• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : Adik Bagus Sriana

A14052880

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

ABSTRACT

ADIK BAGUS SRIANA. Application of Biopore Absorbtion System to Surface Runoff, Erosion, Nutrition losses and Productivity of Corn (Zea mays) and Upland Rice (Oryza sativa) on Land Latosol Darmaga (Supervised by YAYAT HIDAYAT and KAMIR RAZIUDIN BRATA).

New technological innovations to reduce water and soil losses from agricultural land such as application of biopore absorbtion hole is very important. Reduction of water loss from agricultural land is required to maintain and improve soil fertility to support plant growth optimaly. This research purpose to study the effect of biopore absorbtion hole to reduce surface runoff, erosion, nutrient losses and increase productivity of corn (Zea mays) and upland rice (Oryza sativa).

The research was design using randomized block design with soil conservation techniques as the treatment. The treatments consist of: no soil and water conservation techniques (T0), the conventional ditch (T1), conventional ditch and vertical mulch (T2), conventional ditch and biopore absorbtion holes (T3) and conventional ditch, vertical mulch and biopore absorbtion holes (T4). Measurement of surface runoff and soil erosion was conducted on soil erosion plot (10m x 2m). The parameters were observed included surface run-off, soil erosion, sediment deposited in the ditch, the content of C, N, P, K, Ca and Mg on the surface runoff and soil eosion which are deposited on ditch, and plant growth and productivity of corn and upland rice.

The treatments of T1, T2, T3 and T4 are very effective in reducing surface runoff and soil erosion which is equal up to 100% compared with no treatment (T0). There treatment were also reduce nutrients losses in to ditch so that not loss from farmland. T4 treatment is able to precipitate nutrients to ditch more than the other on corn and upland rice season.

The treatments T2, T3 and T4 significantly effect to dry weight of biomass and grain production of upland rice. The highest of biomass and grain upland rice production was found in the T4 treatment, respectively 7.20 ton/ha and 9.51 ton/ha. Effect of treatments and sediment return from ditch to planting bed were positive impact on production in the next planting season.

RINGKASAN

ADIK BAGUS SRIANA. Pengaruh Aplikasi Sistem Peresapan Biopori terhadap Aliran Permukaan, Erosi, Kehilangan Hara dan Produktivitas Tanaman Jagung (Zea mays) dan Padi (Oryza Sativa) pada Tanah Latosol Darmaga (di bawah bimbingan YAYAT HIDAYAT dan KAMIR RAZIUDIN BRATA).

Inovasi teknologi baru untuk mengurangi hilangnya air dan tanah dari lahan pertanaman seperti aplikasi lubang resapan biopori (LRB) sangat diperlukan. Pengendalian kehilangan air dari lahan pertanian diperlukan agar dapat mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh lubang resapan biopori (LRB) yang diaplikasikan ke dalam microcatchment untuk mengendalikan aliran permukaan, erosi, kehilangan hara dan meningkatkan produktivitas tanaman jagung (Zea mays) dan padi (Oryza sativa).

Rancangan penelitian adalah acak kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan Teknik Konservasi Tanah dan Air, 1 perlakuan kemiringan lereng dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari: perlakuan tanpa teknik konservasi tanah dan air (T0), saluran konvensional (T1), saluran konvensional dan mulsa vertikal (T2), saluran konvensional dikombinasikan dengan LRB (T3) dan perlakuan saluran konvensional dikombinasikan dengan mulsa vertikal dan LRB (T4). Pengukuran aliran permukaan dan erosi dilakukan dengan plot erosi berukuran 10 m x 2 m yang diujung bawahnya dilengkapi bak penampung. Parameter yang diamati meliputi aliran permukaan, erosi, sedimen terendapkan dalam saluran, kandungan C, N, P, K, Ca dan Mg yang hilang dan yang terendapkan pada saluran serta pertumbuhan dan produktivitas tanaman jagung dan padi.

