1. Memperkirakan manfaat analisis kebutuhan program berdasarkan unsur internal dan eksternal.
2. Menganalisis kebutuhan program pengawasan dihubungkan dengan visi sekolah, misi sekolah, dan tujuan sekolah.
3. Menganalisis ketercapaian program pengawasan tahun sebelumnya. 4. Memilih program pengawasan dihubungkan dengan hasil EDS.
5. Memilih analisis kebutuhan program pengawasan sesuai dengan kebutuhan sekolah. 6. Menentukan tujuan penyusunan program pengawasan.
7. Memilih bagan yang paling tepat untuk pembinaan program pengelolaan dan administrasi sekolah bagi kepala sekolah.
8. Memilih komponen yang berkaitan dengan uraian tugas pengawasan.
9. Memilih urutan logis bagan pembinaan program pengawasan bagi kepala sekolah. 10. Menentukan bagan yang menggambarkan langkah dalam penyusunan program
pengawasan manajerial.
C. Uraian Materi
Program pengawasan sekolah adalah rencana kegiatan pengawasan yang akan dilaksanakan oleh pengawas sekolah dalam kurun waktu (satu periode) tertentu. Program pengawasan di awali dengan identifikasi hasil pengawasan yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya dan identifikasi kebijakan di bidang pendidikan. Identifikasi hasil pengawasan menggambarkan sejauh mana ketercapaian tujuan pengawasan yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya. Identifikasi dilakukan untuk menjaga kesinambungan kegiatan pengawasan serta menjamin efektivitas dan efisiensi pengawasan.
Identifikasi hasil pengawasan tahun sebelumnya berisi uraian tentang hasil yang telah dicapai dalam kegiatan pengawasan tahun sebelumnya mencakup: (1) hasil penilaian, (2) hasil pembinaan, (3) hasil pemantauan, serta (4) pembimbingan dan pelatihan terhadap setiap komponen pendidikan pada semua sekolah binaan. Deskripsi hasil pengawasan dinyatakan secara kuantitatif ataupun kualitatif sesuai dengan sasaran program. Perbedaan yang telah dicapai dengan target/tujuan yang dicapai menjadi rumusan kebutuhan program pengawasan berikutnya. Pemilihan program pengawasan
berikutnya juga perlu mempertimbangkan visi dan misi yang ditetapkan sekolah serta hasil EDS juga perlu dijadikan dasar penentuan program pengawasan. Penetapan program pengawasan yang demikian akan menghasilkan program pengawasan yang terarah dan tepat sasaran
Kegiatan pengawasan sekolah dikembangkan atas dasar hasil pengawasan pada tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa pengawasan sekolah harus dilaksanakan secara berkesinambungan. Dalam hal ini diterapkan prinsip peningkatan mutu berkelanjutan (continuous quality improvement). Pengolahan dan analisis hasil pengawasan yang telah dilakukan tahun sebelumnya diarahkan untuk menetapkan prioritas tujuan, sasaran, metode kerja, serta langkah-langkah kegiatan dalam program pengawasan tahun berikutnya. Output pengolahan dan analisis hasil pengawasan harus mampu memberikan gambaran mengenai kondisi sekolah binaan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Walaupun terjadi pergantian pengawas sekolah yang baru harus tetap memperhatikan apa yang telah dilaksanakan dan dicapai oleh pengawas sebelumnya.
Kegiatan pengawasan sekolah mengacu pada kebijakan pendidikan, baik itu kebijakan pendidikan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di tingkat pusat ataupun Dinas Pendidikan setempat (provinsi dan kabupaten/kota). Kebijakan pendidikan yang dikeluarkan pemerintah merupakan amanah yang wajib dikerjakan oleh pihak sekolah. Untuk memastikan pelaksanaan kebijakan tersebut, pengawas sekolah memasukkannya dalam program pengawasan yang relevan.
Program pengawasan sekolah merupakan pedoman bagi pengawas sekolah dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Program pengawasan hendaknya disusun selaras dengan visi, misi dan tujuan pendidikan di sekolah binaan. Satuan pendidikan merumuskan dan menetapkan visi serta mengembangkannya. Visi satuan pendidikan dijadikan sebagai cita-cita bersama warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang. Visi yang baik mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan. Dirumuskan berdasarkan masukan dari berbagai warga satuan pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan nasional.
