• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting dan berharga. Kehidupan berasal dari air dan kehidupan juga membutuhkan air. Dari seluruh makhluk hidup yang ada terdapat organisme yang hidup tanpa oksigen yaitu bakteri anaerob, namun tak ada satupun organisme yang dapat bertahan hidup lebih lama tanpa air. (Biswajit, 2001).

Air yang kita gunakan setiap hari tidak lepas dari pencemaran yang di akibatkan oleh ulah manusia. Beberapa bahan pencemar seperti bahan mikrobiologik (bakteri, virus, parasit), bahan organik (pestisida, deterjen) dan beberapa bahan inorganik (garam, asam, logam), serta beberapa bahan kimia lainnya sudah banyak ditemukan dalam air yang kita pergunakan (Darmono, 1995). Air permukaan dan air sumur pada umumnya mengandung bahan-bahan metal terlarut seperti Na, Mg, Ca dan Fe. Pencemaran yang dihasilkan dari logam berat sangat berbahaya karena bersifat toksik. Beberapa logam tersebut, seperti logam besi, tembaga, mangan, dan logam-logam lainnya.

Logam berat tersebut dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk membantu kinerja metabolisme pada tubuh. Akan tetapi, akan sangat berbahaya jika dikonsumsi dalam konsentrasi yang berlebih. Apabila air tercemar logam-logam berbahaya akan menimbulkan hal-hal yang buruk bagi kehidupan terutama gangguan kesehatan pada manusia. Logam-logam mineral seperti kalsium dan magnesium juga menjadi salah satu paramater kimia dalam persyaratan kualitas air. Logam-logam tersebut jika memiliki kadar yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya kesadahan pada air. Kesadahan yang tinggi dapat disebabkan oleh limbah industri dan susunan geologis tanah(Sunu,2001).

Lingkungan tempat kita hidup sangat mempengaruhi kualitas kehidupan kita. Beberapa komponen yang sangat erat dalam kehidupan kita ialah udara yang kita hirup setiap saat dan air yang kita minum setiap hari. Udara dan air yang bersih sangat diperlukan untuk kesehatan sehingga dapat menunjang aktivitas kita untuk berkreasi dan menghasilkan hal yang positif. Kebutuhan yang paling utama bagi kesehatan adalah tersedianya air yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Air bersih sangat mempengaruhi kualitas dari air minum yang kita konsumsi. Kualitas air dapat dilakukan dengan beberapa pengujian untuk membuktikan apakah air layak untuk dikonsumsi (Biswajit, 2001).

Sampah mempunyai potensi untuk menimbulkan pencemaran dan menimbulkan masalah bagi kesehatan. Pencemaran dapat terjadi di udara sebagai akibat dekomposisi sampah, dapat pula mencemari air dan tanah yang disebabkan adanya rembesan leachate. Tumpukan sampah dapat menyebabkan kondisi lingkungan fisik dan kimia menjadi tidak sesuai dengan kondisi normal. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan suhu dan perubahan pH tanah maupun air menjadi terlalu asam maupun basa. Tumpukan sampah dapat menjadi sarang ataupun tempat berkembang biak bagi berbagai vector penyakit, misalnya : lalat, nyamuk, tikus dan sebagainya sehingga dapat menyebabkan penyakit (Suhartini, 2008).

Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah telah diketahui telah menjadi salah satu sumber utama pencemar air tanah (Fatta et al, 1999). Sampah yang ditumpuk lambat laun akan mengalami dekomposisi (penguraian) dan berbentuk cair yang mengandung senyawa organik dan senyawa anorganik yang dikenal sebagai air lindi. Air lindi terakumulasi pada bagian dasar TPA dan merembes melalui tanah. Daerah yang berada sangat dekat dengan TPA memiliki peluang yang cukup besar terkontaminasi air lindi dari penguraian bahan organik dan bahan anorganik dari tumpukan sampah. Penelitin–penelitian yang berkaitan dengan pengaruh air lindi yang terbentuk di TPA pada air permukaan dan air tanah telah cukup banyak dilakukan (Saarela, 2003).

Pencemaran air yang mengandung logam berat sangat berbahaya karena bersifat toksik. Beberapa logam tersebut, seperti logam zink, tembaga, mangan dan logam-logam lainnya. Logam berat tersebut sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk membantu kinerja metabolisme pada tubuh. Namun, akan sangat berbahaya jika dikonsumsi dalam konsentrasi yang berlebih. Apabila air sudah tercemar olehlogam-logam berbahaya tersebut akan menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan terutama gangguan kesehatan manusia. Selain logam berat, logam-logam mineral juga dibutuhkan oleh tubuh,seperti kalsium dan magnesium menjadi salah satu paramater kimia dalam persyaratan kualitas air. Logam-logam tersebut jika memiliki kadar yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya kesadahan pada air yang juga dapat merugikan manusia (Sunu, 2001).

Saat ini, masalah utama yang dihadapi dalam pengelolaan sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air.Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara seksama (Effendi, 2003).

Selain itu, kualitas air menjadi menurun juga dipengaruhi oleh pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh manusia, seperti pencemaran air.Sekarang ini beban pencemran dalam lingkungan air sudah semakin berat dengan masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia yang kadang kala sangat berbahaya dan beracun meskipun dalam konsentrasi rendah seperti pencemar logam-logam berat yaitu raksa, timbal, kadmium dan sebagainya. Pada beberapa daerah banyak dijumpai yang kondisi daya dukung lingkungannya sudah menurun, sehingga air yang ada sudah tidak lagi memberikan kenyamanan dan dapat membahayakan bagi kesehatan manusia (Sunu, 2001).

1.2Permasalahan

1. Berapakah kadar logam Fe dan Zn pada air sumur warga yang berada diempat titik TPA Sampah Namo Bintang yang digunakan sebagai air bersih dan sebagai air Minum?

2.Apakah kandungan logam Fe dan Zn yang terdapat pada air sumur tersebut telah memenuhi persyaratan kualitas air minum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Repubik Indonesia No. 492/MEN-KES/PER/IV/2010?

Dokumen terkait