• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jawa Timur merupakan provinsi yang sangat padat dengan jumlah penduduk sebesar 39.075.152 jiwa (BPS Jatim 2016), dimana Jawa Timur memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia setelah Provinsi Jawa Barat (BPS 2015). Hal itu membuat Jawa Timur memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan ekonomi di Indonesia. Tercatat terdapat 4,67 juta unit usaha perindustrian di Provinsi Jawa Timur yang meningkat sebesar 0,46 juta unit usaha perindustrian dibandingkan tahun 2006 yang hanya terdapat 4,21 juta unit usaha perindustrian (SE2016). Dari hasil pendataan tersebut dapat menjadi langkah untuk menakar kekuatan perekonomian Jawa Timur di Indonesia, terutama perekonomian dua kota besar di Jawa Timur yaitu Kota Surabaya dan Kota Malang. Di sisi lain, penguatan sendi perekonomian bangsa juga tidak terlepas dari menguatnya perekonomian pada berbagai aktivitas yang mulai menunjukkan perkembangan cukup pesat, yang mana dengan perkembangan ekonomi yang sangat cepat maka tingkat mobilitas orang, barang, dan atau jasa yang ada di Provinsi Jawa Timur akan terus meningkat, sehingga hal yang perlu diperhatikan akibat meningkatnya mobilitas orang, barang, dan jasa adalah transportasi. Transportasi sendiri didefinisikan sebagai kegiatan pemindahan penumpang, barang, dan atau jasa dari suatu tempat ke tempat lain (Salim,2000). Oleh karena itu, transportasi sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi di suatu daerah atau dapat dikatakan meningkatnya pembangunan infrastruktur transportasi pada suatu daerah berbanding lurus dengan meningkatnya perekonomian di daerah tersebut.

Selain dalam segi perekonomian industri, Jawa Timur juga merupakan daerah yang mendapatkan pendapatan besar dari segi pariwisata. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Jawa Timur melalui pintu masuk

Bandara Juanda pada bulan Juli 2017 naik sebesar 42,58 persen dibanding jumlah kunjungan wisman pada bulan Juni 2017, yaitu dari 16.382 kunjungan menjadi 23.357 kunjungan (BPS Provinsi Jawa Timur). Daerah yang memiliki wisatawan terbanyak adalah Kota Malang. Kota Malang tercatat memiliki jumlah kunjungan di tahun 2015 sebanyak 3.251.367 juta orang, sedangkan jumlah kunjungan wisatawan di tahun 2016 mencapai 5.849.544 juta orang (Wedhantara,2017, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan). Dengan adanya perkembangan pariwisata di Kota Malang tersebut, maka hal yang perlu diperhatikan adalah transportasi. Infrastruktur transportasi menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata di suatu daerah. Hal itu dikarenakan apabila akses transportasi menuju ke daerah pariwisata itu mudah, cepat, dan nyaman maka wisatawan pun banyak yang mengunjungi daerah pariwisata tersebut sehingga dapat meningkatkan perekonomian di daerahnya. Jalur Pandaan – Malang merupakan salah satu bagian jalur yang menghubungkan dua kota besar di Jawa Timur, yaitu Kota Surabaya dan Kota Malang. Tentu jaringan jalan ini yang mendukung perkembangan perekonomian di Jawa Timur. Selain itu, jalur ini merupakan jalur utama dari Kota Surabaya menuju Kota Malang, dimana belum ada jalur alternatif lain yang menghubungkan dua kota besar di Jawa Timur tersebut. Hal itu tentu menyebabkan berbagai jenis kendaraan, mulai kendaraan besar maupun kendaraan bermotor menumpuk di satu jalur ini sehingga menyebabkan jalur ini menjadi padat dan rawan kecelakaan.

