• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemilihan Supplier Bahan Baku Kayu Tetap dengan Menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Vendor Performance Review (VPR) di PT. Putra Flora Rimba Tani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemilihan Supplier Bahan Baku Kayu Tetap dengan Menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Vendor Performance Review (VPR) di PT. Putra Flora Rimba Tani"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Supply Chain (Rantai Pasok)

Menurut I Nyoman Pujawan (2005), supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik, distributor, took atau ritel, serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik.

Pada suatu supply chain biasanya ada 3 macam aliran yang harus dikelola. Pertama adalah aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream). Contohnya adalah bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik. Setelah produk selesai diproduksi, dikirim ke distributor, lalu ke pengecer atau ritel, kemudian ke pemakai akhir. Yang kedua adalah aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu. Yang ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya. Informasi tentang persediaan produk yang masih ada di masing-masing supermarket sering dibutuhkan oleh distributor maupun pabrik.

(13)

berhubungan dengan produk yang diminta dari retailer kepada pembeli, sistem transportasi dan kembali ke manufaktur.

Dalam rangka memenuhi stok barang yang tersedia untuk retailer , manufaktur harus menentukan jumlah produk yang diproduksi pada waktu tertentu. Dengan demikian berarti manufaktur harus meramalkan/ membuat perkiraan jumlah penjualan. Dalam hal ini yang terbaik dilakukan adalah bersama-sama dengan retailer menggunakan suatu tolak ukur seperti misalnya CPFR (Collaborative Planning Forecasting and Replenishment). Ramalan ini digunakan untuk memperkirakan jumlah dan jenis bahan mentah yang harus dibeli, pengapalan dan waktu pengiriman untuk bahan mentah tersebut dan waktu yang dibutuhkan untuk proses di manufaktur. Kemudian barang yang sudah jadi disimpan didalam gudang sampai dipesan oleh distributor.

Beberapa langkah yang bisa diambil untuk perbaikan sistem sehingga

Supply Chain Management ini dapat berkembang secara baik antara lain;

1. Penekanan pada upaya pembangunan dan pemeliharaan dalam rantai, yaitu pembentukan hubungan antar rantai agar lebih spesifik, misalnya pada volume, mutu, distribusi, tergantung kekurangan pada bidang usaha sehingga terbentuk pola yang terpadu dan saling terkait;

(14)

3. Dalam penentuan lokasi dan transportasi dalam rantai jaringan dibuat dengan perhitungan dan memperhatikan dampak terhadap biaya persediaan, dalam hal ini akan berpengaruh pada tingkat kepekaan konsumen, oleh karena itu evaluasi terhadap hal ini sangat perlu dilakukan;

4. Pembentukan sistem informasi antara yang bertugas dalam pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan penyebarluasan informasi kepada setiap stakeholder yang dilandasi dengan kepercayaan, dengan ini akan mendukung kinerja dan produktivitas dari masing masing anggota rantai.

3.2. Menilai Kinerja Supplier

Menurut I Nyoman Pujawan (2005), kinerja supplier perlu dimonitor secara kontinyu. Penilaian/monitoring kinerja ini penting dilakukan sebagai bahan evaluasi yang nantinya bisa digunakan untuk meningkatkan kinerja atau sebagai bahan pertimbangan perlu tidaknya mencari supplier alternatif. Penilaian kinerja

supplier harus dibedakan dalam mengevaluasi calon supplier.

Langkah-langkah dalam penilaian kinerja supplier sebagai berikut. 1. Pertama, lebih pada penilaian prospek atau potensi

2. Kedua, lebih pada kinerja yang telah ditunjukkan selama suatu periode tertentu.

(15)

Namun, penilaian kinerja lebih pada hal-hal seperti kualitas, pengiriman, ketepatan waktu, fleksibilitas, dan harga yang ditawarkan.

3.3. Dasar-Dasar AHP

Menurut Saaty (1993), prinsip kerja AHP adalah menyederhanakan masalah kompleks yang tidak terstruktur, strategik dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata variabel dalam suatu hirarki (tingkatan). Kemudian tingkat kepentingan variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti pentingnya secara relatif dibandingkan dengan variabel lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tentinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut. Manfaat dari penggunaan Analytical Hierarchy Process (AHP) antara lain yaitu:

1. Memadukan intuisi pemikiran, perasaan dan penginderaan dalam menganalisis pengambilan keputusan.

2. Memperhitungkan konsistensi dari penilaian yang telah dilakukan dalam membandingkan faktor-faktor yang ada.

3. Memudahkan pengukuran dalam elemen. 4. Memungkinkan perencanaan ke depan.

3.3.1. Decomposition

(16)

saling berhubungan. Struktur hirarki keputusan tersebut dapat dikategorikan sebagai hirarki lengkapdan hirarki tidak lengkap.

Dalam penyusunan hirarki ini perlu dilakukan perincian atau pemecahan dari persoalan yang utuh menjadi beberapa unsur atau komponen yang kemudian dari komponen tersebut dibentuk suatu hirarki. Pemecahan unsur ini dilakukan sampai unsur tersebut sudah tidak dapat dipecah lagi sehingga didapat beberapa tingkat suatu persoalan. Penyusunan hirarki merupakan langkah penting dalam model analisis hirarki. Adapun langkah-langkah penyusunan hirarki adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi tujuan keseluruhan dan sub tujuan.

2. Mencari kriteria untuk memperoleh sub tujuan dari tujuan keseluruhan.

3. Menyusun sub kriteria dari masing-masing kriteria, dimana setiap kriteria dan sub kriteria harus spesifik dan menunjukkan tingkat nilai dari parameter atau intensitas verbal.

4. Menentukan pelaku yang terlibat 5. Kebijakan dari pelaku

6. Penentuan alternatif sebagai output tujuan yang akan ditentukan prioritasnya.

3.3.2. Comparative Judgement

(17)

penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat yang diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen.

Hasil dari penilaian ini akan ditempatkan dalam bentuk matriks yang dinamakan matriks pairwise comparison. Dalam melakukan penialaian terhadap elemen-elemen yang diperbandingkan terdapat tahapan-tahapan, yakni:

a. Elemen mana yang lebih (penting/disukai/berpengaruh/lainnya) b. Berapa kali sering (penting/disukai/berpengaruh/lainnya)

Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan dua elemen, seseorang yang akan memberi jawaban perlu pengertian menyeluruh tentang elemen-elemen yang dibandingkan dan relevansinya terhadap kriteria atau tujuan yang dipelajari dalam penyusunan skala kepentingan. Skala kepentingan, ini dapat dilihat pada pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Dasar Perbandingan Kriteria

Intensitas

Kepentingan Defenisi Penjelasan

1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen menyumbangnya sama besar pada sifat itu 3 Elemen yang satu sedikit lebih

penting ketimbang lainnya

Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas lainnya.

5 Elemen yang satu essensial atau sangat penting ketimbang elemen lainnya

Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen lainnya.

