• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.4. Temuan Penelitian

4.4.1 Hasil Temuan pada Subjek Penelitian Pertama

4.4.1.4 Latar belakang subjek

a. Identitas diri subjek

Subjek pertama berinisial WD berjenis kelamin laki-laki serta mengalami

down syndrome, WD lahir dan tinggal di Semarang 14 Oktober 2002. Subjek WD adalah seorang siswa SLB C1 Widya Bhakti Semarang kelas 4. WD mulai bersekolah di SLB C Widya Bhakti Semarang pada tahun 2007 dimulai kelas TKLB kecil. Ayah WD berusia 49 tahun adalah seorang pengawas bangunan dan sampai sore hingga malam bekerja sambilan sebagai tukang ojek. Sedangkan ibu WD berumur 42 tahun bekerja di Pabrik Jamu Nyonya Menir. Kakak WD kembar perempuan dan laki-laki berumur 20 tahun. Setiap hari ketika kedua orang tuanya bekerja WD dari usianya bayi dititipkan di rumah bibinya yang jarak rumahnya tidak jauh dari rumah WD. WD dititipkan dari waktu pulang sekolah hingga sore ketika orang tuanya kembali dari bekerja. Saat kehamilan dan kelahiran WD lancar tidak ada masalah apapun.

Ini kalau berangkat sekolah sama bapake.. Kalau pulang sekolah diantar sama pengantar dari sekolah.. Terus dititipkan ke budhe, budhene, sampe pulang kerja saya, saya ambil pulang kerja.. (W1, MD52-54) Ya biasa aja, ya ndak pernah ngidam, ndak pernah pusing.. Ya biasa aja, ndak ada masalah apa- apa.. (W1, MD25-26)

WD berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah, ini dapat dilihat dari pekerjaan ayah dan ibu yang sama-sama bekerja dan mempunyai rumah yang sederhana. Keluarga WD merupakan keluarga pekerja dengan tingkat kesibukan yang sangat tinggi, bahkan pada hari minggu ayahnya berangkat kerja

untuk mengawasi bangunan. Walaupun ayah WD jarang berada di rumah, namun ayah WD merupakan ketua RT di lingkungan rumah WD.

Alamat rumah WD yaitu di jalan Sumur Adem RT 03/1 Bangetayu Semarang. Rumah WD sederhana dan memiliki ruas jalan utama yang tidak terlalu lebar karena hanya bisa dilalui satu mobil. Ayah WD di lingkungan rumah menjabat menjadi ketua RT. Sanak saudara WD bertempat tinggal juga tidak terlalu jauh dari rumah WD. Tetangga kanan dan kiri WD mempunyai hubungan yang akrab dengan keluarga WD.

Dalam keseharian WD lebih banyak di habiskan di tempat bibi WD (NS) yaitu tidak jauh dari tempat tinggal orang tua WD, kira-kira berjarak 100m. NS lah yang selalu mengurusi keperluan WD selama orang tua WD bekerja. Hubungan WD sangat dekat dengan NS, NS pun sudah menganggap WD seperti anaknya sendiri. Sekarang NS tidak terlalu kerepotan untuk mengurus WD karena WD sudah mulai mandiri.

b. Kondisi fisik dan psikologis

Secara fisik WD memiliki wajah selayaknya anak down syndrome pada umumnya, matanya sipit miring ke atas, wajahnya bulat, dan berleher pendek. Tubuh WD gemuk dan berambut cepak lurus. WD memiliki permasalahan dalam komunikasi khususnya dalam pengucapan yang tidak jelas. Menurut ibu WD dari kecil WD memang sakit-sakitan. Ketika WD berusia satu bulan kondisi badan WD sangat lemah hingga ia berusia lima bulan. Saat berusia tiga tahun WD pernah sakit flek selama satu tahun. Menurut ibu WD karena sampai usia beberapa bulan kondisi WD sangat lemas, WD menjalani berbagai terapi yaitu

terapi pijat dan terapi dari dokter. Sampai WD berusia beberapa bulan ia hanya diam saja, tidak mengoceh layaknya bayi pada umumnya.

