• Tidak ada hasil yang ditemukan

LATAR SEJARAH INTERVENSI NEGARA DAN

Gambaran Singkat Kota Makassar

Kota Makassar terletak pada koordinat 119° 24’17’38” Bujur Timur dan

5°8’6’19 Lintang Selatan. Pada tahun 2011 jumlah penduduk kota ini tercatat sebanyak 1.352.136 jiwa dengan rincian, penduduk laki-laki sebanyak 667.681 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 684.455 jiwa. Kota dengan luas wilayah administratif 175,77 Km2, terdiri atas 14 kecamatan, 143 kelurahan, 971 RW (Rukun Warga), dan 4.789 RT (Rukun Tetangga) berbatasan dengan wilayah administratif :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkep  Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa  Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar  Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros

Secara geografis, Kota Makassar berada pada bagian tengah diantara pulau-pulau besar lain dari wilayah kepulauan nusantara sehingga menjadikan

kota dengan sebutan “angin mammiri” ini menjadi pusat pergerakan spasial dari wilayah Barat ke bagian Timur maupun dari Utara ke Selatan Indonesia. Karena posisinya yang demikian strategis, menjadikan kota yang sudah berstatus “Kota Metropolitan” ini memiliki daya tarik bagi para imigran, baik dari daerah-daerah sekitar Sulawesi Selatan maupun dari provinsi-provinsi lain terutama dari kawasan Timur Indonesia untuk mencari pekerjaan dan sekaligus menjadikannya sebagai tempat tinggal baik untuk sementara waktu maupun untuk menetap. Sebagaimana umumnya iklim di daerah khatulistiwa, Makassar juga beriklim tropis. Sesuai pencatatan stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar, secara rata-rata kelembaban udara sekitar 79 persen, temperatur udara sekitar 25,1° - 29,1°, dan rata-rata kecepatan angin 4,2 knot.

Makassar merupakan kota pesisir dengan topografi wilayah yang relatif datar dan ketinggian tanah berkisar antara 1 - 25 m, dengan kemiringan rata-rata 5 derajat kearah timur. Kedalaman perairan pantai Kota Makassar di sekitar Dermaga Soekarno-Hatta bervariasi antara 9 hingga 17 meter. Secara umum di bagian utara cenderung menjadi lebih dalam, dengan garis kontur sejajar garis dermaga. Wilayah laut terdalam terdapat pada jarak 650 meter dari arah dermaga ke laut bebas dengan kedalaman mencapai 17 meter. Pada bagian Utara Dermaga

“Soekarno Hatta” terdapat Dermaga “Paotere” tempat sandar perahu/kapal nelayan ikan maupun perahu/kapal barang antar pulau-pulau kecil sekitar Makassar dan Pulau Sulawesi. Sedangkan pada bagian Selatan terdapat Dermaga

“Kayu Bangkoa” dan Dermaga tempat pelelangan ikan (TPI) Jalan Pasar ikan. Dermaga “Kayu Bangkoa” tepat berada kurang lebih 100 meter sisi kiri arah Selatan Benteng Rotterdam Makassar, di dermaga inilah sandar perahu/kapal

motor sebagai armada angkutan barang maupun orang ke pualu-pulau sekitar Makassar termasuk dari dan ke Pulau Barrang Lompo.

Gambar 4.1 Peta lokasi Pulau Barrang Lompo dilihat dari Makassar

Gambaran Umum Kelurahan Barrang Lompo

Sejarah Singkat Asal Mula Penamaan Barrang Lompo

Penduduk awal pulau ini berasal dari Gowa, (saat ini sebagian wilayahnya telah menjadi wilayah otonomi tersendiri yaitu Makassar) dan dari tanah Mandar (saat ini tepatnya di Kabupaten Majene Sulawesi Barat). Karena itu penamaan pulau ini juga didasarkan oleh pandangan dua etnis tersebut di atas. Versi etnis

