• Tidak ada hasil yang ditemukan

Layanan Jasa Riset Kelautan

Dalam dokumen Laporan Kegiatan Bulanan 2019 (Halaman 16-34)

BAB II. DOKUMEN DUKUNGAN MANAJERIAL

2.2. PELAYANAN TEKNIS

2.2.3 Layanan Jasa Riset Kelautan

Layanan jasa riset kelautan di BROL tercakup dalam keseluruhan kegiatan Laboratorium Riset Kelautan (LRK). Laboratorium Riset Kelautan didirikan dalam upaya tercapainya pelaksanaan riset strategis dan aplikasi teknologi kelautan secara optimal yang meliputi

12

riset dasar, pengembangan dan aplikasi teknologi kelautan di Indonesia. Selain itu untuk memfasilitasi berbagai kepentingan yang membutuhkan pelayanan jasa laboratorium. LRK BROL dilengkapi berbagai fasilitas yang dapat mendukung setiap pengujian yang terdiri dari Laboratorium Kimia, Fisika dan Biologi Kelautan. Pelaksanaan anggaran kegiatan layanan LRK termasuk dalam sub output manajemen Pelayanan Teknis. Pada Tahun 2019 ini LRK BROL terbagi menjadi sub laboratorium diantaranya :

a) Laboratorium Kualitas Perairan. b) Laboratorium Penginderaan Jauh. c) Laboratorium Alam.

d) Laboratorium Observasi dan Pemodelan Laut. e) Bali Radar Ground Receiving Station (BARATA).

A. Laboratorium Kualitas Perairan

Informasi tentang kondisi sumberdaya kelautan dari tahun ke tahun harus didukung oleh data dan informasi yang akurat agar upaya pengelolaan yang dilakukan lebih efektif. Pengelolaan sumberdaya kelautan tidak terlepas dari peranan penting laboratorium pengujian yang didukung oleh sumberdaya yang kompeten. Laboratorium pengujian sebagai penyedia data primer tentang kualitas sumberdaya kelautan perlu dibina secara berkesinambungan dan ditingkatkan kapasitasnya agar dapat memanfaatkan sarana dan prasarana laboratorium secara optimal dan menghasilkan data yang akurat. Oleh karena itu sangat diperlukan laboratorium pengujian kualitas perairan kompeten yang mampu melakukan pengujian parameter kualitas perairan dan mampu menyajikan data pemantauan kualitas perairan dengan benar.

Laboratorium Kualitas Perairan - Laboratorium Riset Kelautan Balai Riset dan Observasi Laut (LKP - LRK BROL) telah berdiri sejak awal 2006. Dalam perjalanannya dari tahun 2006 hingga tahun 2019 ini, LKP telah banyak mengalami kemajuan di bidang pelayanan jasa pengujian, sarana maupun prasarana. Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung yang semakin bertambah dari tahun ke tahun merupakan bentuk pemenuhan terhadap permintaan layanan pengujian dengan parameter yang semakin beragam dari pengguna jasa laboratorium. Sesuai semakin meningkatnya jumlah pengguna jasa dan permintaan layanan pengujian laboratorium dari tahun ke tahun menjadikan LKP harus mengedepankan pelayanan dan kualitas hasil pengujian.

Sehubungan telah didirikannya LKP dengan segala sarana dan prasarana yang ada, maka diperlukan sebuah kegiatan operasional laboratorium untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh BROL dan juga melayani para pengguna jasa

13

laboratorium di sekitar lingkungan BROL. Kegiatan ini bertujuan untuk mengoperasionalkan laboratorium pengujian melalui kegiatan layanan pengujian dan pengolahan data di Laboratorium Kualitas Perairan - Laboratorium Riset Kelautan Balai Riset dan Observasi Laut (LKP – LRK BROL) yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan penelitian.

Kegiatan yang telah dilakukan Februari 2019 :

1. Melakukan analisis laboratorium untuk sampel air dari customer internal dan eksternal Balai Riset dan Observasi Laut.

2. Melakukan persiapan dokumen untuk re-akreditasi ISO 17025:2017.

3. Survei laboratorium alam wilayah Perancak pada tanggal 21 Februari 2019 untuk mengambil sampel kualitas air dengan pengukuran kualitas perairan menggunakan alat WQC. Diikuti oleh personil LKP : Mardatilah dan I Nyoman Surana.

