• Tidak ada hasil yang ditemukan

e-Learning Matiruty Model (eMM) adalah sebuah model pendekatan yang khusus dikembangkan untuk digunakan dalam menilai dan membandingkan kapabilitas learning sebuah institusi agar pengembangan dan dukungan terhadap program e-learning-nya dapat berkesinambungan. eMM dikembangkan dari Capabilitiy Maturity Model (CMM) dan Software Process Improvement and Capability Determination (SPICE).

Konsep kunci yang yang digunakan dalam menerapkan model eMM terletak pada persoalan kapabilitas e-learning. Dengan model eMM ini, kapabilitas e-learning sebuah institusi dinilai dalam 5 (lima) dimensi, yaitu: delivery (pengiriman), planning (perencanaan), definition (definisi), management (manajemen), dan optimisasin (optimisasi). Model eMM menggunakan kelima dimensi tersebut secara sinergi dan holistik dalam menilai kapabilitas e-learning secara keseluruhan.

Dimensi dan proses penggunaan model eMM ditunjukkan dalam gambar berikut

28 Penjelasan terhadap penilaian masing-masing dimensi, ditunjukkan dalam tabel berikut.

Tabel 3.4. Penjelasan penilaian masing-masing dimensi dari eMM (Marshall, 2008)

No Dimensi Penjelasan

1 Pengiriman (Delivery) Dimensi Pengiriman berkaitan dengan penciptaan dan penyediaan hasil proses. Penilaian dimensi ini bertujuan untuk

menentukan sejauh mana proses ini terlihat beroperasi dalam institusi.

2 Perencanaan (Planning) Dimensi Perencanaan menilai penggunaan tujuan dan rencana yang telah ditetapkan dalam melakukan pekerjaan setiap proses.

Penggunaan rencana yang telah ditetapkan berpotensi menjadikan proses lebih dapat dikelola secara efektif dan direproduksi jika berhasil.

3 Definisi (Definition) Dimensi Definisi mencakup pendefinisian secara kelembagaan, dokumentasi standar, pedoman,

template dan kebijakan selama pelaksanaan

proses. Institusi yang telah melakukan dimensi ini secara efektif, akan jelas menjalankan bagaimana suatu proses harus dilakukan. 4 Pengelolaan

(Management)

Dimensi Manajemen berkaitan dengan

bagaimana institusi perguruan tinggi mengelola pelaksanaan proses dan memastikan kualitas hasil. Kemampuan dalam dimensi ini

mencerminkan pengukuran dan pengendalian hasil proses.

5 Optimisasi (Optimisation) Dimensi Optimisasi menangkap sejauh mana institusi menggunakan pendekatan formal untuk meningkatkan kegiatan proses. Kemampuan dimensi ini mencerminkan budaya perbaikan secara terus-menerus.

Prinsip utama dalam penilaian program e-learning dengan menggunakan model eMM adalah adanya sinergitas antar dimensi, sehingga institusi yang memiliki

kapabilitas pada semua dimensi untuk keseluruhan proses, akan dipastikan memiliki tingkat kesinambungan dan keberhasilan program e-learning yang lebih baik.

Kekuatan pada salah satu dimensi tanpa ditunjang oleh dimensi yang lain, tetap berpotensi menyebabkan program e-learning mengalami kegagalan atau tidak tercapainya tujuan yang diinginkan.

29 Model eMM membagi kemampuan lembaga untuk mempertahankan dan

menjalankan e-learning ke dalam 5 kategori atau area proses seperti dinjukkan dalam tabel berikut.