Eee.. dari kecil kan itu satu bulan, itu ada keluhan maksude badannya lemes, lemes sampe umur berapa itu, umur 5 bulan masih lemes, terapi terus anu terapi pijat sama terapi di dokter itu.. (W1, MD28-30) Ya lemes itu sama apa ya?Ya paling cuma itu tok.. Ya kalih bicarane itu, berapa bulan itu kan dia belum bisa ngoceh, cuma diem aja.. (W1, MD30-32)

Perkembangan tubuh WD memang terlambat, selama ini penyakit yang pernah diderita WD adalah adanya flek di paru-paru WD. Saat WD berumur tiga tahun WD menderita flek selama satu tahun. Penyakit flek di paru-parunya menyebabkan badan WD demam terus menerus. Setelah menjalani berbagai macam pengobatan akhirnya flek itu sembuh.

Pernah, itu dulu pernah flek. Pernah flek 1 tahun, umur berapa ya..? Itu umur 3 tahun flek kan, ya itu anget terus. Ya kulo periksake ternyata flek, itu 1 tahun.. (W1, MD35-37)

WD merupakan anak yang manja, ia lebih suka disayang diusap dan digendong. Selayaknya anak down syndrome pada umumnya WD juga anak yang sangat senang jika di sayang. Jika sekali waktu ia marah atau ngambek kemudian orang tua malah bersikap keras kepada WD, WD akan semakin marah. Alasan WD marah terkadang karena keinginannya yang sudah disampaikan menggunakan verbal tetapi orangtua atau keluarga tidak dapat mengerti apa keinginan WD.

Ya ga mudeng, opo-opo bingung, akhirnya marah dianya.. “nyu nyu nyu”

“apa? ibu ga mudeng kamu ngomong apa” Ya itu terus nesu ya udah, terus

pergi.. (W1, MD269-270)

Ngambek itu misal dia marah tambah dimarahi malah makin marah..

iya misal dia itu ndak mood tho, dia mesti disayang, dielus-elus.. Kalau marah malah dimarah tambah ngamuk, keras semakin menjadi, koyo menjadi ngonoloh, harus disayang, digendong baru (W1, MD279-282)

Hasil observasi pada tanggal 15 Januari 2013 dirumah WD, WD baru saja di jemput dari rumah bibi WD. WD mengunakan kaos bola club Juventus dan celana kolor biru. WD mau menyalami peneliti. Dengan tatapan malu-malu WD ikut duduk di samping ibu WD berbincang dengan peneliti. WD selalu ikut menirukan apa yang dikatakan ibunya. Pada saat itu WD sering menanyakan kapan ayahnya pulang, karena ia ingin di belikan pistol-pistolan oleh ayahnya. Ibu WD menjelaskan jika ayah pergi kerja untuk mencari uang membeli pistol- pistolan, WD pun mengerti, namun tidak beberapa lama WD kembali menanyakan kapan ayahnya pulang. Kakak WD pun ikut menemani ibu WD dan peneliti saat berbincang-bincang.

WD merupakan tipe anak yang sedikit pemalu dan penurut. Sejak dari awal perkenalan WD tidak begitu banyak berbicara dengan peneliti. Jika peneliti mengajak WD mengobrol WD diam dan menggelayut manja kepada ibunya. Namun setelah beberapa kali bertemu dengan peneliti WD mau berbicang-bincang dengan peneliti meskipun tetap malu-malu dan dengan bahasa yang terkadang tidak dimengerti oleh peneliti.

Selama di sekolah dan di sekolah WD memperlihatkan sikap yang berbeda, saat di sekolah WD cenderung diam dan malas bermain dengan teman- teman sekelasnya, WD lebih sering mengamati teman-temannya daripada ikut bermain bersama mereka. Namun saat di rumah WD lebih terlihat bersemangat dan bermain dengan teman-teman di lingkungan rumahnya. WD senang berlari- lari dan main sepak bola dengan teman-temannya.

Sanak saudara WD bertempat tinggal tidak jauh dari rumah. Ada rumah tante WD yang tinggal bersampingan beda satu rumah dengan rumah WD, ada rumah bibi WD yang bertempat tinggal kira-kira 200 meter dari rumah WD. Setiap hari sepulang sekolah WD selalu diantar ke rumah bibi WD. Karena orang tua WD keduanya bekerja, sejak bayi WD dititipkan di rumah bibinya sampai orang tuanya kembali bekerja. WD sangat dekat dengan seluruh anggota keluarganya. Bibi WD pun sudah menganggap WD seperti anaknya sendiri.

