• Tidak ada hasil yang ditemukan

Layanan Pengaduan Konsumen dan Komunikasi, Informasi dan

Dalam dokumen SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI (Halaman 56-66)

XIV. Optimalisasi Pemberdayaan Mitra Kerja dan Masyarakat

2. Layanan Pengaduan Konsumen dan Komunikasi, Informasi dan

Sampai dengan triwulan II tahun 2013, Badan POM telah menerima sebanyak 7.776 pengaduan/ permintaan informasi melalui Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) yang ada di Pusat dan 31 Balai Besar/Balai POM seluruh Indonesia. Pengaduan/ permintaan informasi masyarakat yang diterima antara lain melalui email, telepon, faximili, pesan singkat (SMS), surat atau secara langsung mendatangi kantor ULPK Badan POM dan Balai Besar/Balai POM. Jenis pengaduan terbanyak adalah mengenai produk pangan (makanan/minuman) sebesar 44,03%. Menurut kelompok informasi produk, pengaduan/ permintaan informasi terbanyak adalah mengenai legalitas produk obat dan makanan antara lain tentang proses pendaftaran, sertifikasi produk, produk terdaftar, inspeksi, public warning, dan iklan. Masyarakat yang paling banyak

Pemasangan stiker gerbong di commuter line (hanging alley) dengan tema “Waspada Kosmetik Ilegal”

Badan POM RI | Report To The Nation s/d Triwulan II Tahun 2013

51

mengadu/menanyakan informasi tentang obat dan makanan adalah dari kalangan

karyawan yaitu sebanyak 42,40%, pelaku usaha 16,91%, masyarakat umum 16,64%, dan pelajar/mahasiswa 11,10%.

Untuk meningkatkan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat, selain menerbitkan Buku IONI (Informasi Obat Nasional Indonesia) 2008 dan menyediakan Pusat Informasi Obat Nasional (PIO Nasional) serta layanan Sentra Informasi Keracunan Nasional (Siker Nas), Badan POM juga telah memuat artikel di bidang obat dan makanan di media cetak; ikut serta dalam pameran;

menerbitkan media informasi berupa Warta POM, Info POM dan Newsletter, serta melakukan peliputan kehumasan.

Badan POM RI | Report To The Nation s/d Triwulan II Tahun 2013

52

3. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Langsung ke Masyarakat

Salah satu upaya program komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) Badan POM langsung ke masyarakat adalah melalui kegiatan pameran. Kegiatan Pameran ini bertujuan untuk mensosialisasikan Badan POM sebagai institusi pengawas di bidang obat dan makanan serta memberikan tambahan wawasan kepada masyarakat untuk mengenal lebih jauh mengenai obat, obat tradisional, kosmetik, suplemen makanan, dan pangan olahan.

Pameran Rapat Kerja Kesehatan Nasional tahun 2013 di Surabaya

Pameran Peringatan Hari Kesehatan Sedunia ke-65 di Jakarta

Badan POM RI | Report To The Nation s/d Triwulan II Tahun 2013

53

Sampai dengan triwulan II tahun 2013, Badan POM telah berpartisipasi dalam 7 kali

pameran, yaitu:

4. Klinik Konsumen Obat dan Makanan Badan POM RI

Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) Badan POM sebagai wadah komunikasi dua arah antara masyarakat dengan Badan POM terus-menerus melakukan pemberdayaan masyarakat melalui komunikasi, informasi dan edukasi sehingga masyarakat dapat melindungi diri sendiri dari produk obat dan makanan yang berisiko terhadap kesehatan. Selama periode tahun 2013, ULPK Badan POM telah beberapa kali melakukan Klinik Konsumen Obat dan Makanan seperti di Stasiun Gambir (20 April 2013), Terminal I

1. Pameran Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) tahun 2013 di Jakarta, 19-20 Maret 2013.

2. Pameran Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) tahun 2013 di Surabaya, 1-4 April 2013.

3. Pameran Peringatan Hari Kesehatan Sedunia (HKS) ke-65 di Jakarta, 10 April 2013.

4. Pameran Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) tahun 2013 di Makassar, 15-18 April 2013.

5. Pameran dalam rangka “The 20th ASEAN Consultative Committee for Standars and Quality-Pharmaceutical Product Working Group (ACCSQ-PPWG) Meeting” di Denpasar, 12-17 Mei 2013.