4. Melakukan uji banding sampel air laut ke Laboratorium Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan, Gondol.

5. Melakukan bimbingan 2 mahasiswa Universitas Mulawarman dalam kegiatan PKL. 6. Penyusunan laporan mingguan Februari 2019.

7. Penyusunan laporan Februari 2019.

Capaian Kinerja :

1. Telah tersusun dan dikirimkannya laporan mingguan Februari 2019. 2. Telah tersusun dan dikirimkannya laporan bulanan Februari 2019.

3. Jumlah customer dan sampel kualitas air Januari : 8 customer, 95 sampel, 414 parameter.

4. Asal customer internal : kegiatan operasional Laboratorium Alam (Perancak) dan kegiatan mahasiswa PKL.

5. Asal customer eksternal : PT. IndoBali, Bapak Hendro Wibowo, Conservation International, Ibu Komang Kardita, Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluh Perikanan Gondol dan RSU Kertayasa.

6. Jumlah LHP yang terbit : 8 LHP.

Rencana kegiatan bulan berikutnya :

1. Analisis laboratorium untuk sampel air dari customer internal dan eksternal BROL. 2. Pengukuran in situ, pengambilan sampel dan analisis kualitas air.

14

B. Laboratorium Penginderaan Jauh Laut

Secara garis besar kegiatan mencakup inventarisasi, pengolahan, dan distribusi data satelit oseanografi serta pembuatan PPDPI, agar produksi PPDPI dapat lebih optimal untuk mendukung kegiatan penangkapan ikan bagi nelayan. Kegiatan yang dilakukan pada bulan ini adalah :

1. Pembuatan PPDPI Nasional, Pelabuhan Perikanan, dan Wilayah Khusus. 2. Pembuatan Pelikan Tuna, Pelikan Lemuru dan Pelikan Cakalang.

3. Meng-upload informasi PPDPI ke website BROL.

Capaian kinerja yang dicapai bulan ini yakni, telah dilakukan pembuatan peta PPDPI Nasional 60 Peta, PPS Belawan 2 Peta, PPS Bitung-Ternate 7 Peta, PPS Cilacap 3 Peta, PPN Ambon 7 Peta, PPN Pelabuhan Ratu 7 Peta, PPN Sungai Liat 2 Peta, PPN Muncar-Pengambengan 4 Peta, PPP Tamperan 4 Peta, PPN Kejawanan 5 Peta, PPN Pemangkat 1 Peta, PPN Prigi 3 Peta, Laut Sawu 9 Peta, Bali Utara 2 Peta, Selat Lombok (Bali Timur) 8 Peta, Pulau Lombok 7 Peta, Pelikan Cakalang 31 Peta, Pelikan Lemuru 5 Peta, Pelikan tuna 31 Peta. Dokumentasi kegiatan penginderaan jauh laut Februari 2019, selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.

16

Gambar 4. Dokumentasi kegiatan penginderaan jauh laut Februari 2019

Rencana kegiatan bulan berikutnya :

1. Pembuatan dan pendistribusian peta PPDPI Nasional, Pelabuhan Perikanan dan Wilayah Khusus.

2. Pembuatan dan pendistribusian Pelikan Tuna, Pelikan Lemuru dan Pelikan Cakalang. 3. Upload informasi PPDPI ke website BROL.

C. Laboratorium Alam

Sebagai salah satu laboratorium yang menjadi bagian dari LRK BROL, Laboratorium Alam dikembangkan untuk menunjang kegiatan riset dan pengembangan yang diilaksanakan di BROL. Laboratorium ini dikembangkan dengan tujuan untuk menyediakan data dan informasi time series teruama kualitas perairan (fisika, kimia, biologi) terkait lingkungan berbasis ekosistem. Monitoring kualitas perairan diperlukan untuk mendapatkan data dan informasi time series sehingga perubahan kondisi lingkungan dapat diketahui secara cepat. Hal ini diperlukan sebagai justifikasi dalam perencanaan pengelolaan Estuari Perancak di kemudian hari terutama wilayah yang akan dikembangkan menjadi taman pesisir. Survey periodik dilakukan setiap satu bulan sekali dengan mengambil parameter kualitas perairan seperti :

- Fisika : Arus, Suhu, Turbiditas dan Konduktivitas.

