• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.2 Online Public Access Catalogue (OPAC)

Dalam bahasa Indonesia, istilah baku untuk online public access catalogue (OPAC) belum terumuskan dengan pasti. Menurut Corbin yang dikutip oleh Hasugian (2009: 154) menyebutnya dengan online public catalogue, yaitu:

Suatu katalog yang berisikan cantuman bibliografi dari koleksi satu atau beberapa perpustakaan, disimpan pada magnetic disk atau media rekam lainnya, dan dibuat tersedia secara online kepada pengguna. Katalog itu dapat ditelusur secara online melalui titik akses yang ditentukan.

Katalog on-line atau OPAC merupakan sistem katalog perpustakaan yang menggunakan komputer. Pangkalan datanya biasanya dirancang dan dibuat sendiri oleh perpustakaan dengan menggunakan perangkat lunak komersil atau buatan sendiri. Katalog ini memberikan informasi bibliografis dan letak koleksinya. Katalog biasanya dirancang untuk mempermudah pengguna sehingga tidak perlu bertanya dalam menggunakannya (user friendly) (Saleh dan Mustafa, 1992: 52).

Sedangkan menutut Horgan yang dikutip oleh Hasugian (2009: 155) menyatakan bahwa:

OPAC adalah suatu sistem temu balik informasi, dengan satu sisi masukan (input) yang menggabungkan pembuatan file cantuman dan indeks. Hal ini menghasilkan pangkalan data yang dapat ditelusur sebagai sisi keluaran (output) dari sistem. OPAC menyediakan akses umum kepada file pangkalan data yang dimiliki perpustakaan. Melalui OPAC pengguna berinteraksi untuk memeriksa isi file yang ada.

Pendapat lain dikemukakan oleh Taylor (1992: 11):

Katalog online atau sering disebut dengan OPAC (Online Public Access

Catalogue) adalah bentuk katalog terbaru yang telah digunakan pada

sejumlah perpustakaan tertentu. OPAC cepat menjadi pilihan katalog yang digunakan di berbagai jenis perpustakaan. Dari berbagai bentuk fisik katalog yang telah digunakan di perpustakaan, ternyata OPAC dianggap paling fleksibel dan paling mutakhir.

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa OPAC adalah sistem katalog

online yang berisikan cantuman bibliografi dari satu atau beberapa perpustakaan

yang dapat digunakan oleh pengguna untuk menelusur pangkalan data katalog dan berfungsi sebagai sarana untuk memeriksa status dari suatu bahan pustaka atau koleksi perpustakaan. Dibandingkan dengan katalog kartu atau jenis katalog lainnya, katalog online lebih efisien karena memiliki lebih banyak titik akses dan lebih fleksibel. Penelusuran koleksi dengan sistem OPAC dapat dilakukan dengan menggunakan kata kunci seperti judul, pengarang, subjek dan informasi lainnya dari suatu koleksi yang ingin dicari sehingga dapat mempermudah pengguna menemukan koleksi yang dicarinya. OPAC merupakan sarana penghubung antara sekumpulan koleksi pada suatu perpustakaan dengan pengguna perpustakaan. Dengan OPAC pengguna dapat melakukan proses temu balik informasi dengan mudah dan cepat.

2.2.1 Tujuan OPAC

Penggunaan OPAC di suatu perpustakaan tentunya memiliki tujuan tertentu bagi pengguna perpustakaan tersebut. Menurut Cutter yang dikutip oleh Darmono (2001: 87) tujuan pengkatalogan adalah:

1. Memudahkan seseorang menemukan sebuah karya yang telah diketahui pengarang, judul atau subjeknya

2. Memperlihatkan apa yang dimiliki perpustakaan melalui nama pengarang, subjek dan jenis literaturnya

3. Membantu pemilihan sebuah karya seperti dalam hal edisinya secara bibliografis dan karakternya (topic).

Sedangkan menurut Kusmayadi dan Andriaty (2006: 53) menyatakan bahwa beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan OPAC adalah:

1. Pengguna dapat mengakses secara langsung ke dalam pangkalan data yang dimiliki perpustakaan

2. Mengurangi beban biaya dan waktu yang diperlukan dan yang harus dikeluarkan oleh pengguna dalam mencari informasi

3. Mengurangi beban pekerjaan dalam pengelolaan pangkalan data sehingga dapat meningkatkan efisiensi tenaga kerja

4. Mempercepat pencarian informasi

5. Dapat melayani kebutuhan informasi masyarakat dalam jangkauan yang luas.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan utama penggunaan OPAC di perpustakaan ialah untuk membantu pengguna perpustakaan dalam memperoleh koleksi seefisien mungkin, sehingga pengguna dapat menghemat waktu dan biaya serta pengguna dapat menemukan koleksi yang sesuai dengan kebutuhannya.

