• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dwinna Rahmi, Emmy Ratnawati, Retno Yunilawati, dan Novi Nur Aidha

Balai Besar Kimia dan Kemasan, Kementerian Perindustrian RI

Jl. Balai Kimia I Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur

E-mail : bbkk@cbn.net.id, dwinna2002@yahoo.com

Peningkatan Aktivitas Anti Aging Pada Krim Nanopartikel Dengan Penambahan Bahan Aktif Alam

J. Kimia Kemasan Oktober 2014, Vol. 36 No. 2 : 215 -224

Penambahan bahan aktif metil sinamat atau β-glukan yang berasal dari bahan alam dapat lebih meningkatkan aktivitas anti aging dalam krim nanopartikel berbasis kelapa sawit. Metil sinamat yang dipakai berasal dari minyak laja gowah Indonesia yang diekstraksi dan difraksinasi menghasilkan metil sinamat dengan kemurnian 99%. β-glukan yang digunakan berasal dari produk Korea. Pada penelitian ini proses sonikasi pada pembuatan krim nanopartikel tidak mempengaruhi jumlah kandungan bahan aktif di dalam krim. Aktivitas anti aging meningkat, dengan selisih skor kerutan antara krim nanopartikel murni dan krim nanopartikel dengan penambahan bahan aktif yaitu sebesar < 0,001 untuk metil sinamat dan < 0,05 untuk β-glukan. Selain itu, stabilitas emulsi krim tetap sekitar 99% setelah dibiarkan selama 7 bulan di ruang terbuka dan suhu ruang.

Kata kunci : Metil sinamat, β-glukan, Krim nanopartikel, Aktivitas anti aging, Stabilitas emulsi

Siti Naimah, Silvie Ardhanie A., Bumiarto Nugroho Jati, Novi Nur Aidha, Agustina Arianita C.

Balai Besar Kimia dan Kemasan, Kementerian Perindustrian RI

Jl. Balai Kimia I Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur

E-mail : st.naimah@gmail.com

Degradasi Zat Warna Pada Limbah Cair Industri Tekstil Dengan Metode Fotokatalitik Menggunakan Nanokomposit Tio2 – Zeolit

J. Kimia Kemasan Oktober 2014, Vol. 36 No. 2 : 225-236

Telah dilakukan penelitian degradasi zat warna pada limbah cair industri tekstil menggunakan metode fotokatalitik dengan penambahan nanokomposit TiO2 - zeolit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas kemampuan nanokomposit dalam mendegradasi zat warna serta parameter-parameter yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Zeolit alam diaktivasi terlebih dahulu sebelum dikompositkan dengan TiO2. Perbandingan TiO2 : zeolit yang digunakan pada pembuatan nanokomposit adalah 100:0, 20:80, 40:60, 50:50, 60:40, dan 0:100. Percobaan pendahuluan dilakukan dengan menggunakan limbah cair tekstil buatan yang dibuat dari pewarna Synolon yellow

S-G6LS (untuk warna kuning) dan B/Blue R 150% special

(untuk warna biru), sedangkan limbah cair industri tekstil diambil dari salah satu industri di Bogor. Waktu degradasi zat warna dilakukan dalam reaktor fotokatalitik selama 180 menit. Pada perbandingan TiO2 : zeolit 40:60

kuning maksimal adalah 99,9 % dan zat warna tekstil buatan berwarna biru maksimal 99,8%. Analisis warna menggunakan spektrofotometer dan HPLC.

Nanokomposit TiO2 : zeolit 40 : 60 merupakan perbandingan optimal sehingga digunakan pada uji coba limbah cair industri tekstil. Degradasi maksimal warna kuning dengan pengolahan fotokatalitik yang ditambahkan nanokomposit pada limbah cair industri tekstil sebesar 98,4%, sedangkan untuk parameter uji zat organik, TSS,

TDS, BOD, COD, dan lemak/minyak diperoleh nilai di

bawah baku mutu yang dipersyaratkan.

