Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama (Inisial) :
Jenis Kelamin : (P)/(L)
Setelah mendapat penjelasan yang cukup, dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh:
Nama : Rafika Nur Siregar Nim : 111101020
Judul : Pengetahuan Mahasiswa program studi S1 Keperawatan (reguler) Universitas Sumatera Utara tentang Undang-Undang RI No. 38 tahun 2014
tentang keperawatan.
Saya akan memberi jawaban sesuai dengan keyakinan saya untuk membantu penelitian ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan suka rela tanpa ada unsur paksaaan dari pihak manapun.
Medan, April 2015
Lampiran 3 Pengetahuan Mahasiswa Keperawatan Universitas Sumatera Utara tentang
Undang-Undang Keperawatan RI yang disahkan tahun 2014
Isilah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tandachecklist(√) pada pilihan jawaban yang anda anggap benar.
No Pertanyaan Benar Salah
1. Jenis pendidikan keperawatan terdiri atas pendidikan vokasi, akademik dan profesi
2. Jenjang pendidikan terendah keperawatan SMK kesehatan 3. Pendidikan keperawatan diselenggarakan oleh perguruan tinggi
sesuai dengan standar nasional pendidikan keperawatan
4. Perguruan tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi keperawatan harus menyediakan fasilitas pelayanan sebagai wahana pendidikan seperti RS dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang memenuhi persyaratan termaksuk jejaring dan komunitas di dalam wilayah binaan serta berkoordinasi dengan organisasi profesi
5. Dosen institusi pendidikan berasal dari perguruan tinggi dan wahana pendidikan keperawatan
6. Mahasiswa keperawatan pada akhir pendidikan vokasi dan profesi wajib mengikuti uji kompetensi
7. Uji kompetensi diselenggarakan oleh perguruan tinggi berkerjasama dengan organisasi profesi dan lembaga pelatihan atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi
8. Uji kompetensi hanya sebagai syarat kelulusan pendidikan 9. Mahasiswa pendidikan vokasi dan profesi yang lulus uji
kompetensi diberikan sertifikat kompetensi oleh perguruan tinggi
10. Praktik keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh perawat dalam bentuk asuhan keperawatan
11. Tugas perawat hanya melakukan asuhan keperawatan
12. Wewenang perawat pada upaya kesehatan perorangan sama dengan wewenang perawat pada upaya kesehatan masyarakat 13. Perawat dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelolah
pelayanan keperawatan berwewenang melakukan pengkajian dan menetapkan permasalahan
14. Pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang hanya dapat diberikan secara tertulis oleh tenaga medis kepada perawat untuk melakukan sesuatu tindakan medis dan melakukan evaluasi pelaksanaannya
wewenang secara delegatif hanya dapat diberikan tenaga medis kepada perawat profesi atau perawat vokasi terlatih yang memiliki kompetensi yang diperlukan
16. Dalam melaksanakan tugas perawat berdasarkan pelimpahan wewenang secara mandat yang diberikan tenaga medis kepada perawat untuk melakukan sesuatu tindakan medis hanya dapat dilakukan dibawah pengawasan pemberi pelimpahan wewenang
17. Dalam keadaan keterbatasan dimana tidak adanya tenaga medis dan tenaga kefarmasian, perawat berwewenang melakukan pengobatan untuk penyakit umum
18. Dalam keadaan darurat perawat dapat melakukan tindakan medis dan pemberian obat sesuai dengan kompetensinya
19. Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat berhak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur operasional dan ketentuan perundang-undangan 20. Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat
berkewajiban untuk memberikan informasi yang lengkap, jujur, benar, jelas dan mudah dimengerti mengenai tindakan keperawatan kepada klien dan/atau keluarga sesuai dengan batasan wewenangnya
21. Dalam menerima praktik keperawatan, klien berhak dan berkewajiban memberikan persetujuan atau penolakan atas tindakan keperawatan yang akan diterimanya
22. Perawat lulusan sekolah perawat kesehatan (SPK) yang telah melakukan praktik keperawatan sebelum undang-undang ini diundangankan masih diberikan kewenangan melakukan praktik keperawatan untuk jangka waktu 6 tahun setelah undang-undang ini diundangkan
23. Praktik mandiri perawat dapat dilakukan secara perorangan dan atau berkelompok
24. Perawat yang akan melakukan praktik keperawatan secara mandiri atau di fasilitas pelayanan kesehatan harus memiliki surat tanda registrasi (STR) dan surat izin praktik perawat (SIPP)
25. Surat Tanda Registrasi (STR) diberikan oleh konsil keperawatan setelah memenuhi persyaratan
26. Salah satu persyaratan memperoleh STR yaitu memiliki ijazah pendidikan tinggi keperawatan
27. STR berlaku selama 5 tahun dan dapat diregistrasi ulang setiap 5 thun
28. Surat Izin Praktik Perawat (SIPP) diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat kesehatan yang berwewenang di kabupaten/kota tempat perawat menjalankan praktiknya
29. Salah satu persyaratan untuk memperoleh Surat Izin Praktik Perawat (SIPP) yaitu melampirkan salinan Surat Registrasi Perawat (STR) yang masih berlaku
30. Surat Izin Praktik Perawat (SIPP) berlaku untuk satu tempat praktik keperawatan dan paling banyak dua tempat praktik keperawatan
31. Perawat yang menjalankan praktik mandiri wajib memasang papan nama praktik keperawatan
32. Perawat WNA dan perawat WNI lulusan luar negeri yang akan melakukan praktik keperawatan di indonesia wajib mengikuti evaluasi kompetensi
33. Perawat WNA yang memiliki STR dan SIPP berlaku selama 1 tahun dan hanya di perpanjang untuk 1 tahun berikutnya
34. Perawat yang melaksanakan praktik keperawatan baik praktik keperawatan mandiri dan/atau praktik keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak sesuai dengan standar yang berlaku hanya dikenakan sanksi berupa teguran lisan
35. Dalam pengembangan praktik keperawatan dapat dilakukan melalui pendidikan formal dan pendidikan nonformal atau pendidikan berkelanjutan dalam bentuk pelatihan, workshop, seminar, dll.
36. Pendidikan nonformal atau pendidikan berkelanjutan ditempuh setelah menyelesaikan pendidikan keperawatan
37. Pengembangan praktik keperawatan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme perawat 38. Dalam meningkatkan profesionalisme perawat dan untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan, pemilik atau pengelola fasilitas pelayanan kesehatan wajib memfasilitasi perawat untuk mengikuti pendidikan berkelanjutan
39. Pendidikan nonformal atau pendidikan berkelanjutan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan praktik keperawatan yang didasarkan pada standar pelayanan, standar profesi, dan standar prosedur operasional
40. Dalam peningkatan profesionalisme perawat dilakukan pembinaan dan pengawasan praktik keperawatan oleh pemerintah, pemerintah daerah, konsil keperawatan, dan organisasi profesi yang diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Lampiran 6