Makassar, mengatakan bahwa kata “Barrang Lompo” berasal dari kata “Barakka

Lompo”. Istilah ini didasari oleh anggapan mengenai adanya tujuh tokoh berpengaruh yang dimakamkan di pulau ini, oleh komunitas pulau diartikan sebagai berkah besar (“Barakka Lompo”). Menurut mereka (warga pulau) karena berkat keberadaan makam tujuh tokoh tersebut, sehingga pulau ini mengalami kemajuan dan dikenal oleh kalangan luar hingga lintas pulau bahkan manca negara. Versi etnis Mandar, mengatakan bahwa istilah “Barrang Lompo” dari kata Barrang itu sendiri (nama tanaman perdu yang mirip tebu, oleh orang Mandar dinamai Barrang, sedangkan orang Makassar menamai Tabussala, adapun orang Bugis menamai Uraso). Konon ketika orang Mandar mendarat pertama kali di pulau ini, mereka melihat pada hamparan pulau banyak ditumbuhi tanaman perdu tersebut dan batangnya besar-besar, karena itu mereka kemudian

Makassar

P.Br.Lompo

menyebut pulau ini (waktu itu masih berupa Gusung atau kampung/dusun)

sebagai “Barrang Lompo”. Demikianlah penamaan pulau “Barrang Lompo” dan

hingga saat ini kedua versi tersebut tetap dipertahankan oleh komunitas pulau ini.

Perlu juga diketahui bahwa Pulau “Barrang Lompo” merupakan tempat

persinggahan para pelayar untuk mengambil perbekalan air minum sebelum memasuki Makassar dan setelah meninggalkan Makassar.

Beberapa tokoh yang pernah singgah di pulau ini yang paling berpengaruh adalah Syekh Tuan Karama’ Bah Alwi Assegaf, seorang penganjur Islam dan yang pertama kali tiba di pulau ini sekitar tahun 1625 Masehi. Konon beliau salah seorang turunan langsung (ke 25) nabi Muhammad SAW dan juga guru dari Syekh Yusuf. Ketika pertama kali terlihat (yang hingga saat ini penduduk setempat tidak mengetahui entah dari mana datangnya dan dengan cara bagaimana dia datang), saat itu bertepatan dengan hari jum’at maka beliau mengumpulkan

warga untuk melaksanakan sholat jum’at, namun karena jamaahnya tidak sampai

40 orang, maka beliau hanya Sholat Dzuhur saja. Konon pada tempat sujud beliau itulah kemudian dibangun masjid pertama di pulau ini dan sekaligus sebagai masjid ketiga didirikan di kerajaan Gowa ketika itu. Pembangunan masjid ini berlangsung tidak berselang lama setelah Masjid Katangka (Gowa) dibangun.

Wilayah Administrasi

Wilayah Kelurahan Barrang Lompo berada di Pulau Barrang Lompo itu sendiri yang merupakan bagian dari wilayah administrasi Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar. Pulau ini merupakan salah satu pulau yang tergolong ke dalam kelompok kepulauan Spormonde yang terletak di sisi Barat wilayah Kota Makassar dengan jarak kurang lebih 13 Km. Waktu tempuh dengan menggunakan perahu/kapal motor kurang lebih satu jam. Diantara 5 pulau Spormonde yang masuk wilayah Kota Makassar, Pulau Barrang Lompo merupakan pulau termaju dan terbanyak kedua jumlah penduduknya setelah Pulau Kodingareng. Dari ke lima pulau tersebut, Barrang Lompo merupakan satu-satunya pulau yang terdapat sumber air tawar. Keberadaan sumber air tawar tersebut oleh masyarakat pulau mengatakan karena adanya pohon sukun yang tumbuh subur di pulau ini. Secara administrasi kelurahan Barrang Lompo dibagi menjadi 4 Rukun Warga (RW) dengan total luas wilayah 20,38 Ha. Dari hasil analisis data didapatkan luasan masing-masing RW sebagaimana terlihat pada tabel 4.1 di bawah ini :

Tabel 4.1. Pembagian administrasi sesuai RW di Kel.Br. Lompo

NO Pembagian RW Luas (Ha)

1 RW I 3,73

2 RW II 5,33

3 RW III 6,50

4 RW IV 4,82

Total 20,38

Gambar 4.2 Peta Pembagian wilayah Pulau Barrang Lompo menurut RW

Demografi

Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin dan Kepala Keluarga

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Makassar (BPS, 2010) Kelurahan Barrang Lompo memiliki jumlah penduduk 4.209 jiwa yang terdiri atas 2.022 orang laki-laki dan 2.187 orang perempuan. Jumlah rumah tangga adalah 973, sehingga rata-rata jumlah anggota keluarga pada tahun 2010 adalah 4 orang. Dari luasnya yang hanya 20,38 Ha menyebabkan kepadatan penduduk pulau ini mencapai 8.896 per Km persegi.