Kata kunci : Reaksi fotokatalitik, Limbah tekstil cair, Nanokomposit, TiO2, Zeolit

P. Purwanto dan Salim Mustofa

Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir – BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang -15314

E-mail : ppurwanto88@gmail.com

Analisis Penambahan Fe Terhadap Sifat Listrik Dan Magnet Komposit Mwcnt-Fe

J. Kimia Kemasan Oktober 2014, Vol. 36 No. 2 : 237-244

Bahan komposit MWCNT-Fe dibuat dengan mencampurkan serbuk MWCNT dan Fe dengan variasi kandungan Fe mulai dari 1% sampai 5%. Selanjutnya bahan komposit diproses milling selama 3 jam memakai teknik High Energy Milling (HEM). Hasil pola difraksi sinar-x komposit MWCNT-Fe menunjukkan adanya puncak

MWCNT dan Fe dengan pola yang sama. Spektroskopi

Raman menunjukkan puncak D band muncul pada 1310-1320 cm-1, puncak harmonik kedua G band (G’ band)

muncul pada Raman shift 1605 cm-1 sampai dengan 1615 cm-1, dan puncak tangensial G band muncul pada 1580 cm-1 sampai dengan 1595 cm-1. Hasil pengukuran konduktivitas MWCNT-Fe dengan alat ukur LCR, menunjukkan bahwa nilai konduktivitas mengalami kenaikan sebanding dengan kenaikan berat Fe. Hasil parameter magnetik dengan metode VSM (Vibrating

Sample Magnetometer) menunjukkan Magnetik Rimanen

(Mr), Magnetik Jenuh (Ms) mengalami kenaikan, sedangkan Medan Koersif (Hc) mengalami penurunan sebanding dengan kenaikan berat Fe.

Kata kunci : Karbon MWCNT, Difraksi Sinar-X, Spektroskopi Raman, Konduktivitas

Darsono dan Made Sumarti

Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi - BATAN Jl. Lebak Bulus Raya No. 49, Jakarta Selatan

E-mail : darsono@batan.go.id

Pembuatan Bioetanol Dari Lignoselulosa Tandan Kosong Kelapa Sawit Menggunakan Perlakuan Awal Iradiasi Berkas Elektron Dan NaOH

J. Kimia Kemasan Oktober 2014, Vol. 36 No. 2 : 245-252

Proses pembuatan bioetanol dari serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dilakukan menggunakan dua metode. Pada metode pertama, perlakuan pendahuluan

elektron pada dosis 100 kGy, 200 kGy, 300 kGy, dan 400 kGy, kemudian proses kimia (NaOH), dilanjutkan dengan proses Simultaneous Saccharification Fermentation

(SSF). Metode kedua, perlakuan pendahuluan menggunakan NaOH dan iradiasi kemudian dilanjutkan dengan proses SSF. Proses sakarifikasi dilakukan menggunakan enzim selulase dan selubiose, sedangkan proses fermentasi dilakukan menggunakan khamir

Saccharomyces cerevisiae. Perlakuan dosis radiasi,

konsentrasi NaOH, dan aktivitas enzim dipakai untuk menentukan konsentrasi etanol yang dihasilkan. Penggunaan serat TKKS dengan perlakuan NaOH 6% dan iradiasi berkas elektron dengan dosis 200 kGy menghasilkan kadar etanol maksimum 6,55 g/L dengan rendemen 12,36%.