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Misi satuan pendidikan memberi arah dalam mewujudkan visi satuan pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu dan menjadi dasar program pokok satuan pendidikan. Misi yang baik menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan oleh satuan pendidikan dan memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program satuan pendidikan.
Tujuan satuan pendidikan merupakan gambaran tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat tahunan). Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat. Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh satuan pendidikan dan pemerintah. Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah dan diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala sekolah. Disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan. Program yang disusun diarahkan pada layanan profesional
pengawas sekolah dalam rangka pencapaian tujuan yang dicapai dengan keterlaksanaan visi untuk mewujudnyatakan visi yang berdampak pada peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
EDS merupakan mekanisme evaluasi internal yang dilakukan oleh tim yang terdiri atas kepala sekolah bersama guru, komite sekolah, dan orang tua peserta didik. Tim sekolah menganalisis data EDS untuk mengidentifikasi permasalahan sekolah dan menentukan penyebab masalah, serta mencarikan alternatif pemecahannya. Hasil EDS dimanfaatkan sebagai bahan untuk menyusun program pengembangan sekolah dan laporan kepada dinas pendidikan tentang pencapaian sekolah untuk pengembangan lebih lanjut. Pemilihan program pengawasan juga perlu mempertimbangkan hasil EDS, sehingga pelaksanaan pengawasan di sekolah tersebut sesuai dengan kebutuhan sekolah dalam mengembangkan sekolahnya. Program pengawasan yang dipilih berdasarkan hasil EDS juga menyokong penyelesaian masalah yang teridentifikasi pada EDS.
Kegiatan pengawasan sekolah diawali dengan penyusunan program kerja yang dilandasi oleh hasil pengawasan pada tahun sebelumnya. Tujuan penyusunan program pengawasan sebagai berikut: 1) Pelaksanaan Pengawasan lebih terencana dan terarah, 2) Pelaksanaan pengawasan memiliki sasaran dan target yang jelas, 3) Pengawas sekolah memiliki pedoman dan pertanggungjawaban dalam bekerja.
Ruang lingkup kegiatan dalam program pengawasan manajerial adalah sebagai berikut: 1. Penilaian kinerja yang akan dilakukan terhadap:
a. Kepala sekolah.
b. Tenaga kependidikan lain (tenaga administrasi, laboran, pustakawan). 2. Pembinaan yang akan dilakukan terhadap:
a. Organisasi sekolah dalam persiapan menghadapi akreditasi sekolah. b. Kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah.
c. Tenaga kependidikan lain (tenaga administrasi, laboran, pustakawan) dalam pelaksanaan tugas pokoknya masing-masing.
d. Penerapan berbagai inovasi pendidikan/pengelolaan sekolah.
e. Pengawas sekolah pada jenjang di bawahnya dalam bentuk bimbingan untuk melaksanakan tugas pokok pengawasan.
3. Pemantauan yang akan dilakukan terhadap: a. Pengelolaan dan administrasi sekolah .
b. Pelaksanaan delapan standar nasional pendidikan. c. Lingkungan sekolah.
d. Pelaksanaan ujian sekolah dan ujian nasional. e. Pelaksanaan penerimaan siswa baru.
f. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.
g. Sarana belajar (alat peraga, laboratorium, perpustakaan). 4. Pembimbingan dan pelatihan yang akan dilakukan terhadap:
a. Kepala sekolah.
b. Tenaga kependidikan lainnya (tenaga administrasi, laboran, pustakawan).
Sekolah sebagai suatu sistem terdiri atas komponen-kompenen yang saling terkait dan saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan. Berbagai input mulai dari siswa, guru, biaya, serta instrumental dan environmental input lainnya harus dapat didayagunakan seefektif mungkin dalam proses transformasi, untuk menghasilkan output berupa peserta didik yang memiliki seperangkat nilai, sikap, pengetahuan serta keterampilan baru. Untuk
mendayagunakan semua sumber daya tersebut, diperlukan administrasi dan pengelolaan sekolah yang baik.
Kata ‘administrasi’ berasal dari bahasa Latin, “ad” dan ”ministrare”. Ad berarti intensif, ministrare berarti melayani, membantu, dan memenuhi. Administrasi berarti melayani secara intensif (Husaini Usman, 2006). Selanjutnya, Simon (1987) menafsirkan bahwa administrasi sebagai seni untuk menyelesaikan sesuatu. Kegiatan administrasi ditekankan pada proses dan metode untuk menjamin suatu tindakan yang tepat.