7 Satu elemen jelas lebih penting dari elemen lain

Satu elemen dengan kuat disokong dan dominannya telah terlihat dalam praktek

9 Satu elemen mutlak lebih penting ketimbang elemen lainnya

Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan

2,4,6, 8

Nilai-nilai antara dua pertimbangan b

Pendekatan Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan

Kebalikan

(18)

Dalam penilaian kepentingan relatif dua elemen berlaku aksioma

reciprocal, artinya jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting dibanding j, maka elemen j harus sama dengan 1/3 kali pentingnya dibanding elemen i. Disamping itu, perbandingan dua elemen yang sama akan menghasilkan angka 1, artinya sama penting. Dua elemen yang berlainan dapat saja dinilai sama penting. Jika terdapat m elemen, maka akan diperoleh matriks pairwise comparison berukuran m x n. Banyaknya penilaian yang diperlukan dalam menyusun matriks ini adalah n(n-1)/2 karena matriks reciprocal (nilai kebalikan) dan elemen-elemen diagonalnya sama dengan 1. Reciprocal memungkinkan dilakukannya pembagian dengan menggunakan notasi perkalian :

a x a = 1 = a-1 a ………(2)

Adapun tabel matriks pairwise comparison dapat dilihat pada Tabel 2.2. berikut:

Tabel 3.2. Matriks Pairwise Comparison

Fungsi Standard Pilot Faster

Standard 1 3 2

Pilot 1/3 1 1/5

Faster ½ 5 1

3.3.3. Synthesis of Priority

(19)

Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari vektor prioritas (eigenvector) dari suatu level hirarki untuk mendapatkan local priority. Proses penentuan eigenvector mensyaratkan matriks yang non negatif dan tidak ada angka nol. Dengan skala 1 sampai 9, syarat ini dapat terpenuhi karena 1/9 adalah nilai elemen terkecil dan 9 terbesar.

Karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat untuk mendapatkan global priority, maka sintesis harus dilakukan pada setiap local priority. Prosedur pelaksanaan sintesis berbeda dengan bentuk hirarki. Sedangkan pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui prosedur sintesis dinamakan priority setting.

3.3.4. Logical Consistency

(20)

3.4. Konsistensi Hierarki

Menurut Eddy Herjanto (2008), dalam teori matriks dapat diketahui kesalahan kecil pada koefisien akan menyebabkan penyimpangan kecil pada

eigenvalue. Dengan mengkombinasikan apa yang telah diuraikan sebelumnya, jika diagonal utama dari matriks A bernilai satu dan jika A konsisten maka penyimpangan kecil dari aij akan tetap menunjukkan eigenvalue terbesarl maks, nilainya akan mendekati n dan eigenvalue sisanya akan mendekati nol. Penyimpangan dari konsistensi dinyatakan dengan indeks konsistensi dengan persamaan:

Di mana:

CI = Rasio penyimpangan (deviasi) konsistensi (consistency Index)

maks = eigenvalue maksimum

n = ukuran matriks

Apabila CI bernilai nol, berarti matriks konsisten, batas ketidakkonsistensi (inconsistency) yang ditetapkan Saaty diukur dengan menggunakan Rasio Konsistensi (CR), yakni perbandingan indeks konsistensi dengan nilai random indeks (RI) yang diperlihatkan seperti Tabel 3.3. Nilai ini bergantung pada ordo matriks n. Dengan demikian, Rasio Konsistensi dapat dirumuskan :

Nilai Index Random dapat dilihat pada Tabel 3.3.

(21)

Ukuran

Matriks 1,2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

RI 0,0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,58 1,59

3.5. Langkah-langkah AHP

Menurut Kadarsyah Suryadi dan Ali Ramdhani (1998) dalam metode AHP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.

Dalam tahap ini kita berusaha menentukan masalah yang akan kita pecahkan secara jelas, detail dan mudah dipahami. Dari masalah yang ada kita coba tentukan solusi yang mungkin cocok bagi masalah tersebut. Solusi dari masalah mungkin berjumlah lebih dari satu. Solusi tersebut nantinya kita kembangkan lebih lanjut dalam tahap berikutnya.

2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama.

Setelah menyusun tujuan utama sebagai level teratas akan disusun level hirarki yang berada di bawahnya yaitu kriteria-kriteria yang cocok untuk mempertimbangkan atau menilai alternatif yang kita berikan dan menentukan alternatif tersebut. Tiap kriteria mempunyai intensitas yang berbeda-beda. Hirarki dilanjutkan dengan subkriteria (jika mungkin diperlukan).

3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya.

(22)

kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk perubahan pertimbangan. Pendekatan dengan matriks mencerminkan aspek ganda dalam prioritas yaitu mendominasi dan didominasi. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. Untuk memulai proses perbandingan berpasangan dipilih sebuah kriteria dari level paling atas hirarki misalnya K dan kemudian dari level di bawahnya diambil elemen yang akan dibandingkan misalnya E1,E2,E3,E4,E5.

4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh jumlah penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan.

Hasil perbandingan dari masing-masing elemen akan berupa angka dari 1 sampai 9 yang menunjukkan perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen. Apabila suatu elemen dalam matriks dibandingkan dengan dirinya sendiri maka hasil perbandingan diberi nilai 1. Skala 9 telah terbukti dapat diterima dan bisa membedakan intensitas antar elemen. Hasil perbandingan tersebut diisikan pada sel yang bersesuaian dengan elemen yang dibandingkan. Skala perbandingan perbandingan berpasangan dan maknanya yang diperkenalkan oleh Saaty.

5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi.

(23)

7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan yang merupakan bobot setiap elemen untuk penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai mencapai tujuan. Penghitungan dilakukan lewat cara menjumlahkan nilai setiap kolom dari matriks, membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks, dan menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mensdapatkan rata-rata. 8. Memeriksa konsistensi hirarki.

Yang diukur dalam AHP adalah rasio konsistensi dengan melihat Index konsistensi. Konsistensi yang diharapkan adalah yang mendekati sempurna agar menghasilkan keputusan yang mendekati valid. Walaupun sulit untuk mencapai yang sempurna, rasio konsistensi diharapkan kurang dari atau sama dengan 10 %.

3.6.1. Vendor Performance Review

Menurut Bharat Tamang (2010), Vendor Performance Review adalah penilaian dari kinerja supplier suatu perusahaan yang menilai prestasi supplier

dari pencapaian target yang diinginkan perusahaan. Indeks dari penilaian tersebut merupakan Vendor Performance Index yang dituliskan dengan rumus berikut.

Vendor Performance Index (VPI) = Qw x QRI + Dw x DRI Dimana, Qw = Bobot penilaian kualitas

(24)

Dw = Bobot penilaian pengiriman DRI = Skor Pengiriman

Ada dua tahap VPR untuk setiap kontrak pasokan, yang pertama setelah selesai pengiriman dan yang lain setelah berakhirnya masa berlaku kontrak pada dua indeks kinerja yaitu kualitas dan pengiriman. Manajemen dari waktu ke waktu mengubah bobot yang terkait dengan setiap indeks kinerja sebagai perlu timbul di masa mendatang. Maksimum vendor dapat mencapai di masing-masing indeks kinerja yaitu, Kualitas dan Pengiriman dalam kedua fase adalah maksimum 100 dan minimumnya adalah nol (0).

Metode VPR menilai dua indeks kinerja, yaitu kualitas dan pengiriman. Rumus berikut harus digunakan untuk perhitungan kualitas dan kinerja pengiriman jika tidak ada penilaian kinerja supplier sebelumnya. Rumus nya ada lah sebagai berikut:

1. Penilaian Kualitas

Penilaian kualitas untuk sebuah item dalam satu waktu

Dimana, Qa = Kualitas yang diterima Qna = Kualitas yang tidak diterima Qo = Kuantitas pemesanan

(25)

Dimana, Qai = Kualitas yang diterima dari pengiriman item i Qnai = Kualitas yang tidak diterima dari pengiriman item i n = angka dari pemesanan

2. Penilaian Pengiriman

Penilaian pengiriman untuk sebuah item dalam satu waktu.

