• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lembaga Keuangan Mikro

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

2.1.3 Lembaga Keuangan Mikro

Upaya pengentasan kemiskinan dapat dilakukan antara lain dengan memutus mata rantai kemiskinan itu sendiri, diantaranya adalah dengan pemberian akses yang luas terhadap sumber-sumber pembiayaan bagi usaha kecil dan mikro (UKM) yang dipandang sebagai bagian dari masyarakat miskin yang mempunyai kemauan dan kemampuan produktif. Kendala utama yang dihadapi pelaku usaha kecil dan mikro ketika mengajukan pembiayaan melalui perbankan adalah outstanding10 yang kecil, persyaratan perbankan dan tidak memiliki jaminan liquid11, sehingga sebagian besar usaha kecil dan mikro tidak tersentuh pembiayaan dari perbankan. Menurut Microcredit Summit (1997) dalam Wijono (2005), kredit mikro adalah program pemberian kredit berjumlah kecil kepada warga paling miskin untuk membiayai proyek yang dia kerjakan sendiri agar menghasilkan pendapatan, yang memungkinkan mereka peduli terhadap diri sendiri dan keluarganya. Lembaga keuangan yang terlibat dalam penyaluran kredit mikro umumnya disebut Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Menurut Asian Development Bank (ADB), lembaga keuangan mikro adalah lembaga yang menyediakan jasa penyimpanan (deposit), kredit (loan), pembayaran berbagai transaksi jasa (payment service) serta bantuan yang ditujukan bagi masyarakat miskin dan pengusaha kecil. Sedangkan bentuk lembaga keuangan mikro dapat berupa: (1) lembaga formal misalnya bank desa dan koperasi; (2) lembaga semi formal misalnya organisasi non-pemerintah; dan (3) sumber-sumber informal (Wijono, 2005).

10

Outstandingadalah estimasi jumlah keuntungan. 11

20

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2005, kondisi usaha kecil dan mikro periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2004 menunjukkan perkembangan. Pada periode ini kontribusi usaha kecil dan mikro pada produk domestik bruto mencapai 56,04 persen. Data Badan Pusat Statistik tahun 2005 menunjukkan bahwa dari jumlah 43,22 juta unit usaha kecil dan mikro tahun 2004 meningkat 1,61 persen dibandingkan dengan tahun 2003, dan jumlah ini merupakan bagian terbesar pelaku usaha di Indonesia. Tenaga kerja yang diserap usaha kecil dan mikro tahun 2004 mencapai 70,92 juta orang, turun 0,25 persen dibanding tahun 2003. Jumlah unit usaha, penyerapan tenaga kerja dan produktivitas berdasarkan skala usaha tahun 2003 dan 2004 terdapat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Unit Usaha, Penyerapan Tenaga Kerja dan Produktivitas

Berdasarkan Skala Usaha Tahun 2003 dan 2004. Skala Usaha Jumlah Usaha

(juta unit)

Tenaga Kerja (juta orang)

Produktivitas (juta rupiah/tenaga kerja)

2003 2004 2003 2004 2003 2004

Usaha Kecil 42,48 43,22 71,09 70,92 10,37 11,57 Usaha Menengah 0,05 0,06 8,30 8,15 33,70 38,71 Usaha Besar 2,17 2,25 0,42 0,40 1.870 2.220 Sumber: Berita Statistik, Maret 2005, Badan Pusat Statistik

Baitul Maal Wa Tamwiladalah lembaga keuangan yang menghimpun dan mengelola keuangan masyarakat. Baitul Maal Wa Tamwil tidak berbeda dengan lembaga keuangan mikro. Layanan yang diberikan sebagian besar sama dengan layanan yang diberikan lembaga kuangan mikro lainnya, yang membedakan adalah, dalam pengelolaanya Baitul Maal Wa Tamwil menggunakan sistem syari’ah, seperti penggunaan sistem bagi hasil dalam pelaksanaannya. Perkembangan Baitul Maal Wa Tamwilsangat beragam, mulai dari yang memiliki jumlah aset sebesar 50 juta rupiah dengan jumlah nasabah 500 orang, hingga yang memiliki aset berjumlah 100 juta rupiah dengan jumlah nasabah 3.000 orang.

Perkembangan Baitul Maal Wa Tamwil di Indonesia sangat potensial, karena berdasarkan data Menegkop, lembaga keuangan mikro yang ada hanya mampu menyerap 2,5 juta dari 43 juta pelaku usaha kecil dan mikro, sehingga diperkirakan masih dibutuhkan lebih dari 8.000 unit Lembaga Keuangan Mikro yang baru. Selain jumlah penerima manfaat yang besar, yang menarik adalah jumlah pembiayaan tiap unit usahapun lebih kecil untuk dapat menyentuh warga miskin yang memiliki kesulitan akses pembiayaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembiayaan pada lembaga keuangan mikro lebih mampu untuk menyentuh pengusaha mikro sebagai unit usaha terkecil, akan tetapi memiliki jumlah unit usaha paling besar di Indonesia.