Administrasi dapat dipandang sebagai proses dan dapat pula dipandang sebagai tugas (kewajiban). Administrasi sebagai proses merupakan kegiatan yang meliputi: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan/kepemimpinan dan pengawasan/ pengendalian. Keempat komponen tersebut merupakan suatu sistem yang terpadu, yakni antara satu dengan lainnya saling berkaitan secara utuh. Artinya, perencanaan harus diorganisasikan, diarahkan, dan diawasi. Pengorganisasian juga harus direncanakan, diarahkan, dan kemudian dikendalikan. Begitu pula pengendalianpun harus direncanakan, diorganisasikan, dan diarahkan. Oleh karena itu administrasi sekolah merupakan kegiatan penyediaan, pengaturan dan pendayagunaan segenap sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah secara efektif dan efisien.
Paling tidak ada tiga prinsip atau azas yang harus selalu diperhatikan dalam pengelolaan sekolah, yaitu partisipasi, transparansi dan akuntabilitas. Ketiga hal ini diharapkan dapat mendorong peningkatan mutu pendidikan yang selama ini belum menggembirakan. Partisipasi, menuntut setiap penyelenggara dan pengelola sekolah melibatkan stakeholder dalam perumusan erbagai kebijakan. Transparansi mengharuskan sekolah terbuka, terutama dalam pemerolehan dan penggunaan dana, sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat. Transparansi tidak akan terjadi tanpa didukung oleh akuntabilitas, yaitu pertanggungjawaban pihak sekolah terhadap orang tua dan masyarakat, tidak hanya dalam aspek pengelolaan sumber daya, namun juga dalam proses pembelajaran dan pelayanan yang mereka berikan.
Adapun bidang tugas yang harus dikelola di dalam administrasi sekolah antara lain mencakup: (1) administrasi kurikulum dan pembelajaran (2) administrasi kesiswaan, (3) administrasi pendidik dan tenaga kependidikan, (4) administrasi sarana dan prasarana pendidikan, (5) administrasi keuangan/pembiayaan, (6) administrasi program hubungan sekolah dengan masyarakat, (7) administrasi program bimbingan dan konseling, dan (8) administrasi persuratan.
Pembinaan merupakan kegiatan pembimbingan melalui bantuan profesional terhadap kepala sekolah menuju tercapainya kompetensi yang ingin dicapai mengacu kepada kompetensi kepala sekolah yang dimuat pada Permendiknas nomor 13 tahun 2007. Tujuan peningkatkan kompetensi kepala sekolah yang ditandai dengan meningkatnya kinerja dalam pelaksanaan tugas. Berikut ini merupakan bagan yang menggambarkan langkah yang ditempuh pengawas sekolah dalam pembinaan program pengelolaan dan administrasi sekolah oleh kepala sekolah.
Gambar 3.Bagan Pembinaan Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Administrasi Sekolah
Secara detail setiap tahapnya diuraikan sebagai berikut: 1. Perencanaan Pembinaan:
a. identifikasi hasil pengawasan aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang telah dicapai.
b. identifikasi permasalahan pengelolaan dan administrasi sekolah yang belum tuntas.
c. perumusan tujuan pembinaan dan indikator keberhasilan. d. penentuan metode/teknik pembinaan.
e. penentuan skenario kegiatan, disesuaikan dengan jadwal dan waktu.
f. penentuan sumber daya yang diperlukan, dapat berupa bahan, fasilitas, manusia. g. penentuan instrumen yang akan digunakan.
2. Pelaksanaan Pembinaan
a. pelaksanaan pembinaan sesuai dengan skenario (langkah atau tahapan pembinaan yang sistematis dan logis yang disesuaikan dengan jadwal dan waktu).
b. pengumpulan data hasil pembinaan (menggunakan instrumen yang telah ditetapkan) selama atau setelah pembinaan.
3. Analisis Data
a. Analisis kelebihan dan kelemahan dari hasil pembinaan.
b. Penentuan prioritas masalah dari hasil analisis data pada poin 1 (satu).
c. Masukan/umpan balik dan membuat rencana tindak lanjut bagi kepala sekolah. 4. Umpan Balik/ Feedback
a. penyampaian kekuatan dan kelemahan kepala sekolah dalam mengelola administrasi sekolah.
b. penentukan rencana tindak lanjut.
