• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terimakasih Atas Partisipasi dan

1.1. Latar Belakang

Pada abad 21 ini, telekomunikasi sudah berkembang dengan pesat. Perkembangan itu dibuktikan dengan munculnya teknologi-teknologi dalam bidang telekomunikasi yang semakin memudahkan manusia untuk berkomunikasi. Layanan telekomunikasi nirkabel yang dikenal saat ini di Indonesia terdiri dari 2 jenis yaitu layanan telekomunikasi Full Mobility atau Mobile Wireless Access (MWA) dan Limited Mobility atau Fixed Wireless Access (FWA), sedangkan teknologi yang digunakan terdiri dari teknologi Global System for Mobile Comunnication (GSM) dan teknologi Code Division Multiple Access (CDMA).

Hal tersebut menuntut setiap perusahaan penyedia layanan jasa telekomunikasi untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengikuti perkembangan teknologi pada masa sekarang ini. Untuk memenuhi permintaan pasar akan jasa telekomunikasi yang beragam, setiap perusahaan akan berlomba untuk mendapatkan dan mempertahankan konsumen yang sudah ada dengan berbagai cara agar tidak beralih ke layanan pesaing. Di Indonesia sampai saat ini, ada beberapa perusahaan penyedia layanan jasa telekomunikasi baik yang menggunakan teknologi Global System for Mobile Comunnication (GSM) maupun teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) seperti terlihat pada Tabel 1.

Di Indonesia liberalisasi bisnis selular dimulai sejak tahun 1999 saat pemerintah mulai membuka kesempatan kepada swasta untuk berbisnis telepon seluler dengan cara kompetisi penuh. Teknologi Global System for Mobile (GSM) datang ke Indonesia pada tahun 1980-an sedangkan teknologi Code Division Multiple Acces (CDMA) mulai dikenal oleh masyarakat ketika PT TELKOM memperkenalkan layanan telepon tanpa kabel TelkomFlexi pada akhir tahun 2002. Meskipun teknologi CDMA baru dikenal oleh masyarakat Indonesia pada tahun 2002 namun jumlah pelanggan CDMA di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup pesat tiap tahunnya. Menurut World Cellular Information Service (WCIS+) tercatat pada akhir 2006 pengguna CDMA di Indonesia baru 7,8 juta. Angka itu melonjak dua kali lipat pada akhir 2007 menjadi 14,4 juta, angka

tersebut meningkat hingga akhir kuartal pertama 2008 mencapai 16,3 juta, pada tahun 2009 menjadi 35 juta dan diprediksikan akan terus tumbuh pada tahun 2010 sampai 2014 seperti terlihat pada tabel 2.

Tabel 1. Perusahaan Penyedia Layanan Telekomunikasi di Indonesia

Perusahaaan Produk KET

TELKOM FixedWireline,Flexi, Speedy Telkomsel Simpati,AS,Halo, Telkomsel

Flash

Indosat Mentari, IM3, Matrix, IM2, StarOne

Exelcomindo XL, Xplore Bakrie Telecom Esia, Wifone

PT. Mobile 8 Fren, Hepi, Mobi 03 Maret 2010

kerjasama menjadi SmartFren

Smart Telecom Smart

Hutchison 3 (Three) Nutrindo Axis Sampoerna Teleomunication Ceria Sumber : Wikipedia,2011

Tabel 2. Estimasi Pelanggan CDMA di Indonesia

Tahun Jumlah Pelanggan

2009 35.000.000 2010 41.000.000 2011 47.000.000 2012 52.000.000 2013 57.000.000 2014 61.000.000

Sumber: Badan Survei World Cellular Information Service, april 2010

Walaupun jumlah tersebut belum bisa menyaingi pengguna GSM namun pengguna CDMA terus menunjukan adanya pertumbuhan dan menjadi alternatif bagi pengguna telepon seluler. Teknologi CDMA didalam persaingan bisnis

telekomunikasi yang memasuki masa jenuh bisa menjadi lahan yang perlu dipertimbangkan karena memiliki beberapa kelebihan yang berpotensi dapat menggeser dominasi GSM yaitu layanan tarif CDMA lebih murah dibandingkan GSM, fitur layanan yang beragam seperti pada teknologi GSM, mendukung akses internet dengan biaya lebih murah dan teknologi CDMA dapat meminimalisasi terjadinya kebocoran sehingga suara dapat lebih jernih.

