• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paradigma Penelitian

Secara umum paradigma diartikan sebagai seperangkat kepercayaan atau keyakinan dasar yang menuntun sesorang untuk bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berbagai literatur ditemukan beragam pengertian paradigma sebagaimana dikemukakan oleh beberapa tokoh antara lain; seperti dikemukakan oleh Thomas Khun, paradigma adalah pandangan mendasar dari suatu komunitas ilmuan tentang apa yang menjadi pokok kajian yang semestinya harus dipelajari dari suatu disipilin ilmu pengetahuan (Ritzer, 1985). Pandangan lain dikemukakan oleh Guba, paradigma adalah seperangkat keyakinan mendasar yang memandu tindakan-tindakan kita, baik tindakan keseharian maupun dalam penyelidikan ilmiah (Guba, 1990).

Ke-dua pandangan di atas berbeda makna dengan pengertian paradigma yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu : 1. paradigma adalah daftar semua bentukan dari sebuah kata yang memperlihatkan konjugasi (penggabungan inti) dan deklinasi (perbedaan kategori) dari kata tersebut.; 2. paradigma adalah model dari teori ilmu pengetahuan; 3.paradigma adalah kerangka berfikir. Dalam kamus sosiologi (1989) didefinisikan, paradigma adalah pola yang meliputi sejumlah unsur, yang berkaitan secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Atas berbagai pandangan di atas, maka secara umum dapat dikatakan bahwa paradigma adalah sudut pandang atau cara pandang kita terhadap sesuatu. Paradigma yang digunakan dalam menghampiri suatu peristiwa akan menghasilkan perbedaan yang mendasar dalam jawaban, dan makna yang dideduksi. Paradigma selalu mendahului keseluruhan rangkaian kegiatan untuk memberi arti/makna penelitian kita.

Semula para ilmuan mengelompokkan paradigma penelitian atas dua aliran besar yaitu : aliran kuantitatif yang dengan tegas memisahkan antara peneliti dengan obyeknya (obyektivisme), aliran ini biasa juga dikenal sebagai aliran naturalistic. Sementara yang lainnya aliran kualitatif yang justru dengan tegas menyatakan bahwa peneliti dengan obyeknya tak terpisahkan, karenanya kebenaran mengenai obyek kajian merupakan hasil konstruksi bersama antara peneliti dengan obyeknya (subyektivisme), aliran ini sering disebut aliran humanistic (Verger, 1986).

Seiring dengan perkembangan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan, ke-dua aliran tadi masing-masing melahirkan turunan baru yang kemudian dari masing-masing turunan tersebut, diikuti oleh munculnya

paradigma yang lebih baru lagi sebagai akibat dari “ketidakmampuan” paradigma lama dalam menjelaskan fenomena baru dalam masyarakat. Adapun paradigma dimaksud yaitu : aliran kauntitatif turunannya adalah paradigma positivistik dan paradigma pospositivistik, sedangkan aliran kualitatif turunannya adalah paradigma konstruktivistik dan teori kritis (Denzin, 1994). Keberagaman dari paradigma yang ada hingga saat ini dapat terjadi karena adanya perbedaan

mendasar dari para komunitas ilmuan pada masing-masing disiplin ilmu pengetahuan dalam hal : filofis, teori dan metodologi yang mereka gunakan dalam mengungkapkan realitas yang dikaji (Ritzer, 1985).

Terkait dengan uraian di atas, penelitian ini menggunakan paradigma pospositivistik (Denzin dan Lincoln, 2000, Creswell, 2002). Kelahiran paradigma pospositivistik ini untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan paradigma positivistic yang hanya mengandalkan kemampuan pengamatan semata terhadap obyek yang diteliti. Dari segi ontologisnya, aliran ini bersifat critikal realism yang memandang bahwa realitas memang ada dalam kenyataan sesuai dengan hukum alam, tetapi suatu hal yang mustahil bila suatu realitas dapat dilihat secara benar oleh manusia (peneliti). Karena itu, secara metodologis pendekatan eksperimental melalui observasi tidaklah cukup, tetapi harus meggunakan metode triangulasi yaitu penggunaan multi metode, sumber data, dan teori.