5. Kegiatan Tindak Lanjut/Follow Up untuk Perbaikan
Kegiatan tindak lanjut dilakukan berfungsi sebagai penguatan, pengembangan kemampuan kepala sekolah, serta sebagai bagian dari mekanisme memotivasi kepala sekolah meningkatkan profesionalismenya, yaitu:
a. penguatan dan penghargaan kepada kepala sekolah yang menunjukkan kinerja yang memenuhi atau melampaui tujuan/indikator keberhasilan; dan
b. pemberian kesempatan kepada kepala sekolah untuk mengikuti program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan (workshop, lokakarya, dll) di KKKS sesuai dengan rencana tindak lanjut.
Program pengawasan yang baik mendukung pencapaian visi, misi, tujuan dan program pendidikan di sekolah binaan, dan terarah serta berkelanjutan dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Adapun langkah-langkah yang ditempuh agar menghasilkan program tersebut dapat digambarkan seperti bagan berikut:
Gambar 4. Langkah-langkah Penyusunan Program Pengawasan
Bagan adalah penggambaran secara grafik dari narasi langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program. Bagan berfungsi untuk biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut. Bagan dibuat dengan tujuan utama untuk membuat rangkaian sistem atau langkah-langkah suatu program/kegiatan menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami. Proses di lingkungan organisasi pada umumnya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berulang. Setiap siklus kegiatan tersebut biasanya dapat diuraikan ke dalam beberapa langkah-langkah yang lebih kecil.
Uraian langkah-langkah kegiatan tersebut, memudahkan melaksanakan suatu program secara berurutan, dan pembaganan dapat meringkas urutan langkah-langkah kegiatan. Berdasarkan urutan langkah-langkah dapat mencari langkah mana saja yang bisa diperbaiki atau dikurangi serta ditambahkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program. Bagan yang berupa diagram alur memiliki fungsi yang penting. Ada beberapa tahapan cara membuat bagan. Tahapan tersebut harus dilaksanakan secara bertahap dan berurutan untuk menghasilkan hasil gambaran aliran yang baik dan sesuai standar.
Membuat bagan memiliki prosedur tertentu, harus sesuai dengan berbagai ketentuan yang berlaku.
1. Persiapkan bagian utama bagan yang akan menjadi jantung atas percabangan bagan. Tiga bagian itu adalah bagian input, bagian proses, serta bagian output. 2. Buat gambar simbol pada lembar pembuatan bagan sebagai bagian untuk tempat
mengisi penjelasan.
3. Sesuaikan posisi simbol-simbol tersebut dengan tiga bagian utama bagan yang telah ditentukan sebagai input, proses, dan output.
4. Hubungkan simbol-simbol yang telah dibuat dengan konektor garis berpanah. Lakukan secara cermat, jangan salah menggambarkan arah panah.
5. Berikan keterangan dalam setiap simbol, dan jika diperlukan untuk membuat percabangan dari diagram arus atas tiga bagian utama yang telah ada, maka lakukan dengan cara yang sama, yaitu dengan membuat gambar simbol pada bagian yang diperlukan (simbol usahakan berbeda dari simbol utama).
6. Koneksikan simbol-simbol yang baru Anda buat dengan bagian utama bagan tersebut dengan konektor berpanah, sesuaikan arah panahnya, dan beri keterangan dengan singkat dan jelas.
7. Lakukan hingga semua bagian yang diperlukan selesai digambar dalam bentuk diagram di atas kertas.
Beberapa petunjuk yang harus diperhatikan dalam membuat bagan yaitu: 1. Bagan digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari kiri kekanan.
2. Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
3. Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas. 4. Setiap langkah dari aktivitas harus dideskripsikan dengan kata kerja 5. Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.
6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.
7. Percabangan-percabangan yang memotong aktivitas yang sedang digambarkan tidak perlu digambarkan pada bagan yang sama.
8. Simbol konektor harus digunakan dan percabangannya diletakan pada halaman yang terpisah atau hilangkan seluruhnya bila percabangannya tidak berkaitan dengan program/kegiatan.
9. Gunakan simbol-simbol bagan yang standar.
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan 1.1 Berpikir Reflektif tentang Manfaat Analisis Kebutuhan Program Berdasarkan Unsur Internal dan Eksternal (45 menit)
Saudara diminta untuk menjawab pertanyaan berikut dan jawaban Saudara ditulis pada LK 1.1.
LK 1.1 Manfaat Analisis Kebutuhan Program
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Apakah Saudara sudah pernah menganalisis kebutuhan program berdasarkan unsur internal dan eksternal sekolah?