Dimana, Kj = Faktor pembobotan Qd = Kuantitas tertunda Qo = Kuantitas kontrak

Penilaian Pengiriman untuk sebuah item dalam jangka waktu panjang.

Dimana, Kj = Faktor pembobotan Qd = Kuantitas tertunda Qo = Kuantitas kontrak n = Angka dari pemesanan

Dalam rangka untuk mencegah pemasok dari keterlambatan dan kekurangan pasokan dalam kontrak pasokan, diperlukan pemasok yang handal dan mampu membangun reputasi jangka panjang. VPR akan digunakan untuk mengelola kinerja vendor dengan memilih pemasok yang optimal.

(26)

pemasok. Hal ini juga harus menunjukkan masalah kinerja non-kontrak, seperti insiden yang tidak diukur oleh tingkat layanan.

3.6.1. Traffic Light System

Menurut Bharat Tamang, Traffic Light System merupakan tanda untuk melihat karakteristik dari masing-masing VPI. Warna yang digunakan adalah hijau, kuning, dan merah. dimana dapat dirumuskan bahwa untuk warna hijau dengan nilai diatas 90 % yang berarti bahwa target dari suatu VPI telah tercapai. Untuk warna kuning dengan nilai antara 50 % - 90 % yang berarti bahwa suatu VPI belum mencapai target yang diinginkan tetapi sudah mendekati target yang diinginkan sehingga perlu diwaspadai sedangkan untuk warna merah dengan nilai kurang dari 50 % yang berarti suatu VPI tidak mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan sehingga supplier harus segera memperbaiki dan dituntut untuk meningkatkan kinerja berdasarkan kriteria VPI yang kurang baik.

(27)

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Putra Flora Rimba Tani yang berlokasi di Jalan Industri Dusun II No. 32 A, Ds. Tanjung Morawa B, Kec. Tanjung Morawa, Kab. Deli Serdang, Prop. Sumatera Utara. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2016 s/d Juni 2016.

4.2. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian jenis deskriptif dimana penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematik, faktual, dan akurat mengenai gambaran kinerja supplier selama ini. Penelitian ini dilakukan menggunakan instrumen kuesioner yang diisi oleh para responden.

4.3. Objek Penelitian

Objek penelitian yang diamati adalah supplier yang digunakan perusahaan.

4.4. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Variabel Independen

Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah atribut kinerja

(28)

a. Kualitas

Atribut ini berfokus mengenai kemampuan supplier dalam pemenuhan kualitas yang sesuai standart yang telah ditetapkan. Atribut ini dikembangkan lagi menjadi:

i. Kesesuaian spesifikasi yang diinginkan

Atribut ini berfokus pada kesesuaian spesifikasi yang diberikan

supplier dengan standar mutu perusahaan. ii. Kualitas pelayanan yang diberikan

Atribut ini berfokus pada kemampuan supplier dalam memenuhi keinginan perusahaan dan kemudahan perusahaan menghubungi

supplier.

iii. Konsistensi Mutu

Atribut ini berfokus pada kemampuan supplier menjaga agar mutu bahan baku yang diberikan tetap memenuhi standar mutu perusahaan.

b. Pengiriman

Atribut ini berhubungan dengan kemampuan pemenuhan kuantitas dan waktu pengiriman dari supplier ke perusahaan. Atribut ini dikembangkan lagi menjadi:

(29)

Atribut ini berfokus ketepatan jumlah kayu yang dikirim oleh

supplier.

ii. Ketepatan waktu pengiriman kayu

Atribut ini berfokus pada pengiriman kayu yang tepat waktu yang sudah dijadwalkan oleh supplier.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah Pemilihan supplier

tetap bahan baku kayu perusahaan.

4.5. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi. Kerangka berpikir penelitian ini yaitu menguraikan terlebih dahulu masalah pada pemilihan supplier. Selanjutnya, menentukan kriteria yang digunakan dalam penelitian berdasarkan kriteria VPR yaitu quality dan delivery kemudian dikembangkan sesuai kebutuhan perusahaan sehingga memudahkan dalam melakukan penelitian. Lalu, melakukan pembobotan dengan metode AHP terhadap kriteria dan supplier tetap yang digunakan dengan menyebarkan kuesioner AHP mengenai kriteria dan alternatif

supplier. Kemudian, mengukur kinerja menggunakan metode VPR terhadap

(30)

Kualitas

Pengiriman

Pemilihan Supplier

Ketepatan jumlah kayu yang dikirim

Konsistensi Mutu Kualitas Pelayanan yang diberikan

Kesesuaian spesifikasi yang diinginkan

Ketepatan waktu pengiriman

Gambar 4.1. Kerangka Berpikir Penelitian

4.6. Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, yang diawali dengan melakukan identifikasi masalah hingga menghasilkan kesimpulan. Tahapan-tahapan tersebut meliputi:

1. Identifikasi masalah

Identifikasi masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan saat penelitian berlangsung sehingga dapat mengangkat permasalahan secara jelas dan terarah.

2. Studi literatur

Kajian literatur merupakan bagian dari studi yang bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisa data sekunder dari instansi terkait, hasil penelitian, jurnal, dan literatur lain.

3. Perumusan masalah

(31)

4. Perumusan tujuan penelitian

Penentuan tujuan penelitian sebagai acuan untuk mengarahkan dan menentukan hasil akhir penelitian.

5. Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif, baik yang berupa data primer maupun data sekunder.

(32)

Studi Lapangan

1. Kondisi awal proses pemasukan bahan baku perusahaan

2. Proses pemesanan bahan baku 3. Informasi pendukung

Studi Literatur 1. Teori Buku

2. Referensi Jurnal Penelitian 3. Langkah-langkah Pengukuran

Identifikasi kriteria pemilihan supplier

Perumusan Masalah Analisis Pemilihan Supplier Tetap

PT. Putra Flora Rimba Tani

Analisis Pemecahan Masalah

Kesimpulan dan Saran

Pengukuran Kinerja Supplier Tetap dengan VPR Pembobotan Kriteria Kinerja Supplier Tetap dan

Tambahan dengan AHP

Pembobotan Supplier Tetap dengan AHP Mulai

Selesai

Pembobotan Supplier Tambahan dengan AHP

(33)

4.7. Pengumpulan Data

4.7.1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas dua, yakni sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung menggunakan instrumen (alat pengumpulan data). Data primer pada penelitian ini terdiri dari hasil wawancara dan kuesioner VPR dan AHP.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan mengambil dari dokumen perusahaan. Data sekunder pada penelitian ini terdiri dari jumlah bahan baku yang dikirim, supplier tetap perusahaan dan.Kualitas bahan baku.

4.7.2. Metode Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Teknik observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke PT. Putra

Flora Rimba Tani.

2. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara pada pihak-pihak terkait di perusahaan sesuai dengan kebutuhan penelitian.

(34)

4. Memberikan kuesioner dan mengambil data-data historis dari perusahaan.

4.7.3. Prosedur Pembuatan Kuesioner

Prosedur pembuatan kuesioner adalah sebagai berikut:

1. Melakukan wawancara dan melihat surat kontrak supplier kepada pihak pabrik untuk melihat kriteria yang digunakan pabrik. Kriteria tersebut yang akan menjadi kriteria perbandingan dalam penelitian.