6. Pameran Festival Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) tahun 2013 di Jakarta, 5-9 Juni 2013.

7. Pameran Industri Bahari 2013 di Surabaya, 27-30 Juni 2013.

Klinik Konsumen di Stasiun Kota Jakarta, 22 Mei 2013

Badan POM RI | Report To The Nation s/d Triwulan II Tahun 2013

54

Bandara Soekarno Hatta (20 April 2013), Balai Kartini (30 April 2013) yang terkemas

dalam rangkaian peringatan Hari Konsumen Nasional, Stasiun Kota Jakarta (22 Mei 2013), Universitas Jayabaya Jakarta (27 Mei 2013), serta Desa Tambang Ayam Banten (31 Mei 2013) dengan tema Waspada Obat dan Makanan Ilegal Bersama ULPK, Satu Tindakan untuk Semua dengan cara menghubungi Hotline ULPK 021-32199000 untuk Pengaduan dan Konsultasi Produk Obat dan Makanan .

Kegiatan di Desa Tambang Ayam diisi dengan penyuluhan dan penyampaian informasi obat dan makanan Selain itu dibuka juga forum diskusi interaktif mengenai Waspada Obat dan Makanan Ilegal; penyebarluasan brosur dan leaflet tentang ULPK serta Obat dan Makanan; penayangan foto produk obat dan makanan yang mengandung bahan berbahaya dan yang sudah di public warning; serta hiburan dan games interaktif. Pada sesi tanya jawab masyarakat yang hadir sangat antusias menanyakan keamanan produk pangan, kosmetik pemutih dan jamu penambah stamina. Dalam kegiatan ini juga dilakukan pengujian terhadap pangan yang diperoleh dari hasil sampling ke beberapa pedagang di sekitar Desa Tambang Ayam yang dilakukan oleh Mobil Laboratorium Keliling Balai POM di Serang.

Melalui Klinik Konsumen Obat dan Makanan ini diharapkan warga yang bermukim di Desa Tambang Ayam dan sekitarnya sebagai konsumen maupun sebagai pedagang mampu memilih produk obat dan makanan yang aman, bermanfaat/berkhasiat dan bermutu. Selain itu, dapat terbentuk komunitas komunitas masyarakat yang peduli terhadap kesehatan dan waspada terhadap produk obat dan makanan yang berisiko terhadap kesehatan.

Penyuluhan dan penyampaian informasi obat dan makanan di Balai Desa Tambang Ayam, Banten

Badan POM RI | Report To The Nation s/d Triwulan II Tahun 2013

55

XV. Perkuatan Peraturan Perundang-undangan Pengawasan Obat dan Makanan

Sampai dengan triwulan II tahun 2013, bersama dengan stakeholder lintas sektor antara lain Kementerian Kesehatan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Hukum dan HAM, Badan POM ikut serta dalam pembahasan 1 Rancangan Undang-undang dan 4 Rancangan Peraturan Pemerintah. Badan POM juga terlibat aktif dalam pembahasan 6 Rancangan Permenkes Tahun 2013. Secara internal, sampai dengan triwulan II tahun 2013 ini, Badan POM telah menyelesaikan 37 Rancangan Peraturan Kepala Badan POM, 94 Rancangan Keputusan Kepala Badan POM dan 17 Rancangan MoU. Selain itu, Badan POM telah melaksanakan kegiatan penyebaran informasi dan penyuluhan hukum mengenai peraturan Obat dan Makanan, advokasi hukum terhadap stakeholder (pengacara dan LSM) serta penyelesaian permasalahan hukum terkait dengan pengawasan Obat dan Makanan.