Saat ini terdapat beberapa perusahaan jasa telekomunikasi yang memiliki produk berbasis teknologi CDMA seperti terlihat pada tabel 3.

Tabel 3. Perusahaan Layanan Telekomunikasi Berbasis CDMA di Indonesia

Perusahaaan Produk Keterangan

TELKOM Flexi

Indosat StarOne

Bakrie Telecom Esia

PT. Mobile 8 Fren, Hepi, Mobi PT.SmartFren (Smartfren)

Smart Telecom Smart

Sampoerna Teleomunication Ceria Sumber :Wikipedia,2011

TelkomFlexi merupakan salah satu produk CDMA yang dikeluarkan oleh PT Telkom Indonesia,Tbk dan menjadi perusahaan pertama yang memperkenalkan produk CDMA dengan layanan Fixed Wireless Access (FWA) kepada masyarakat. Dengan melakukan berbagai inovasi dan promosi yang gencar, merek TelkomFlexi di kenal oleh masyarakat dan mengalami pertumbuhan pelanggan yang meningkat dari awal diluncurkan sampai dengan tahun 2010 seperti terlihat pada tabel 4.

Dari tabel 4 dapat dilihat dari awal kemunculan sampai dengan saat ini TelkomFlexi masih menjadi market leader untuk layanan CDMA berlisensi FWA, walaupun demikian perusahaan harus terus berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan pangsa pasar dan mempertahankan pangsa pasar yang sudah ada karena pada era pasar globalisasi saat ini selain menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru untuk memperluas pasar produk bagi perusahaan, keadaan ini juga memunculkan persaingan yang semakin ketat dan kompetitif baik antar perusahaan domestik ataupun perusahaan asing. Fenomena persaingan tersebut

dapat dilihat dari jumlah pertumbuhan pelanggan setiap penyedia layanan jasa telekomunikasi khusunya yang berbasis CDMA seperti terlihat pada tabel 5.

Tabel 4. Jumlah Pelanggan setiap Produk Telekomunikasi Berbasis CDMA Tahun Merek 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Flexi 4,175,853 5,603,000 13,305,181 15,700,000 18,160,000 14,240,000 StarOne 358,980 627,934 761,589 590,700 550,000 228,000 Esia 1,479,198 3,820,701 7,304,543 10,600,000 13,000,000 14,000,000* Fren 1,825,888 3,012,801 2,701,914 3,000,000 3,500,000* 7000.000** Smart - 115,000 1,530,823 2000,000 2500,000*

Sumber : Badan Pusat Statistik,2010 (jumlah pelanggan 2006 s/d 2008)

Modifikasi dari setiap web perusahaan (jumlah pelanggan 2009 s/d 2011) *- jumlah pelanggan pada Kuartal 1

** - jumlah pelanggan pada Kuartal 3

Dari tabel 4 tersebut dapat dilihat pergerakan pertumbuhan jumlah pelanggan setiap penyedia layanan jasa memang mengalami penurunan yang menandakan bahwa pasar CDMA semakin kompetitif dimana calon pelanggan akan lebih selektif dalam memutuskan pilihan layanan yang akan digunakan. Meskipun TelkomFlexi dari jumlah pelanggan masih menjadi market leader namun perlu diperhatikan nilai pertumbuhan pelanggan mengalami penurunan yang cukup signifikan terutama pada tahun 2011 terjadi pertumbuhan negatif sebesar 21,58% dari tahun 2010 atau penurunan jumlah pelanggan mencapai 3,9 juta . Bila dibandingkan dengan para pesaingnya, TelkomFlexi dibayangi dengan ketat oleh Esia dimana jumlah pelanggan dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan pada tahun 2011 Esia menunjukan perumbuhan positif sebesar 7,67% ini menunjukan Esia berusaha menaklukan pasar dan menjadi pesaing yang handal bagi TelkomFlexi. Selain itu dengan adanya kerjasama antara PT. Mobile 8 dan PT. Smart pada tanggal 03 Maret 2010 dengan meluncurkan produk SmartFren membuat persaingan diindustri CDMA menjadi lebih ketat karena masyarakat disuguhkan dengan berbagai pilihan produk yang bervariasi.