Kata kunci : Iradiasi, Berkas elektron, Simultaneous

saccharafication fermentation, Etanol, Glukosa

Bambang Afrinaldi dan Jayatin

Balai Pengkajian Teknologi Polimer - BPPT

Gedung 460 Kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan, 15314

E-mail : b_afrinaldi@yahoo.com

Pengaruh Konsentrasi Inisiator Dan Komposisi Styrene Dan Maleic Anhydride Terhadap Berat Molekul Pada Sintesis Kopolimer Poly (Styrene-Maleic Anhydride)

J. Kimia Kemasan Oktober 2014, Vol. 36 No. 2 :253 -258

Pada pencampuran antara dua jenis polimer dibutuhkan kompatibilitas yang cukup baik supaya diperoleh hasil yang bagus. Fungsi polimer adalah salah satu cara untuk meningkatkan kompatibilitas dengan memberikan gugus fungsi pada suatu polimer. Studi ini mempelajari pengaruh inisiator dan komposisi monomer styrene dan maleic

anhydride terhadap berat molekul pada sintesis Poly (Styrene-Maleic Anhydride) (PSMA). Polimerisasi dilakukan pada temperatur 90°C dengan inisiator benzoil peroksida (BPO). Pada analisis Fourier Transform Infra

Red (FTIR) terlihat adanya puncak pada bilangan

gelombang 1844,4 cm-1 dan 1778,2 cm-1 yang merupakan ikatan C=O pada struktur siklik anhidrat. Berat molekul tertinggi dari PSMA yang dihasilkan adalah sebesar 26208 g/mol yaitu pada penggunaan inisiator sebanyak 0,21 mmol. Bilangan asam PSMA relatif stabil dan mulai mengalami penurunan pada perbandingan styrene :

maleic anhydride = 2 : 1. Analisis Differential Scanning Calorimeter (DSC) menunjukkan bahwa PSMA memiliki

nilai Tg sekitar 135°C.

Kata kunci : Styrene, Maleic anhydride, Poly

(styrene-maleic anhydride)

L.O.A.N Ramadhan, S. H. Sabarwati, Amiruddin, Harniati, dan Susanti

Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Halu Oleo, Kendari

Kampus Hijau Bumi Tri Dharma Anduonohu, Kendari, 93231

E-mail : ramadhan305@gmail.com

Sifat Mekanik Membran Berbasis Paduan Kitosan Suksinat-Kitosan Terinsersi Litium

J. Kimia Kemasan Oktober 2014, Vol. 36 No. 2 : 259-264

seperti membran elektrolit yang berpotensi untuk penghantar litium. Dalam penelitian yang telah dilakukan, membran elektrolit disintesis dengan bahan dasar kitosan suksinat dan kitosan, serta litium. Membran dipreparasi melalui metode inversi fasa dengan variasi komposisi fraksi massa kitosan suksinat dan kitosan. Selanjutnya dilakukan uji sifat mekanik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan fraksi massa kitosan suksinat sampai dengan 60% (b/b) cenderung meningkatkan kekuatan tarik dan perpanjangan, serta menurunkan Modulus Young. Pada fraksi massa kitosan suksinat 70% (b/b) sampai dengan 80% (b/b), kekuatan tarik dan perpanjangan cenderung menurun, serta Modulus Young meningkat. Nilai maksimum kekuatan tarik, perpanjangan, dan Modulus Young masing-masing adalah 0,18 MPa, 112 %, dan 14,31 MPa. Berdasarkan hasil analisis sifat mekaniknya, membran paduan kitosan suksinat-kitosan terinsersi litium memiliki stabilitas mekanik yang cukup baik.

Kata kunci : Paduan, Kitosan suksinat, Kitosan, Litium, Sifat mekanik

Indra Saptiama, Herlina, Endang Sarmini, Karyadi, Abidin, Triani Widyaningrum, dan Rohadi Awaludin

Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka Gd. 11 Puspiptek, Serpong, 15314

E-mail : indra.saptiama@batan.go.id

Sintesis Poli N-Isopropilakrilamida (PNIPA)/Polityrosin (PTYR) Interpenetrating Polymer Networks (IPNs) Bertanda Iodium-125

J. Kimia Kemasan Oktober 2014, Vol. 36 No. 2 :265 -270

Saat ini perkembangan polimer telah semakin maju, berbagai aplikasi polimer telah dikembangkan baik di sektor energi, pangan maupun kesehatan. PNIPA/PTYR

