• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.3. Layanan Perpustakaan

Pelayanan adalah tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Setiap perpustakaan menyediakan berbagai layanan yang dapat dimanfaatkan oleh penggunanya. Menurut Darmono (2001: 134) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan layanan perpustakaan adalah “Menawarkan semua bentuk koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pemakai yang datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkan”.

Sedangkan dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 71) mendefinisikan bahwa:

Layanan perpustakaan ialah pemberian informasi dan fasilitas kepada pengguna. Melalui layanan perpustakaan, pengguna dapat memperoleh hal berikut:

1. Informasi yang dibutuhkannya secara optimal dari berbagai media 2. Manfaat berbagai alat bantu penelusuran yang tersedia

Pendapat lain dinyatakan oleh Sutarno (2006: 90) bahwa:

Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama di setiap perpustakaan. Layanan tersebut merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan masyarakat, dan sekaligus merupakan barometer keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan.

Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan bahwa layanan perpustakaan adalah salah satu kegiatan yang dilakukan di perpustakaan yang berhubungan secara langsung kepada pengguna untuk membantu pengguna menemukan koleksi yang diinginkan melalui fasilitas tertentu.

2.3.1 Sistem Layanan Perpustakaan

Agar pengguna jasa perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan baik, maka perlu ditentukan sistem perpustakaan yang jelas. Dengan adanya sistem ini pengguna akan mengetahui peraturan dan tata tertib yang berlaku sehingga pustakawan dan pengguna akan mengetahui hak dan kewajiban masing-masing.

Sistem layanan perpustakaan pada dasarnya dapat digolongkan atas 2 (dua) jenis sistem, yakni sistem layanan tertutup (Closed access) dan sistem layanan terbuka (Open access)

2.3.1.1 Sistem Layanan Tertutup (Closed Access)

Setiap perpustakaan tentunya memiliki kebijakan tersendiri dalam memilih sistem layanan tertutup sebagai sistem layanan perpustakaannya, dan sudah mempertimbangkan keunggulan dan kekurangan dari sistem ini.

Menurut Darmono (2001: 137) mendefinisikan bahwa:

Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak memungkinkan pemakai perpustakaan mengambil sendiri bahan pustaka di perpustakaan. Pengambilan bahan pustaka harus melalui petugas perpustakaan, demikian juga dengan pengembalian bahan pustaka yang telah dipinjamnya.

Pendapat lain dinyatakan oleh Soeatminah (1991: 131) bahwa:

Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan yang tidak memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke ruang koleksi, tetapi pengunjung boleh memilih pustaka yang ingin di pinjam melalui katalog perpustakaan dan setelah ditemukan sandi bukunya dapat diminta pada petugas untuk mengambilnya.

Sedangkan menurut Soedibyo (1988: 276) mengemukakan bahwa:

Perpustakaan tertutup atau close access tidak memperbolehkan pengunjung masuk ke ruang buku untuk memilih buku yang dikehendaki. Untuk mendapatkan buku yang mereka kehendaki, pengunjung dibantu oleh para petugas perpustakaan untuk mengambilnya.

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa sistem layanan tertutup adalah sistem peminjaman koleksi perpustakaan dimana pengguna tidak dapat masuk ke ruang koleksi jadi peminjaman koleksi dilakukan dengan cara pengguna mencari atau menelusur koleksi yang diinginkan melalui katalog yang disediakan oleh perpustakaan, kemudian pengguna mencatat nomor panggil (call number) dari koleksi yang diinginkan untuk diberikan kepada petugas perpustakaan. Lalu petugas perpustakaan mencari koleksi yang diinginkan pengguna di rak berdasarkan call number yang diberikan. Setelah koleksi ditemukan, lalu petugas memberikannya kepada pengguna dan jika koleksi tersebut sesuai dengan yang diinginkan pengguna, maka pengguna akan meminjam koleksi tersebut untuk dibaca di tempat atau dibawa pulang. Jadi dalam sistem ini peran katalog sangat penting untuk membantu pengguna dalam menemukan koleksi yang sesuai dengan kebutuhannya dengan lebih cepat dan tepat.

2.3.1.2 Sistem Layanan Terbuka (Open Access)

Suatu perpustakaan yang memilih sistem layanan terbuka untuk melayani penggunanya pastinya sudah mempertimbangkan dengan baik untuk menggunakan sistem ini berdasarkan keadaan koleksi dan keadaan perpustakaannya. Menurut Yusup (1996: 135-136) “ Sistem layanan terbuka adalah sistem yang memberikan kebebasan kepada pengunjung untuk memasuki ruang koleksi dan memilih sendiri koleksi yang dibutuhkannya”.

Sedangkan menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000: 17) menyatakan bahwa: Pelayanan terbuka (free atau open access) berarti si peminjam dapat melihat dan memeriksa sendiri apakah diantara buku di perpustakaan ada yang berkenan dengan yang dicarinya.