2. Mengumpulkan studi literatur mengenai kriteria yang akan digunakan.

3. Melakukan wawancara untuk mengumpulkan data mengenai nama-nama

supplier yang digunakan perusahaan.

4. Menyusun kriteria yang digunakan berdasarkan studi literatur dan wawancara dari perusahaan.

5. Menemukan responden dengan melakukan wawancara. 6. Memohon kesediaan responden mengisi kuesioner 7. Menjelaskan cara pengisian kuesioner

8. Mengumpulkan data

Tahap pertama dalam pembuatan kuesioner yakni tahap penentuan subkriteria penilaian kinerja supplier yang relevan dengan perusahaan menggunakan kuesioner semi terbuka. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen kuisioner semi terbuka yang disebarkan kepada 5 (lima) responden yakni manajer pabrik, kepala bagian produksi, kepala bagian

(35)

responden menyetujui subkriteria tersebut. Jika hanya terdapat dua orang atau tidak satupun responden yang menyetujui subkriteria tersebut, maka subkriteria tersebut tidak digunakan dalam penelitian.

Tahap kedua dalam pembuatan kuesioner yakni tahap membandingkan

supplier yang ada menggunakan kuesioner AHP. Kuesioner AHP yang digunakan untuk supplier tetap menggunakan 4 supplier yang dibandingkan yaitu Supplier A (CV. Kawan Baru), Supplier B (Serayu Makmur), Supplier C (Wana Indo Raya), dan Supplier (Romanza).

4.7.4. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan anggota atau kelompok yang menjadi objek pengamatan oleh peneliti. Populasi penilitian ini adalah jabatan tinggi pada karyawan perusahaan. Teknik sampling yang digunakan adalah judgement sampling dimana responden dipilih terlebih dahulu dengan mempertimbangkan kemampuannya memberikan informasi diantara orang-orang lain yang memiliki pengetahuan yang serupa.

(36)

4.8. Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan dimulai dengan melakukan pembobotan dengan AHP terhadap kriteria yang akan dinilai dari setiap supplier dengan menggunakan kriteria kinerja VPR. Langkah-langkah AHP, yaitu:

1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi.

2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama. 3. Membuat matriks perbandingan berpasangan.

4. Melakukan perbandingan berpasangan

5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data diulang

6. Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki

7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan 8. Memeriksa konsistensi hirarki

Kemudian, melakukan pembobotan dan perhitungan skor VPR terhadap

supplier tetap. Setelah itu, dilakukan identifikasi supplier yang memiliki kinerja rendah dan tinggi dengan cara mengurutkan nilai supplier yang tertinggi hingga terendah. Setelah dilakukan identifikasi, didapatlah kinerja supplier yang memenuhi spesifikasi.

4.9 Analisis Pemecahan Masalah

Analisi pemecahan masalah berawal dari analisa kriteria kinerja supplier

(37)

4.10. Kesimpulan dan Saran

(38)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

5.1.1. Pengumpulan Data yang Digunakan

Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan dan penelitian secara langsung dengan menggunakan proses pengukuran dibantu dengan suatu instrument. Data primer yang digunakan adalah menggunakan kuesioner AHP yang disebar kepada responden yang memberikan keputusan dalam pembelian bahan baku dari supplier. Responden tersebut adalah manajer pabrik, kepala bagian produksi, kepala bagian marketing, kepala bagian

accounting, dan kepala bagian humas.

Data sekunder yang digunakan adalah data yang diperoleh langsung dari dokumentasi pihak pabrik. Data yang dibutuhkan meliputi data jumlah pasokan dan kualitas bahan baku dari setiap Supplier tetap. Data jumlah pasokan bahan baku dari setiap Supplier tetap dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Jumlah Pasokan Bahan Baku dari Setiap Supplier Tetap pada Tahun 2015 (Ton)

Bulan Jumlah

Permintaan Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Januari 260 225,54 217 235,17 256,99

Februari 260 148,14 196,61 139,43 155,17

Maret 260 148,32 220,01 227,46 237,43

April 260 140,41 144,16 146,76 248,69

Mei 260 213,97 161,58 175,42 133,49

(39)

Tabel 5.1. Jumlah Supplier Bahan Baku dari Setiap Supplier Tetap pada Tahun 2015 (Ton) (Lanjutan)

Bulan Jumlah

Permintaan Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Juli 260 140,19 213,49 264,65 166,91

Sumber: Dokumen PT. Putra Flora Rimba Tani

Kualitas bahan baku yang dikirim supplier juga tergolong tidak memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh pabrik. Spesifikasi bahan baku dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Spesifikasi Bahan Baku yang Ditetapkan oleh Pabrik Standar Mutu

Sumber: Dokumen PT. Putra Flora Rimba Tani

Bahan baku yang tidak memenuhi spesifikasi berupa kayu yang tidak memenuhi ketiga standar produk yang ditetapkan oleh pabrik. Jumlah total bahan baku kayu yang ditolak pabrik dari masing-masing Supplier pada tahun 2015 adalah Supplier A dengan total 57,16 ton, Supplier B dengan total 74,80 ton,

Supplier C dengan total 92,02 ton dan Supplier D dengan total 80,87 ton.

(40)

1. Kualitas

Kemampuan Supplier dalam memenuhi kualitas pesanan perusahaan. 2. Pengiriman

Kemampuan Supplier dalam memenuhi pesanan perusahaan.

Saat ini, PT. Putra Flora Rimba Tani telah memiliki empat supplier tetap dan lima supplier lokal (tambahan). Supplier tetap di PT. Putra Flora Rimba Tani yaitu Supplier A (CV. Kawan Baru), Supplier B (Serayu Makmur), Supplier C (Wana Indo Raya), dan Supplier (Romanza). Supplier lokal (tambahan) yaitu

Supplier Lokal A (UD. Sentosa Baru), Supplier Lokal B (Mitra Sejati), Supplier

Lokal C (Anugerah Abadi), Supplier Lokal D (CV. Sukses Makmur) dan Supplier

Lokal E (Arifin).

Struktur hirarki yang digunakan dalam pemilihan Supplier tetap dapat dilihat pada Gambar 5.1.

Supplier 1. Ketepatan Jumlah Kayu yang dikirim

2. Ketepatan Waktu Pengiriman

Gambar 5.1 Hirarki Pemilihan Supplier Tetap

(41)

Supplier 1. Ketepatan Jumlah Kayu yang dikirim

2. Ketepatan Waktu Pengiriman

Gambar 5.2. Hirarki Pemilihan Supplier Tambahan

5.1.2. Pembuatan Kuesioner

Formulir kuesioner dirancang sehingga mudah dipahami dan tidak menimbulkan kerancuan bagi responden yang akan mengisi kuesioner. Kuesioner yang digunakan ada dua yaitu kuesioner semi terbuka dan tertutup dimana kuesioner semi terbuka untuk menentukan sub kriteria dan kuesioner tertutup untuk membandingkan supplier yang ada. Kuesioner tertutup yang digunakan untuk supplier tetap dan supplier lokal (tambahan).