2. Jika ”belum”, mengapa Saudara belum pernah menganalisisnya? 3. Jika ”sudah”,apakah manfaat yang diperoleh dari analisis tersebut?
Kegiatan 1.2 Menganalisis Hasil Supervisi Manajerial (90 menit)
Untuk memulai suatu program supervisi manajerial, Saudara harus terlebih dahulu mengidentifikasi hasil pengawasan yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya dan identifikasi kebijakan di bidang pendidikan yang sedang diimplementasikan. Pada kegiatan 1.2 ini Saudara berlatih melakukan identifikasi hasil pengawasan berdasarkan ilustrasi berikut.
Jika Saudara Pengawas SD bacalah ilustrasi berikut!
Berikut ini merupakan hasil supervisi manajerial yang dilakukan oleh Bapak Taren (Pengawas Sekolah SD) di SDN Sukajaya Tahun Pelajaran 2015/2016.
Pemantauan Pengelolaan
Visi SDN Sukajaya, “Menjadikan peserta didik cerdas, berprestasi, dan berdisiplin serta memiliki Imtaq kepada Tuhan Yang Maha Esa”.
Misi sekolah dirumuskan seperti berikut:
1. Menyiapkan pendidik dan tenaga kependidikan yang aktif, kreatif, inovatif sesuai dengan perkembangan zaman
2. Menyelenggarakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan serta didukung oleh lingkungan yang kondusif.
3. Membimbing dan mendorong siswa agar dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya
4. Meningkatkan kedisiplinan siswa dalam berbagai kegiatan yang memacu cara belajar yang maksimal dengan tepat waktu.
5. Menegakkan peraturan dan tata tertib sekolah dengan memberi penghargaan bagi yang menjalankannya serta memberi sanksi bagi yang melanggar.
6. Menciptakan lingkungan sekolah yang asri, bersih, dan kondusif
7 Meningkatkan kembali kesadaran siswa mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekolah. 8 Menumbuhkembangkan keimanan dan ketaqwaan
pada Tuhan Yang Maha Esa melalui pembinaan rohani dan kegiatan keagamaan.
Pemantauan Sarpras
Keberadaan sarana dan prasarana di sekolah ini seperti berikut; ruang belajar (8), perpustakaan (1), tempat ibadah bagi siswa (1), ruang UKS (1). Demikian juga kantor dan ruang guru masing-masing satu ruangan memiliki prasarana yang memadai. Jumlah jamban untuk peserta didik di sekolah ini masing-masing tiga untuk laki-laki dan tiga untuk perempuan. Berdasarkan instrumen pemantaun standar sarpras di sekolah ini menunjukkan nilai 75 kualifikasi baik. Jumlah rombel di sekolah ini delapan dan setiap rombel berjumlah 40 peserta didik, 180 peserta didik diantaranya perempuan.
Pemantauan PTK
Jumlah Guru di sekolah tersebut sebanyak 12 orang, yang berstatus PNS sembilan orang terdiri atas enam orang guru kelas dan tiga orang guru agama (guru Agama Islam, guru Agama Kristen dan guru Agama Katolik). Berstatus tenaga honorer tediri atas dua orang guru kelas, satu orang guru PJOK . Di sekolah ini juga terdapat satu orang penjaga sekolah bersatus tenaga honorer. Guru kelas yang bersatus PNS satu orang berusia 59 tahun tujuh bulan. Kualifikasi pendidikan guru delapan memiliki ijazah S1 PGSD dan yang lainya D2 PGSD serta tenaga kependidikan lususan SMK Adminstrasi. Berdasarkan instrumen pemantaun standar pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah ini menunjukkan nilai 75 dengan kualifikasi baik. Pada tahun 2016/2017 SD Sukajaya membuat rencana PKB melalui pengembangan diri bagi guru-guru yang ada di SD ini. Di sekolah binaan yang lain (9 sekolah) di bawah binaan pengawasan Pak Taren juga merencanakan pengembangan diri bagi guru-gurunya.
Pemantauan Pengelolaan
Kehadiran guru dan pegawai cukup baik, hanya satu orang guru yang sering terlambat. Hasil supervisi oleh kepala sekolah dituliskan pada buku pribadi guru dan disimpan rapi oleh kepala sekolah dilemarinya. Bagan atau struktur organisasi sekolah dibuat dengan baik dan ditempelkan di kantor kepala sekolah, uraian tugas dari masing-masing anggota organisasi disampaikan secara lisan. Berdasarkan instrumen pemantaun standar pengelolaan di sekolah ini menunjukkan nilai 80 kualifikasi baik.