Tabel 3.5. Kategori Proses eMM Versi 2.3 (Marshal, 2003)

Kategori Proses Penjelasan Singkat

Learning (Pembelajaran) Proses yang secara langsung berdampak pada aspek pedagogis e-learning

Development (Pengembangan)

Proses seputar penciptaan dan pemeliharaan sumber daya e-learning

Support (Dukungan) Proses seputar pengawasan dan pengelolaan e-learning Evaluation (Evaluation) Proses sekitar evaluasi dan kontrol kualitas e-learning

melalui siklus hidup secara keseluruhan

Organization (Organisasi) Proses yang terkait dengan perencanaan dan manajemen kelembagaan

30 Bab IV Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa secara umum, kemampuan (kapabilitas) e-learning Universitas Mercu Buana saat ini berada pada tingkatan 2 (terpenuhi sebagian). Dari tampilan eMM Workbook, terlihat bahwa penyelenggaraan e-learning di Universitas Mercubuana telah mencapai keberhasilan dalam dimensi penyampaian (delivery), perencanaan (planning), dan manajemen (management), sedangkan pada dimensi definisi (definition) dan optimisasi (optimisation) masih tercapai secara parsial.

Sementara dari sisi proses, program e-learning Universitas Mercu Buana sudah relatif sudah memenuhi kriteria pembelajaran (learning), pengembangan

(development), evaluasi (evaluation), dan organisasi (organisation).

Harus diakui, bahwa hasil penelitian ini masih sangat prematur. Hal ini disebabkan karena data dan informasi yang dijadikan sebagai dasar dalam menilai proses dan dimensi kemampuan e-learning masih bersandar pada sumber data yang sangat minim. Seluruh aspek penilaian diisi dengan merujuk kepada asumsi penulis terhadap hasil pengamatan terhadap portal elearning2mercubuana.ac.id dari sisi mahasiswa, tanpa mengamati dari sisi dosen maupun administrator portal.

Fitur teknologi maupun fasilitas pembelajaran e-learning yang terdapat pada portal e-learning Universitas Mercu Buana dinilai dengan merujuk kepada fitur utama dan tambahan dari LMS Moodle yang digunakan sebagai engine utama portal tersebut. Dengan hasil evaluasi seperti di atas, tampak bahwa kekuatan yang dimiliki saat ini oleh e-learning Universitas Mercu Buana diantaranya adalah: pengorganisasian program yang sudah baik, keterkaitan program dengan perencanaan strategis lembaga sudah selaras, serta penyediaan sumber daya infrastruktur e-learning yang memenuhi syarat.

Adapun kelemahan yang terungkap adalah proses dukungan yang belum begitu memadai terhadap aktifitas pembelajaran, baik dari dimensi perencanaan, definisi dan standar, maupun optimalisasi dukungan.

Oleh karena itu, secara strategis, pengembangan yang mendesak untuk dilakukan diantaranya adalah penguatan dalam hal definisi, standar, prosedur, dan jaminan mutu pembelajaran, mulai dari desain, pengembangan, implementasi, monitoring, hingga evaluasi e-learning. Selain itu, sudah saatnya pula dilakukan optimisasi dalam berbagai aspek proses seperti: peningkatan kualitas dukungan baik kepada staf pengajar maupun mahasiswa dalam mengoptimalkan proses pembelajaran, integrasi dan pemanfaatan perpustakaan untuk mendukung kualitas pembelajaran e-learning, serta pengikutsertaan mahasiswa dalam memberikan masukan dan umpan balik dalam rangka mendukung proses desain dan pengembangan program