Kuesioner disertakan biodata dari responden seperti berikut. 1. Nama

2. Jenis Kelamin 3. Umur

4. Jabatan

(42)

(lima) responden yakni manajer pabrik, kepala bagian produksi, kepala bagian

marketing, kepala bagian accounting, dan kepala bagian humas. Penentuan subkriteria yang terpilih dilakukan dengan ketentuan minimal terdapat 3 (tiga) responden menyetujui subkriteria tersebut. Jika hanya terdapat dua orang atau tidak satupun responden yang menyetujui subkriteria tersebut, maka subkriteria tersebut tidak digunakan dalam penelitian.

Kuesioner penentuan sub kriteria dapat dilihat pada Lampiran 1 dan kuesioner AHP dapat dilihat pada Lampiran 2.

5.1.3. Pengumpulan Data Jawaban Responden

Pengumpulan data terhadap jawaban responden dalam mengisi sub kriteria terpilih dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Rekapitulasi Subkriteria Terpilih

I. Subkriteria Kualitas Jawaban Responden Total

R-1 R-2 R-3 R-4 R-5

Kesesuaian dengan spesifikasi yang

diinginkan √ √ √ √ √ 5

Kualitas pelayanan yang diberikan √ √ √ √ √ 5

Jumlah bahan baku yang ditolak

(reject) saat masuk X X X √ X 1

Konsistensi mutu √ √ √ √ X 4

II. Subkriteria Pengiriman Jawaban Responden Total

R-1 R-2 R-3 R-4 R-5

Ketepatan jumlah kayu yang dikirim √ √ X √ √ 4

Ketepatan waktu pengiriman √ √ √ X √ 4

Sumber: Pengumpulan Data Kuesioner PT. Putra Flora Rimba Tani

(43)

yang diinginkan (K1), kualitas pelayanan yang diberikan (K2), konsistensi mutu (K3), ketepatan jumlah pengiriman (K4), dan ketepatan waktu pengiriman (K5).

Pengumpulan data terhadap jawaban responden dalam mengisi kuesioner tertutup terbagi atas 3 level sebagai berikut.

1. Jawaban responden level kriteria

Pengumpulan data terhadap jawaban responden level kriteria ini tentang penilaian responden terhadap kriteria yang ada. Rekapitulasi jawaban responden level kriteria dapat dilihat pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4. Rekapitulasi Jawaban Responden Level Kriteria Responden 1

Variabel Penilaian Variabel

K 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 K 2

Variabel Penilaian Variabel

(44)

Tabel 5.4. Rekapitulasi Jawaban Responden Level Kriteria (Lanjutan) Responden 3

Variabel Penilaian Variabel

K 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 K 2

Variabel Penilaian Variabel

K 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 K 2

Variabel Penilaian Variabel

K 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 K 2

Sumber: Pengumpulan Data Kuesioner di PT. Putra Flora Rimba Tani

2. Jawaban responden level Supplier tetap

(45)

Tabel 5.5. Rekapitulasi Jawaban Responden Level Supplier Tetap untuk Kriteria K1

Alternatif Responden 1

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 4 5

Supplier B 1 8 4

Supplier C 1

Supplier D 5 8 1

Alternatif Responden 2

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 8 2

Supplier B 1 5

Supplier C 5 1

Supplier D 8 2 1

Alternatif Responden 3

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1

Supplier B 6 1 9

Supplier C 3 8 1

Supplier D 4 5 1

Alternatif Responden 4

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 2 2 4

Supplier B 1 3

Supplier C 4 1 8

Supplier D 1

Alternatif Responden 5

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 9 9 4

Supplier B 1 8 5

Supplier C 1 8

Supplier D 1

Sumber: Pengumpulan Data Kuesioner di PT. Putra Flora Rimba Tani

(46)

Tabel 5.6. Rekapitulasi Jawaban Responden Level Supplier Tetap untuk Kriteria K2

Alternatif Responden 1

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 2 7

Supplier B 8 1 5 9

Supplier C 1

Supplier D 3 1

Alternatif Responden 2

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 9

Supplier B 8 1 7

Supplier C 2 9 1 2

Supplier D 1

Alternatif Responden 3

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1

Supplier B 7 1 4 4

Supplier C 5 1

Supplier D 3 2 1

Alternatif Responden 4

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 7 2 9

Supplier B 1

Supplier C 8 1 9

Supplier D 8 1

Alternatif Responden 5

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 9 9

Supplier B 1 9 7

Supplier C 1

Supplier D 9 9 1

Sumber: Pengumpulan Data Kuesioner di PT. Putra Flora Rimba Tani

(47)

Tabel 5.7. Rekapitulasi Jawaban Responden Level Supplier Tetap untuk Kriteria K3

Alternatif Responden 1

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 8

Supplier B 1 8

Supplier C 4 2 1 3

Supplier D 5 1

Alternatif Responden 2

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 3 8

Supplier B 9 1 5 5

Supplier C 1

Supplier D 8 1

Alternatif Responden 3

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 2

Supplier B 7 1

Supplier C 5 1 1

Supplier D 8 9 1

Alternatif Responden 4

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 2 8

Supplier B 1 4

Supplier C 8 1

Supplier D 7 6 1

Alternatif Responden 5

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 2 8

Supplier B 1 8 7

Supplier C 1

Supplier D 4 8 1

Sumber: Pengumpulan Data Kuesioner di PT. Putra Flora Rimba Tani

(48)

Tabel 5.8. Rekapitulasi Jawaban Responden Level Supplier Tetap untuk Kriteria K4

Alternatif Responden 1

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 8 4 4

Supplier B 1 2 3

Supplier C 1

Supplier D 2 1

Alternatif Responden 2

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 9 3

Supplier B 1 3

Supplier C 5 1 2

Supplier D 8 1

Alternatif Responden 3

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1

Supplier B 4 1

Supplier C 7 7 1 3

Supplier D 4 8 1

Alternatif Responden 4

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 2 4 2

Supplier B 1 4

Supplier C 4 1 2

Supplier D 1

Alternatif Responden 5

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 2 2

Supplier B 2 1 3 4

Supplier C 1

Supplier D 8 1

Sumber: Pengumpulan Data Kuesioner di PT. Putra Flora Rimba Tani

(49)

Tabel 5.9. Rekapitulasi Jawaban Responden Level Supplier Tetap untuk Kriteria K5

Alternatif Responden 1

Supplier A Supplier A Supplier A Supplier A

Supplier A 1

Supplier B 8 1

Supplier C 4 8 1

Supplier D 3 3 3 1

Alternatif Responden 2

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 2

Supplier B 2 1 6 6

Supplier C 1 8

Supplier D 4 1

Alternatif Responden 3

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 9 1

Supplier B 1 3

Supplier C 1 6

Supplier D 4 2 1

Alternatif Responden 4

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 5 4 4

Supplier B 1

Supplier C 5 1

Supplier D 6 3 1

Alternatif Responden 5

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 3

Supplier B 4 1 6 8

Supplier C 1

Supplier D 4 8 1

Sumber: Pengumpulan Data Kuesioner di PT. Putra Flora Rimba Tani

3. Jawaban responden level Supplier Lokal (Tambahan)

(50)

jawaban responden level Supplier lokal untuk kriteria K 1 dapat dilihat pada Tabel 5.10.

Tabel 5.10. Rekapitulasi Jawaban Responden Level Supplier Tambahan untuk Kriteria K1

(51)

Rekapitulasi jawaban responden level Supplier lokal (tambahan) untuk kriteria K 2 dapat dilihat pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11. Rekapitulasi Jawaban Responden Level Supplier Tambahan untuk Kriteria K2

(52)

Rekapitulasi jawaban responden level Supplier lokal (tambahan) untuk kriteria K 3 dapat dilihat pada Tabel 5.12.