Jumlah penduduk Kelurahan Barrang Lompo tiap tahunnya mengalami peningkatan. Kurun waktu 5 tahun terakhir dari data BPS, terlihat peningkatannya meskipun tidak secara signifikan. Selain itu, jumlah kepala keluarga juga mengalami peningkatan tiap tahunnya. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan cukup nampak. Jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibanding jumlah penduduk laki-laki, meskipun pada tahun 2007 jumlahnya hampir sama. Sehingga seks rasio laki-laki terhadap perempuan dari tahun 2004-2010 berkisar 92,24 – 100,04.

Tabel 4.2 Kondisi Demografi Kel. Barrang Lompo Lima Tahun Terakhir

Tahun Jumlah Rumah

Tangga (KK) Penduduk (jiwa) Laki- Laki Perempu- an Seks Ratio 2004 796 3.978 1.930 2.048 92,24 2006 941 3.923 1.918 2.005 95,66 2007 928 4.046 2.024 2.023 100,04 2009 956 4.147 1.992 2.155 92,44 2010 973 4.209 2.022 2.187 92,46

Sumber data : Kelurahan Barrang Lompo dalam angka, tahun 2010

Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Penduduk Kelurahan Barrang Lompo dominan menganut agama Islam. Sisanya yaitu penganut agama Protestan, Katolik, dan Hindu. Pada umumnya penduduk yang telah tinggal cukup lama dan turun temurun di kelurahan ini merupakan penduduk yang beragama Islam, adapun agama lain misalnya: Hindu, Katholik, dan Protestan dianut oleh beberapa orang pendatang yang hijrah dari tempat tinggalnya ke kelurahan ini baik sebagai pekerja misalnya PNS, TNI/POLRI ataupun sebagai buruh nelayan. Meskipun di pulau ini ada penganut agama lain selain Isalm, tapi jumlahnya sangat sedikit makanya rumah ibadah yang ada hanya ada dua masjid. Data ini juga terlihat bahwa penganut agama Hindu, Katholik sangat stabil jumlahnya, kecuali penganut agama Protestan secara kuantitas mengalami peningkatan meskipun sangat kecil. Sementara penganut agama Islam jumlahnya relatif berfluktuatif, antara lain pada tahun 2009 menurun drastis namun secara perlahan pada tahun 2010 jumlahnya bertambah lagi meskipun masih relatif kecil, lihat diagram 4.1

Diagram 4.1 Jumlah penduduk Pulau Barrang Lompo menurut agama

Sumber data : Kelurahan Barrang Lompo dalam angka, tahun 2010

2004 2006 2007 2009 2010 Hindu 1 1 1 1 1 Katolik 1 1 2 1 1 Protestan 7 7 8 9 9 Islam 3914 4037 4548 4102 4141 3914 4037 4548 4102 4141 7 7 8 9 9 1 1 2 1 1 3400 3600 3800 4000 4200 4400 4600 4800 Ju m lah

Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

Penduduk yang menghuni Pulau Barrang Lompo dalam lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan dan bahkan peningkatannya cukup siqnifikan pada tahun 2010. Jumlah perempuan lebih banyak dari pada laki-laki meskipun tidak terlalu siqnifikan berbeda. Secara umum penduduk pulau ini berkarakteristik yaitu : penduduk usia produktif yaitu usia 15–59 tahun lebih banyak dibanding usia non produktif dan cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Demikian pula penduduk dengan usia sekolah 9 tahun (5-14 tahun) dan usia (0-4 tahun) jumlahnya sangat dominan dari pada kelompok usia yang lain. Sementara kelompok usia 65 tahun ke atas jumlahnya juga cenderung mengalamai peningkatan dari tahun ke tahun. Data ini berarti bahwa potensi sumber daya tenaga kerja di pulau ini sangat besar dan telah terjadi peningkatan usia harapan hidup yang lebih baik. Penduduk suatu wilayah yang berkarakteristik seperti ini dapat menjadi modal utama dalam menjalankan proses pembangunan. Untuk lebih jelasnya lihat Tabel 4.3 :

