• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

B. Lembaga Pendidikan Agama Islam

3) Macam-macam Lembaga Pendidikan Formal

Sekolah sebagai lembaga pendidikan sebenarnya mempunyai banyak ragamnya, dan hal ini tergantung dari segi mana melihatnya:37

36 Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1985), hlm. 70.

57

a) Ditinjau dari segi yang mengusahakan

 Sekolah Negeri, yaitu sekolah yang diusahakan oleh pemerintah, baik dari pengadaan fasilitas, keuangan maupun pengadaan tenaga pengajar. Ditetapkan dalam UUD 1945 Pasal 31, yang diatur menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional untuk sekolah umum (Depdikbud) dan Departemen Agama untuk sekolah yang berciri khas Agama Islam.

 Sekolah swasta, yaitu sekolah yang diusahakan oleh selain pemerintah, yaitu badan-badan swasta. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam UU Nomor 2 Tahun 1989 Pasal 47 ayat (1), yaitu: “masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional”.38

Sekolah swasta ini terdiri dari: disamakan, diakui, terdaftar, dan tercatat. Sedangkan untuk pendidikan tinggi PTN atau PTS menggunakan sistem akreditasi.

b) Ditinjau dari sudut tingkatan

Menurut UU Nomor 20 Tahun 2004, jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

38 Departemen Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Dirjen Binbaga Islam, 1991-1992), hlm. 18.

58

 Pendidikan Dasar, terdiri dari: Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyyah, SMP/ MTs.

 Pendidikan menengah, terdiri dari: SMA dan MA, SMK dan MAK.

 Pendidikan Tinggi, terdiri dari: akademi, institut, Sekolah Tinggi dan universitas.

c) Ditinjau dari sifatnya  Sekolah Umum

Sekolah umum adalah sekolah yang belum mempersiapkan anak dalam spesialisasi pada bidang pekerjaan tertentu. Penekanannya untuk persiapa mengikuti pendidikan yang lebih tinggi tingkatnya,termasuk di dalamnya: SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA.

 Sekolah Kejuruan

Lembaga pendidikan sekolah yang mempersiapkan anak untuk menguasai keahlian-keahlian tertentu, seperti: SMEA, MAPK (MAK), SMKK, STM dan sebagainya.

b. Lembaga Pendidikan Non Formal

Menurut Abu Ahmadi, lembaga non formal atau pendidikan luar sekolah ialah semua bentuk pendidikan yang diselenggrakan dengan sengaja, tertib, dan berencana, diluar kegiatan persekolahan. Komponen yang yang diperlukan harus disesuaikan dengan keadaan

59

peserta didik agar memperoleh hasil yan memuaskan, antara lain:39 1) Guru/ tenaga pengajar, 2) Fasilitas, 3) Metode dan 4) Waktu yang digunakan

Lembaga pendidikan yang dalam istilah UU Nomor 20 Tahun 2003 disebut dengan jalur pendidikan non formal ini, bersifat fungsional dan praktis yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan kerja peserta didik yang berguna bagi usaha perbaikan taraf hidupnya. Pendidikan non formal ini mempunyai ciri-ciri sebagai barikut:

1) Pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja di luar sekolah 2) Peserta umunya mereka yang sudah tidak bersekolah atau drop

out

3) Pendidikan tidak mengenal jenjang, dan program pendidikan untuk jangka waktu pendek

4) Peserta tidak terlalu homogen

5) Ada waktu belajar dan metode formal, serta evaluasi yang sistematis

6) Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus

7) Ketrampilan kerja sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan meningkatkan taraf hidup.40

39 Hasbullah, Dasar- dasar Ilmu Pendidikan, hlm. 55.

60

c. Lembaga Pendidikan InFormal

Menurut Hasbullah, pendidikan in formal atau lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Juga dikatakan lingkungan yang utama, karena sebagaian besar dari kehidupan anak adalah keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga.41

Agak berbeda degan pendapat Abu Ahmadi pendidikan informal ini terutama berlangsung di tengah keluarga. Namun mungkin juga berlangsung di lingkungan sekitar keluarga tertentu, perusahaan, pasar, terminal, dan lain-lain yang berlangsung setiap hari tanpa ada batas waktu.

Kegiatan pendidikan ini tanpa suatu organisasi yang ketat tanpa adanya program waktu, dan tanpa adanya evaluasi. Adapun alasanya di atas pendidikan in formal ini tetap memberikan pengaruh kuat terhadap pembentukan pribadi seorang/peserta didik.

Pendidikan ini dapat berlangsung di luar sekolah, misalnya di dalam keluarga atau masyarakat, tetapi juga dapat pada saat di dalam suasana pendidikan formal/ sekolah, misalnya saja waktu istirahat sekolah, waktu jajan di kantin, atau pada saat pemberian pelajaran tentang keadaan sikap guru mengajar, atau saat guru membri

61

tindakan tertentu kepad anak. Pendidikan in formal ini mempunyai tujuan tertentu, khususnya untuk lingkungan keluarga/ rumah tangga, lingkungan desa, lingkungan adat dan sebaginya.

Intinya pendidikan in formal ini berpusat pada keluarga, karena keluarga sendiri pendidikan bagi anak sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tunya dan dari anggota keluarga lain.42

Di dalam Pasal 1 UU Perkawinan Nomor 1 tahun 1974, dinyatakan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia sejahtera, berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa. Anak yang akan lahir dari perkawinan ini adalah ana yang sah dan menjadi hak serta tanggung jawab kedua orang tuanya memelihara dan mendidiknya, dengan sebaik-baiknya. Kewajiban kedua orang tua mendidik anak ini terus berlanjut sampai ia dikawinkan atau dapat berdiri sendiri, bahkan menurut Pasal 45 ayat 2 UU Perkawinan ini, kewajiban dan tanggung jawab orang tua akan kembali apabila perkawinan antar keduanya putus karena sesuatu hal. Maka anak ini akan kembali menjadi tanggung jawab orang tua.

62

Dengan demikian jelaslah bahwa orang tua yang pertama dan utama bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan pendidikan anak adalah orang tua. Adapun fungsi dan peranan pendidikan keluarga/ in formal sebagai berikut:

1) Pengalaman pertama masa kanak-kanak 2) Menjamin kehidupan emosional anak 3) Menanamkan dasar pendidikan moral 4) Memberikan dasar pendidikan sosial 5) Peletakan dasar-dasar keagamaan