Kecamatan Pandaan, Kota Pasuruan bisa dikatakan sebagai daerah industri, hal ini bisa dilihat dari begitu banyaknya perusahaan yang berdiri di Pandaan. Kecamatan Pandaan memiliki 60 industri pabrik dari berbagai bidang yang berada di sepanjang jalur Pandaan – Malang (Situs Daftar Pabrik). Pabrik – pabrik tersebut terletak di kedua sisi jalan Kecamatan Pandaan karena wilayah ini cocok untuk dijadikan kawasan industri. Namun, terdapat permasalahan besar akibat adanya banyak industri yaitu

kepadatan arus lalu lintas di sepanjang jalan tersebut. Hal itu karena banyak arus pendistribusian barang pabrik yang melibatkan kendaraan besar melintasi jalur Pandaan – Malang sehingga arus lalu lintas di sepanjang jalur tersebut menjadi padat. Selain itu, banyaknya pabrik di sepanjang Jalur Pandaan – Malang juga dapat menggangu kelancaran lalu lintas di ja]m – jam tertentu, seperti halnya pada pagi hari yang menjadi jam keberangkatan para buruh pabrik, siang hari yang menjadi jam pergantian shift buruh pabrik, dan sore hari yang menjadi jam kepulangan buruh pabrik. Banyaknya buruh pabrik yang menyeberang jalan dan para penjemput yang bergerombol di depan pintu gerbang pabrik hingga memakan badan jalan akan menyebabkan gangguan kelancaran arus lalu lintas dan kemacetan di sepanjang jalan tersebut.

Banyaknya kendaraan besar yang melintasi jalur Pandaan – Malang juga menyebabkan kerusakan jalan. Semua itu dikarenakan tingginya kapasitas kendaraan besar yang melintasi jalur ini dan tidak jarang kendaraan besar tersebut mengangkut muatan melebihi batas yang diperbolehkan. Kendaraan besar yang mengangkut muatan melebihi kapasitas yang diperbolehkan akan merusak perkerasan jalan yang dilintasinya sehingga sering dijumpai jalan berlubang pada jalur ini. Keadaan ini memaksa pemerintah Kota Pasuruan untuk melakukan perbaikan jalan menggunakan hot mix. Perbaikan jalan seperti ini tentu membutuhkan waktu yang tidak singkat sehingga dapat mengganggu kelancaran lalu lintas di jalur ini.

Dari permasalahan kemacetan yang terjadi pada jalur yang menghubungkan Kecamatan Pandaan dan Kota Malang, tentu menimbulkan berbagai dampak negatif ditinjau dari berbagai segi, baik segi perekonomian daerah karena terhambatnya distribusi barang industri dan pariwisata, serta dari segi ekonomi bagi penumpang kendaraan karena waktu tempuh perjalanan yang lama dan biaya operasional kendaraan karena seringnya kendaraan berhenti di jalan. Oleh karena itu, untuk mengatasi kemacetan pada jalan penghubung Kecamatan Pandaan dengan Kota Malang dan untuk mendukung peningkatan perekonomian di Jawa Timur,

pemerintah pusat dalam hal ini Badan Pengatur Jalan Tol (B.P.J.T) mempertimbangkan perlunya pembangunan Jalan Tol Pandaan – Malang. Proyek ini juga merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo (KPPIP). Jalan Tol Pandaan – Malang dibagi menjadi lima seksi, yaitu Seksi 1 (Pandaan – Purwodadi), Seksi 2 (Purwodadi – Lawang), Seksi 3 (Lawang – Singosari), Seksi 4 (Singosari – Pakis), dan Seksi 5 (Pakis – Malang).

Dengan adanya pembangunan Jalan Tol Pandaan – Malang, diharapkan dapat mengurangi kepadatan arus lalu lintas yang selama ini terjadi di jalur Pandaan menuju Kota Malang. Hal tersebut menyebabkan adanya perpindahan kendaraan dari jalur arteri Kecamatan Pandaan ke jalan Tol Pandaan – Malang yang diharapkan dapat memperpendek waktu tempuh dari Kota Surabaya menuju ke Kota Malang.

Untuk menghindari adanya penanaman modal yang terlalu besar dalam pembangunan proyek ini, maka perlu dilakukannya studi tentang kelayakan dari proyek jalan tol ini. Analisis kelayakan ini sangat penting bagi masyarakat pengguna jalan, pemerintah, dan investor. Pada proyek pembangunan Jalan Tol Pandaan – Malang ini sudah terdapat studi tentang kelayakannya yang dibuat oleh Silasafitri Ciptoningjati, mahasiswa Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember angkatan 2009 dengan judul “Analisis Kelayakan Pembangunan Jalan Tol Pandaan – Malang” pada tahun 2013. Namun, karena adanya perubahan desain yang terjadi selama berjalannya proses pembangunan dari tahun 2016 hingga tahun 2018 dan adanya perubahan antara RTA (Rencana Teknik Akhir) dengan rencana lapangan yang direalisasikan, maka perlu dilakukan studi kelayakan ulang yang ditinjau dari aspek ekonomi dan finansial. Diharapkan dengan adanya tugas akhir Perencanaan Ulang Pembangunan Jalan Tol Pandaan - Malang Ditinjau Dari Segi Ekonomi dan Finansial ini dapat diketahui tentang kelayakan manfaat dan investasinya.