Tabel : 4.3 Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur lima tahun terakhir

Kel. Umur

Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dalam lima tahun terakhir

2006 2007 2009 2010 L P L P L P L P 0 - 4 262 252 514 276 254 530 272 271 543 299 273 572 5 - 9 225 248 473 237 250 487 234 267 501 256 269 525 10-14 232 238 470 245 240 485 241 256 497 264 258 522 15-19 208 182 390 219 184 403 216 196 412 237 197 434 20-24 203 205 408 214 207 421 211 220 431 231 222 453 25-29 165 177 342 174 179 353 171 190 361 188 192 380 30-34 153 155 308 161 156 317 159 167 326 174 168 342 35-39 147 114 261 155 115 270 152 122 274 167 123 290 40-44 86 112 198 91 113 204 90 120 210 98 121 219 45-49 59 74 133 62 75 137 62 80 142 67 80 147 50-54 59 55 114 62 55 117 62 60 122 67 60 127 55-59 40 55 95 42 55 97 42 60 102 46 60 106 60-64 24 37 61 25 37 62 25 39 64 27 40 67 65+ 55 101 156 58 102 160 57 108 165 63 109 172 Total 1918 2005 3923 2021 2022 4043 1994 2156 4150 2184 2172 4356 Sumber data : Kecamatan Ujung Tanah dalam angka, tahun 2011

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Lapangan Kerja

Pekerjaan utama penduduk di Pulau Barrang Lompo adalah nelayan yang dikelompokan atas nelayan pencari teripang (pattaripang), nelayan pedagang (padanggang) dan nelayan penangkap ikan. Nelayan penangkap ikan ini dapat dikelompokkan atas dua bagian. Pertama, nelayan penangkap ikan yang menggunakan peralatan sederhana misalnya pancing, pana, bubuk, jala, dan pukat dangkal. Kedua, nelayan penangkap ikan yang menggunakan peralatan modern. Kelompok nelayan ini mampu menjangkau wilayah tangkapan yang jauh dari

pulau sehingga membutuhkan waktu minimal satu sampai dengan dua minggu baru balik. Agar ikan tangkapan mereka awet, maka mereka membawah es secukupnya, itulah sebabnya kelompok nelayan ini disebut “Pa’ES”. Data ini diperoleh melalui wawancara dengan beberapa tokoh dan pelaku usaha di bidang ini. Sedangkan data sekunder tahun 2010 hanya meliputi bidang pekerjaan sebagaimana terlihat pada Tabel di bawah ini :

Tabel 4.4 Jumlah penduduk menurut Jenis Lapangan Kerja 5 Tahun Terakhir Jumlah penduduk

berdasarkan Lapangan Kerja 2006 2007 2009 2010

Bidang Industri 25 27 29 29 Konstruksi Bangunan 17 21 31 30 Angkutan Transportasi 7 9 12 12 Pemerintahan 24 27 31 31 Jasa Lain 15 24 33 35 Jumlah 88 108 136 137

Sumber data : Kelurahan Barrang Lompo dalam angka, 2010

Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa terdapat beberapa bidang pekerjaan yang ditekuni oleh masyarakat Pulau Barrang Lompo yaitu dalam bidang industri salah satunya industri pengeringan ikan. Selain itu juga ada yang bekerja di bidang konstruksi bangunan, konstruksi bangunan ini sangat diperlukan oleh masyarakat kelurahan ini, disebabkan oleh pembangunan yang cukup tinggi di daerah ini. Sementara penduduk yang bekerja di bidang transportasi juga sangat dibutuhkan, karena lokasi kelurahan ini yang harus ditempuh melalui jalur laut. Sehingga ada yang mengambil angkutan massal dan sewaan. Dalam bidang pemerintahan terdapat beberapa penduduk yang bekerja sebagai pegawai kelurahan, polisi, guru, dan lain sebagainya. Jasa lain yang dimaksudkan disini adalah beberapa warga yang membuka warung toko kelontong dan makanan, usaha penginapan, gerobak sayuran, buah-buahan serta ikan dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya data ini dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.2 Jumlah penduduk berdasarkan Jenis Lapangan Kerja selain nelayan Kelurahan Barrang Lompo, tahun 2010