2.2.2 Fungsi OPAC

Penyediaan OPAC di suatu perpustakaan tentunya memiliki fungsi yang sangat penting dalam penelusuran koleksi perpustakaan. Secara umum fungsi katalog adalah sebagai berikut :

1. Menunjukkan tempat suatu buku atau bahan lain dengan menggunakan lambang-lambang angka klasifikasi dalam bentuk nomor panggil (call number)

2. Mendaftar semua buku dan bahan lain dengan susunan alfabetis nama pengarang, judul buku, atau subjek buku yang bersangkutan, ke dalam suatu tempat khusus di perpustakaan untuk memudahkan pencarian entri-entri atau informasi yang diperlukan.

3. Memberikan kemudahan untuk mencari suatu buku atau bahan lain di perpustakaan dengan hanya mengetahui salah satu dari daftar kelengkapan buku yang bersangkutan. (Yusup, 1995: 76)

Darmono (2001: 88) menyatakan bahwa katalog perpustakaan dapat berfungsi sebagai:

1. Catatan lengkap atau sebagian koleksi perpustakaan 2. Kunci untuk menemukan karya yang diperlukan 3. Sumber yang memberikan alternatif pilihan karya 4. Sumber penyusunan bibliografis

5. Alat bantu pengingat koleksi

Pendapat lain dinyatakan oleh Tedd yang dikutip oleh Hasugian (2009: 154) bahwa:

OPAC adalah sistem katalog terpasang yang dapat diakses secara umum, dan dapat dipakai pengguna untuk menelusur pangkalan data katalog, untuk memastikan apakah perpustakaan menyimpan karya tertentu, untuk mendapatkan informasi tentang lokasinya, dan jika sistem katalog dihubungkan dengan sistem sirkulasi, maka pengguna dapat mengetahui apakah bahan pustaka yang sedang dicari sedang tersedia di perpustakaan atau sedang dipinjam. Pendapat ini menunjukkan fungsi OPAC sebagai sarana temu balik informasi yang dapat diintegrasikan dengan sistem sirkulasi. Selain sebagai alat bantu penelusuran, OPAC dapat juga

digunakan sebagai sarana untuk memeriksa status bahan pustaka. Melalui OPAC, pengguna dimungkinkan juga dapat mengetahui lokasi atau tempat penyimpanannya.

Sedangkan menurut Feather yang dikutip oleh Hasugian (2001: 6) menyatakan bahwa:

OPAC adalah suatu pangkalan data cantuman bibliografi yang biasanya menggambarkan koleksi perpustakaan tertentu. OPAC menawarkan akses secara online ke koleksi perpustakaan melalui terminal komputer. Pengguna dapat melakukan penelusuran melalui pengarang, judul, subjek, kata kunci dan sebagainya. Pendapat ini selain menunjukkan fungsi OPAC pada penelusuran informasi, juga menekankan fungsi lain dari OPAC yaitu untuk menunjukkan keberadaan atau kekayaan koleksi dari suatu perpustakaan tertentu. Melalui OPAC, pengguna akan dapat mengetahui seberapa banyak judul, subjek, jumlah eksemplar, dan sebagainya dari koleksi suatu perpustakaan tertentu.

Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa fungsi katalog secara umum adalah sebagai daftar inventarisasi seluruh koleksi perpustakaan, menunjukkan letak atau lokasi dari suatu koleksi perpustakaan dan memberikan kemudahan kepada pengguna untuk mencari suatu koleksi perpustakaan sekaligus katalog berfungsi sebagai sarana temu balik informasi. OPAC merupakan jenis katalog yang mempunyai kemampuan lebih baik dibandingkan dengan jenis katalog lainnya untuk membantu pengguna dalam menemukan koleksi yang diinginkannya. Dengan OPAC pengguna dapat mengetahui keanekaragaman koleksi yang dimiliki oleh suatu perpustakaan. Selain itu, dengan OPAC pengguna juga dapat mengetahui letak koleksi dan status koleksi yang diinginkan sedang tersedia di rak atau sedang dipinjam apabila sistem OPAC diintegrasikan dengan sistem sirkulasi.