Perlakuan T1, T2, T3 dan T4 sangat efektif dalam mengurangi volume aliran permukaan dan erosi yaitu sebesar 100% dibandingkan dengan perlakuan T0. Teknologi ini juga dapat mengendalikan kehilangan unsur hara ke dalam saluran pada kedua musim sehingga tidak hilang terbuang dari lahan pertanian. Perlakuan T4 dapat mengendapkan unsur hara ke dalam saluran cenderung lebih banyak dibandingkan perlakuan lainya pada musim tanam jagung dan padi.

Perlakuan yang diterapkan mampu meningkatkan bobot biomasa dan produksi bobot kering gabah padi dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Bobot biomasa padi berturut-turut adalah 7,2 ton/ha (T4), 6,74 ton/ha (T3), 6,52 ton/ha (T2), dan 6,06 ton/ha (T1). Bobot kering gabah padi berturut-turut yaitu 9,51 ton/ha (T4), 8,44 ton/ha (T3), 7,14 ton/ha (T2), dan 4,75 ton/ha (T1). Pengaruh perlakuan dan pengembalian hasil sedimen ke bedengan tanaman berdampak positif terhadap produksi pada musim tanam berikutnya.

1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Lahan kering merupakan lahan yang kebutuhan air untuk tanamannya tergantung pada hujan dan tidak pernah tergenang air secara tetap dalam kurun waktu tertentu (Noeralam, 2002). Masalah pemanfaatan air hujan adalah masalah utama yang sering dijumpai pada pertanian lahan kering. Banyaknya air yang dihasilkan pada musim hujan yang belum dapat meresap kedalam tanah mengalir menjadi aliran permukaan sehingga dapat menyebabkan terjadinya erosi dan kehilangan hara dari permukaan tanah. Sebaliknya pada musim kemarau terjadi kekurangan air (kekeringan).

Aliran permukaan dan erosi juga menyebabkan kemunduran terhadap sifat kimia dan fisika tanah yaitu seperti kehilangan hara dan bahan organik, dan dapat menurunkan kapasitas infiltrasi tanah serta menurunkan kemampuan tanah dalam menahan air (Arsyad, 2006). Dengan melihat kejadian di atas perlu dilakukan upaya dalam mengendalikan aliran permukaan dan erosi yang terjadi sehingga terhindar dari penurunan produktivitas tanah dan berkurangnya pengisian air bawah tanah dimusim hujan yang seharusnya dapat dipergunakan sebagai cadangan air pada musim kemarau.

Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan tanah dalam meresapkan air yaitu dengan menggunakan inovasi dari teknik konservasi tanah dan air seperti lubang resapan biopori (LRB). Lubang resapan biopori (LRB) merupakan lubang berbentuk silindris berdiameter sekitar 10 cm atau lebih yang digali di dalam tanah. Kedalamanya tidak melebihi muka air tanah, yaitu sekitar 100 cm dari permukaan tanah. LRB dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam meresapkan air. Air tersebut meresap melalui biopori yang menembus permukaan dinding LRB ke dalam tanah di sekitar lubang. Dengan demikian, akan menambah cadangan air dalam tanah serta menghindari terjadinya aliran air di permukaan tanah yang merupakan penyebab utama terjadinya erosi (Brata dan Nelistya, 2008).

Aplikasi LRB ke dalam kegiatan pertanian diharapkan dapat memberikan pengaruh positif dalam mengurangi terjadinya aliran permukaan, erosi, dan kehilangan hara dari petak pertanaman sehingga dapat mendukung pertumbuhan

2 dan produktivitas tanaman khususnya tanaman pangan lahan kering seperti jagung dan padi. Menurut Purwono dan Purnamawati (2010) kebutuhan akan bahan pangan yang terus meningkat setiap waktunya menyebabkan impor terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan pangan impor maka diperlukan perhatian lebih dalam upaya peningkatan produksi tanaman pangan yang berkesinambugan.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh sistem peresapan biopori yang diaplikasikan ke dalam microcatchment untuk mengendalikan aliran permukaan, erosi, kehilangan hara dan meningkatkan produktivitas tanaman jagung (Zea mays) dan padi (Oryza sativa).

3

Dokumen terkait