Tabel 5.12. Rekapitulasi Jawaban Responden Level Supplier Tambahan untuk Kriteria K3

(53)

Rekapitulasi jawaban responden level Supplier lokal (tambahan) untuk kriteria K 4 dapat dilihat pada Tabel 5.13.

Tabel 5.13. Rekapitulasi Jawaban Responden Level Supplier Tambahan untuk Kriteria K4

(54)

Rekapitulasi jawaban responden level Supplier lokal (tambahan) untuk kriteria K 5 dapat dilihat pada Tabel 5.14.

Tabel 5.14. Rekapitulasi Jawaban Responden Level Supplier Tambahan untuk Kriteria K5

(55)

5.2. Pengolahan Data

Pengolahan data terdiri dari pengolahan data supplier tetap dan pengolahan data supplier tambahan.

5.2.1. Pengolahan Data Level Kriteria Supplier Tetap

Pengolahan data level kriteria supplier tetap terdiri dari matriks perbandingan berpasangan, perhitungan rata-rata pembobotan, perhitungan bobot parsial dan konsistensi matriks, dan penentuan bobot prioritas level kriteria.

5.2.1.1. Matriks Perbandingan Berpasangan Level Kriteria

Matrik perbandingan berpasangan pada level kriteria diperoleh dari hasil pengumpulan data pada kuesioner AHP. Matriks ini bertujuan untuk melihat perbandingan setiap kriteria dan tingkat kepentingan kriteria yang satu dengan lainnya. Rekapitulasi level kriteria dapat dilihat pada Tabel 5.15.

Tabel 5.15. Matriks Perbadingan Berpasangan Elemen Level Kriteria

Elemen Responden 1

K1 K2 K3 K4 K5

K1 1 1 4 1/5 1/8 K2 1 1 5 1/2 2

K3 1/4 1/5 1 9 5

K4 5 2 1/9 1 7

K5 8 1/2 1/5 1/7 1

Elemen Responden 2

K1 K2 K3 K4 K5

K1 1 2 9 1/8 1/2

K2 1/2 1 2 1/4 1/3

K3 1/9 1/2 1 5 1/5

(56)

Tabel 5.15. Matriks Perbadingan Berpasangan Elemen Level Kriteria

5.2.1.2. Perhitungan Rata-rata Pembobotan Level Kriteria

(57)

Responden 1 : 1 Responden 2 : 1/2 Responden 3 : 5 Responden 4 : 1/4 Responden 5 : 1/2

Nilai rata-rata geometrik (α) pada pasangan perbandingan kriteria kesesuaian spesifikasi yang diinginkan dengan konsistensi mutu dapat dihitung menggunakan:

Dengan menggunakan cara yang sama dapat dihitung nilai rata-rata pembobotan untuk setiap elemen (kriteria). Hasil rekapitulasi perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 5.16.

Tabel 5.16. Rata-rata Pembobotan Untuk Setiap Elemen (Kriteria)

Elemen K1 K2 K3 K4 K5

(58)

Tabel 5.17. Rekapitulasi Penjumlahan Rata-Rata Pembobotan untuk Elemen Kriteria

Elemen K1 K2 K3 K4 K5

K1 1,0000 1,2619 1,5195 0,6843 0,8706 K2 0,7924 1,0000 1,0000 0,4471 1,0592 K3 0,6581 1,0000 1,0000 1,5431 0,5866 K4 1,4614 2,2369 0,6480 1,0000 0,6424 K5 1,1487 0,9441 1,7048 1,5567 1,0000 Jumlah 5,0606 6,4429 5,8723 5,2312 4,1588

Sumber: Pengolahan Data

Langkah selanjutnya yaitu dilakukan normalisasi matriks dengan cara membagi nilai disetiap sel dengan hasil penjumlahan yang ada pada masing-masing kolom. Angka hasil penjumlahan disetiap kolom akan memunculkan nilai 1. Contoh perhitungan terhadap sel pertama kolom K 1 sebagai berikut.

Nilai matriks sel pertama kolom K 1 = nilai sel/jumlah rata-rata K 1 = 1,000/5,0606 = 0,1976. Hasil rekapitulasi untuk setiap sel dapat dilihat pada Tabel 5.18.

Tabel 5.18. Rekapitulasi Matriks Normalisasi dan Bobot Setiap Baris Elemen Kriteria

Elemen K1 K2 K3 K4 K5 Bobot

K1 0,1976 0,1959 0,2588 0,1308 0,2093 0,1985 K2 0,1566 0,1552 0,1703 0,0855 0,2547 0,1644 K3 0,1300 0,1552 0,1703 0,2950 0,1411 0,1783 K4 0,2888 0,3472 0,1103 0,1912 0,1545 0,2184 K5 0,2270 0,1465 0,2903 0,2976 0,2405 0,2404 Jumlah 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000

Sumber: Pengolahan Data

Tahap selanjutnya dilakukan perhitungan nilai rasio konsistensi dan konsistensi matriks dengan cara sebagai berikut:

(59)

=(Matriks Perhitungan Rata-Rata Pembobotan) x (Vektor Bobot Tiap Baris)

1,0000 1,2619 1,5195 0,6843 0,8706 0,1985 1,0357 0,7924 1,0000 1,0000 0,4471 1,0592 0,1644 0,8523 0,6581 1,0000 1,0000 1,5431 0,5866 0,1783 = 0,9514 1,4614 2,2369 0,6480 1,0000 0,6424 0,2184 1,1463 1,1487 0,9441 1,7048 1,5567 1,0000 0,2404 1,2676

2. Perhitungan Konsistensi Vektor

Perhitungan konsistensi vektor dilakukan dengan membagi setiap nilai dari rasio konsistensi dengan bobot masing-masing baris. Rumus yang digunakan sebagai berikut.

Konsistensi vektor = (rasio konsistensi/bobot parsial setiap baris). Perhitungan konsistensi vektor untuk kriteria lainnya menggunakan cara yang sama dan dapat dilihat pada Tabel 5.19.

Tabel 5.19. Konsistensi Vektor Setiap Kriteria

Elemen Rasio

Konsistensi

Bobot Parsial

Konsistensi Vektor (rasio konsistensi/bobot parsial)

K 1 1,0357 0,1985 5,2181

K 2 0,8523 0,1644 5,1827

K 3 0,9514 0,1783 5,3354

K 4 1,1463 0,2184 5,2487

K 5 1,2676 0,2404 5,2733

Sumber: Pengolahan Data

3. Perhitungan Rata-Rata Entri (Z maks)

Perhitungan rata-rata entri dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut:

(60)

maks

Sehingga diperoleh hasil perhitungan rata-rata entri sebagai berikut:

2516

Perhitungan consistency index dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut.

Sehingga diperoleh hasil perhitungan consistency index sebagai berikut: 0629

Perhitungan consistency ratio dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut: perhitungan consistency ratio sebagai berikut:

0562

(61)

5.2.1.4. Penentuan Bobot Prioritas Level Kriteria

Tahap ini dilakukan untuk menentukan kriteria mana yang dipilih. Perhitungan bobot prioritas ini dimulai dari level yang terendah dan kemudian dilanjutkan ke level berikutnya. Perhitungan bobot prioritas level kriteria diperoleh dengan menjumlahkan bobot proritas untuk setiap kriteria. Perhitungan bobot prioritas untuk kriteria kualitas dan pengiriman sebagai berikut.