Pendapat lain dikemukakan oleh Soedibyo (1988: 275) bahwa:

Open access atau perpustakaan terbuka artinya perpustakaan yang

diselenggaraan sedemikian rupa, sehingga para pengunjung diberi kebebasan memilih dan mengambil sendiri buku-buku yang mereka inginkan, tidak perlu dibantu oleh para petugas perpustakaan.

Berdasarkan ketiga pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa sistem layanan terbuka adalah sistem peminjaman koleksi perpustakaan dengan cara pengguna langsung menuju ke rak koleksi untuk mencari sendiri koleksi yang diinginkannya tanpa membutuhkan bantuan dari petugas perpustakaan untuk mengambilkan koleksi yang diingiinkannya itu. Jadi pengguna dapat melihat langsung koleksi apa saja yang terdapat di perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhannya. Sistem ini memungkinkan pengguna secara langsung dapat memilih, menentukan, dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan.

2.3.2 Jenis Layanan Perpustakaan

Jenis layanan yang disediakan perpustakaan terdiri dari berbagai macam. Jenis layanan perpustakaan biasanya dipengaruhi oleh jenis perpustakaan dan masyarakat yang dilayaninya. Perpustakaan harus menyediakan berbagai layanan agar dapat dimanfaatkan oleh penggunanya. Menurut Supriyono (2001: 15-18) menyebutkan bahwa jenis layanan perpustakaan adalah sebagai berikut:

1. Layanan ruang baca

Layanan ini sangat diperlukan oleh pengguna maupun pustakawan dalam menyamarkan kegiatan layanan perpustakaan. Layanan ruang baca ini dirasakan menjadi sangat penting, karena ada interaksi antara pustakawan dan pengguna secara langsung.

2. Layanan sirkulasi

Layanan ini merupakan salah satu bentuk jasa yang telah dilaksanakan oleh perpustakaan pada umumnya. Masyarakat mempunyai anggapan bahwa jasa yang diperoleh seseorang dari perpustakaan adalah pinjaman koleksi buku. Meskipun sebenarnya setiap perpustakaan tidak hanya memberikan jasa pinjaman, masih ada jasa lain di perpustakaan.

3. Jasa layanan rujukan

Dalam layanan ini petugas referens harus mengetahui koleksi yang dapat dipergunakan untuk menjawab pertanyaan rujukan. Pelayanan rujukan yang cepat akan menaikkan mutu layanan perpustakaan. Bentuk layanan rujukan dapat berupa daftar buku-buku dari satu subjek.

4. Jasa layanan literature

Layanan ini memerlukan ketekunan tersendiri. Pekerjaan ini memerlukan keterampilan intelektual yang lebih baik dan lancar yang dilakukan oleh pustakawan yang memiliki subject specialist.

5 . Jasa bimbingan perpustakaan

Jasa bimbingan perpustakaan ini dilakukan oleh perpustakaan untuk menemukan informasi yang diperlukan, dengan harapan bimbingan akan memperlancar tugas-tugas perpustakaan. Bimbingan ini dapat diberikan perorangan maupun kelompok.

6. Jasa layanan informasi kilat (Current awareness service)

Layanan ini dilakukan dengan cara mempersiapkan informasi baru yang diambil dari majalah, kemudian menyampaikannya kepada pengguna yang memerlukannya secara cepat. Layanan ini dilakukan oleh pustakawan, agar pengguna segera mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan di bidang mereka.

7. Jasa layanan TI (Teknologi Informasi)

Layanan ini diberikan perpustakaan dan informasi yang disediakan mempunyai dukungan teknologi informasi yang mampu menjalankan tiga fungsi utama: accessing, processing, dan distributing, disamping merupakan bagian dari jaringan informasi dengan lembaga informasi lainnya. Layanan ini lebih popular dengan istilah otomasi perpustakaan.

Sedangkan menurut Darmono (2001: 141-143) mengemukakan bahwa beberapa jenis layanan perpustakaan adalah sebagai berikut:

a. Layanan peminjaman bahan pustaka (layanan sirkulasi) b. Layanan referensi

c. Layanan ruang baca

Selain layanan diatas beberapa perpustakaan juga memberikan layanan dalam bentuk lain seperti:

1. Layanan audio visual 2. Layanan berceritera 3. Layanan jasa dokumentasi 4. Layanan jasa informasi 5. Layanan terjemahan 6. Layanan jasa silang layan

7. Layanan pembendalan dan perbaikan buku

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa banyak sekali jenis-jenis layanan yang disediakan oleh perpustakaan. Namun pada dasarnya semua jenis layanan ini disediakan untuk membantu pengguna dalam menemukan informasi yang dibutuhkannya. Dengan adanya layanan-layanan yang tersedia diharapkan minat pengguna untuk datang ke perpustakaan semakin meningkat karena adanya kepuasan terhadap layanan yang diberikan perpustakaan kepada pengguna.

Dokumen terkait