Pemantauan Ekstrakurikuler Pelaksanaan program ekstrakurikuler ada tiga, yaitu; berupa
pramuka, badminton dan bina vokal (seni suara). Hasil pemantuan terhadap dua kegiatan ekstrakurikuler menunjukkan kategori baik dengan nilai 80, tetapi bina vokal sudah satu semester tidak aktif, karena guru pembinanya mutasi ke daerah lain.
Pembinaan Kepala Sekolah Awal September 2015 Pak Taren telah membina kepala
sekolah dalam menyusun RKJM, RPS dan RKAS. Pada saat pembinaan kepala sekolah kurang antusias, pembuatan RKAS Tahun 2016 ini dilakukan oleh kepala sekolah dan bendahara sekolah dimana aspek dan volume kegiatan yang dianggarkan hampir sama dengan RKAS tahun sebelumnya. Keterlaksanaan dikategorikan kurang (50%).
Penilaian Pengelolaan Administrasi Hasil Penilaian terhadap keberadaan 10 buku/dokumen
Administrasi Sekolah memperoleh nilai 54 (kualifikasi kurang). Buku induk, daftar kelas dan papan statistik diisi kurang lengkap dan masih terdapat pada dokumen bekas coretan/tipex. Buku Klapper tidak ada, Agenda Surat Masuk dan Surat Keluar diisi kurang lengkap
Pembimbingan dan Pelatihan Pada tahun ini, pengawas sekolah telah melakukan
pembimbingan dan pelatihan terhadap kepala sekolah di forum KKKS dalam hal menyusun program kerja kepala sekolah. Hasil kerja kepala sekolah sebagai produk pada pelatihan ini berupa program kerja kepala sekolah diselesaikan dengan lengkap dan dikategorikan pada kualifikasi baik
Pemantauan Pembiayaan
Tahun ini ada dua guru dan kepala SD Sukajaya mengikuti diklat. Kepala sekolah dan seorang guru mengikuti diklat kurikulum 2013 dilaksanakan oleh LPMP. Seorang guru lagi mengikuti diklat pengembangan media pembelajaran berbasis IT yang diselenggarakan oleh sebuah Lembaga Kursus untuk memenuhi kegiatan pengembangan diri. Kepada seluruh peserta diklat ini Kepala sekolah memberi tambahan biaya perjalanan yang diambil dari dana BOS 2016. Hasil pemantauan pembiayaan di sekolah ini memperoleh nilai 70 cukup.
Jika Saudara Pengawas SMP
Berikut ini merupakan hasil supervisi manajerial yang dilakukan oleh Ibu Renta (Pengawas Sekolah jenjang SMP) di SMP Sukamaju Tahun Pelajaran 2015/2016.
Pemantauan Pengelolaan
Visi SMP Sukamaju, “Menjadikan peserta didik cerdas, berprestasi, dan berdisiplin serta memiliki Imtaq kepada Tuhan Yang Maha Esa”. Misi sekolah dirumuskan seperti berikut:
1 Menyiapkan pendidik dan tenaga kependidikan yang aktif, kreatif, inovatif sesuai dengan perkembangan zaman
2 Menyelenggarakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan serta didukung oleh lingkungan yang kondusif.
3 Membimbing dan mendorong siswa agar dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya
4 Meningkatkan kedisiplinan siswa dalam berbagai kegiatan yang memacu cara belajar yang maksimal dengan tepat waktu.
5 Menegakkan peraturan dan tata tertib sekolah dengan memberi penghargaan bagi yang menjalankannya serta memberi sanksi bagi yang melanggar.
6 Menciptakan lingkungan sekolah yang asri, bersih, dan kondusif.
7 Meningkatkan kembali kesadaran siswa mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekolah. 8 Menumbuhkembangkan keimanan dan ketaqwaan pada
Pemantauan Sarpras
Keberadaan sarana dan prasarana di sekolah ini seperti berikut; ruang belajar (30), perpustakaan (1), tempat ibadah bagi siswa (1) serta ruang UKS (1). Demikian juga kantor dan ruang guru masing-masing satu ruangan memiliki prasarana yang memadai. Jumlah jamban untuk peserta didik di sekolah ini masing-masing delapan untuk laki-laki dan delapan untuk perempuan. Berdasarkan instrumen