21% 22% 9% 23% 25% Bidang Industri Konstruksi Bangunan Angkutan Transportasi Pemerintahan Jasa Lain

Sosial Budaya

Masyarakat Kelurahan Barrang Lompo merupakan masyarakat pulau yang didominasi oleh masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan. Karena itu pada masyarakat ini sudah pasti kita akan menemukan adanya status sosial yang didasarkan atas kepemilikan kapal dan kekayaannya. Pada umumnya para pemilik kapal (juragan) juga menjadi orang kaya dan karena kekayaanya itu sehingga mampu membangun rumah yang bagus dan dari situ mereka mendapat prestise (penghargaan) masyarakat. Pada umumnya kekerabatan di pulau ini masih sangat tinggi sebagaimana juga terlihat pada komunitas pulau-pulau lainnya di nusantara, dimana masyarakat masih mengenal satu sama lainnya bahkan mereka dapat saling kenal dalam satu pulau/kelurahan. Tabel di bawah ini menunjukkan jumlah keluarga berdasarkan tingkat kesejahtraannya. Dari data kelurahan Barrang Lompo dalam angka sebagaimana terlihat pada tabel dan grafik di bawah dapat kita ketahui bahwa terjadi peningkatan status kesejahteraan pada semua level masyarakat dari tahun ke tahun. Ini berarti bahwa masyarakat di pulau ini mengalami peningkatan kesejahteraan hidup dari tahun ke tahun meskipun peningkatan kesejahteraan itu kurang signifikan (kecil).

Tabel 4.5 Jumlah keluarga berdasarkan tingkat kesejahtraan di Kelurahan Barrang Lompo

Tingkat Keluarga Sejahtra 2004 2006 2007 Prasejahtra 123 123 124 Sejahtera I 336 336 339 Sejahtera II 377 377 389 Sejahtera III 56 56 60 Jumlah 892 892 912

Sumber data : Kelurahan Barrang Lompo dalam Angka,2010

Sementara itu penyakit yang diderita oleh masyarakat Kelurahan Barrang Lompo cenderung disebabkan oleh jenis mata pencahariannya. Dari diagram di bawah dapat diketahui bahwa penyakit yang sebagian besar diderita oleh masyarakat kelurahan ini adalah penyakit pada sistem otot dan jaringan, lalu disusul oleh penyakit saluran pernapasan bagian atas. Banyaknya kasus penyakit pada sistem otot dan jaringan (lumpuh) yang dialami masyarakat di pulau ini terutama disebabkan oleh resiko pekerjaannya sebagai penyelam teripang. Pekerjaan ini mereka lakoni pada kedalaman yang bervariasi antara 10 meter hingga 150 meter ke dasar laut dan kadang-kadang tanpa pengaman yang memadai sehingga sangat beresiko. Akibatnya tidak sedikit dari para penyelam ini menemui ajalnya di laut saat melakukan penyelaman. Hal ini disebabkan baik karena kekurangan oksigen maupun karena keram otot akibat terlalu lama beredam di air yang bersuhu dingin. Penyebab lain adalah karena kehabisan darah setelah terkena (di iris) tiram saat menyelam terlalu dalam, sehingga mereka sudah kehabisan darah sebelum muncul di permukaan laut.

Tabel 4.6 Jenis Penyakit yang Diderita oleh Masyarakat Kel. Barrang Lompo Jenis Penyakit yang diderita 2004 2006 2007 2009 2010

penyakit saluran pernapasan 254 112 120 136 140

penyakit pd sistem otot dan

jaringan 578 578 600 718 720

penyakit diare 200 200 241 163 172

penyakit cingivitis dan

periodental 98 98 105 141 161

penyakit TB Paru-paru 66 66 69 30 37

kulit krn infeksi 256 256 269 231 241

sal.pern.bgn atas 254 276 418 418

tekanan darah tinggi 124 124 136 142 162

kecelakaan dan luka bakar 56 56 59 30 34

kulit 75 75 90 50 57

mata 167 187

jumlah 1.707 1.819 1.965 2.226 2.329

Sumber data : Kelurahan Barrang Lompo dalam Angka, 2010

Tradisi masyarakat yang masih dijumpai di pulau ini antara lain adalah : 1. Dzikir tahunan, menyambut 1 Muharram selama 3 jumat berturut-turut

sebagai songka bala (tolak bala) agar warga pulau terhindar dari musiba. 2. Barazandji tiap malam jumat di masjid tua.