Kriteria kualitas = 0,1985 + 0,1644 + 0,1783 = 0,5412 Kriteria pengiriman = 0,2184 + 0,2404 = 0,4588

Hasil rekapitulasi perhitungan dapat dilihat pada Tabel 5.20. berikut. Tabel 5.20. Rekapitulasi Bobot Prioritas Level Kriteria

Elemen Kinerja Bobot Parsial Kriteria Kinerja Total Bobot

Kesesuaian dengan

spesifikasi yang diinginkan 0,1985

Kualitas 0,5412 Kualitas pelayanan yang

diberikan 0,1644 Konsistensi mutu 0,1783 Ketepatan jumlah kayu yang

dikirim 0,2184 Pengiriman 0,4588 Ketepatan waktu pengiriman 0,2404

Sumber: Pengolahan Data

5.2. 2. Pengolahan Data AHP Level Alternatif Supplier Tetap

(62)

1. Alternatif Supplier terhadap Kriteria Kesesuaian Spesifikasi yang Diinginkan. Tabel 5.21. Matriks Perbandingan Berpasangan Alternatif Supplier Tetap

untuk Kriteria Kesesuaian dengan Spesifikasi yang Diinginkan Kesesuaian spesifikasi yang diinginkan (K1)

Alternatif Responden 1

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 4 5 1/5

Supplier B 1/4 1 8 4

Supplier C 1/5 1/8 1 1/8

Supplier D 5 1/4 8 1

Alternatif Responden 2

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 8 1/5 2

Supplier B 1/8 1 5 1/8

Supplier C 5 1/5 1 1/2

Supplier D 1/2 8 2 1

Alternatif Responden 3

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 1/6 1/3 1/4

Supplier B 6 1 1/8 9

Supplier C 3 8 1 1/5

Supplier D 4 1/9 5 1

Alternatif Responden 4

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 2 2 4

Supplier B 1/2 1 1/4 3

Supplier C 1/2 4 1 8

Supplier D 1/4 1/3 1/8 1

Alternatif Responden 5

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 9 9 4

Supplier B 1/9 1 8 5

Supplier C 1/9 1/8 1 8

Supplier D 1/4 1/5 1/8 1

(63)

2. Alternatif Supplier terhadap Kriteria Kualitas Pelayanan yang Diberikan. Tabel 5.22. Matriks Perbandingan Berpasangan Alternatif Supplier Tetap

untuk Kriteria Kualitas Pelayanan yang Diberikan Kualitas Pelayanan yang Diberikan (K2)

Alternatif Responden 1

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 1/8 2 7

Supplier B 8 1 5 9

Supplier C 1/2 1/5 1 1/3

Supplier D 1/7 1/9 3 1

Alternatif Responden 2

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 1/8 1/2 9

Supplier B 8 1 1/9 7

Supplier C 2 9 1 2

Supplier D 1/9 1/7 1/2 1

Alternatif Responden 3

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 1/7 1/5 1/3

Supplier B 7 1 4 4

Supplier C 5 1/4 1 1/2

Supplier D 3 1/4 2 1

Alternatif Responden 4

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 7 2 9

Supplier B 1/7 1 1/8 1/8

Supplier C 1/2 8 1 9

Supplier D 1/9 8 1/9 1

Alternatif Responden 5

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 9 9 1/9

Supplier B 1/9 1 9 7

Supplier C 1/9 1/9 1 1/9

Supplier D 9 1/7 9 1

(64)

3. Alternatif Supplier terhadap Konsistensi Mutu

Tabel 5.23. Matriks Perbandingan Berpasangan Alternatif Supplier Tetap untuk Kriteria Konsistensi Mutu

Konsistensi Mutu (K3)

Alternatif Responden 1

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 8 1/4 1/5

Supplier B 1/8 1 1/2 8

Supplier C 4 2 1 3

Supplier D 5 1/8 1/3 1

Alternatif Responden 2

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 1/9 3 8

Supplier B 9 1 5 5

Supplier C 1/3 1/5 1 1/8

Supplier D 1/8 1/5 8 1

Alternatif Responden 3

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 1/7 2 1/8

Supplier B 7 1 1/5 1/9

Supplier C 1/2 5 1 1

Supplier D 8 9 1 1

Alternatif Responden 4

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 2 1/8 8

Supplier B 1/2 1 4 1/7

Supplier C 8 1/4 1 1/6

Supplier D 1/8 7 6 1

Alternatif Responden 5

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 2 8 1/4

Supplier B 1/2 1 8 7

Supplier C 1/8 1/8 1 1/8

Supplier D 4 1/7 8 1

(65)

4. Alternatif Supplier terhadap Jumlah Kayu yang Dikirim.

Tabel 5.24. Matriks Perbandingan Berpasangan Alternatif Supplier Tetap untuk Kriteria Jumlah Kayu yang Dikirim

Ketepatan Jumlah Kayu yang Dikirim (K4)

Alternatif Responden 1

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 8 4 4

Supplier B 1/8 1 2 3

Supplier C 1/4 1/2 1 1/2

Supplier D 1/4 1/3 2 1

Alternatif Responden 2

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 9 3 1/8

Supplier B 1/9 1 1/5 3

Supplier C 1/3 5 1 2

Supplier D 8 1/3 1/2 1

Alternatif Responden 3

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 1/4 1/7 1/4

Supplier B 4 1 1/7 1/8

Supplier C 7 7 1 3

Supplier D 4 8 1/3 1

Alternatif Responden 4

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 2 4 2

Supplier B 1/2 1 1/4 4

Supplier C 1/4 4 1 2

Supplier D 1/2 1/4 1/2 1

Alternatif Responden 5

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 1/2 2 2

Supplier B 2 1 3 4

Supplier C 1/2 1/3 1 1/8

Supplier D 1/2 1/4 8 1

(66)

5. Alternatif Supplier terhadap Ketepatan Waktu Pengiriman.

Tabel 5.25. Matriks Perbandingan Berpasangan Alternatif Supplier Tetap untuk Kriteria Ketepatan Waktu Pengiriman

Ketepatan Waktu Pengiriman (K5)

Alternatif Responden 1

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 1/8 1/4 1/3

Supplier B 8 1 1/8 1/3

Supplier C 4 8 1 1/3

Supplier D 3 3 3 1

Alternatif Responden 2

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 1/2 2 1/4

Supplier B 2 1 6 6

Supplier C 1/2 1/6 1 8

Supplier D 4 1/6 1/8 1

Alternatif Responden 3

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 9 1 1/4

Supplier B 1/9 1 3 1/2

Supplier C 1 1/3 1 6

Supplier D 4 2 1/6 1

Alternatif Responden 4

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 5 4 4

Supplier B 1/5 1 1/5 1/6

Supplier C 1/4 5 1 1/3

Supplier D 1/4 6 3 1

Alternatif Responden 5

Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1 1/4 3 1/4

Supplier B 4 1 6 8

Supplier C 1/3 1/6 1 1/8

Supplier D 4 1/8 8 1

(67)

5.2.2.2. Perhitungan Rata-rata Pembobotan Level Alternatif Supplier Tetap Contoh perhitungan rata-rata pembobotan untuk setiap alternatif Supplier

tetap dapat dilihat pada contoh perhitungan antara Supplier A dengan Supplier B dengan kriteria kesesuaian spesifikasi yang diinginkan.