Dekat sekali mbak, kan kakak saya itu ngerawat dia juga dari kecil.. misal apa-apa sama budhene yo nurut, dibilangi apa sama budhene yo nurut.. (W2, MD116-118) Kalau pulang sekolah diantar sama pengantar dari sekolah.. Terus dititipkan ke budhe, budhene, sampe pulang kerja saya, saya ambil pulang kerja.. (W1, MD53-54)

Hubungan WD dengan kedua orang tua baik ayah dan ibu terlihat sangat baik, walaupun orang tua WD semuanya bekerja namun hubungan WD dengan orang tuanya sangat dekat. Menurut peneliti WD sangat manja dengan ibunya, ibu WD senang mengelus-elus punggung dan menggendong WD jika WD manja. WD juga sangat dekat dengan bibinya (NS). Dari usia WD masih bayi, jika orang tua WD bekerja WD dititipkan kepada bibinya (NS). WD juga sangat manja dengan bibinya seperti kepada kedua orang tuanya. Jika WD ingin dibelikan sesuatu bibinya (NS) juga bersedia untuk membelikan apa yang WD mau.

Hubungan WD dengan kedua kakaknya sangat baik. Dibanding dengan kakak perempuan, WD lebih dekat dengan kakak laki-laki WD (AL). WD sangat menyayangi kakak laki-lakinya (AL) dan sebaliknya kakak laki-lakinya pun sangat sayang dan memanjakan WD. Jika WD tidak mau diatur oleh kedua orang tuanya, kakak laki-lakinya (AL) lah yang akhirnya menasehati WD, WD pun mau

menurut kepada kakak laki-lakinya. Kakak laki-laki (AL) WD tidak pernah memukul, mencubit bahkan memarahi WD.

Ya akrab, sama kakak laki.. Sama kakak perempuan ndak.. Kan kakaknya dua, perempuan sama laki, dekatnya lebih dengan yang laki.. (W1, MD61- 62) Ini kakake rodho manut mbek kakake, umpamane misal pagi-pagi tho mau sekolah jam setengah 7 kan masuknya jam setengah 8 jam 7 itu masih main-main kemana-mana, mencari dulu.. Nek mau mandi itu golek-golekan, mencari-cari dulu digoleki mase tho, dijemput mase itu mau pulang,

langsung dialus, “WD pulang mandi” , mau kalau mase manut. (W1, MD288-292)

Iya kalau sama ibuke mlayu-mlayu sek, golek-golekan sek, nganti kulo sewot, tak teot, bar tak teot, dikeras malah tambah ndak mau.. Tambah nekat dia, harus disayang dulu.. (W1, MD295-297)

WD terbiasa bangun pagi sekitar pukul setengah enam pagi. Setelah bangun ia tidak lekas mandi, ia bermain-main dulu dengan anak-anak tetangga hingga pukul setengah tujuh. WD malas mandi, Biasanya WD harus dipaksa dulu untuk mandi sehingga terkadang membuat orang tua WD kesal. Persiapan ke sekolah semuanya disiapkan oleh ibu WD dari mulai buku pelajaran dan pakaian yang akan dipakai. WD masih dimandikan oleh ibunya dan masih dibantu dalam memakai pakaian sekolah. Setelah dimandikan kemudian WD sarapan dan pergi ke sekolah diantar oleh ayahnya.

WD mempunyai banyak teman bermain di lingkungan sekitar rumahnya. Orang tua membebaskan WD untuk bermain dengan anak-anak sekitar rumah. WD sangat senang bermain bola dan sepeda. Terkadang jika WD bermain ia lupa waktu sehingga orangtua atau bibinya marah. Ia bermain hanya disekitar rumahnya saja, jika terlalu jauh WD dimarahi oleh orang tuanya karena orang tua WD khawatir WD tidak dapat pulang kembali ke rumah. Terkadang WD juga mau untuk bermain dengan teman satu kelasnya walaupun WD terlihat lebih suka

berdiam dan mengamati teman-temannya berlarian atau ribut sendiri. Oleh orang tua WD tidak pernah dibatasi untuk berteman dengan teman-temannya.

Iya ikut main sama teman-teman.. Ya bisa.. yo temen-temenne yo itu bisa ngikuti ini (WD) ini apa ya, mudeng ini temen-temenne.. (W1, MD66- 67)Main apa ya itu..? Biasanya main sepeda, balapan, ya sepeda itu.. Sepak bola juga, sering.. (W1, MD70-71)Cuma sekitar sini mbak, ya kawasan depan mesjid itu sampai situ tok, kalau jauh-jauh tak marahi kok mbak.. (W2, MD136-137)

Dokumen terkait