3. Songkabala (tolak bala), tradisi meminta keselamatan warga atau keluarga yang sementara melaut, dengan cara menaruh beras, gula merah, kelapa, telur, lilin dan sejumlah uang ke dalam baku-baku (wadah semacam keranjang) lalu dibawah ke orang pintar untuk dibaca (didoakan).

4. Pa’rappo (pappasabbi), ritual yang diadakan di tempat penangkapan atau pencarian teripang untuk memohon izin kepada para makhluk ghaib penjaga laut sebagai penghormatan agar tidak diganggu. Tradisi ini dilakukan dengan cara menaruh pisang satu sisir/beras, telur ayam sebutir, daun siri, lilin dan uang minimal Rp.500,- pada baku-baku (wadah semacam keranjang) lalu dibaca (didoakan) kemudian di hanyutkan disekitar wilayah tangkapan.

Ekonomi Masyarakat

Sebagian besar masyarakat Kelurahan Barrang Lompo bekerja sebagai nelayan. Dari data terlihat bahwa dari berbagai bidang pekerjaan yang digeluti masyarakat pulau ini terdapat sekitar 65% yang berkecimpung dari sektor nelayan dan lainnya bekerja pada sektor wiraswasta, perdagangan dan kerajinan. Sektor kerajinan tangan merupakan bidang pekerjaan yang paling sedikit (dapat dihitung jari) di geluti. Untuk melihat keanekaragaman mata pencaharian masyarakat Kelurahan Barrang Lompo lebih rinci terdapat pada tabel 4.7 berikut ini :

Tabel 4.7 Jumlah Kegiatan Ekonomi Masayarakat Kelurahan Barrang Lompo

No RW Jenis Pekerjaan

Nelayan Wiraswasta Pedagang Pengrajin

1 RW I 79 13 13 0

2 RW II 54 9 45 3

3 RW III 144 13 36 1

4 RW IV 75 24 34 1

Jumlah 352 59 128 5

Sumber data : Kelurahan Barrang Lompo dalam angka, 2010

Hasil tangkapan nelayan di Kelurahan Barrang Lompo beranekaragam, namun penangkapannya lebih banyak masih bersifat tradisional menggunakan teknologi sederhana, kecuali pencarian teripang pada umumnya sudah menggunakan peralatan semi modern. Adapun hasil tangkapan para nelayan di pulau ini antara lain seperti : teripang, cumi-cumi, ikan, tiram dan lainnya. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.3 di bawah ini :

Gambar 4.3 Hasil tangkapan nelayan Pulau Barrang Lompo

Cumi-cumi Teripang Tiram

Sektor Perdagangan

Kegiatan sektor perdagangan di Kelurahan Barrang Lompo masih dalam taraf pemenuhan kebutuhan lokal saja. Beberapa jenis usaha perdagangan yang ada antara lain : toko barang campuran, toko bangunan, warung kopi, warung makan dan pedagang keliling. Cara pemasarannya dengan membuka toko/warung di depan rumah mereka sendiri dan beberapa masyarakat berinisiatif menjajakkan dagangannya mengelilingi Pulau Barrang Lompo dengan menggunakan gerobak. Sedangkan barang-barang yang dijual merupakan kebutuhan rumah tangga.

Disamping itu ada juga usaha sektor jasa misalnya usaha hiburan malam berupa permainan bola sodok.

Barang yang diperdagangkan di Kelurahan Barrang Lompo berasal dari Kota Makassar. Barang-barang dagangan tersebut diangkut dengan menggunakan Kapal pengangkut penumpang dan kapal-kapal yang khusus untuk mengangkut barang. Khusus kapal pengangkut barang pada umumnya sandar di dermaga menjelang sore hari dan sekaligus membongkar muatannya dan meninggalkan dermaga sebelum tenggelam matahari. Karena pada waktu itu dermaga telah sepi dari kegiatan kapal penumpang. Pengahsilan masyarakat dari sektor ini pun bervariasi mulai dari Rp 100.000,- sampai dengan Rp 1.000.000,-/hari.