Selain dari sisi permodalan, arti penting dari Baitul Maal Wa Tamwilbagi Usaha Kecil dan Mikro adalah berupa pendampingan. Usaha kecil dan mikro praktis lebih bermodalkan semangat dan kerja keras serta kejujuran, sedangkan secara teknis memiliki kelemahan dari sisi sumber daya manusia, permodalan, manajemen, juga legalitas12. Meskipun sepintas pembiayaan pada usaha kecil dan mikro sangat berisiko (karena ketiadaan jaminan), akan tetapi karena sebenarnya terdapat jaminan intangible seperti abonemen los pasar, surat ojek dan lainnya sebagai ganti dari jaminan yang berlaku pada bank ditambah dengan proses collectingyang dilakukan secara harian, hal ini telah menunjukkan bahwa Baitul Maal Wa Tamwil cukup hati-hati dalam proses pembiayaan dibuktikan dengan jumlah kolektabilitas rendah (kredit macet) di bawah 3 persen, lembaga keuangan mikro dapat dijadikan sebagai alternatif investasi yang menguntungkan, sekaligus

12

Sebagai contoh dalam satu pasar tradisional dengan jumlah pedagang 5.000 orang, keberadaan pedagang yang memiliki catatan yang dapat dibaca tidak lebih dari 10 orang saja. Hal inilah yang sering digunakan sebagai alasan bahwa usaha kecil dan mikro sulit mendapat pembiayaan dari bank, disamping alasan utama berupa kurang atau tidak adanya kolateral.

22

memberikan daya guna kepada masyarakat karena dapat menggerakkan sektor riil sekaligus menciptakan masyarakat produktif.

Sebagai lembaga yang mengelola keuangan masyarakat Baitul Maal Wa Tamwilperlu memiliki badan hukum. Baitul Maal Wa Tamwil yang berkembang didirikan dengan suatu proses legalitas hukum yang bertahap, dimulai dengan kelompok swadaya masyarakat hingga jika telah memenuhi aset yang mencukupi dapat mempersiapkan diri untuk membentuk badan hukum koperasi. Saat pengurus dan anggota telah siap untuk mengurus secara profesional, Baitul Maal Wa Tamwil dapat diajukan menjadi koperasi. Penetapan koperasi sebagai badan hukum Baitul Maal Wa Tamwil dipilih karena legalitas usaha yang diakui di Indonesia hanya tiga: (1) Perseroan Terbatas; (2) Badan Usaha Milik Negara dan (3) Koperasi. Dengan demikian, pilihan legalitas paling logis bagi Baitul Maal Wa Tamwiladalah koperasi. Kesesuaian koperasi sebagai badan hukum Baitul Maal Wa Tamwil didasarkan pada kesesuaian koperasi dengan hukum Islam. Koperasi sebagai salah satu dari sejumlah bentuk kegiatan ekonomi yang tengah dikembangkan saat ini merupakan bangun ekonomi yang berwatak sosial dengan berpadunya nilai ekonomi dan sosial di dalamnya (Norvadewi, 2007).

Baitul Maal Wa Tamwil sebagai pemberi dana (shahibul maal), dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan akan memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan calon peminjam (mudharib), yaitu sebagai berikut:

1. Character, penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon peminjam untuk memperkirakan kemungkinan bahwa peminjam dapat memenuhi kewajibannya.

2. Capacity, penilaian tentang kemampuan peminjam untuk melakukan pembayaran. Kemampuan diukur dengan catatan prestasi peminjam di masa lalu yang didukung dengan pengamatan di lapangan atas sarana usahanya seperti karyawan, mesin, sarana produksi, cara usahanya, dan lain sebagainya.

3. Capital, penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon peminjam, diukur dengan posisi usaha/perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh rasio keuangan dan penekanan pada komposisi modalnya.

4. Collateral, jaminan yang dimiliki calon peminjam. Penilaian ini untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu risiko kegagalan pembayaran tercapai terjadi, maka jaminan dapat dipakai sebagai pengganti dari kewajibannya. 5. Conditions, pihakBaitul Maal Wa Tamwilharus melihat kondisi ekonomi

yang terjadi di masyarakat dan secara spesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh calon peminjam. Hal tersebut dilakukan karena kondisi eksternal memiliki pengaruh yang cukup besar dalam proses berjalannya usaha calon peminjam dalam jangka panjang.

Dokumen terkait