangan -0,476 -0,163 -0,047 0,181 1,042 0,190 Tidak sehat (Financial
distress) Sumber: Olah Data Oleh Penulis
Pada tahun 2018 dengan melihat table 4.1 maka diperoleh hasil penilaian menggunakan model Altman Z-Score dengan formula Z=
1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 0,999X5 dengan nilai sebesar 0,190, hal ini menunjukkan bahwa kondisi kinerja keuangan pada perusahaan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2018 dalam keadaan yang tidak sehat (financial distress).
Berdasarkan hasil perolehan perhitungan dengan menggunakan model altman z-score yang menunjukkan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengalami penurunan kinerja keuangan yang sangat signifikan, hal ini dapat dilihat dari hasil skor yang terus menurun dan menunjukkan hasil skor Z < 1,81 pada tahun 2018. Dengan perolehan hasil skor tersebut dapat dinyatakan bahwa PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2018 sedang mengalami penurunan kinerja keuangan dan perusahaan diklasifikasikan sebagai perusahaan yang tidak sehat (financial distress), apabila PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk tidak mengatasi kondisi kinerja keuangan yang sedang terjadi di dalam perusahaannya dengan tepat, dikhawatirkan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk dapat mengalami kebangkrutan atau likuidasi.
b. Tahun 2019
Hasil pengolahan data pada tahun 2018 pada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, sebagai berikut:
Z= 1,2(X1) + 1,4(X2) + 3,3(X3) + 0,6(X4) + 0,999(X5)
Z = 1,2(0,507) + 1,4(0,179) + 3,3(0,021) + 0,6(0,150) + 0,999(1,126) Z = 0,828
Keterangan:
1) Working Capital (X1)
= -0,507 2) Retained Earning (X2)
0,179 3) Earning Before Interest and Taxes (X3)
0,021 4) Book Value of Equity (X4)
0,150 5) Sales (X5)
1,126
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan Altman Z-Score Tahun 2019
X1 X2 X3 X4 X5 Altman
Z-Score
Keterangan -0,507 0,179 0,021 0,150 1,126 0,828 Tidak sehat
(Financial distress) Sumber: Olah Data Oleh Penulis
Dari data yang diperoleh pada table 4.2, dari hasil penelitian dengan menggunakan model altman z-score dengan formula Z= 1,2X1 + 1,3X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 0,999X5 dengan nilai sebesar 0,828, hasil ini menunjukkan bahwa kondisi keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2019 dalam keadaan tidak sehat (financial distress).
Kondisi kinerja keuangan tahun 2019 tidak jauh berbeda dari kinerja keuangan tahun 2018 hanya meningkat sebesar 638 poin.
Berdasarkan hasil perolehan perhitungan dengan model altman z-score dapat disimpulkan bahwa maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2019 juga mengalami penurunan kinerja keuangan, hal ini dapat kita lihat dari hasil skor yang menunjukkan Z <
1,81. Dengan perolehan hasil skor tersebut dapat dinyatakan bahwa PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk diklasifikasikan sebagai perusahaan yang tidak sehat (financial distress).
c. Tahun 2020
Hasil pengolahan data pada tahun 2018 pada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, sebagai berikut:
Z = 1,2(X1) + 1,4(X2) + 3,3(X3) + 0,6(X4) + 0,999(X5)
Z = 1,2(-0,348) + 1,4(-0,302) + 3,3(-0,204) + 0,6(-0,152) + 0,999(0,138) Z = -1,468
Keterangan: 2) Retained Earning (X2)
= -0,302 3) Earning Before Interest and Taxes (X3)
Sumber: Olah Data Oleh Penulis
Dari data yang diperoleh pada tabel 4.3, maka hasil penelitian dengan menggunakan model altman z-score dengan formula Z= 1,2X1 +1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 0,999X5 dengan nilai skor sebesar -1,468 menunjukkan bahwa PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dikasifikasikan kedalam perusahaan yang tidak sehat (financial distress) Hal ini terlihat dari hasil perhitungan dengan model altman z-score pada tahun 2020 menunjukkan hasil yang negatif.
Berdasarkan hasil perihitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengalami penurunan kinerja keuangan secara drastis dibandingkan tahun 2018 dan tahun 2019, hal tersebut dapat kita lihat bahwa nilai skor sebesar -1,468 yang menunjukkan bahwa nilai z-score negatif yang dimana nilai Z < 1,81.