Selain itu, jika dilihat dari jumlah pelanggan TelkomFlexi untuk area Bogor selama kurun satu tahun terakhir ( periode Januari – Desember 2011 ) terjadi penurunan jumlah pelanggan yang cukup signifikan seperti terlihat pada Gambar 1.

Sumber : PT Telkom Bogor, 2012

Gambar 1. Jumlah Pelanggan TelkomFlexi Prabayar Area Bogor

Dilihat dari segi rata-rata pendapatan dari setiap pelanggan atau Average Revenue Per User (ARPU) TelkomFlexi Prabayar pun menunjukan penurunan dari tahun 2009 sampai 2011 dan pendapatan TelkomFlexi secara keseluruhan menunjukan penurunan, namun biaya beban semakin tinggi dari tahun 2009 sampai 2011 termasuk biaya beban iklan dan promosi PT TELKOM secara keseluruhan seperti terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah ARPU, Pendapatan dan Beban TelkomFlexi

Tahun 2007 2008 2009 2010 2011

ARPU ( Ribuan Rupiah)

Flexi Prabayar 42 32 18 13 9

Pendapatan (Milyar Rupiah)

Segmen Telepon Nirkabel - - 3.640 3.125 2.227

Beban (Milyar Rupiah)

Segmen Telepon Nirkabel - - 3.368 2.877 3.671 Beban Iklan&Promosi (Milyar Rupiah)

PT TELKOM - - 1.724 1.994 2.743

Sumber : Laporan Iktisar dan Operasinal PT TELKOM, 2012 (www.telkom.co.id)

Hal ini membuat seluruh jajaran managemen PT TELKOM harus bekerja keras untuk menemukan cara meningkatkan penjualan sehingga dapat menghadapi persaingan, mengembangkan serta merebut market share (pangsa pasar). 116654 105055 90654 90327 78000 79047 82260 71334 64014 79496 62593 59735

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des

Jumlah Pelanggan TelkomFlexi Prabayar Januari - Desember 2011

Salah satu cara yang dilakukan oleh PT TELKOM adalah dengan meluncurkan New Telkom yang ditandai dengan penggantian identitas perusahaan sebagai bentuk transformasi dari sisi bisnis pada 23 Oktober 2009 dengan tujuan untuk mempertahankan pertumbuhan di lingkungan industri yang kompetitif yang diikuti oleh perubahan logo TelkomFlexi yang ditujukan untuk meningkatkan citra, meningkatkan kepuasan pelanggan dan menjadi yang terdepan dalam segala hal (www.scribd.com / PT Telkom Indonesia). Dengan membangun citra merek (brand image) yang kuat dan mapan dimasyarakat akan memiliki posisi yang menonjol dalam persaingan. Merek yang baik adalah merek yang dikenal secara luas, memiliki persepsi kualitas dan asosiasi positif sehingga memiliki kekuatan untuk menarik konsumen dan menyebabkan konsumen bergantung padanya.

Oleh karena itu PT TELKOM AP 3 Dramaga-Bogor perlu mengetahui bagaimana posisi citra merek (brand image) dari produk TelkomFlexi dimata konsumen serta seberapa besar persepsi konsumen tersebut mempengaruhi keputusan pembelian. Hal ini penting agar perusahaan dapat mengetahui apa yang diinginkan konsumen dan apa yang mendasari konsumen dalam hal memilih atau tidak memilih untuk membeli dan menggunakan TelkomFlexi, sehingga perusahaan mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen.

Dokumen terkait