IPNs bertanda iodium-125 dapat dimanfaatkan sebagai

sumber terapi kanker. PNIPA/PTYR merupakan polimer peka temperatur. Tujuan dari penelitian ini adalah sintesis PNIPA/PTYR IPNs bertanda iodium-125. Polityrosin ditandai dengan iodium-125 kemudian secara simultan direaksikan dengan monomer N-isopropilakrilamida melalui polimerisasi radikal bebas dengan inisiator amonium persulfat (APS) dan tetrametiletilenediamin (TEMED) untuk memperoleh PNIPA/PTYR IPNs bertanda iodium-125. Kemurnian radiokimia PNIPA/PTYR IPNs bertanda iodium-125 diukur dengan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan fasa gerak 2 propanol: 1 butanol: 0,2 M NH4OH. Selain Itu, stabilitas PNIPA/PTYR IPNs bertanda iodium-125 diuji pada media air. PNIPA/PTYR IPNs telah berhasil ditandai dengan iodium-125 dengan rendemen penandaan sebesar 37,6 ± 4,2 % (n = 3). Hasil pengamatan visual, ditunjukkan bahwa polimer mengalami perubahan sifat pada temperatur 32 oC sampai dengan 34°C. Hasil H-NMR hanya menunjukkan spektrum dari polimer PNIPA. Berdasarkan pemeriksaan KLT, kemurnian radiokimia PNIPA/PTYR IPNs bertanda iodium-125 adalah 95,93%. Pengujian stabilitas polimer bertanda iodum-125 pada media air pada T = 37°C selama 2 minggu menunjukkan bahwa iodium-125 yang masih tertahan pada polimer adalah 71,3 ± 6,2 %.

Kata kunci : N-isopropilakrilamida, Tyrosin, Iodium-125, KLT

E.S. Iriani, S.M. Widayanti, Miskiyah dan Juniawati Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen

Jalan Tentara Pelajar No. 12 A, Bogor 16114

E-mail : evi_savitri2003@yahoo.com

Pengaruh Ekstrak Bawang Putih Terenkapsulasi Terhadap Karakteristik Kemasan Antimikroba

J. Kimia Kemasan Oktober 2014, Vol. 36 No. 2 :271 -280

Kontaminasi mikroba merupakan salah satu faktor yang menentukan penurunan kualitas pangan dan umur simpan produk. Pertumbuhan mikroba pada produk daging segar dapat menimbulkan terjadinya pembusukan yang akan mendorong terjadinya penurunan keamanan pangan, perubahan warna, tekstur dan flavour. Penggunaan kemasan aktif antimikroba dapat menjadi alternatif untuk memperpanjang umur simpan produk daging. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh kemasan aktif antimikroba dengan bahan aktif ekstrak bawang putih dalam mempertahankan kesegaran produk daging segar. Pembuatan kemasan aktif antimikroba dilakukan dengan penambahan ekstrak bawang putih yang diperoleh dari tiga metode ekstraksi yaitu ekstrak segar, pelarut air dan pelarut etanol. Ekstrak kemudian dienkapsulasi

menggunakan spray dryer dengan menggunakan bahan pengisi maltodextrin. Ekstrak bawang putih terenkapsulasi selanjutnya dicampurkan ke dalam matriks polimer Low Density Poly Ethylene (LDPE) dengan

menggunakan ekstruder yang dilengkapi dengan blown film pada kondisi proses 120°C, 150°C dan 170°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan aktif terenkapsulasi akan berpengaruh terhadap karakteristik fisik dengan meningkatkan densitas dan menurunkan tingkat kecerahan warna plastik yang dihasilkan. Adanya ekstrak bawang putih juga cenderung meningkatkan suhu degradasi dan menurunkan sifat mekanis dari kemasan aktif. Kandungan bahan aktif alicin yang ada pada ekstrak bawang putih mampu menurunkan nilai TPC dari 2,6x107

menjadi 2,2-7,5 x 104.

Kata kunci: Kemasan anti mikroba, Ekstrak bawang putih, Mikroenkapsulasi

Indeks Kata Kunci

Dokumen terkait