1 Judul RUU

1. Rancangan Undang-Undang Sedian Farmasi, Alat Kesehatan dan PKRT

4 Judul RPP

1. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional

2. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pelayanan Obat Tradisional

3. RPP tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2010

4. RPP tentang Pelayanan Obat Tradisional 5.

6 Judul Rancangan Permenkes

1. Rancangan Permenkes tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam Dan Lemak Serta Pesan Kesehatan Untuk Pangan Olahan Dan Pangan Siap Saji

2. Rancangan Permenkes tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan Dan Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau

3. Rancangan Permenkes tentang Kejadian Luar Biasa

4. Rancangan Permenkes tentang Perubahan Permenkes Nomor 1148 tentang Pedagang Besar Farmasi

5. Rancangan Permenkes tentang Unit Transfusi Darah, Bank Darah Rumah Sakit, dan Jejaring Pelayanan

Badan POM RI | Report To The Nation s/d Triwulan II Tahun 2013

56

XVI. The 20th ACCSQ-PPWG

Bertempat di Bali, pada tanggal 13-17 Mei 2013, telah berlangsung kegiatan The 20th ASEAN Consultative Committee for Standars and Quality-Pharmaceutical Product Working Group (ACCSQ-PPWG) Meeting. Pertemuan ini merupakan forum pertemuan Badan Pengawas Obat negara-negara Anggota ASEAN. Pertemuan ACCSQ-PPWG dihadiri oleh delegasi dan peserta dari negara-negara anggota ASEAN. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengupayakan harmonisasi peraturan di bidang farmasi untuk menyongsong ASEAN Free Trade Area (AFTA), terutama untuk menghilangkan batasan-batasan teknis dalam perdagangan, dan memperkuat perlindungan terhadap tersedianya sediaan farmasi yang bermutu di wilayah ASEAN. ACCSQ-PPWG telah menghasilkan beberapa kebijakan penting, antara lain ASEAN Common Technical Requirements (ACTR) yang berisi persyaratan teknis dalam rangka registrasi obat dan ASEAN Common Technical Dossier (ACTD) yang berisi format dokumen registrasi obat. Telah disusun pula beberapa pedoman teknis yaitu, pedoman uji stabilitas, pedoman validasi metoda analisis, pedoman validasi proses dan pedoman uji bioekivalensi.

Penerapan Harmonisasi ASEAN di bidang obat menguntungkan Indonesia, antara lain, tidak adanya standar ganda regulasi bidang obat di Indonesia yang terkait Technical Barriers to Trade (TBT) dalam menunjang penerapan AFTA, adanya kesamaan pedoman teknis Negara ASEAN untuk pelaksanaan pengawasan obat, optimalisasi penggunaan sumber daya dan dana yang terbatas bidang pengawasan obat (registrasi obat, inspeksi CPOB), memperkuat pengawasan post-market termasuk pemberantasan obat palsu dan obat sub standar/tidak memenuhi syarat, dan dapat meningkatkan daya saing obat Indonesia di dalam dan luar negeri.

Pertemuan ACCSQ-PPWG ini telah menghasilkan kesepakatan yang dapat memfasilitasi pertumbuhan industri farmasi, tanpa mengurangi unsur keamanan, khasiat, dan mutu obat yang beredar di wilayah ASEAN.

The 20th ACCSQ-PPWG, 13 – 17 Mei 2013

Badan POM RI | Report To The Nation s/d Triwulan II Tahun 2013

57

XVII. Pokjanas Penanggulangan Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat

Memantapkan peran masing-masing instansi terkait dalam mencegah beredarnya obat tradisional mengandung bahan kimia obat, Senin, 8 April 2013, Kepala Badan POM RI mencanangkan Kelompok Kerja Nasional (POKJANAS) penanggulangan obat tradisional (OT) mengandung bahan kimia obat (BKO) yang bertempat di aula gedung C Badan POM RI. POKJANAS tersebut dibentuk karena permasalahan OT mengandung BKO di Indonesia tidak pernah ada hentinya, bahkan semakin mengkhawatirkan.

Hal itu disebabkan karena adanya permintaan (demand) masyarakat untuk mendapatkan obat tradisional yang cespleng. Kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh produsen untuk menyediakan (supply) OT mengandung BKO, yang pada akhirnya menghasilkan potret bahwa OT mengandung BKO selalu ada di peredaran, demikian ungkap Kepala Badan POM pada sambutannya saat membuka acara tersebut. Hubungan demand dan supply ini menggambarkan masyarakat Indonesia percaya bahwa obat tradisional mampu memberi efek instan alias cespleng. Hal tersebut menyebabkan masyarakat terus mencari OT mengandung BKO tanpa menyadari bahwa pada saat yang bersamaan, konsumen telah dihadapkan pada efek yang merugikan kesehatan.