- Kimia : Nutrien (Fosfat, Nitrat, Nitrit, Ammonia dan Silika), pH, DO dan Salinitas. - Biologi : Plankton dan Klorofil-a.

17

Tidak hanya itu, laboratorium ini juga diharapkan dapat menyediakan data dan informasi terkait dengan isu-isu di lingkungan perairan berbasis pada pendekatan ekosistem. Kegiatan ini telah dilakukan mulai Tahun 2015 hingga saat ini (2019), dengan penambahan titik pengukuran di sepanjang aliran Sungai Perancak – Samblong dan Sungai Ijo Gading. Estuari Perancak berada di sekitar kantor BROL dan secara geografis berada langsung menghadap ke Selat Bali. Estuari ini mendapat pengaruh dari aktivitas manusia, seperti pertambakan, aktivitas pelabuhan, dan kegiatan limbah dari pemukiman penduduk. Titik lokasi kegiatan survei dapat dilihat jelas pada Gambar 5, sedangkan dokumentasi kegiatan dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 5. Titik lokasi kegiatan survei

Kegiatan yang dilakukan pada Februari diantaranya:

1. Melakukan survei periodik ke-2 pada tanggal 21 Februari 2019. 2. Melakukan input dan analisis data hasil survey 24 Januari 2019.

3. Melakukan input dan pengolahan data kualitas perairan hasil pengukuran insitu 24 Januari 2019.

4. Menyusun laporan status mutu kualitas perairan Januari 2019 yang akan diupload di web https://sidik.inertia.id/

5. Melakukan analisis sampel air (kualitas perairan) dan plankton hasil survey monitoring 21 Februari 2019.

6. Melakukan bimbingan mahasiswa Universitas Lambungmangkurat dalam kegiatan PKL.

18

Capaian pada Februari diantaranya :

1. Telah dilaksanakannya survey monitoring Februari 2019 dengan mengambil sampel di 10 stasiun sungai.

2. Diperoleh data kualitas perairan dan hidrodinamika hasil pengukuran langsung di sepuluh stasiun, di sepanjang aliran Sungai Ijo Gading, Sungai Perancak – Samblong, untuk mewakili kondisi Januari 2019.

3. Telah tersusunnya laporan status mutu kualitas perairan estuari Perancak periode Januari 2019.

Data personil yang terlibat dalam survei periodik Laboratorium Alam pada Februari dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Personil yang terlibat dalam survei 21 Februari 2019

No. Nama Tugas Instansi

1. Mardatilah Melakukan pengukuran kualitas air dengan water quality checker (WQC) multi parameter

BROL

2. I Nyoman Surana Mengambil sampel air dan plankton

BROL

3. Wingking Era Rintaka Siwi Mencatat hasil pengukuran kualitas air dengan water quality checker (WQC) multi parameter

BROL

4. Romanu Dwi Sasongko Mengambil titik koordinat dengan GPS dan melakukan pengukuran arus dengan current meter

BROL

19

Rencana kegiatan bulan berikutnya :

1. Melakukan survei kualitas perairan periode Maret 2019.

2. Mengolah dan analisis data kualitas air monitoring 21 Februari 2019. 3. Menyusun draft Karya Tulis Ilmiah hasil monitoring 2018.

4. Menyusun laporan status mutu kualitas air Februari 2019 dan upload di web http://sidik/inertia.id/.

D. Laboratorium Observasi dan Pemodelan Laut

Layanan Laboratorium Observasi dan Pemodelan Laut (OPEL) BROL meliputi operasionalisasi peralatan survei dan observasi laut, terutama variabel fisik, serta dokumentasi dan publikasi data kondisi laut baik yang bersumber dari stasiun observasi maupun prediksi model. Pada tahun 2019 kegiatan yang dilakukan Laboratorium OPEL meliputi prediksi pasang surut, pemantauan laut melalui buoy pantai, pengembangan

Ocean Forecast System (OFS) dan penyediaan data kelautan, serta dokumentasi data

kelautan.

