• Tidak ada hasil yang ditemukan

AIR BERSIH DKI JAKARTA

ANALISIS KETERKAITAN PENGELOLAAN AIR BAKU UNTUK AIR BERSIH

6.1 Lembaga Terkait Pengelolaan Air Baku Untuk Air Bersih

Dalam pengelolaan sumber daya air banyak lembaga yang terkait dari instansi pemerintah atau kementrian dan setingkat badan sampai kepada pemerintah daerah dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Lembaga tersebut berkaitan langsung maupun tidak langsung ikut beperan dalam pengelolaan sumberdaya air dan termasuk pengelolaan air bersih, dan lembaga tersebut memiliki wewenang dan fungsi masing-masing sebagaimana berikut ini:

1. Kementrian Pekerjaan Umum.

Kemerntrian Pekerjaan Umum bertanggungjawab atas pembangunan jalan dan jembatan, tata ruang, pengairan, air bersih dan sanitasi, dahulu termasuk pembangunan perumahan yang saat ini telah ada Kementrian Perumahan Rakyat. Kementrian Pekerjan Umum telah membentuk Dadan Pendukung sistem Penyediaan Air Minum yang mempunyai memberikan rekomendasi kebijakan kepada Menteri Pekerjaan Umum dalam pengembangan penyediaan prasarana air bersih. Dalam pembangunan proyek Banjir Kanal Timur (BKT) Pemerintah Pusat melalui Kementrian Pekerjaan Umum, menyediakan dana sebesar 2,5 trilyun rupiah untuk pembangunan fisiknya. Pemerintah Pusat memberikan bantuan program penurunan tingkat kehilangan air baku dari 50% sampai dengan 20% serta bantuan teknis penyusunan studi kelayakan kerjsa sama pengelolaan antar daerah (lintas wilayah) atas dasar pertimbangan keterseidaan air baku dan/ atau efektifitas dan efisiensi pengelolaan perusahaan. Untuk daerah yang belum dilayani SPAM bantuan fisik pengembangan SPAM melalui kerjasama regional pengembangan SPAM. Bantuan teknis tersebut berupa pengembangan prasarana air minum non pipa terlindungi dan bantuan program meningkatkan prasarana air bersih menjadi terlindungi. Sedangkan untuk daerah yang sudah

terlayani pemerintah pusat memberikan bantuan penyuusunan rencana induk air bersih terpadu dengan sanitasi dan penyusunan studi kelayakan.

Untuk program kerjasama pemanfaatan wilayah sungai strategi nasional diperlukan koordinasi. Wadah koordinsai tersebut disebut dengan Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Strategis Nasional. Pembentukan tim tersebut menjadi wewenang pemerintah pusat. 2. Kementrian Kesehatan.

kementrian kesehatan bertangung jawab atas penerbitan persyaratan kualitas air bersih dan air minum. Kemenkes memiliki wewenang untuk melakukan pengawasan, inspeksi dan pemantau kualitas air bersih dan air minum yang diproduksi oleh perusahaan pengelola air minum.

3. Kementerian Negara Lingkungan hidup. KLH menetapkan kebijakan mengenai pengendalian pencemaran air, merencanakan pelaksanaan – program-program lingkungan, dukungan masyarakat di bidang lingkungan. 4. BAPEDAL , Badan Pengendalian Dampak Lingkungan dibentuk pada tahun

1990, bertanggungjawab langsung kepada presiden namun kegiatan operaasonalnya dikoordinir oleh menteri Lingkungan Hidup.

5. Kementrian Dalam Negeri, dalam bidang air bersih, melalui Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah (PUOD) bertanggungjawab atas pengawasan dan monitoring kinerja pemerintah daerah dan pegawainya. Fungsi penting PUOD yaitu manajemen dan memberikan dukungan kepada perusahaan air minum daerah.

6. Kementrian kehutanan. Kementrian Kehutanan melalui Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi dan Hutan Lindung memiliki tugas melakukan konservasi sumber daya air termasuk konservasi sumber daya air terutama di kawasan hutan lindung.

7. BAPPENAS, Badan Perenaan Pembangunan Nasional), BAPPENAS, bertanggungjawab atas penyiapan program-program pembangunan nasional jangka panjang dan jangka menengah dan khususnya mengenai target pembangunan dan anggran sektoral.