Secara ontologis, peneliti melihat bahwa intervensi negara dan penetrasi pasar menyebabkan penyusutan/kemorosotan (dekapitalisasi) kapital sosial yang selama ini dimiliki komunitas nelayan pulau-pulau kecil, dan meskipun secara kuantitas kapital sosial mungkin saja bertambah (rekapitalisasi), namun secara kualitatif hal itu tidak dirasakan oleh komunitas nelayan sebagai suatu kemajuan menjadi realitas nyata. Secara epistemologis peneliti berusaha mengungkap realitas dengan mendekati obyek kajian selain secara obyektif juga dilakukan pendekatan dari dalam atau peneliti dengan obyek penelitian tidak terpisahkan (bersifat subyektif) dengan memadukan (triangulasi) berbagai instrumen pengumpulan data. Aspek axiologi penelitian ini yaitu bahwa nilai yang dianut peneliti tidak sampai pada tataran ikut mempengaruhi (secara agitatif) jalan pikiran tineliti (obyek) untuk membangun kesadaran tineliti akan situasi dan posisi yang dihadapinya selama ini (Agus Salim, 2001).

Secara metodologis, penelitian ini ; 1) mengutamakan analisis komprehensif, kontekstual, dan multilevel analisis, 2) kriteria kualitas penelitian adalah historical situatedness, yakni sejauh mana penelitian memperhatikan konteks historis, sosial, budaya, ekonomi, dan politik (Hidayat, 2000). Selanjutnya untuk memaknai dan membangun pemahaman tersebut di atas, peneliti menggunakan gaya retorika penolakan atau ketidaksepahaman (ketidaksetujuan) dan bahkan pertentangan dari realitas yang dialami tineliti dengan menggunakan konsep-konsep utama antara lain eliminasi, marginalitas, hegemoni, dekapitalisasi, dan rekapitalisasi (Ben Agger, 2009).

Pendekatan Penelitian

Penelitian ini memadukan pendekatan survey dan studi kasus. Survey dilakukan untuk mengungkapkan/menggambarkan bagaimana dinamika perkembangan kapital sosial dan bagaimana proses berlangsungnya intervensi negara dan penetrasi pasar terhadap perubahan kapital sosial pada komunitas nelayan di daerah penelitian. Sedangkan untuk mendalami kasus-kasus tertentu maka dilakukan melalui studi kasus.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung di komunitas Pulau Barrang Lompo (PBL) Makassar. Lokasi penelitian ditentukan secara purposif berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sebagaimana disyaratkan dalam suatu metode penelitian. Sebagai misal, bahwa Pulau Barrang Lompo merupakan salah satu pulau yang selama ini banyak diintervensi oleh pembangunan dan penetrasi pasar. Petimbangan lain, bahwa Pulau Barrang Lompo merupakan salah satu gugusan pulau-pulau kecil yang letaknya berdekatan dengan wilayah Kota Makassar sehingga pulau tersebut menjadi salah satu pulau kunjungan wisata. Itulah sebabnya sehingga pulau ini sering kali didatangai oleh orang-orang luar sebagai wisatawan lokal maupun manca negara.

Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 1 (satu) tahun. Kegiatan penelitian di mulai dari tahap persiapan lapangan yang dilaksanakan pada awal bulan Desember 2011. Kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data, analisis dan interpretasi data lapangan berlangsung dari Bulan Januari 2012 hingga Bulan Juli 2012 . Penulisan Draft awal dapat diselesaikan pada akhir bulan Januari 2013 dan finalisasi disertasi pada bulan Juni 2014.

Populasi dan Sampling

Populasi sampling dari penelitian ini yaitu rumah tangga, dan yang menjadi populasi sasaran adalah rumah tangga nelayan. Sementara yang menjadi responden adalah kepala rumah tangga yaitu suami dan atau istri. Unit analisis dari penelitian ini yaitu komuitas nelayan. Penentuan responden dilakukan secara stratified random sampling atau sampling pengelompokan atas dasar pembagian wilayah RW dan status sosial nelayan yang terdiri atas : nelayan pemilik modal atau juragang, ponggawa dan buruh nelayan (sawi). Untuk mengetahui besaran responden dari populasi yang ada, ditentukan dengan menggunakan teknik sampling proporsional yaitu 10 responden/RW dari 4 RW yang ada. Atas dasar itu sehingga didapatkan responden sebanyak 40 orang. Dari 10 orang responden/RW terdiri atas 2 orang juragang, 4 orang ponggawa dan 4 orang buruh nelayan (sawi). Penelitian ini juga melibatkan beberapa informan untuk melakukan wawancara mendalam. Metode penentuan sumber informasi atau informan menggunakan metode snowballing yaitu perolehan atau penentuan informan yang terlebih dahulu melalui informan kunci kemudian dari situ informan berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari informan kunci sebelumnya, demikian seterusnya hingga sampai pada situasi kejenuhan data dan saat itu pengumpulan data/informasi dihentikan. Informan terdiri atas : 5 tokoh masyarakat, pemerintah ( 2 oang aparat kelurahan), 3 orang pelaku usaha, 1 orang pengurus LSM dan 1 orang pengurus organisasi kepemudaan.

Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Data penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui survey sebagai metode utama yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data kuantitaif, sedangkan untuk mengumpulkan data kualitatif sebagai metode tambahan menggunakan observasi terbatas dan wawancara mendalam (indefth interview) yang dilengkapi dengan catatan harian sebagai instrument penelitian. Data kuantitatif diolah menggunakan SPSS dan dianalisis dengan menggunakan statistika sederhana dalam bentuk tabel prosentase. Sementara untuk kasus-kasus tertentu dianalisa secara kualitatif.

Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan bagian penting dari suatu proposal penelitian agar konsep-konsep yang dibahas dapat dioperasionalkan di lapangan. Adapun konsep-konsep yang akan di defenisi operasionalkan dalam peneltian ini antara lain adalah sbb :

Kapital sosial : adalah menyangkut segala sumber daya sosial yang dimiliki oleh masyarakat (komuitas) tertentu yang meliputi ; kepercayaan (trust), jaringan (network), kerjasama (resiprositas/nilai) dan norma.

Kepercayaan : merupakan keyakinan akan kredibilitas seseorang atau system, terkait dengan berbagai hasil atau peristiwa.

Jaringan : merupakan hubungan-hubungan sosial yang terbentuk baik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok sehingga meghasilkan kerja sama.

Resiprositas/nilai : pola-pola kerjasama yang terbentuk dalam suatu komunitas berupa saling tolong menolong dan tukar menukar kebutuhan hidup dan dianggap baik oleh anggota masyarakat.

Norma : aturan main bersama yang menuntun prilaku seseorang atau memberikan kita suatu cara untuk mengorientasikan diri kita terhadap orang lain. Norma dapat berupa : kebiasaan, tata kelakuan dan hukum. Kebiasaan adalah cara-cara yang lazim, wajar dan berulang dilakukan oleh sekelompok orang.

Kapital sosial sebagaimana tersebut di atas, dapat dibagi kedalam tipe bounding social capital, bridging social capital dan linking social capital.

Bounding sosial capital : yaitu ikatan sosial (kuat) yang terjadi didalam komunitas yag dapat berupa ; nilai, kultur (tradisi) dan persepsi.

Bridging sosial capital : yaitu ikatan sosial yang terjadi antara suatu komuitas dengan komunitas lainnya, hal ini dapat berupa institusi, mekanisme.

Linking sosial capital : yaitu hubungan atau jaringan yang terjadi antara komuitas dengan lembaga formal misalnya pemerintah, berupa hubungan berdasarkan status sosial di dalam masyarakat.

Komunitas pulau-pulau kecil : yaitu masyarakat yang jumlahnya maksimal 200.000 jiwa, hidup pada pulau-pulau yang secara geografis terpisah dengan

pulau induknya dengan luas maksimal 10.000 Km. dan secara sfesifik memiliki kesamaan dan ikatan yang menyatukan mereka antara lain ikatan geografis, perasaan/sikap, dan ikatan norma sosial (adat istiadat).

Komuitas nelayan : yaitu masyarakat yang tinggal di daerah pesisir, yang umumnya bekerja mencari ikan atau organisme laut lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dengan ciri-ciri spesifik yang khas yaitu segala aktifitasnya senantiasa bersentuhan dengan lingkungan laut dan pesisir.

Intervensi Negara : yaitu lembaga formal berupa aturan formal, program pembangunan, birokrasi dan administrasi yang menghegemoni komunitas.

Penetrasi Pasar : yaitu prilaku anggota masyarakat yang dipengaruhi oleh proses kapitalisasi dan monetenisasi. Kapitalisasi yaitu proses masuknya pemodal sebagai suatu kekuatan yang mempengaruhi perekonomian. Monetenisasi yaitu proses dimana setiap prilaku anggota masyarakat selalu didasarkan pada fungsi uang sebagai alat penukaran barang atau jasa dalam berinteraksi.

Tabel 3.1 Matriks pengembangan konsep menjadi variabel untuk data kuantitatif

Konsep Variabel Skala

ukuran Alat

Jaringan dalam keluarga

Intensitas bertemu dengan anggota keluarga.

Banyaknya anggota keluarga yang diajak bicara dalam ukuran waktu tertentu.

Intensitas berbicara dengan anggota keluarga.

Intensitas makan bersama anggota keluarga.

Keakraban dengan anggota keluarga.

Ordinal Kuesioner

Jaringan antar teman

Intensitas menghubungi teman. Intensitas mengunjungi/dikunjungi

teman.

Banyaknya teman yang diajak bicara dalam ukuran waktu tertentu.

Intensitas makan bersama teman. Intensitas memberi bantaun dalam

berbagai bentuk kepada teman. Banyaknya teman yang bertamu. Banyaknya teman yang dikunjungi

dalam waktu tertentu.