Operasionalisasi prediksi pasang surut memberikan layanan berupa data prediksi tinggi muka laut akibat pasang surut. Layanan ini bersifat swalayan secara online melalui web portal dengan alamat http://bpol.litbang.kkp.go.id/imro-ofs/#show_select_tides_predictor. Melalui web portal tersebut pengguna layanan dapat memperoleh data prediksi pasang surut beserta hasil analisanya di beberapa lokasi pada waktu yang diinginkan. Hasil analisa yang dimaksud adalah prediksi waktu pasang dan surut beserta perkiraan ketinggian muka airnya. Selain melalui web portal, pelayanan data prediksi pasang surut juga dapat dilakukan secara offline dengan cara mengisi formulir permohonan data yang ditujukan kepada BROL. Permohonan data prediksi pasang surut secara offline disediakan guna mengakomodir permintaan data di luar lokasi yang yang telah disediakan di data prediksi online.

Pemantauan kondisi perairan pantai secara insitu dilakukan BROL melalui penempatan sistem alat observasi laut berupa buoy pantai. Terdapat empat parameter yang diukur melalui instrumen ini yaitu suhu, konduktivitas, konsentrasi klorofil dan kandungan oksigen terlarut. Keempat parameter diukur secara simultan pada kedalaman sekitar 5 meter dari permukaan. Foto dari buoy pantai dapat dilihat pada Gambar 7.

20

Gambar 7. Alat buoy pantai

Di tahun 2019 stasiun observasi laut yang beroperasi sebanyak 3 unit dengan lokasi stasiun adalah sebagai berikut :

a. Perairan Perncak, Selat Bali. b. Perairan Gondol, Bali Utara. c. Perairan Bitung, Sulawesi Utara.

Data hasil pemantauan buoy pantai dikirimkan melalui jaringan GPRS dan satelit telemetri. Interval pengiriman data adalah 15 menit dan dapat dipantau secara online melalui web portal dengan alamat http://128.199.117.216/kkp.

Laboratorium OPEL melayani penyediaan data oceanografi atas permintaan penggunaan data kelautan. Kegiatan ini merupakan bagian dari diseminasi dan pelayanan data oleh BROL yang diperoleh dari berbagai sumber, antara lain kegiatan riset BROL, kegiatan operasionalisasi laboratorium di BROL dan data yang dapat diakses secara online. Pada pelaksanaannya, penyediaan data oleh Laboratorium OPEL atas permintaan pihak pemohon data dilakukan mengikuti prosedur permintaan data yang ada di bidang Pelayanan Teknis BROL. Waktu pemenuhan permintaan data bervariasi sesuai dengan jumlah dan jenis data yang diminta, namun konfirmasi ketersediaan data yang diminta paling lambat adalah tiga (3) hari kerja dari disposisi permintaan data diterima oleh Laboratorium OPEL. Jenis data oseanografi yang sering diminta oleh pengguna data kelautan untuk berbagai tujuan pemanfaatan antara lain Data Batimetri, Data Arus, Data Gelombang, Data Suhu dan Data Salinitas.

Berdasarkan penyediaan data hasil pemodelan laut, Laboratorium OPEL telah, sedang dan akan terus mengembangkan Ocean Forecast System (OFS). Ocean Forecast System dikembangkan melalui beberapa tahap. Data yang ditampilkan terdiri dari Physical

21

(temperature, salinity, current, wave, swell, sea surface height, mixed layer depth, sea

water stress dan heat-flux), Biogeochemical (amonium, nitrite, phoshate, silica, iron, dissolved oxyegen, carbon, zooplankton, phytoplankton, chlorophyll, primary production, carbon, pH, alkalinity dan ephotic depth), Meteorological (relative humidity, air temperatur, wind, precipitation, solar radiation, thermal radioation dan sea level pressure) dan Fisheries

(bigeye tuna, skipjack tuna, yellofin tuna dan micronekton). Sumber data berasal dari hasil pengembangan riset internal, INDESO Project maupun sumber dari eksternal yang telah melalui tahap prosesing sebelumnya.