Responden 1 : 1/4 Responden 2 : 1/8 Responden 3 : 6 Responden 4 : 1/2 Responden 5 : 1/9

Untuk mendapatkan nilai rata-rata geometrik (α) pada pasangan perbandingan

Supplier A dengan Supplier B dapat dihitung menggunakan:

4014

Perhitungan nilai rata-rata pembobotan untuk setiap alternatif Supplier

tetap lainnya juga dilakukan dengan cara yang sama dan hasil rekapitulasi perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 5.26.

Tabel 5.26. Rekapitulasi Perhitungan Rata-Rata Pembobotan Alternatif Masing-masing Supplier Tetap

Kesesuaian spesifikasi yang diinginkan (K1)

Alternatif Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1,0000 2,4915 1,4310 1,0986

Supplier B 0,4014 1,0000 1,5849 2,3220

Supplier C 0,6988 0,6310 1,0000 0,9564

(68)

Tabel 5.26. Rekapitulasi Perhitungan Rata-Rata Pembobotan Alternatif Masing-masing Supplier Tetap (Lanjutan)

Kualitas Pelayanan yang Diberikan (K2)

Alternatif Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1,0000 0,6755 1,2920 1,8384

Supplier B 1,4804 1,0000 1,2011 2,9423

Supplier C 0,7740 0,8326 1,0000 0,8027

Supplier D 0,5439 0,3399 1,2457 1,0000

Konsistensi Mutu (K3)

Alternatif Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1,0000 0,8733 1,0845 0,8326

Supplier B 1,1451 1,0000 1,7411 1,3476

Supplier C 0,9221 0,5743 1,0000 0,3789

Supplier D 1,2011 0,7421 2,6390 1,0000

Ketepatan Jumlah Kayu yang Dikirim (K4)

Alternatif Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1,0000 1,7826 1,6882 0,8706

Supplier B 0,5610 1,0000 0,5326 1,7826

Supplier C 0,5923 1,8776 1,0000 0,9441

Supplier D 1,1487 0,5610 1,0592 1,0000

Ketepatan Waktu Pengiriman (K5)

Alternatif Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1,0000 0,9320 1,4310 0,4611

Supplier B 1,0730 1,0000 1,2198 1,0592

Supplier C 0,6988 0,8198 1,0000 0,9221

Supplier D 2,1689 0,9441 1,0845 1,0000

Sumber: Pengolahan Data

5.2.2.3. Perhitungan Bobot Parsial dan Konsistensi Matriks Level Alternatif

Supplier Tetap

(69)

Tabel 5.27. Rekapitulasi Penjumlahan Rata-Rata Pembobotan Alternatif

Supplier Tetap untuk Setiap Kriteria

Kesesuaian spesifikasi yang diinginkan (K1)

Alternatif Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1,0000 2,4915 1,4310 1,0986

Supplier B 0,4014 1,0000 1,5849 2,3220

Supplier C 0,6988 0,6310 1,0000 0,9564

Supplier D 0,9103 0,4307 1,0456 1,0000

Jumlah 3,0105 4,5532 5,0615 5,3770 Kualitas Pelayanan yang Diberikan (K2)

Alternatif Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1,0000 0,6755 1,2920 1,8384

Alternatif Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1,0000 0,8733 1,0845 0,8326

Supplier B 1,1451 1,0000 1,7411 1,3476

Supplier C 0,9221 0,5743 1,0000 0,3789

Supplier D 1,2011 0,7421 2,6390 1,0000

Jumlah 4,2683 3,1897 6,4646 3,5591 Ketepatan Jumlah Kayu yang Dikirim (K4)

Alternatif Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

Supplier A 1,0000 1,7826 1,6882 0,8706

Alternatif Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D

(70)

Tahap selanjutnya yaitu melakukan perhitungan untuk memperoleh matriks normalisasi pada Supplier tetap dengan membagi nilai disetiap sel dengan hasil penjumlahan yang ada dikolom masing-masing. Hasil penjumlahan angka pada setiap kolom akan menghasilkan nilai 1. Sebagai contoh perhitungan terhadap sel pertama kolom Supplier A dengan kriteria K1 dimana langkahnya yaitu:

Nilai matriks normalisasi untuk Supplier A = nilai sel / jumlah kolom Supplier A Nilai matriks normalisasi untuk Supplier A = 1,0000 / 3,0105

Nilai matriks normalisasi untuk Supplier A = 0,3322

Setiap sel alternatif Supplier tetap untuk semua kriteria dihitung dengan cara yang sama seperti pada contoh. Rekapitulasi hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 5.28.

Tabel 5.28. Matriks Normalisasi dan Bobot Alternatif Supplier Tetap untuk Setiap Kriteria

Kriteria K1

Alternatif Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D Bobot

Supplier A 0,3322 0,5472 0,2827 0,2043 0,3416

Supplier B 0,1333 0,2196 0,3131 0,4318 0,2745

Supplier C 0,2321 0,1386 0,1976 0,1779 0,1865

Supplier D 0,3024 0,0946 0,2066 0,1860 0,1974

Jumlah 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000 Kriteria K2

Alternatif Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D Bobot

Supplier A 0,2633 0,2372 0,2726 0,2792 0,2631

Supplier B 0,3898 0,3511 0,2535 0,4469 0,3603

Supplier C 0,2038 0,2923 0,2110 0,1219 0,2073

Supplier D 0,1432 0,1193 0,2629 0,1519 0,1693

Gambar

Gambar 4.2. Tahapan Proses Penelitian
Tabel 5.5. Rekapitulasi Jawaban Responden Level Supplier Tetap untuk Kriteria K1
Tabel 5.6. Rekapitulasi Jawaban Responden Level Supplier Tetap untuk Kriteria K2
Tabel 5.7. Rekapitulasi Jawaban Responden Level Supplier Tetap untuk Kriteria K3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Memasukkan air ke dalam gelas ukur yang telah berisi pasir dengan ketinggian 12 cm dari permukaan

Kelainan Jantung sebagai Faktor Risiko Terjadinya Stroke Iskemik Penyumbatan pada pembuluh darah yang merupakan penyebab terjadinya stroke iskemik dapat dikarenakan

No Peneliti Judul penelitian Metode Hasil Persamaan dan Perbedaan beberapa Hotel di Medan 4 Wijaya Mukti Sri Utari Universita s Muhamm adiyah Surakarta 2012 Pengaruh

Teknik Planologi atau Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) adalah ilmu yang mempelajari 

boneka jari bertema, dapat meningkatkan kemampuan bahasa Anak Usia Dini. dalam perbendaharaan kosa kata untuk dapat berkomunikasi sehari-sehari

kegiatan Survey I Riset I Penelitian. Ollarang menggunakan Questionnre di:uar desigh yang Ielah ditentul.;an. Yang bersangkutan sebelum dan sesudah melaku!-'.an Sur1ey I

Meski kedua pembelajaran dengan media yang berbeda mendapatkan respon yang tinggi dari siswa, tetapi ada perbedaan pada skor presentasenya, yaitu lebih besar

Irvine Gass Syndrome merupakan CME yang terjadi setelah operasi katarak yang ditandai dengan area cystoid ( cyst-like ) multipel pada daerah makula.. Insiden CME diperkirakan