Dalam proses pengerjaan studi kelayakan ulang yang ditinjau dari aspek ekonomi dan finansial ini memiliki perbedaan dengan analisis kelayakan sebelumnya. Dimana pada analisis kelayakan pembangunan Jalan Tol Pandaan – Malang sebelumnya jalan eksisting yang ditinjau adalah keseluruhan yaitu dari Kecamatan Pandaan hingga Kota Malang, sedangkan pada perencanaan ulang pembangunan Jalan Tol Pandaan – Malang ditinjau dari segi ekonomi dan finansial ini jalan eksisting yang ditinjau terbagi menjadi beberapa ruas jalan yang nantinya akan memberikan pengaruh terhadap jalan tol rencana tersebut. Metode trip assignment yang digunakan untuk mengetahui presentase jumlah kendaraan yang nantinya akan melewati Jalan Tol Pandaan – Malang dan kendaraan yang tetap melewati jalan eksisting juga berbeda. Pada analisis kelayakan pembangunan Jalan Tol Pandaan – Malang sebelumnya menggunakan Metode Diversion Curve, sedangkan pada perencanaan ulang pembangunan Jalan Tol Pandaan – Malang ditinjau dari segi ekonomi dan finansial menggunakan Metode Smock. Selain hal itu, perbedaan antara analisis kelayakan pembangunan Jalan Tol Pandaan – Malang sebelumnya dengan perencanaan ulang pembangunan Jalan Tol Pandaan – Malang ditinjau dari segi ekonomi dan finansial saat ini terletak pada pembagian zona untuk mengetahui perpindahan kendaraan dalam analisis trip assignment. Dimana pada analisis kelayakan pembangunan Jalan Tol Pandaan – Malang sebelumnya tanpa pembagian zona dengan asumsi perjalanan dari Kecamatan Pandaan hingga kota Malang, sedangkan pada perencanaan ulang pembangunan Jalan Tol Pandaan – Malang ditinjau dari segi ekonomi dan finansial dibagi menjadi 5 seksi sesuai data perencanaan jalan tol.

Pada tugas akhir ini, akan dianalisis kelayakan Jalan Tol Pandaan – Malang dengan merekapitulasi data-data volume kendaraan di jalan eksisting (jalan nasional dan jalan provinsi) yaitu jalan dari Kecamatan Pandaan sampai Kota Malang dengan pembagian ruas tertentu yang nantinya akan memberikan pengaruh terhadap jalan tol rencana. Kemudian menghitung derajat

kejenuhan dari jalan eksisting sebelum dibangun Jalan Tol Pandaan – Malang untuk mengetahui kinerja lalu lintas jalan tersebut. Setelah itu dilakukan perhitungan untuk mengetahui presentase perpindahan kendaraan dari jalan eksisting ke Jalan Tol Pandaan – Malang dengan analisis trip assignment menggunakan metode Smock. Dari analisis trip assignment maka didapatkan volume kendaraan yang akan melewati jalan tol rencana sehingga dapat menghitung derajat kejenuhan dari jalan tol rencana. Dimana jalan dikatakan jenuh apabila derajat kejenuhannya > 0,75. Setelah itu, menghitung penghematan (saving) biaya operasional kendaraan (BOK) dan nilai waktu, mengitung pemasukan dari tarif jalan tol, serta menghitung besarnya pengeluaran dari biaya pembebasan lahan, biaya pembangunan konstruksi, dan biaya pemeliharaan operasional Jalan Tol Pandaan – Malang.

Untuk menentukan kelayakan dari pembangunan Jalan Tol Pandaan – Malang ini ditentukan dari besarnya nilai Benefit Cost Ratio (BCR), Net Present Value (NPV), Payback Return, dan Internal Rate of Return (IRR). Pembangunan proyek dikatakan layak apabila nilai BCR >1, nilai NPV > 0, Payback Return < lama

konsesi pembangunan, dan IRR > Discount Rate.

Dokumen terkait