Vigil (1988: 32) juga menyatakan bahwa:

The primary function of OPACs is as identification/location systems because the traditional use of catalogs is to identify whether the library owns a particular title, and provide a call number to get it from the shelf. Indeed, OPACs have a command language and protocols geared for specific or known item searches.

Pendapat diatas secara umum menjelaskan bahwa fungsi dasar dari OPAC adalah sebagai sebuah sistem yang berfungsi untuk menemukan atau mengidentifikasi lokasi atau informasi karena kegunaan dasar dari katalog adalah untuk mengidentifikasi atau menemukan judul-judul yang dimiliki oleh perpustakaan, dan untuk menemukan nomor panggil untuk dapat menemukan koleksi di rak. Dalam hal ini, OPAC memiliki bahasa perintah untuk kata atau istilah spesifik yang sulit dicari.

2.2.3 Perkembangan Sistem OPAC

Katalog perpustakaan mengalami perkembangan dari masa ke masa, dimulai dengan katalog manual sampai terciptanya OPAC sebagai katalog yang paling modern. OPAC pun mengalami perkembangan sehingga ketersediaannya dapat memberikan lebih banyak kemudahan bagi pengguna dalam menelusur koleksi perpustakaan. Menurut Shiao-Feng Su yang dikutip oleh Arif (2005: 8) menyatakan bahwa:

Perkembangan sistem OPAC dipengaruhi oleh visi Don Swanson. Pada tahun 1964 Swanson menerbitkan artikel dengan judul Dialogues with

catalog, yang mempresentasikan pemikirannya tentang bagaimana

seharusnya sistem katalog perpustakaan di masa mendatang. Swanson secara cemerlang menguraikan interaksi (dialogue) yang ideal diantara seorang pengguna perpustakaan dengan console (suatu jenis terminal yang dapat menemubalikkan berbagai jenis informasi bibliografi, dan mungkin informasi lainnya). Melalui console, pengguna akan dapat berdialog dengan pangkalan data, dan melakukan penelusuran informasi. Pengguna diharapkan akan merasa puas terhadap dialog tersebut, karena informasi bibliografis yang dibutuhkan dapat diperoleh lebih cepat. Kepuasan pengguna menjadi salah satu tujuan yang akan dicapai melalui penyediaan OPAC di perpustakaan. Untuk itu, sistem OPAC dirancang bangun dan dikembangkan dengan berorientasi kepada kebutuhan pengguna.

Sedangkan menurut Tedd yang dikutip oleh Hasugian (2009: 156) menguraikan kronologis perkembangan sistem OPAC dan automasi perpustakaan, yang disarikan sebagai berikut:

1. Tahun 1960-an dan Awal Tahun 1970-an

Pada tahun 1960-an, pengoperasian sistem komputer masih berada pada mode atau cara yang sangat bervariasi, sehingga kemungkinan melakukan penelusuran informasi dengan katalog terpasang (online) dianggap masih jauh dari kenyataan. Pada awal tahun 1970-an,

sejumlah perpustakaan mulai menggunakan sistem komputer induk untuk mengembangkan sistem lokal.

2. Pertengahan Tahun 1970-an

Pada masa ini, komputer mulai digunakan untuk proses pengawasan sirkulasi di perpustakaan. Perkembangan pada masa ini juga ditandai dengan munculnya sistem kerjasama pengatalogan dan pemanfaatan bersama pada berbagai perpustakaan.

3. Akhir Tahun 1970-an dan Awal Tahun 1980-an

Pada era ini, penggunaan komputer mikro menjadi terkenal karena menyediakan fasilitas untuk melakukan akses secara terpasang (online) terhadap berbagai simpanan (file) dalam sistem sirkulasi. Perkembangan lain yang terjadi pada masa ini ialah penyediaan paket perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) atau

turnkey system untuk perpustakaan oleh beberapa perusahaan.

