• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE

Dalam dokumen BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT (Halaman 33-37)

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.2 CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

3.2.3 LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE

Capaian kinerja Balitbang KP pada Learning and Growth Perspective berasal dari 4 sasaran strategis diantaranya:

SASARAN STRATEGIS 6 : Tersedianya ASN IPTEK teknologi KP

Nilai sasaran strategis tersedianya ASN IPTEK teknologi KP triwulan I TA 2015 adalah 12%, yang terdiri 1 (satu) indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis tersebut yaitu jumlah SDM BPOL yang dikembangkan kompetensinya.

 Jumlah SDM BPOL yang dikembangkan kompetensinya

Definisi dari IKU tersebut adalah SDM BPOL baik PNS maupun tenaga kontrak yang menempuh pendidikan gelar (tugas belajar), non gelar (diklat fungsional tertentu) dan pelatihan (kursus teknis) dalam rangka untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi untuk menunjang tugas dan fungsinya. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun capaian IKU ini adalah sebagai berikut:

Tabel 14. Target dan Realisasi IKU Triwulan I pada Jumlah SDM SBPOL yang Dikembangkan

Kompetensinya No IKU Target Tahunan Target TW 1 Realisasi Tahunan Realisasi TW 1 Nilai Sasaran Strategis / NSS (Toleransi 0%) 1 2 3 4 5 6 7

13 Jumlah SDM BPOL yang

dikembangkan kompetensinya 25 10 10 10

Frekuensi perhitungan IKU yang terdapat pada sasaran strategis Jumlah SDM BPOL yang Dikembangkan Kompetensinya adalah semesteran dan merupakan realisasi pada setiap triwulan II dan IV.

SDM BPOL baik PNS, CPNS maupun tenaga kontrak yang menempuh pendidikan gelar (tugas belajar dalam dan luar negeri) yang sedang berjalan dan baru, non gelar (diklat prajabatan, fungsional tertentu/diklatpim), dan pelatihan (kursus teknis dalam dan luar negeri) dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kompetensi untuk menunjang tugas dan fungsinya. IKU ditetapkan untuk mengetahui jumlah ASN yang dikembangkan kompetensinya untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi/instansi. Berdasarkan tabel 14 dapat diketahui bahwa jumlah SDM BPOL yang dikembangkan kompetensinya pada triwulan I tahun 2015 adalah sebanyak 10 orang. Dimana jumlah tersebut adalah PNS yang sedang menjalani tugas belajar baik diluar maupun di dalam negeri.

26

SASARAN STRATEGIS 7 : Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses

Sasaran strategis tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis tersebut yaitu indeks pemanfaatan informasi kelautan dan perikanan.

 Indeks pemanfaatan informasi kelautan dan perikanan

IKU ini bertujuan untuk mengetahui informasi KP yang telah menggunakan teknologi informasi dalam penyebarannya, dimana menggunkan klasifikasi maximize dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun capaian IKU ini adalah sebagai berikut:

Tabel 15. Target dan Realisasi IKU Triwulan I pada Indeks Pemanfaatan Informasi KP (%)

No IKU Target Tahunan Target TW 1 Realisasi Tahunan Realisasi TW 1 Nilai Sasaran Strategis / NSS (Toleransi 0%) 1 2 3 4 5 6 7

14 Indeks pemanfaatan informasi

KP 75% 0 0 0

Frekuensi perhitungan IKU yang terdapat pada sasaran strategis Indeks Pemanfaatan Informasi KP adalah semesteran dan merupakan realisasi pada triwulan II dan IV.

SASARAN STRATEGIS 8 : Terwujudnya Reformasi Birokrasi

Capaian kinerja BPOL pada sasaran strategis terwujudnya reformasi birokrasi selama triwulan I adalah 20%, yang berasal dari 4 (empat) indikator kinerja, yaitu

 Indeks Reformasi Birokrasi BPOL

Reformasi Birkrasi merupakan suatu proses untuk merubah bentuk birokrasi yang lama dengan bentuk birokrasi yang baru sehingga aparatur negara mampu bekerja secara lebih professional, efektif, dan akuntabel dalam menyelenggarakan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Penilaian atas implementasi RB di KKP dilaksanakan melalui Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) secara online oleh masing-masing unit yang telah di verifikasi oleh inspektorat jenderal. Upaya yang dilakukan terfokus pada:

a. Panel I PMPRB online b. Panel II PMPRB omline c. Panel III PMPRB online  Nilai/skor SAKIP BPOL

Nilai SAKIP merupakan penilaian atas akuntabilitas kinerja KKP. Akuntabilitas kinerja yaitu perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah diteapkan melalui

27

la[poran kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. Tujuan darui pengukuran nilai SAKIP ini adalah untuk mendapatkan nilai akuntabilitas kinerja instansi dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang lebih berdaya guna, bersih dan bertanggung jawab serta mengukur kemampuan pemerintah dalam pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi.