31

Learning: Proses yang secara langsung berdampak pada pedagogik

e-learning

L1 Tujuan Pembelajaran memandu desain dan implementasi

perkuliahan 3 2 2 2 2

L2 Mahasiswa dilengkapi mekanisme interaksi dengan staf

pengajar dan mahasiswa lainnya 2 2 1 2 2

L3 Mahasiswa dilengkapi pengembangan keterampilan e-learning

2 1 2 3 2 L4 Mahasiswa dilengkapi waktu respon staff yang diharapkan untuk

komunikasi mahasiswa 3 2 2 2 2

L5 Mahasiswa menerima umpanbalik tentang kinerja mereka dalam

perkuliahan 3 2 2 2 2

L6 Siswa dilengkapi keterampilan informasi untuk mendukung

pengembanagn penelitian 2 2 2 2 2

L7 Desain dan aktivitas pembelajaran secara aktif melibatkan

mahasiswa 0 0 0 0 0

L8 Penilaian didesain untuk membangun kompetensi mahasiswa

secara progresif 0 0 0 0 0

L9 Pekerjaan mahasiswa mengikuti jadwal dan tenggat waktu

tertentu 3 3 2 2 2

L10 Perkuliahan dirancang untuk mendukung gaya dan kemampuan

belajar yang beragam 2 2 3 2 2

Development: Proses membuat dan memelihara sumber daya

e-learning

D1 Staf Pengajar yang terlibat e-learning didukung dengan desain

dan pengembangan 4 3 2 2 3

D2 Desain, pengembangan, dan penyampaian perkuliahan dipandu

dengan prosedur dan standar e-learning 4 3 2 2 2

D3 Perencanaan yang eksplisit tentang teknologi, pedagogi, dan

konten e-learning dalam perkuliahan 0 0 0 0 0

D4 Perkuliahan dirancang untuk mendukung mahasiswa

berketidakmampuan 2 2 2 2 2

D5 Semua elemen infrastruktur fisik e-learning handal, kuat, dan

efisien 3 3 3 3 3

D6 Semua elemen infrastruktur fisik e-learning terintegrasi dengan

standar yang telah ditetapkan 2 2 2 3 2

D7 Sumber daya e-learning dirancang dan dikelola untuk

optimalisasi penggunaan 3 2 2 2 2

Support: Proses seputar dukungan dan manajemen operasional

e-learning

S1 Mahasiswa disediakan bantuan teknis ketika terlibat dalam

e-learning 0 0 0 0 0

S2 Mahasiswa disediakan fasilitas perpustakaan ketika terlibat

e-learning 1 1 2 2 1

S3 Kebutuhan, pertanyaan, dan keluhan mahasiswa dikumpulkan

dan dikelola secara formal 2 2 2 2 2

S4 Mahasiswa diberi dukungan layanan personal dan pembelajaran

ketika terlibat e-learning 2 2 2 2 2

S5 Staf pengajar disediakan dukungan pedagogi dan

pengembangan profesional e-learning 0 0 0 0 0

S6 Staf Pengajar disediakan dukungan teknis dalam penggunaan

informasi digital yang dibuat mahasiswa 2 2 2 2 1

Evaluation: Proses seputar evaluasi kontrol kualitas e-learning melalui seluruh siklus hidup

E1 Mahasiswa mampu memberikan umpan balik secara teratur

tentang kualitas dan efektiftas pengalaman e-learning mereka 0 0 0 0 0 E2 Staf Pengajar mampu memberikan umpan balik secara teratur

32

Gambar 4.1. Hasil Penilaian Kemampuan e-learning berdasarkan eMM 2.3 Workbook

E3 Ulasan reguler tentang aspek e-learning perkuliahan dilakukan

3 2 2 2 2

Organisation: Proses yang terkait dengan perencanaan dan manajemen

kelembagaan

O1 Pandauan kriteri formal tentang alokasi sumberdaya untuk

desain, pengembangan, dan penyampaian e-learning 0 0 0 0 0 O2 Kebijakan belajar mengajar institusional dan strategi yang jelas

untuk pembelajaran 2 2 2 2 2

O3 Keputusan-keputusan teknologi e-learning dipandu oleh

perencanaan yang jelas 3 2 2 3 2

O4 Penggunaan informasi digital dipandu oleh sebuah perencanaan

informasi institusional yang teringrasi 3 3 2 3 2

O5 Inisiatif-inisiatif e-learning dipandu oleh perencanaan

pengembangan yang jelas 3 2 3 3 3

O6 Mahasiswa disediakan informasi tentang teknologi e-learning

yang diutamakan untuk memulai perkuliahan 3 2 2 2 2

O7 Mahasiswa disediakan informasi tentang pedagogi e-learning

yang diutamakan untuk memulai perkuliahan 2 2 2 2 2

O8 Mahasiswa disediakan informasi administrasi yang diutamakan

untuk memulai perkuliahan 0 0 0 0 0

O9 Inisiatif-inisiatif e-learning dipandu dengan perencanaan strategi

33 Bab V. Penutup

Berdasarkan pembahasan atas hasil-hasil penelitian, terdapat beberapa simpulan penting terkait dengan kemampuan e-learning Universitas Mercu Buana saat ini.

1. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari portal

elearning2mercubuana.ac.id dari sisi mahasiswa, hasil penilaian dengan menggunakan eMM Workbook menunjukkan kemampuan e-learning pada tingkat ‘Terpenuhi Sebagian’, terutama dalam proses pengembangan, evaluasi, dan organisasi.

2. Dimensi kemampuan e-learning Universitas Mercubuana, khususnya yang terlihat dari www.elearning2mercubuana.ac.id memiliki kekuatan dalam penyampaian (delivery), perencanaan (planning), dan manajemen (management), tetapi masih harus diperkuat dalam dimensi definisi (definition) dan optimisasi (optimisation).

3. Proses yang mendesak untuk dibenahi adalah peningkatan kualitas

dukungan terhadap staf pengajar maupun mahasiswa dalam mengoptimalkan pembelajaran e-learning, baik dari aspek teknologi maupun pedagogi.

34 Daftar Pustaka

Ally, Mohammed. Foundation of Educational Theory for Online Learning dalam “Theori and Practice of Online Learning”, Ediitors: Terry Anderson and Fathi Elloumi, (Athabasca University, 2004)

Attwell, Graham (ed.). Evaluating E-learning A Guide to the Evaluation of E-learning:

Evaluate Europe Handbook Series Volume 2.

http://www.pontydysgu.org/wpcontent/uploads/2007/11/eva_europe_vol2_pref inal.pdf (20 Maret 2015)

Batchman, Kith. “Corporate e-Learning: Exploring a New Frontier,”

http://www.internettime.com/Learning/articles/hambrecht.pdf.pdf (20 Maret 2015)

Dabbagh, Nada. Online Learning: Concepts, Strategies, and Application. New Jersey. Pearson Education Inc., 2005

Engelbrecht, Elmarie. A look at e-learning models: investigating their value for

developing an e-learning strategy.

http://www.nottingham.ac.uk/~ntzcl1/literature/elearning/engelbrecht.pdf (20 Maret 2015)

Horton, William. e-Learning Tools and Technologies. San Francisco. John Wiley & Sons, Inc., 2003.

Marshall, Stephen. E-Learning Maturity Model: Process Descriptions.

http://www.utdc.vuw.ac.nz/research/emm/documents/versiontwothree/200706 20ProcessDescriptions.pdf (15 Maret 2015)

Marshall, Stephen. “E-Learning and Higher Education: understanding and supporting organization change”. Journal of Open, Flexible, and Distance Learning,

16(1).

http://journals.akoaotearoa.ac.nz/index.php/JOFDL/article/viewFile/96/66 (20 Maret 2015)

Gomes, Natália Fernandes dan Serrano, Hernández. “Building a Successful e-Learning Project in Higher Education.” GSTF Journal on Computing (JoC)

Vol.3 No.1, March 2013.

http://connection.ebscohost.com/c/articles/88012298/building-successful-e-learning-project-higher-education (20 Maret 2015).

Rosenberg, Marc J. Beyond e-Learning. San Francisco.Pfeiffer.2006.

Shank, Patti and Amy Sitze. Making Sense of Online Learning: A Guide for

Beginners and Truly Skeptical, www.learningpeaks.com/msoll., (12 Maret 2014).

35 Siragosa, Lucio Paul. Identification of Effective Instructional Design Principles and

Learning Strategies for Students Studying in Web-based Learning Environment in Higher Education. Doctoral dissertation. Curtin University of

Dokumen terkait