• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

8. Proses Finishing

1.1. Latar Belakang

Supplier memegang peranan penting untuk meningkatkan kinerja perusahan dalam konteks supply chain. Kualitas kinerja perusahaan seperti kualitas produk dan kecepatan memenuhi order dipengaruhi oleh kualitas kinerja operasi para pemasoknya. Oleh karena itu untuk menjaga kualitas kinerjanya perusahaan harus memiliki sistem seleksi dan evaluasi supplier bahan baku dan komponennya. Upaya perbaikan tidak hanya dilakukan di proses produksi dalam pabrik tetapi juga dari sisi supplier. Dalam konsep supply chain, supplier merupakan bagian yang sangat penting karena sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup suatu perusahaan (Pujawan, 2005).

PT. Putra Flora Rimba Tani mengolah kayu karet menjadi produk utama

Finger Join Laminating Board (FJLB), Finger Join Laminating (FJL) Block dan

Finger Join (FJ) Stick serta produk sampingan berupa daun pintu dan produk meja lapis dengan kapasitas olah pabrik sebesar 1040 ton/bulan. Bahan baku kayu yang digunakan berasal dari supplier tetap perusahaan dan supplier lokal (tambahan). PT. Putra Flora Rimba Tani mempunyai empat supplier tetap yang memasok bahan baku. Supplier tetap di PT. Putra Flora Rimba Tani yaitu Supplier A (CV. Kawan Baru), Supplier B (Serayu Makmur), Supplier C (Wana Indo Raya), dan

Flora Rimba Tani ke masing-masing supplier sebesar 260 ton/bulan. Kebutuhan konsumen pada tahun 2015 berkisar 900 – 1000 ton/bulan.

Jumlah pasokan bahan baku dari setiap supplier tetap dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Jumlah Pasokan Bahan Baku dari Setiap Supplier Tetap pada Tahun 2015 (Ton)

Bulan Jumlah

Permintaan Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Januari 260 225,54 217 235,17 256,99 Februari 260 148,14 196,61 139,43 155,17 Maret 260 148,32 220,01 227,46 237,43 April 260 140,41 144,16 146,76 248,69 Mei 260 213,97 161,58 175,42 133,49 Juni 260 228,99 179,79 151,59 199,52 Juli 260 140,19 213,49 264,65 166,91 Agustus 260 155,21 229,02 146,23 213,04 September 260 243,51 269,2 149,79 227,68 Oktober 260 255,55 200 236,18 153,58 November 260 165,94 166,34 159,54 191,41 Desember 260 163,36 206,41 268,19 150,72 Total 2229,13 2403,61 2300,41 2334,63 Rata-rata 185,76 200,3 191,7 194,55

Sumber: Dokumen PT. Putra Flora Rimba Tani

Hasil pengamatan awal menunjukkan adanya gap antara permintaan perusahaan dengan supplier. Kekurangan pasokan bahan baku dari supplier tetap dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Kekurangan Pasokan dari Setiap Supplier Tetap Tahun 2015 (ton) Nama Supplier Jumlah Permintaan Jumlah yang dipenuhi Kekurangan

Supplier A 260 185,76 74,24

Supplier B 260 200,30 59,70

Supplier C 260 191,70 68,30

Supplier D 260 194,55 65,45

Tabel 1.2. menunjukkan bahwa jumlah pasokan bahan baku kayu yang dapat dipenuhi dari masing-masing supplier masih dibawah jumlah permintaan bahan baku yang telah ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 260 ton/bulan sehingga mengakibatkan proses produksi pabrik sering terganggu. PT. Putra Flora Rimba Tani juga mempunyai lima supplier lokal (tambahan) yang digunakan sebagai cadangan untuk memasok kekurangan pasokan bahan baku. Supplier lokal (tambahan) di PT. Putra Flora Rimba Tani yaitu Supplier Lokal A (UD. Sentosa Baru), Supplier Lokal B (Mitra Sejati), Supplier Lokal C (Anugerah Abadi),

Supplier Lokal D (CV. Sukses Makmur) dan Supplier Lokal E (Arifin). Supplier

lokal (tambahan) dapat dipilih dan dikontrak menjadi supplier tetap oleh perusahaan untuk mengatasi masalah kekurangan pasokan bahan baku.