Munculnya sistem OPAC di sejumlah perpustakaan tertentu merupakan perkembangan utama yang terjadi dalam automasi perpustakaan sampai awal tahun 1980-an.

4. Pertengahan sampai Akhir Tahun 1980-an

Pada masa ini, perpustakaan yang menggunakan sistem OPAC semakin meningkat. Pemasok mulai menyediakan sistem yang terintegrasi (integrated system) untuk manajemen perpustakaan. Sistem OPAC menjadi sangat terkenal selama tahun 1980-an, sehingga banyak perpustakaan mulai meninggalkan katalog kartu dan beralih ke sistem OPAC. Sistem OPAC mulai dikembangkan berdasarkan kebutuhan pengguna sistem. Banyak perpustakaan atau institusi yang menyediakan anggaran, khusus untuk pengembangan sistem OPAC.

5. Tahun 1990-an

Pada tahun ini, terlihat perubahan besar pada sistem manajemen perpustakaan, dengan menawarkan kecenderungan dari sistem milik sendiri (proprietary systems) bergerak kearah sistem terbuka. Pemasok sistem mulai menawarkan produk sistem baru yang bisa dijalankan pada sejumlah perangkat keras. Arsitektur dari beberapa sistem yang baru ini, memisahkan perangkat lunak (software) menjadi client dan

sever. Agar client dan sever dapat saling berhubungan tanpa

hambatan, maka dalam protokol komunikasi antar client dan sever (client-server communication protocol) ditetapkan aturan-aturan yang digunakan untuk keperluan tersebut.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan sistem OPAC dipengaruhi oleh artikel yang ditulis oleh Don Swanson yang berisikan pemikirannya tentang katalog di masa depan yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Selain itu, perkembangan sistem OPAC semakin berkembang pesat dari kurun waktu tertentu. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya kebutuhan pengguna akan teknologi informasi sehingga

penggunaan katalog kartu atau katalog manual lainnya sudah tidak sesuai lagi digunakan di perpustakaan. Oleh sebab itu, banyak perpustakaan yang beralih ke katalog online atau OPAC. Kemudian sistem OPAC mulai dikembangkan berdasarkan kebutuhan pengguna sistem sehingga sistem OPAC menjadi lebih baik dari masa ke masa.

2.2.4 Keunggulan OPAC.

OPAC memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh jenis katalog lainnya. Menurut Murphy yang dikutip oleh Hasugian (2001: 13) menyatakan bahwa:

OPAC adalah katalog yang paling cocok saat ini digunakan di perpustakaan. OPAC jauh melebihi katalog kartu dan katalog lainnya yang digantinya. Katalog kartu memiliki sejumlah keterbatasan dibanding dengan OPAC. Sekalipun fungsi dasarnya sama yaitu sebagai sarana temu balik di perpustakaan, namun diantara katalog kartu dan OPAC terdapat banyak perbedaan.

Pendapat lain dikemukakan oleh Hermanto (2007: 1) bahwa OPAC memiliki keuntungan antara lain:

a. Penelusuran informasi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat

b. Penelusuran dapat dilakukan dimana saja tidak harus datang ke perpustakaan dengan catatan sudah online ke internet

c. Menghemat waktu dan tenaga

d. Pengguna dapat mengetahui keberadaan koleksi dan status koleksi apakah sedang dipinjam atau tidak

e. Pengguna mendapatkan peluang lebih banyak dalam menelusur bahan pustaka.

Selain pendapat di atas, Hasugian (2009: 166) juga berpendapat bahwa: Salah satu keunggulan sistem OPAC dari katalog kartu dan katalog manual lainnya adalah kemudahan dalam penelusuran. Melalui OPAC, pengguna bisa menelusur dokumen yang dibutuhkan dengan berbagai cara yang tidak mungkin dapat dilakukan pada katalog kartu atau katalog manual lainnya, misalnya menelusur berdasarkan kata kunci ke semua ruas, menelusur menggunakan operator boolean, operator word adjacency dan sebagainya. Sistem OPAC biasanya menawarkan atau menyediakan akses yang luas kepada seluruh cantuman bibliografi. Hasil penelusuran melalui sistem OPAC dapat ditampilkan secara sistematis dan bervariasi.