8. Kemenkeu. Kementrian keuangan merupakan pemilik aset negara termasuk yang berada di bawah PADAM, Kemenkeu berwenang memberikan izin atas pengalihan aset maupun penghapusan. PDAM diwajibkan membayar kembali kepada Menteri Keuangan atas bantuan pendanaan atau pinjaman luar negeri atau penyertaan pemerintah. Kemenkeu melaui Direktoran Jenderal Lembaga Keuangan mengelola perjanjian penerusan pinjaman, dimana pemerintah daerah dan BUMD-nya (seperti PDAM) dapat meminjam dana yang disediakan melalui bantuan pendanaan eksternal ditingkat psuat.

9. Kementrian ESDM, dalam kaitannya dengan air bersih, Kementrian ESDM memberikan izin atas pengambilan air pada sumur dalam atau eksplorasi melaui Direktorat Lingkungan Geologi dan bertangung jawab atas eksplorasi dan pengumpulan data mengenai sumber-sumber air tanah dan thermal. 10. PAM JAYA, Perusahaan Air Minum Jakarta (PAM JAYA) disyahkan

berdasarkan PERDA DKI Jakarta No. 3/1977 dan dikukuhkan oleh SK Mendagri No PEM/10/53/13350 diundangkan dalam Lembaran DKI Jakarta No. 74 tahun 1977. PAM JAYA melaksanakan pelayanan air minum yang berkesinambungan kualitas, kuantittas dan kontinuitas, guna mendukung pogram Pemerintah PropinsiDKI Jakarta mewujudkan kota Jakarta sebagai pelayanan. Pada tanggal 6 Juni tahun 1997 penandatanganan Perjanjian Kerjasama PAM JAYA dengan 2 mitra swasta selama 25 tahun yaitu PT. Garuda Dipta Semesta yang saat ini menjadi PT. PALYJA (PAM Suez Lyonnaise des Euax-Dumez (PALYJA) DARI France dan PT. Thames PAM Jaya (TPJ) dari United Kindom. PAM Jaya memiliki hak melakukan pemeriksaan, pengkajian, penilaian dan evaluasi atas kinerja kedua mitra swasta.

11. PEMDA DKI, Pemerintah Daerah DKI Jakarta, memiliki tugas dan wewenang untuk memberikan pelayanan kepada masyarakatnya termasuk pemenuhan kebutuhan akan air bersih baik melalui pengalokasian anggaran pembangunan prasarana air bersih, pengembangan air bersih, maupun memberikan dana subsidi kepada warga. Pemda DKI menetapkan tarif air bersih atas usulan Badan Regulator PAM DKI. Pemda DKI juga

mengusulkan kepada pemerintah tentang biaya jasa pelayanan air yang diambil dari PJT 2.

Pemda DKI telah menyediakan dana 2,5 trilyun rupaih untuk pembebasan tanah proyek Banjir Kanal Timur yang pembangunannya dimulai sejak 2005. Anggaran DKI Jakarta pada tahun 2012 sebesar 33 trilyun rupiah naik 10% dari tahun anggaran 2011 sebesar 31,7 trilyun rupiah. Dana sebesar itu dipergunakan untuk pendidikan sebesar 26% dan untuk pembangunan terkait sumber daya air sebesar 15% yaitu untuk pembangunan DTRS sebesar 4,4 trilyun rupiah.

11. Badan Regulator DKI, membantu Gubernur melaporkan tentang pembangunan air bersih melalui wakil gubernur, megusulkan arau merekomendasikan tarif air bersih serta menerima dan menyetujui program pembangunan 5 tahunan yang disusun oleh pihak kedua dan menerima bagian pendapatan, pendapatan yang tidak dibagi serta obligasi bulana serta obligasi bulanan (jika bulanan).

12. Mitra Swasta. PAM Jaya bermitra dengan PT.PALYJA dan PT. AETRA. Kerjasama tersebut berlaku sejak 1988 selama kurun waktu 25 tahun atau berakir pada tahun 2013. Mitra swasta (Palyja dan Aetra) berkewajiban mengelola, mengoperasikan dan mendistribusikan air bersih serta memelihara dan membangun sistem penyediaan air bersih dan melakukan penagihan rekenin air. Untuk wilayah barat ditangani oleh PT. Palyja dan wilayah timur oleh PT. Aetra dimana wilayah pembagiannya adalah batas sungai Ciliwung.

13. PJT II, Perum Jasa Tirta II (PJT 2) bertugas dan berkewajiban mengelolah dan mengatur penyaluran air baku dari bendungan Jatiluhur untuk kepentingan pertanian, industri, dan PAM, serta untuk kegiatan penggerak listrik dan sebagian untuk pengelontoran. Air baku untuk air bersih yang disalurkan PJT II melalui Tarum Kanal Barat sebesar 14,74 m3/detik dengan rincian ke wilayah Timur sebesar 9,34 m3 dan wilayah Barat sebesar 5,4 m3/detik.