Laboratorium OPEL juga melakukan dokumentasi kelautan, kegiatan ini dilakukan untuk data - data kelautan yang terkumpul dengan baik melalui observasi hasil kegiatan riset internal BROL, kegiatan kerjasama riset, kegiatan operasional maupun hasil pemodelan laut dapat terdokumentasikan dengan baik dan mudah diakses, Laboratorium OPEL melakukan kegiatan dokumentasi berupa pengembangan metadata kelautan yang hasilnya di upload baik pada server ocean (internal Laboratorium OPEL), FS-OPEL (internal BROL) dan National Ocean Data Center yang akan dikembangkan kemudian. Guna penyediaan data kelautan yang baik, dilakukan pula inventarisasi sarana dan prasarana penunjang kegiatan riset, dilakukan untuk mengetahui jumlah dan kondisi peralatan yang ada di BROL. Sarana dan prasarana dimaksud berupa peralatan dan perlengkapan survei dan monitoring kondisi fisik perairan yang dalam penggunaannya dioperasikan oleh Laboratorium Observasi dan Pemodelan Laut. Peralatan dan perlengkapan yang berada dalam kondisi baik diharapkan dapat membantu kelancaran kegiatan suatu riset.

Kegiatan yang dilakukan pada Februari :

a. Operasionalisasi sistem prediksi pasang surut. Penerbitan data sistem prediksi pasang surut pada Februari 2019 mencapai 100%. Update web sistem prediksi spasang surut meliputi penambahan stasiun pengamatan pada web, seluruh menu pada web telah dirubah menjadi Bahasa Indonesia, telah dilakukan perubahan tampilan dan menu pada web.

b. Operasionalisasi buoy pantai. Penerimaan data buoy pantai pada Februari 2019 mencapai 54,49%. Dilakukan pemantauan penerimaan data telemetri buoy, pengecekan sensor DS5X, pengecekan data logger, maintenance web Oceanic Hydro Monitoring System dan Server Database. Hingga Februari 2019 hanya terdapat 3 unit buoy pantai yang aktif mengirimkan data, yaitu unit buoy 01 yang berada di perairan Perancak Selat Bali, unit buoy 02 yang berada di perairan Gondol Bali utara dan unit buoy 03 yang berada di perairan Bitung – Sulawesi Utara, tetapi untuk unit buoy 03 di

22

perairan Bitung – Sulawesi Utara mengalami kerusakan dalam pengiriman data, sehingga data tidak masuk. Sedangkan unit lainnya sedang dilakukan perawatan, terutama pada komponen sensor.

c. Pengembangan Ocean Forecast System (OFS). Pengembangan dilakukan dalam 5

tahap. Tahap 1 versi 1.0 telah selesai, produk terdiri dari SST, SSS, SSC, SSH dan MLD, data berupa GIF file, DAT file dan NC file. Pengembangan tahap 2 versi 1.1 masih sedang dilakukan, produk terdiri dari Parameter Physical dengan variabel; SST, SSS, SSC, SSH dan MLD dan Parameter Biogeochemical dengan variabel; Nitrate,

Phosphate, Silica, Iron, DO, Plankton, Chlorophyll dan Primary Production, Data berupa

GIF file, DAT file dan NC File.

d. Pengembangan metadata kelautan. Melakukan entry data ke sistem basis data dalam rangka operasionalisasi Sistem Prediksi Kelautan (SIDIK) BROL yang meliputi data output pemodelan numerik, prediksi pasang surut, data buoy pantai dan data hasil pengukuran survei insitu. Melakukan pembangunan ocean server untuk mendukung pengembangan Ocean Forecast System dan pengembangan OPEL Data Center yang akan terintegrasi dengan SIDIK dan FS BROL.

e. Penyediaan data arus dan gelombang tahun 2013 – 2018 permintaan Taman Nasional Bali Barat.

f. Mengikuti Guest Lecture Ocean Data Assimilation System oleh Dr. Masafumi Kamachi dari JAMSTEC Jepang di Universitas Udayana, Denpasar.

g. Mengikuti koordinasi terkait riset kesehatan ekosistem dan zonasi ekosistem pesisir. h. Mengikuti koordinasi terkait riset penggunaan data oseanografi untuk daya dukung

kelautan dan perikanan di WPP-715.

i. Melakukan rapat koordinasi rencana kegiatan operasional coastal buoy tahun 2019.