Berdasarakan data-data diatas, Jika dilihat perkembangan kinerja keuangan PT Garuda Indonesia (persero) Tbk dari tahun 2018, tahun 2019 dan tahun 2020 tampak bahwa kinerja keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tidak mengalami perubahan kearah yang lebih baik justru kinerja keuangan mengalami penurunan seperti terlihat pada tabel dan grafik hasli rekapitalisasi nilai altamn z-score dibawah ini.
Tabel 4.4
Hasil Rekapitalasi Nilai Altman Z-Score
Tahun Nilai Rekapitalasi Keterangan
2018 0,190 Tidak sehat (Financial distress) 2019 0,828 Tidak sehat (Financial distress)
2020 -1,468 Tidak sehat (Financial distress) Sumber Olah Data Oleh Penulis
Pada tabel 4.4 diatas dan grafik 4.1 yang ada pada halaman 53 dapat dilihat bahwa nilai prediksi financial distress dengan menggunakan model atman z-score dari tahun 2018, 2019 dan 2020 perusahaan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk masih mengalami penurunan, meskipun ditahun 2019 mengalami sedikit peningkatan dengan memperoleh nilai skor sebesar 0,828 tetapi dari peningkatan kinerja keuangan tersebut belum bisa menghindari perusahaan dari financial distress.
Grafik 4.1
Hasil Rekapitalasi Nilai Altman Z-Score
Sumber Olah Data Oleh Penulis
2. Prediksi Financial Distress Pada PT AirAsia Indonesia Tbk
Hasil pengelolaan data berupa laporan keuangan pada PT AirAsia Indonesia Tbk mulai tahun 2018 sampai tahun 2020 sebagai berikut:
a. Tahun 2018
Hasil pengolahan data pada tahun 2018 pada PT AirAsia Indonesia Tbk, sebagai berikut:
-2 -1 0 1
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Nilai Altman Z-Score PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
Nilai Altman Z-Score PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
Z = 1,2(X1) + 1,4(X2) + 3,3(X3) + 0,6(X4) + 0,999(X5) 2) Retained Earning (X2)
= 0,878 3) Earning Before Interest and Taxes (X3)
-0,824 0,878 -0,346 0,219 1,487 0,449 Tidak Sehat (financial distress) Sumber Olah Data Oleh Penulis
Dari hasil perhitungan yang diperoleh pada tabel 4.5, maka hasil penelitian dengan menggunakan model altman z-score dengan formula Z= 1,2X1 +1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 0,999X5 dengan nilai skor sebesar 0,449 menunjukkan bahwa PT AirAsia Indonesia Tbk dikasifikasikan kedalam perusahaan yang tidak sehat (financial distress).
Berdasarkan hasil perolehan perhitungan altman z-score yang menunjukkan skor sebesar 0,449 dimana skor ini menunjukkan bahwa nilai Z < 1,81. Dengan perolehan skor tersebut dapat dinyatakan bahwa PT AirAsia Indonesia Tbk sedang dalam tahap penurunan kinerja keuangan dan perusahaan diklasifikasikan kedalam perusahaan yang tidak sehat (financial distress).
b. Tahun 2019
Hasil pengolahan data pada tahun 2018 pada PT AirAsia Indonesia Tbk, sebagai berikut:
Z = 1,2(X1) + 1,4(X2) + 3,3(X3) + 0,6(X4) + 0,999(X5)
Z = 1,2(-0,406) + 1,4(1,388) + 3,3(4,360) + 0,6(0,083) + 0,999(2,567) Z = 4,071
Keterangan:
1) Working Capital (X1)
-0,406
2) Retained Earning (X2)
1,388
3) Earning Before Interest and Taxes (X3)
4,360
4) Book Value of Equity (X4)
0,083
5) Sales (X5)
2,567
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Altman Z-Score Tahun 2019
X1 X2 X3 X4 X5 Altman
Z-Score
Keterangan -0,406 1,388 4,360 0,083 2,567 4,071 Sehat Sumber Olah Data Oleh Penulis
Pada tabel 4.6 pada tahun 2019 dengan hasil perhitungan dengan menggunakan model altman z-score dengan formula Z= 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 0,999X5 dengan perolehan skor sebesar 4,071
menunjukkan bahwa PT AirAsia Indonesia Tbk dikategorikan dalam keadaan sehat.
Berdasarkan hasil perolehan perhitungan altman z-score yang menunjukkan skor sebesar 4,071 dimana skor ini menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil perolehan perhitungan altman z-score yang menunjukkan skor sebesar 4,071 dimana skor ini menunjukkan bahwa