Hadir dalam pencanangan POKJANAS tersebut; Kepala Badan POM RI, Dra. Lucky S. Slamet, MSc.; anggota Komisi IX DPR RI, Endang Agustin Syarwan Hamid; Ketua GP Jamu, Charles Saerang; Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen, Drs. T. Bahdar Johan H., Apt., M.Pharm., Pejabat dari Kementerian Kesehatan, Para Kepala Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia, serta pelaku usaha di bidang Obat Tradisional.

Pencanangan POKJANAS OT mengandung BKO, 08 April 2013

Badan POM RI | Report To The Nation s/d Triwulan II Tahun 2013

58

Melalui pencanangan POKJANAS Penanggulangan OT mengandung BKO tersebut, dan

dengan dukungan semua pihak, Badan POM menargetkan bahwa pada tahun 2015 tidak ada lagi OT mengandung BKO beredar di wilayah RI.

XVIII. Peringatan Hari Konsumen Nasional 2013

Kepala Badan POM, Dra. Lucky S.Slamet, M.Sc. didampingi oleh Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Ir. Roy A. Sparringa M.App.Sc.,Ph.D, menghadiri peringatan Hari Konsumen Nasional 2013 yang jatuh pada tanggal 30 April 2013. Acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan di Jakarta ini merupakan perayaan yang pertama kali dilaksanakan setelah pengesahan Keppres No 13 tahun 2012 tentang Hari Konsumen Nasional. Masih sedikitnya konsumen Indonesia yang mengetahui dan memahami hak-haknya sebagai konsumen, melatarbelakangi tema yang diusung, yaitu “Gerakan Meningkatkan Kesadaran Hak Konsumen”.

Hari Konsumen Nasional 2013, 30 April 2013

Kegiatan POKJANAS OT mengandung BKO, 08 April 2013

Badan POM RI | Report To The Nation s/d Triwulan II Tahun 2013

59

Dalam kesempatan tersebut, dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman Kerjasama

Edukasi Perlindungan Konsumen antara Kementerian Perdagangan, Badan POM, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Persekutuan Gereja Indonesia, Parisada Hindu Dharma Indonesia, Perwakilan Umat Budha Indonesia, Kantor Waligereja Indonesia, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Asosiasi Marketing Indonesia, Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia, Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, Universitas Gajah Mada, Universitas Haluoleo, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Universitas Jember, Universitas Katolik Indonesia Atmajaya, Universitas Mataram, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Universitas Sultan Agung, Universitas Sriwijaya, Universitas Trunojoyo dan UPN Veteran Surabaya. Menteri Perdagangan dalam sambutannya menyampaikan harapannya, agar seluruh pemangku kepentingan, yaitu masyarakat, Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat, Pelaku usaha, maupun pemerintah dan unsur lainnya dapat menghayati dan mengambil peran aktif dalam menwujudkan konsumen Indonesia yang cerdas dan pelaku usaha yang bertanggung jawab.

Badan POM yang diwakili oleh Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) turut berpartisipasi dalam peringatan ini dengan mengikuti Pameran Layanan Informasi dan Pengaduan Konsumen. Selain Badan POM, pameran tersebut juga diikuti oleh 10 institusi lainnya, baik dari pemerintah maupun swasta.

PENUTUP

Badan POM sebagai institusi pengawas obat dan makanan senantiasa berupaya untuk meningkatkan perlindungan kepada masyarakat terutama dari produk obat, obat tradisional, suplemen makanan, kosmetik, dan makanan yang berisiko terhadap kesehatan. Selain itu, Badan POM juga berusaha meningkatkan daya saing produk melalui pemenuhan standar dan ketentuan yang berlaku sehingga produk yang dihasilkan mampu bersaing baik di pasar domestik, regional, dan internasional yang pada akhirnya dapat memperkuat perekonomian Nasional.

Badan POM akan terus berupaya untuk meningkatkan kinerjanya pada masa mendatang, dengan mengutamakan niat baik, komitmen, keterbukaan, perencanaan yang komprehensif (termasuk anggaran), pelaksanaan aksi, evaluasi dan analisis hasil, serta continuous improvement.

Dalam dokumen SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI (Halaman 56-66)

Dokumen terkait