Sedangkan menurut Christie yang dikutip oleh Kusmayadi dan Andriaty (2006: 53) mengungkapkan bahwa:

Penggunaan jaringan dalam OPAC dapat memberikan keuntungan, yaitu penelusuran katalog menjadi lebih cepat sehingga waktu untuk penemuan kembali bahan pustaka yang dicari lebih efisien, serta pengguna dapat langsung mengakses koleksi data, melakukan download data bibliografis, abstrak, artikel lengkap, dan informasi lain yang tersedia.

Pendapat para pakar di atas mengemukakan bahwa OPAC adalah jenis katalog yang paling cocok digunakan di perpustakaan pada saat ini bila dibandingkan dengan jenis katalog lainnya, karena OPAC memiliki kelebihan- kelebihan yang tidak dimiliki oleh jenis katalog lainnya. Salah satunya adalah kemudahan dalam menelusur suatu koleksi yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh jenis katalog lainnya, karena dengan OPAC pengguna dapat menelusur koleksi menggunakan berbagai titik akses sehingga memudahkan dalam proses temu balik informasi.

Kochtanek dan Matthews (2002: 203) menyatakan bahwa:

Initially there were three main benefits that resulted when an OPAC was introduced into a library. These benefits included:

a. Reduced costs to provide a library catalog b. Improved access to the collection

c. Immediate access to location and status information

Pendapat di atas menjelaskan bahwa awalnya ada tiga manfaat utama ketika sebuah OPAC diperkenalkan ke dalam perpustakaan antara lain: mengurangi biaya untuk menyediakan katalog perpustakaan, peningkatan akses ke koleksi sehingga pengguna dapat menemukan koleksi perpustakaan dengan lebih cepat, akses cepat ke lokasi sehingga pengguna tidak harus berkeliling perpustakaan untuk mencari koleksi yang diinginkan karena pada OPAC dapat diketahui lokasi dari suatu koleksi dan pengguna juga dapat mengetahui informasi status dari suatu koleksi apakah sedang tersedia di perpustakaan atau tidak.

2.2.5 Jenis Penelusuran OPAC

Penelusuran dengan menggunakan OPAC dapat dilakukan dengan berbagai cara. Menurut Rowley yang dikutip oleh Hasugian (2001: 55) mengemukakan bahwa ada beberapa jenis penelusuran yang dapat dilakukan melalui OPAC, yaitu:

1. Penelusuran dengan merawak (browser searching)

2. Penelusuran kata kunci (keyword searching) menggunakan satu atau lebih kata

3. Penelusuran frase, dengan memasukkan frase dalam kutipan, hal ini berguna untuk melokalisir frase yang berisikan kata-kata yang tidak diindeks (stopwords) atau kata-kata umum

4. Penelususran index-silang, misalnya menelusur lebih dari satu indeks dalam pernyataan penelusuran tunggal

5. Logika Boolean, didukung oleh operator AND, OR dan NOT.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diuraikan bahwa jenis penelusuran yang dapat dilakukan melalui OPAC yaitu:

1. Penelusuran dengan merawak (browser searching)

Penelusuran dengan merawak (browser seraching) artinya menelusur katalog dengan cara memeriksa satu persatu cantuman yang ada pada katalog perpustakaan tersebut. Penelusuran dengan cara merawak ini membutuhkan banyak waktu, sebab pengguna harus melihat semua cantuman yang ada pada katalog perpustakaan tersebut. Jadi, penelusuran dengan merawak ini kurang efisisen digunakan oleh pengguna, akan tetapi hasil dari penelusuran ini sangat akurat.

2. Penelusuran kata kunci (keyword searching)

Penelusuran dengan kata kunci (keyword searching) artinya menelusur katalog dengan menggunakan kata kunci atau query. Kata kunci yang digunakan berupa kata atau istilah yang dirumuskan secara bebas oleh pengguna untuk mengekspresikan kebutuhannya, sehingga pengguna dapat secara bebas memasukkan kata atau istilah yang sesuai dengan kebutuhannya ke dalam sistem. Penelusuran dengan menggunakan teknik ini biasanya akan menghasilkan panggilan dokumen (recall) yang tinggi sedangkan relevansi (precision) atau kesesuaiannya dengan kebutuhan pengguna cenderung

3. Penelusuran frase

Penelusuran frase artinya menelusur OPAC dengan memasukkan frase yang berisikan kata-kata yang tidak diindeks (stopwords) atau kata-kata umum (common words). Penelusuran dengan menggunakan teknik ini biasanya akan menghasilkan recall yang tinggi sementara precisionnya rendah sehingga hasil dari penelusuran ini kurang efisien.