 Indeks kepuasan masyarakat terhadap BPOL

Data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggaran pelayanan public dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhnannya. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat kinerja unit pelayanan secara berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan public selanjutnya. Bagi masyarakat, Indeks Kepuasan Masyarakat dapat digunakan sebagai gambaran tentang kinerja pelayanan unit yang bersangkutan. Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dihitung dari nilai rata-rata tertimbang masing-masing unit pelayanan dalam penghitungan IKM terhadap 14 unsur pelayanan yang dikaji setiap unsure pelayanan memiliki unsur penimbang yang sama dengan rumus sebagai berikut:

Untuk memperoleh nilai IKM unit pelayanan di gunakan nilai pendekatan rata-rata tertimbang dengan rumus sebagai berikut:

Untuk memudahkan nilai interpretasi terhadap nilai IKM (25-100) maka hasil penilaian tersebut dikonversikan dengan nilai dasar 25, dengan rumus :

 Jumlah usulan unit kerja berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)

Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) adalah sebutan atau predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja pada zona integritas yang memenuhi syarat indikator mutlak dan memperoleh hasil penilaian indikator operasional diantara 80 dan 90. Tujuan dari IKU ini adalah menjalankan instruksi presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang percepatan pemebrantasan korupsi secara optimal oleh seluruh instansi pemerintah di pusat dan daerah melalui implementasi instruksi ke-5 yaitu melaksanakan program wilayah bebas dari korupsi (WBK) kepada seluruh pimpinan instansi pemerintah di pusat dan daerah.

28

Tabel 16. Target dan Realisasi IKU Triwulan I pada Sasaran Strategis Terwujudnya Reformasi

Birokrasi No IKU Target Tahunan Target TW 1 Realisasi Tahunan Realisasi TW 1 Nilai Sasaran Strategis / NSS (Toleransi 0%) 1 2 3 4 5 6 7 15 Indeks RB BPOL 80 0 0 0

16 Nilai/skor SAKIP BPOL 80 0 0 0

17 Indeks kepuasan masyarakat

terhadap BPOL 70,1 0 0 0

18

Jumlah usulan unit kerja berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)

80 0 0 0

Frekuensi perhitungan IKU Indeks RB BPOL adalah smesteran dan merupakan realisasi pada triwulan II dan IV. Sedangkan untuk IKU Nilai/Skor SAKIP BPOL, Indeks kepuasan masyarakat terhadap BPOL dan Jumlah usulan unit kerja berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK) adalah tahunan dan merupakan realisasi pada triwulan IV.

SASARAN STRATEGIS 9 : Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien

Nilai sasaran strategis terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien triwulan I adalah 11%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1 (satu) IKU yaitu :

 Nilai efisiensi anggaran (%)

IKU ini didefinisikan sebagai persentase pelaksanaan anggaran dibanding dengan alokasi anggaran. Tujuan dari IKU ini adalah untuk menghasilkan output anggaran tertentu dengan input anggaran serendah-rendahnya, atau dengan input anggaran tertentu mampu menghasilkan output sebesar-besarnya. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Berdasarkan PMK No. 249/PMK.02/2011 perlu dilakukan evaluasi kinerja suatu program dari capaian kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen RKA-K/L oleh menteri/pimpinan lembaga (self evaluation), meliputi tiga aspek evaluasi, yaitu aspek implementasi, aspek manfaat dan aspek konteks. Formula yang digunakan untuk menghitung nilai efisiensi anggaran adalah sebagai berikut:

Keterangan:

E : Efisiensi RAK : Realisasi anggaran per keluaran RVK : Realisasi volume keluaran PAK : Pagu anggaran per keluaran TVK : Target volume keluaran n : Jumlah jenis keluaran

29

Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut:

Tabel 17. Target Dan Realisasi IKU Triwulan I Pada Nilai Efisiensi Anggaran (%)

No IKU Target Tahunan Target TW 1 Realisasi Tahunan Realisasi TW 1 Nilai Sasaran Strategis / NSS (Toleransi 0%) 1 2 3 4 5 6 7

19 Nilai efiseinsi anggaran (%) 90% 0% 0% 0%

Pengukuran nilai efiseinsi anggaran dilakukan pada akhir tahun 2015 setelah laporan capaian output diterima. Adapun upaya yang dilakukan untuk mencapai IKU tersebut adalah melakukan pemantauan capaian kinerja output dan outcome secara berkala termasuk pengisian laporan capaian secara berkala dan lengkap.

Dalam dokumen BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT (Halaman 33-37)

Dokumen terkait