• Tidak ada hasil yang ditemukan

DA = TACit /Tait-1 - NDA

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Latar Belakang

Good Corporate Governance, sebagai sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan, untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada stakeholders (Tjager et al., 2003: 27). Hal ini berkaitan dengan peraturan kewenangan pemilik, direktur, manajer, pemegang saham dan sebagainya. Pengertian Good Corporate Governance menurut FCGI (2001: 3) adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan esktern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan.

Good Corporate Governance didefinisikan sebagai seperangkat aturan dan prinsip-prinsip antara lain fairness, transparency, accountability dan responsibility, yang mengatur hubungan antara pemegang saham, manajemen, perusahaan (direksi dan komisaris), kreditur, karyawan serta stakeholders lainnya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban masing-masing pihak (Putri W, 2006: 12). Banyak pendapat mengenai definisi Good Corporate Governance, dapat disimpulkan secara

keseluruhan bahwa Good Corporate Governance adalah suatu sistem tata kelola perusahaan yang mengatur hubungan antara pihak manajemen, dewan komisaris, pemegang saham dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar berjalan dengan baik dan efektif.

Berdasarkan beberapa kasus skandal pelaporan keuangan telah menimbulkan pertanyaan bagaimana efektivitas penerapan good corporate governance (GCG) dalam sebuah perusahaan untuk meminimalkan manjemen laba. Konflik kepentingan yang terjadi antara pemilik perusahaan dengan manajemen dapat diminimalkan dengan suatu mekanisme monitoring yang mampu menyeimbangkan kepentingan antara pihak manajemen dan pemegang saham maupun pihak lainnya.

Agency theory memberikan gambaran bahwa masalah manajemen laba dapat diminimalisir dengan pengawasan melalui good corporate governance. Corporate governance merupakan suatu konsep untuk meningkatkan kinerja manajemen dalam supervise atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap shareholder dengan mendasarkan pada kerangka perturan. Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Apabila konsep ini diterapkan dengan baik maka diharapkan pertumbuhan ekonomi akan terus menanjak seiring dengan transparansi pengelolaan perusahaan yang makin baik dan nantinya menguntungkan banyak pihak (Nasution dan Setiawan, 2007: 2).

Riset The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG 2002: 48) menemukan bahwa alasan utama perusahaan menerapkan good corporate governance adalah kepatuhan terhadap peraturan. Perusahaan meyakini bahwa implementasi good corporate governance merupakan bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan, dan implementasi good corporate governance yang berhubungan dengan peningkatan citra perusahaan. Perusahaan yang mempraktikkan good corporate governance akan mengalami perbaikan citra, dan peningkatan nilai perusahaan

Definisi manajemen laba yang diungkapkan oleh Sutrisno (2002: 164) yang menyatakan bahwa manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Manajemen laba merupakan area yang kontroversial dan penting dalam akuntansi keuangan. Beberapa pihak yang berpendapat bahwa manajemen laba merupakan perilaku yang tidak dapat diterima, mempunyai alasan bahwa manajemen laba berarti suatu pengurangan dalam keandalan informasi laporan keuangan. Investor mungkin tidak menerima informasi yang cukup akurat mengenai laba untuk mengevaluasi return dan risiko portofolionya. Assih dkk (2000: 115).

Beberapa penelitian menemukan hubungan positif antara mekanisme corporate governance dan kinerja, seperti pada penelitian Darmawati dkk (2005: 72) menggunakan indeks CGPI (Corporate Governance Perception Index) dari hasil survei IICG (Indonesia Institute for Corporate Governance), menyatakan bahwa

corporate governance baru bisa memiliki keterkaitan dengan kinerja operasi perusahaan tetapi belum mampu mempengaruhi kinerja pasar perusahaan.

Beberapa penelitian tentang good corporate governance, ukuran perusahaan dan dewan komisaris telah dilakukan, Difianti (2014: 74) menyebutkan dalam hasil penelitiannya pengungkapan corporate governance, ukuran perusahaan, dan dewan komisaris tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Sedangkan Panjaitan (2012: 67) menyebutkan secara serempak kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Uji parsial menunjukkan hanya kepemilikan manajerial yang berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Siagian (2011: 72) menyebutkan bahwa secara parsial komposisi dewan komisaris mempengaruhi manajemen laba. Ukuran perusahaan, tidak berpngaruh terhadap manajemen laba. Variabel ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kepemilikan konsentrasi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Tambunan (2011: 76)) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba secara parsial, tetapi berpengaruh secara simultan

Ketidakkonsistenan pada penelitian terdahulu mengenai pengaruh penerapan mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba yang telah disebutkan diatas, membuat peneliti terdorong untuk melakukan penelitian kembali setiap variabel dalam penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini merupakan

replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Difianti yang berjudul "Pengaruh pengungkapan Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Pertambangan dan perkebunan Yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2012".

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini mengambil data dari perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI, Sedangkan penelitian terdahulu mengambil data dari perusahaan pertambangan dan perkebunan yang terdaftar di BEI. Perbedaan lain penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini menggunakan data yang diambil dari data perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012-2014, sedangkan penelitian terdahulu mengambil data dari perusahaan pertambangan dan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012.

Alasan peneliti mengambil sampel pada perusahaan Industri Property dikarenakan Industri Property merupakan bidang yang menjanjikan untuk berkembang di Indonesia melihat potensi jumlah penduduk yang besar dengan rasio pemilikan rumah yang cukup rendah. Kondisi lainnya adalah semakin meningkatnya daya serap pasar terhadap produk property serta adanya usaha-usaha untuk menarik investor yang dilakukan oleh pemerintah.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia tahun 2010 menunjukkan bahwa ada 12 perusahaan Real Estate dan Property yang tidak memberikan sinyal mengenai

kondisi perusahaan kepada pemilik sebagai wujud dari tanggungjawab atas pengelolaan perusahaan sehingga informasi yang disampaikan diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya dan menyebabkan manajer mendapat kesempatan untuk melakukan manajemen laba dan juga menyebabkan nilai perusahaan buruk di mata investor. Fenomena inilah yang menarik untuk diteliti karena informasi yang disampaikan merupakan salah satu pencerminan atas kredibilitas terhadap kualitas informasi yang dilaporkan

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2012-2014”

Dokumen terkait