Gambar 4.4. Peta Sebaran Perdagangan di Kelurahan Barrang Lompo

Transportasi, Jaringan Jalanan dan Dermaga Pelabuhan

Sebagai suatu daerah kepulauan, maka sudah sewajarnya jika Kelurahan Barrang Lompo menggunakan sistem transportasi darat dan transportasi laut. Transportasi laut menggunakan kapal reguler dengan rute Pulau Barrang Lompo - Kota Makassar. Kapal reguler yang melayani rute tersebut berjumlah 3 buah yang berangkat dari Pulau Barrang Lompo pukul 07.00 WITA. Sedangkan kepulangan dari Kota Makassar melalui pelabuhan rakyat Kayu Bangkoa pada pukul 11.00 WITA.

Guna memenuhi transportasi darat masyarakat Kelurahan Barrang Lompo menggunakan sepeda motor, namun yang belum memiliki sepeda motor biasanya

berjalan kaki mengingat jarak tempuh perjalanan yang singkat. Sedangkan untuk pengangkutan barang, mereka menggunaka motor pengangkut yang biasa disebut oleh masyarakat setempat “ojek” (motor gandengan). Seiring dengan kemajuan perekonomian masyarakatnya, maka jumlah sepeda motor pribadi terus meningkat. Karenanya makin memudahkan warga untuk saling mengunjungi, walaupun moda transportasi ini kurang begitu efektif untuk kondisi Pulau Barrang Lompo.

Gambar 4.5. Kondisi Kapal Penumpang Reguler Kelurahan Barrang Lompo

Gambar 4.6. Kondisi Angkutan Penumpang dan Barang di Kelurahan Barrang Lompo

Jaringan jalan yang ada saat ini di Kelurahan Barrang Lompo yaitu jalan skala kelurahan yang lebih tepatnya menjadi penghubung antar rumah yang satu dengan rumah yang lain. Sedangkan lebarnya cukup variatif antara 2 – 5 dengan kondisi semua jaringan jalan menggunakan paving block. Masih belum adanya pembagian hirarki maupun fungsi jalan di kelurahan ini menyulitkan identifikasi terhadap jaringan jalan itu sendiri.

Berdasarkan klasifikasi, jalan di Kelurahan Barrang Lompo dapat dibagi menjadi 2 yaitu Jalan Lokal Sekunder III dan Jalan Lingkungan. Panjang keseluruhan jalan masing-masing adalah untuk Jalan Lokal Sekunder III

sepanjang 3.105 meter dan Jalan Lingkungan sepanjang 1.960 meter. Untuk lebih jelasnya tentang klasifikasi jalanan dan dermaga pelabuhan di Kelurahan Barrang Lompo dapat dilihat pada tabel 4.8, Gambar 4.7 dan 4.8.

Tabel 4.8 Klasifikasi Jalanan di Kelurahan Barrang Lompo

No Klasifikasi Jalan Panjang Jalan

(meter)

Lebar Jalan (meter)

Ornamen Jalan

1 Lokal Sekunder III 3.105 3-5 Tiang

Listrik

2 Lingkungan 1.960 2-3 Tidak ada

Gambar 4.8 Kondisi Eksisting Dermaga Penumpang dan Barang Kelurahan Barrang Lompo

Kondisi Air Bersih

Air bersih yang saat ini digunakan warga merupakan air tanah atau sumur. Air tanah yang ada pada dasarnya terbagi atas dua yaitu air yang digunakan warga untuk mandi dan mencuci terdiri dari 2 sumur, dan air yang digunakan warga untuk memasak yang terdiri dari 1 sumur. Selain itu terdapat juga instalasi penyulingan yang dikelola oleh pihak swasta namun tidak digunakan oleh warga dikarenakan instalasi tersebut sedang bermasalah dalam pengadaannya.

Gambar 4.9 Kondisi Sumber Air dan Instalasi Air Bersih di

Tata Bangunan

Sekitar 760 bangunan yang terdata, 96% atau sebanyak 647 bangunan merupakan fungsi hunian. Hal ini sejalan dengan kondisi tutupan lahan yang didominasi oleh permukiman seperti yang sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya. Berdasarkan jenis bangunannya, 41% masih merupakan bangunan

Dokumen terkait