4. Penelususran index-silang

Penelususran index-silang yaitu melakukan penelusuran pada sistem OPAC dengan menggunakan index-silang. Misalnya menelusur dengan lebih dari satu indeks dalam pernyataan penelusuran tunggal.

5. Logika boolean

Penelusuran dengan logika boolean yaitu merumuskan query dengan beberapa istilah terlebih dahulu sebelum melakukan penelusuran ke sistem OPAC. Penelusuran ini dapat menggunakan operator And, Or dan Not. Operator And digunakan untuk mempersempit hasil pencarian agar lebih spesifik. Operator Or digunakan untuk memperluas hasil pencarian termasuk sinonim dan istilah yang terkait. Sedangkan operator Not digunakan untuk mengecualikan catatan yang tidak diinginkan dari hasil pencarian dan berguna untuk membedakan kata kunci yang sama.

2.2.6 Teknik / Strategi Penelusuran OPAC

Dalam melakukan penelusuran menggunakan OPAC, perlu diketahui berbagai teknik atau strategi agar penelusuran dapat dilakukan dengan mudah dan cepat serta hasil penelusuran sesuai dengan yang diinginkan. Menurut Rowley yang dikutip oleh Hasugian (2006: 4) menyatakan bahwa:

Strategi pencarian merupakan himpunan keputusan dan tindakan yang dilakukan dalam proses pencarian, dengan tujuan untuk menemukan sejumlah cantuman yang relevan, menghindari ditemukannya dokumen yang tidak relevan, menghindari jumlah cantuman yang terlalu banyak, dan juga menghindari tidak ditemukannya cantuman sama sekali.

Sedangkan menurut Saleh dkk (1996: 73-81) teknik penelusuran OPAC terbagi dalam lima bagian, yaitu:

1. Penelusuran dengan kamus istilah

Dimana penelusuran menggunakan istilah yang sudah dibuat oleh CDS/ISIS pada saat mengindeks suatu ruas/sub ruas.

2. Penelusuran bebas

Dimana pengguna bebas mengetikkan apa saja yang ingin dicari karena sistem ini merupakan pengganti katalog.

3. Penelusuran dengan ekspresi boolean

Penelusuran dengan ekspresi boolean ini memungkinkan pengguna untuk menemu-balik informasi yang lebih tepat sesuai dengan apa yang diinginkan.

4. Penggunaan teknik ANY

Penggunaan ANY merupakan cara mengelompokkan istilah yang dapat dipakai sebagai penelusuran.

5. Pemotongan istilah

Pemotongan istilah ini digunakan apabila akan menjaring seluruh kata yang ada dalam basis data yang diminta dalam bentuk query.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diartikan bahwa strategi pencarian adalah suatu proses untuk bisa mendapatkan dokumen yang benar-benar relevan dengan kebutuhan informasi pengguna. Strategi ini dilakukan agar hasil dari pencarian informasi lebih spesifik dan lebih sesuai dengan kebutuhan sehingga proses pencarian informasi lebih efektif dan efisien. Teknik penelusuran katalog online terdiri dari 5 (lima) bagian, yaitu penelusuran dengan kamus istilah, penelusuran bebas, penelusuran dengan ekspresi boolean, penggunaan teknik ANY, dan pemotongan istilah.

Sintesis:

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan penggunaan sarana penelusuran OPAC adalah penggunaan sarana penelusuran berupa katalog online yang berisikan cantuman bibliografis dari seluruh koleksi perpustakaan yang dapat memudahkan pengguna dalam menelusur koleksi perpustakaan dengan indikator-indikator: (1) OPAC sebagai alat bantu penelusuran, (2) OPAC memberikan alternatif pilihan karya, (3) OPAC menghemat waktu dan tenaga, dan (4) OPAC menunjukkan keberadaan koleksi.

Dokumen terkait