Kualitas bahan baku yang dikirim supplier juga tergolong tidak memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh pabrik. Spesifikasi bahan baku dapat dilihat pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3. Spesifikasi Bahan Baku yang Ditetapkan oleh Pabrik Standar Mutu

Bahan Baku

Standar Produk

Grade AA Grade AB Grade AC

Jumlah Lingkar Tahun (pcs) 15 13 11

Diameter (cm) 22 20 18

Berat jenis (gr/cm) 0,68 0,66 0,64

Kelas Kuat II II II

Kadar Air 13% 13% 14%

Sumber: Dokumen PT. Putra Flora Rimba Tani

Kualitas bahan baku yang tidak memenuhi spesifikasi berupa kayu yang tidak memenuhi ketiga standar produk yang ditetapkan oleh pabrik dengan kategori jumlah lingkar tahun yang kurang dari 11 pieces, Diameter yang kurang dari 18 cm, Berat Jenis yang kurang dari 0,64 gr/cm dan kadar air lebih dari 14%.

Jumlah bahan baku kayu yang ditolak pabrik dari masing-masing supplier pada tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 1.4.

Tabel 1.4. Jumlah Kayu yang Tidak Memenuhi Spesifikasi Pabrik pada Tahun 2015(ton)

Bulan Jumlah Kayu yang Tidak Memenuhi Spesifikasi

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Januari 4,51 4,34 9,41 7,71 Februari 7,41 3,93 5,58 4,66 Maret 5,93 4,40 9,10 7,12 April 1,40 2,88 5,87 9,95 Mei 8,56 3,23 7,02 4,00 Juni 6,87 7,19 6,06 5,99 Juli 2,80 4,27 10,59 13,35 Agustus 3,10 11,45 5,85 6,39 September 4,87 5,38 5,99 6,83 Oktober 5,11 12,00 9,45 4,61 November 3,32 3,33 6,38 5,74 Desember 3,27 12,38 10,73 4,52 Total 57,16 74,80 92,02 80,87

Berdasarkan hal-hal di atas, maka permasalahan yang harus diselesaikan adalah bagaimana perusahaan mengatasi kekurangan bahan baku dengan menambah supplier lokal yang akan dikontrak menjadi supplier tetap dan mengatasi kualitas bahan baku yang memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh pabrik. Permasalahan tersebut dapat diambil dua kriteria yang akan memecahkan masalah tersebut, yaitu kualitas dan pengiriman.

Beberapa metode yang dapat diaplikasikan dalam pemilihan supplier tetap yaitu menggunakan metode Vendor Performance Review. Kinerja supplier akan dinilai bobotnya menggunakan Analytical Hierarchy Process. Penilaian ini tidak hanya dilakukan terhadap satu faktor saja, namun dilakukan penilaian lain yang mendukung untuk melakukan evaluasi supplier berdasarkan teori Vendor

Performance Review. Penelitian mengenai VPR dan AHP pernah dilakukan dalam beberapa jurnal ilmiah. Salah satunya adalah penilitan yang berjudul Usulan Pemilihan Supplier Bahan Baku Tetap Menggunakan Vendor Performance Indicator dan Analytical Hierarchy Process (AHP) yang dilakukan oleh Deny Andika (2013). Penelitian ini membahas mengenai evaluasi supplier bahan baku

plate pada PT.XYZ yang memproduksi drum. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan VPI yang sesuai dengan requirement perusahaan dan menggunakan metode AHP untuk memperoleh kriteria-kriteria dari supplier. Kesimpulan yang diperoleh adalah kinerja terbaik dari empat supplier perusahaan berhasil diraih oleh PT. B dengan skor sebesar 92,3 %, sedangkan PT. A sebesar 79,6%, PT. C sebesar 80% dan PT.D sebesar 74,9%.

Penelitian lainnya dengan metode yang sama juga dilakukan oleh Rochmoeljati (2013) yang berjudul Pengukuran Kinerja Supplier Berdasarkan

Vendor Performance Indicator dengan Metode Quality Cost Delivery Flexibility Responsiveness (Studi Kasus : PT Boma Bisma Indra Surabaya). Pemecahan masalah dilakukan dengan VPI yang sesuai dengan requirement perusahaan menggunakan metode skoring. Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa tingkat kepentingan pada sistem evaluasi kinerja supplier plate di PT Boma Bisma Indra diketahui bahwa untuk kriteria Quality (0,408), Cost (0,204), Delivery (0,204),

Responsiveness (0,071), Flexibility (0,112). Dan terdapat 12 Vendor Performance Indicator (VPI) sebagai indikator kinerja supplier plate. Sedangkan dari analisis terhadap beberapa vendor, target perusahaan akan kinerja supplier adalah 90%, telah dapat dipenuhi oleh Igawara Industrial Service and Trading LTD dimana

kinerjanya sebesar 95%. Sedangkan kinerja Benteler Far East Mfg Pte Ltd sebesar 81% dan PT Tira Andalan Steel sebesar 84% menunjukkan kinerjanya masih dibawah target.

Dokumen terkait