Ordinal Kuesioner

Jaringan antar tetangga

Tingkat penerimaan tetangga saat dimintai sebagai tempat menitipikan anak.

Intensitas mendapatkan bantuan dari

tetangga saat dibutuhkan.

Intensitas memberi bantuan kepada tetangga saat dibutuhkan.

Intensitas saling kunjungan antar tetangga.

Intensitas melakukan pekerjaan yang menyenangkan bagi tetangga.

Banyaknya tetangga yang dikunjungi dalam waktu tertentu.

Tingkat pengetahua nama-nama tetangga.

Jaringan kerja di luar

komunitas

Apakah tempat bekerja berada di luar komunitas.

Apakah ada teman,relasi,kenalan keluarga di luar komunitas. Apakah memiliki teman di tempat

kerja

Perasaan puas memiliki banyak teman yang berada di luar komunitas.

Ordinal Kuesioner

Resiprositas

Intensitas menyumbang dana/tenaga secara spontan untuk kegiatan sosial dalam komunitas.

Intensitas menyumbang dana/tenaga pada musibah yang menimpa anggota komunitas lain.

Intensitas bertukar pikiran dan ide. Intensitas melakukan inisiatif untuk

mengadakan kegiatan sosial di dalam/di luar komunitas.

Intensitas saling memberi makanan dengan tetangga

Ordinal Kuesioner

Partisipasi dalam komunitas

Intensitas menghadiri pertemuan dalam lingkungan

Intensitas membantu komunitas secara sukarela

Intensitas keterlibatan sebagai pengurus RT

Intensitas keterlibatan sebagai pengurus pada perhimpunan atau organisas lokal.

Intensitas keikutsertaan dalam aksi kolektif masyarakat di lingkungan tempat tinggal.

Intensitas ikut serta dalam aktivitas mengatasi krisis.

Partisipasi di luar komunitas

Intensitas menjadi anggota aktif organisasi tertentu.

Intensitas keaktifan dalam aktivitas organisasi di luar komunitasnya.

Ordinal Kuesioner

Toleransi

Pendapat terhadap kehadiran suku lain dan pengaruhnya dalam komunitas. Tingkat kesenangan untuk

berdampingan hidup dengan orang yang berbeda.

Tingkat perasaan suka/benci terhadap suku lain yang berprilaku berbeda dengannya.

Tingkat penerimaan jika dipimpin oleh suku lain.

Tingkat kesediaan berteman dengan siapa saja tanpa melihat latar belakang sosial ekonomi.

Tingkat kesediaan bekerjasama antar kelompok.

Ordinal Kuesioner

Norma

Tingkat penerimaan norma dalam komunitas.

Tingkat ketaatan pada kebiasaan, adat istiadat dan hukum.

Ordinal Kuesioner

Tabel 3.2 Matriks pengembangan konsep menjadi sub konsep untuk data kualitatif.

Konsep Uraian Konsep yang akan digali Skala

ukuran Alat

Nilai hidup dan kehidupan

Rasa dihargai oleh masyarakat dalam dan di luar komunitas.

Pandangan mengenai hidup di dunia. Perasaan bahagia atas pencapain

hidup saat ini dalam hal material, prestise dan kedudukan.

Penilaian terhadap pencapaian hidup.

Nominal Panduan wawancara

Kepercayaan (trust)

Warga percaya bahwa rumahnya akan aman jika ditinggal pergi. Warga percaya bahwa tetangga akan

ikut mengawasi keamanan rumahnya jika ditinggal pergi.

Warga percaya bahwa tetangganya adalah orang yang baik.

Nominal Panduan wawancara

Warga merasa aman jika berjalan sendirian di pulau terutama saat malam hari.

Persetujuan warga bahwa setiap orang dalam komunitas dapat di percaya.

Kepercayaan warga kepada pemerintah.

Kepercayaan warga kepada tokoh masyarakat.

Kepercayaan warga kepada LSM Kepercayaan warga kepada pelaku

aktivitas usaha, pendidikan dsb.

Norma

Kebiasaan-kebiasaan dalam komunitas.

Tata kelakuan anggota masyarakat terhadap anggota masyarakat lainnya. Nominal Panduan wawancara Intervensi negara Bagaimana program-program pembangunan mempengaruhi kapital sosial. Nominal Panduan wawancara Penetrasi pasar

Bagaimana derasnya arus barang masuk ke pulau dan komersialisasi hasil laut mempengaruhi kapital sosial.

Nominal Panduan wawancara

4. LATAR SEJARAH INTERVENSI NEGARA DAN PENETRASI

Dokumen terkait