Capaian kegiatan yang telah dicapai pada Februari :

a. Hasil inventarisasi kondisi buoy pantai pada Februari 2019 (Tabel 7). Tabel 7. Hasil inventarisasi kondisi buoy pantai

No. Lokasi Buoy Status Kondisi Data Kondisi Buoy

1. Perancak, Selat

Bali Aktif

Sebagian Bagus

Telah terpasang dan dalam kondisi baik.

2. Gondol, Bali

Utara Aktif

Sebagian Bagus

Telah terpasang dan dalam kondisi baik.

3. Bitung,

Sulawesi Utara Aktif

Tidak Dapat Terkirim

Telah terpasang dan dalam kondisi baik.

23

Perhitungan persentase keberhasilan pemantauan dengan buoy pantai dilakukan dengan memperhatikan jumlah data yang masuk dan data yang diterima dengan kualitas baik (Tabel 8). Kriteria data dengan kualitas baik adalah data dengan nilai yang berada didalam batas kewajaran (tresshold). Batas yang digunakan untuk suhu adalah 25 0C – 34 0C, konduktivitas 30 mS/cm – 60 mS/cm, klorofil 0 µg/l – 50 µg/l, dan oksigen terlarut 1 ml/l – 12 ml/l.

Persamaan untuk perhitungan persentase data hasil pemantauan :

𝑃 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑖𝑘

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠𝑛𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛𝑥100%

Tabel 8. Hasil monitoring buoy

No Stasiun Parameter Persentase data masuk

1 Unit buoy 01 Selat Bali

Suhu Konduktivitas Klorofil Oksigen terlarut 79.76 % 75.63 % 79.76 % 77.46 %

2 Unit buoy 02 Bali utara

Suhu Konduktivitas Klorofil Oksigen terlarut 38.02 % 38.21 % 37.95 % 0.00 %

Plot deret waktu dari suhu, konduktivitas, klorofil, dan kadar oksigen (DO) di 2 unit buoy pantai pada Februari tahun 2019 diperlihatkan sebagai berikut (Tabel 9 – 10) :

Tabel 9. Grafik hasil monitoring unit 01 Selat Bali Suhu

24

Konduktivitas

Klorofil

25

Tabel 10. Grafik hasil monitoring unit 02 Bali Utara

Suhu

Konduktivitas

26

DO

Rencana kegiatan bulan berikutnya :

1. Pemantauan data buoy yang masih aktif. 2. Perawatan buoy Perancak, Gondol dan Bitung.

3. Recovery dan mobilisasi buoy unit Ampana dan Bunta. 4. Melanjutkan pengembangan Ocean Forecast System (OFS).

5. Melanjutkan dokumentasi data kelautan melalui FS-BROL dan Ocean Server.

6. Melakukan koordinasi dengan PT. Renthro dan Tim ICT BROL mengenai proses migrasi database dan web monitoring.

E. Bali Radar Receiving Ground Station (BARATA)

Menghadapi berbagai persoalan terkait Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing yang terjadi di perairan Indonesia merupakan suatu ancaman yang mengganggu stabilitas keamanan Indonesia, upaya pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam memberantas IUU Fishing dengan tetap intens melakukan penangkapan kapal-kapal pelaku IUU Fishing, baik KIA maupun KII, bahkan untuk menimbulkan efek jera terhadap KIA pelaku IUU Fishing, sejak tahun 2014 Menteri Kelautan dan Perikanan memerintahkan penenggelaman KIA yang tertangkap karena telah mencuri ikan di wilayah perairan Indonesia. Namun demikian, upaya pemberantasan dengan menenggelamkan KIA pelaku IUU Fishing ternyata belum bisa membuat jera.