14. FORKAMI, Forum Komunikasi Pengelolaan Kualitas Air Minum Indonesia merupakan LSM yang bergerak di bidang kualitas air bersih produksi PAM.

FORKAMI bekerjasama dengan Badan Regulator melaksanakan Survei Kepuasan Pelanggan (SKP) temasuk kemampuan daya beli masyarakat. 15. YLKI, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia adalah LSM yang bergerak di

bidang perlindungan konsumen dimana perlindungan konsumen diatur oleh Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999.

16. KPAM, Komite Pelanggan Air Minum didirikan sejak tahun 2001 dan dibentuk di tiap kota yang mewakili kepentingan konsumen.

17. BPPSPAM. Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dibentuk melalu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 294/PRT/M/2005. Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) dibentuk dengan maksud untuk membantu pemerintah dalam mencapai tujuan pengaturan pengembangan SPAM yang meliputi: terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum berkualitas dengan harga terjangkau; tercapaianya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa pelayanan dan tercapainya peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum. Jadi BPPSPAM berperan dalam mendorong peningkatan pelayanan penylenggaraan SPAM, memberikan masukan dalam penyusunan kebijakan dan strategi serta mengembangkan sistem pembiayaan dan pola investasi pengembangan SPAM.

18. Komisi Irigasi. Komisi irigasi dibentuk melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 31/PRT/M/2007. Kedudukan Komisi Irigasi adalah di daerah propinsi dan dibentuk bendasarkan Keputusan Gubernur, Komisis irigasi berada di baeah gubernur dan bertangung jawab langsung kepada Gubernur. Komisi irigasi kabupaten dibentuk oleh bupati berada dan bertanggung jawab langsung kepada bupati. Selain komisi irigasi propinsi dan kabupaten jika dipandang perlu maka ada komisir irigasi lintas propinsi. Komisi irigasi antar provinsi membantu para gubernur di daerah yang bersangkutan dengan tugas: mengusulkan rencana rumusan kebijakan, rencana tahunan penyediaan, pembagian, pemberian air irigasi, mengusulkan prioritas alokasi dana pengelolaan irigasi, merumuskan rencana tata tanam, rencana pemeliharaan dan rehabilitasi jaringan irigasi.

19. Dewan Sumber Daya Air. Sebagai wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air yang pembentukannya ditetapkan dengan Keputusan Gubernur untuk pembentukan dewan sumber daya air kabupaten/ kota ditetapkan dengan keputusan bupati/walikota. Dewan Sumber Daya Air sebagai wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air. Pelaksanaan koordinasi pengelolaan sumber daya air pada sungai lintas propinsi dan wilayah sungai strategis nasional dapat dibentuk TKPSDA WS Lintas Propinsi dan TKPSDA WS Strategi Nasional yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

Fungsi Dewan Sumber Daya Air memberikan pertimbangan kepada presiden dalam menetapkan wilayah sungai dan cekungan air tanah atas dasar masukan dari pemda yang bersangkutan. Memberikan usulan kepada pemerintah tentang kebijakan pengelolaan sistem informasi hidrologi, hidrometeorologi dan hidrogeologi.

20. Pemda Non DKI. Pemda Bogor Provinsi Jawa Barat dan Pemda Tangerang Propinsi Jawa Barat. Sebagaimana dituangkan dalam Undang-undang 32 Tahun 2004 Pemerintahan Daerah dan PP NoMOR 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, pemda berhak mengatur dan mengurus urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya sesuai norma dan standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Dalam hal penyelenggaraan air, daerah berhak memanfaatkan sumber air bersih tetapi dengan mempertimbangkan kepentingan daerah lain. Pemda Tangerang mensuplai air bersih dari PAM Tangerang ke PAM JAYA begitu pula Pemda Bogor mensuplai air baku dari mata air Ciburial ke PAM JAYA. Pasokan air baku dari PJT 2 yang bersumber dari Sungai Citarum dimana hulunya berada di Bandung Jawa Barat dan tengahnya berada di daerah Purwakarta Jawa Barat. Pemda Jabar wajib memelihara sumber air baku pada DAS tersebut dan juga berhak menerima kompensasi untuk perbaikan lingkungan yang dipergunakan untuk perbaikan dan konservasi sumber daya air.