Berdasarkan uraian di atas, selain melakukan penegakan hukum dan membuat aturan lebih ketat lagi, Kementerian Kelautan dan Perikanan perlu membuat terobosan dalam memerangi pelaku IUU Fishing dan menjaga kedaulatan sumber daya kelautan dan perikanan di Indonesia. Terobosan dan strategi tersebut adalah dengan cara pemutakhiran

27

atau modernisasi peralatan-peralatan pengawasan beserta infrastruktur pendukungnya di bawah wewenang Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui pengawasan secara tepat guna dan tepat sasaran. Untuk wilayah laut Indonesia yang sangat luas dan mempunyai pantai yang sangat panjang, dalam melakukan pengawasan diperlukan solusi terintegrasi dengan menggabungkan beberapa teknologi Monitoring, Control and Surveillance (MCS) agar operasi IUU Fishing dapat dilakukan secara optimal. Langkah strategis dengan membangun sarana pengawasan secara komprehensif melalui pemanfaatan data satelit radar merupakan jawaban atas tantangan dalam rangka pemberantasan IUUF di wilayah perairan Indonesia. Integrasi antara Sistem VMS dengan informasi dari satelit radar memberikan hasil yang lebih baik, dimana dapat diketahui keberadaan kapal yang tidak terpantau oleh Sistem VMS. Sehingga dapat dilakukan tindakan terhadap kapal-kapal perikanan yang tidak mengaktifkan transmiter VMSnya, akan tetapi terpantau oleh satelit radar.

Dalam konteks Monitoring Controling System (MCS) terdapat 3 faktor yang menentukan keberhasilan dari sistem ini yaitu: Kemampuan untuk Mendeteksi, Kemampuan untuk Reaksi dan Kemampuan untuk Pengawasan Manajerial. Seperti yang disebutkan diatas, stasiun bumi penerima data satelit radar milik KKP diperuntukan untuk mendeteksi kapal-kapal ikan yang tidak punya atau tidak menyalakan VMS ataupun AIS terutama kapal-kapal-kapal-kapal ikan asing yang beroperasi di Indonesia. Stasiun bumi penerima data radar juga melakukan analisis data citra radar untuk deteksi tumpahan minyak secara rutin untuk Perairan Kepulauan Riau (Kepri), serta melakukan pengembangan metode operasionalisasi berbasis data-data spasial yang tersedia di BARATA. Pada tahun anggaran 2019, terdapat tiga tema pengembangan yaitu : Pola Sebaran dan Luasan Tumpahan Minyak di Selat Malaka, Makassar dan Lombok selama periode 2017 - 2018, Kesesuaian Informasi PPDPI dengan Posisi Penangkapan Ikan Hasil Analisis Data Vessel Monitoring System (VMS), dan Pola Sebaran dan Luasan Tumpahan Minyak di Perairan Kepri periode Oktober 2018 - Januari 2019 beserta pendugaan pelaku pencemarannya berbasis analisis data

Automatic Identification System (AIS).

Kegiatan yang dilakukan pada Februari :

1. Memberikan informasi rutin terhadap tumpahan minyak di Perairan Kepulauan Riau (Kepri) (Gambar 8).

28

Gambar 8. Analisis tumpahan minyak di perairan Kepulauan Riau

2. Melakukan pengembangan metode operasionalisasi, meliputi pola sebaran dan luasan tumpahan minyak di Selat Malaka, Makassar dan Lombok selama periode 2017 – 2018; melakukan kesesuaian informasi PPDPI dengan posisi penangkapan ikan hasil analisis data Vessel Monitoring System (VMS); pola sebaran dan luasan tumpahan minyak di Perairan Kepulauan Riau periode Oktober 2018 – Januari 2019 beserta pendugaan pelaku pencemarannya berbasis analisis data Automatic Identification

System (AIS).

Capaian kegiatan yang telah dicapai pada Februari :

1. Diperolehnya analisis tumpahan minyak daerah Kepulauan Riau berbasis citra Sentinel 1A untuk tanggal 2, 5, 7, 12, 14, 17, 19, 24 Februari 2019.

2. Perkembangan metode operasionalisasi, meliputi Terkumpulnya data berupa data arus, angin dan citra sentinel-1A Selat Malaka, Makasar dan Lombok periode 2018. Pengolahan data berupa analisis citra sentinel-1A wilayah Selat Malaka periode Januari, Februari, Agustus, September, Oktober, November, dan Desember 2018 .

Dalam dokumen Laporan Kegiatan Bulanan 2019 (Halaman 16-34)

Dokumen terkait